Naira berlahan membuka matanya, hal pertama yang dia lihat infus, tatapanya mengikuti selang infus hingga dia menyadari kalau itu terhubung ke tangan kirinya. Berlahan dia mendengar suara pintu terbuka dan Tian memasuki ruangan dan membawah paperbag ditangannya.
Dia tersenyum, “Kamu sudah bangun, apa kamu merasa pusing ?”
Naira bingung ‘Ada apa dengan suami ku, dia tersenyum, apa mata ku yang salah melihat’.
“Nai, apa kamu merasa pusing ?”. Naira menggelengkan kepala sebagai tanggapan.
Tian mengeluarkan kotak makan dari paper bag, lalu membantu Naira duduk.
“Makan dulu”.
Tian mendorong sesendok nasi ke mulut Naira, Naira sedikit linglung namun dia masih memakannya. ‘Apa ini mimpi, apa dia benar suami ku’.
Sudah beberapa suap masuk kemulut Naira, berikutnya dia merasa agak mual, “Sudah, perut ku merasa tidak enak”.
Tian meletakan kotak makan itu, lalu membawah air dan beberapa obat, “Minum ini, untuk mengatasi mual”.
“Biar aku meminumnya sendiri”. Naira mengambil obat dan gelas ditangan Tian.
“Istirahatla sebentar lagi, setelah infus ini habis dokter bilang kita bisa pulang”.
“Aku kenapa bisa ada disini ?”
“Saya menemukan kamu pingsan, dan langsung membawah mu kesini”.
“Terimakasih”.
Butuh beberapa menit, “Maaf. Saya akan memecatnya besok agar semua tidak terulang kembali”.
Naira mengerti apa dan siapa yang dia maksud. Ini pertama menyaksikan suaminya berbicara lembut dan mencoba menjelaskan dirinya tampa diminta, langsung saja hati Naira kembali mancair.
“Mas, jangan diulangi lagi. Aku benar-benar membenci kamu menyentu wanita lain aku merasa bibir mu itu begitu kotor sekarang”, Naira tidak menyembunyikan ekspresi kecewanya.
Sontak Martian terdiam dengan kalimat yang dilontarkan Naira, ‘Begitu kotor’. Dia sedikit tersinggu, ingin marah namun dia ingat kondisi Naira yang sedang hamil.
“Lebih baik kamu tidur, kata dokter kamu harus banyak istirahat jangan banyak pikiran. Aku akan mengatakan ini sekali dengar baik-baik”.
“Apa itu ?” Naira menatap suaminya.
“Aku akan berusaha bersikap lebih baik dan aku akan mulai belajar mencintai mu”.
“Benarkah mas”, Naira terkejut. Tian menganguk sebagai tanggapan, Naira meneteskan air mata bahagia, harapan yang dia impikan akan segera terhujud.
Tian memeluk istrinya, lalu mencium keningnya, “Tidurla”.
Dia membaringkan Naira, dan mengelus lembut kepala Naira hingga tertidur. Dia belum memberi tahu tentang kehamilannya, besok pagi saja dia akan memberitahunya.
Mereka kembali kerumah sudah pukul 8 malam. Naira tidakningin makan, namun Tian memaksanya untuk memakan roti.
Keesokan paginya Tian mendengar suara seseorang yang sedang munta dikamar mandi, membut dia terbangun dari tidurnya.
“Naira kamu kenapa ?”
“Entahlah mas, perut ku merasa tidak nyaman dan kepala ku pusing. Akhir-akhir ini aku selalu seperti ini tapi tidak pernah separah ini”.
Naira merasa lemas dia sudah muntah hingga isi perutnya tidak ada lagi dan yang yang ia muntahkan sudah terasa pahit.
“Istirahat dulu”, tian memegangi Naira membawahnya ketempat tidur.
Tian meninggalkan kamar sebentar beberapa menit kemudian dia membawah nampan berisi roti dan susu.
“Sayang makan dulu”,suara Tian lembut.
Naira merasa tidak percaya melihat suaminya seperti ini dan memanggilnya sayang. Memang pada dasarnya Tian sangat baik, namun karena kesalah paham yang terjadi membuat sikapnya sangat kasar.
Dinampan ada sebuah amplop putih, “Apa ini ?”
“Bukalah”.
Naira membukanya dan melihat ada foto dari hasil USG dan keterangan kalau dirinya hamil 5 minggu.
“Ini beneran mas ?”. Tian mengangguk dan tersenyum.
’Terima kasih tuhan, dengan adanya bayi ini suami ku akhirnya bisa menerima ku. Tidak ada yang lebih indah dari anugra ini’, dalam hati Naira.
“Minumlah dulu susu ini. ini susu ibu hamil kemarin aku membelinya atas saran dari dokter. Setelah sarapan minum vitamin yang diberikan dokter”.
“Iya mas”.
Hari-hari dilewati setelah dia hamil sangat baik, suaminya menjadi lebih perhatian, setiap pagi dia akan menyiapkan susu ibu hamil dan siang hari Tian akan selalu menelpon mengingatkan untuk makan dan minum vitamin. Sebelum pulang kerja dia menelpon menanyakan apa yang ingin Naira makan dan dia akan menurutinya.
...............................................................................
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan kata. Like, komentar dan saran para pembaca sangat dibutuhkan untuk perbaikan selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Wiwin
cukup sampai eps 9 aja... semangat y thor jangan bosan menulis
2020-06-24
0
Nhon Iis
baper akutuuu
2020-05-26
0
Nurul Hidayati
nayra terlalu naif
2020-05-23
6