Kebetulan satpam tidak ada dan pintu tidak terkunci, Naira langsung masuk menuju pintu rumah.
Dia memencet bel, “ting tong, ting tong”.
Pintu dibuka oleh Bik Mirna, “Eh non, Ibu belum pulang kerja”.
Naira tersenyum, “Saya hanya mau ambil biola dikamar saya Bik”.
“Silahkan non, janga lama-lamanya sebentar lagi nyonya sampai rumah”.
Semua orang dirumah tahu kalau nyonya rumah melarang Naira datang kerumah, tapi bibik tidak enak hati melarang Naira toh dia sudah lebih dari 10 tahun dibesarkan dirumah ini.
Naira masuk kekamarnya, kamar bernuansa putih biru dididing atas kepala tempat tidurnya terpajang fotonya berukuran 25R, di meja belajarnya terdapat foto kakek, nenek, Mama Sonya dan dirinya saat masih kecil. Tidak ada yang berubah sedikitpun dari kamar ini, dia kira ibunya akan membuang semua barang-barangnya. Naira tidak ingin membuang waktu lama-lama, dia membuka lemari kaca disebelah tempat tidur mengambil Biola.
Disisi biola terukir nama “Abigial,. Frenzo”, itu nama ayah kandungnya yang tidak pernah ia lihat bahkan fotonya. Biola ini kenangan yang ditinggalkan untuk Ibunya, Naira menemukan Biola ini dilemari lama ibunya di rumah neneknya.
Naira sudah berada didepan rumah memegang tas biola, dan detik itu juga kedua orang tuanya dan adiknya turun dari mobil yang sama. Mamanya menatap dengan sinis, adiknya juga menatapnya tidak suka, papanya menatap dengan keterkejutan.
‘Pandangan apa ini, sangat lucu apakah aku iblis atau hantu’, batin Naira.
“Ngapain kamu kesini ?”, tanya Mama Sonya.
“Saya hanya mengambil Biola Ma, sekarang akan pergi”, jawab Naira dengan lembut.
“Pergi sana”, usir mamanya. Sedangkan kedua orang lainnya hanya diam tanpa mengatakan apa-apa.
“Permisi Ma, Pa, Atala”. Naira berjalan menjauh dari ketiga orang itu namun dadanyanya serasa sesak, kenapa dia diperlakukan begini oleh keluarganya sendiri. Namun Naira menolak untuk menangis, dia memilih menelan asam dari pada harus menangis.
Naira masuk kemobilnya, “Jalan pak”.
“Baik Bu”.
Diperjalanan dia terus berpikir bagaimana untuk mendekati keluarganya dan membuktikan kalau dirinya tidak bersalah atas kematian Ralin. Tapi, Dia harus mulai dari mana ? terlintaslah pikiran ‘Pasti ini salah satu teman-teman ku malam itu. Tapi bukakah semuanya mabuk hingga pagi’.
Naira menggelengkan kepalanya, "Lupakan, tidak akan ada jalan keluar”, gumamnya.
“Lupa apa ya Bu ?”
“Tidak ada pak”.
Dikediam Teuku
Seorang pemuda berusia 20-an sedang bergelut dengan laptopnya, dia mengenakan kaca matanya keseriusannya tidak menghilangkan ketampannya dia, Teuku Khalik Akbar.
“Akbar, Sayang makan malam dulu”, Wanita paru Baya menghampirinya, dia Widya Hamza.
“Ya sebentar bu”.
“Sayang ayo, kakek sama ayah udah menungu dimeja. Nanti teruskan lagi”.
Akbar melepaskan kaca matanya, “Baiklah”. Dia berdiri sambil menggandeng tangan Ibunya.
Dimeja makan sudah ada 3 orang yang menunggu, ayah, kakek, dan adik perempuannya.
“Ini nih, yang bikin makan malam telat mulu”, ketus Tiara adiknya yang masih duduk di bangku SMP.
“Telat dikit dek, ngga akan kurus mendadak kamu”.
“Kakak !”, Tiara tersinggung tubuhnya memang berisi dan pipinya tembem, ibunya bilang ngga usah diet karena masih kecil.
“Udah-udah, Kakak ngga usah godain adek terus”, kata ayahnya, Teuku Anzar Lariksa.
Kakeknya duduk dikursi utama, ayah dan ibunya disebelah kanan kakek, sedangkan sebelah kiri kakek dia dan adiknya.
“kamu mengajukan beasiswa ke Jerman ?”, tnya kakek Hamza.
“iya kek, pendaftaran saya sudah dikirim, walaupun ngga dapat beasiswa saya masih akan pergi kesana”.
“Ya baguslah, Tapi rumah ini akan sangat sepi. Prabowo dan anak-anaknya diluar negeri dan sepertinya tidak ada cucuku yang tertarik untuk bergelut didunia hukum”.
“Kakek melupakan aku, Tiara mau jadi hakim seperti Kakek”, kata cucunya yang paling bungsu, Cut Mutiara Anaya.
“Ya gadis kecil kakek, harus belajar dengan giat mulai dari sekarang”.
“Iya kakek”, Tiara menjawab dengan semangat.
Widya dan Anzar hanya tersenyum melihat kelakuan anak bungsunya. Mereka sangat senang memiliki anak-anak yang baik dan berbakti. Akbar penuh kelembutan, penyayang, dan pintar, Sedangkan anak bungsunya Tiara sangat manja namun dia baik dengan orang-orang disekitarnya dan sangat penurut.
............................................................................
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan kata dan penyusunan kalimat. Like, komentar dan saran para pembaca sangat dibutuhkan untuk perbaikan selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Echry Jayanti
jadi GK hafal karna terlalu banyak tokoh2,, jgn tellu ditail Thor,yg penting aja yg di tulis ribet bacanya
2020-10-27
2
Ida Bell
baca ja tk ush terllu banyak komen buat novel gk gampang lo...
2020-09-26
3
Mbok Wami
migren bacae muter kya kitiran
2020-08-29
3