The Second Prince
Azka Leon Remanov. Adik satu-satunya dari seorang Axila Lian Remanov, wanita cantik yang jenius dan dingin.
Axila menceritakan tentang siapa sebenarnya dirinya pada Azka, namun Azka tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh kakaknya.
Bagaimana mungkin ia percaya, jika yang dikatakan oleh kakaknya itu sama saja seperti fiksi. Melakukan perjalanan waktu? omong kosong!
Namun Axila membuktikannya, ia memperlihatkan elemen yang ia punya, namun tidak dengan ruang dimensi yang ia miliki.
Perlahan Azka percaya, namun itu masih membuatnya ragu.
Axila sudah menikah dua setengah tahun yang lalu dengan suaminya, Levi Alexander.
Mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang sangat lucu dan pintar, anak itu juga mewarisi kemampuan ibunya. Yaitu membaca pikiran seseorang. Namanya adalah Adelia Putri Alexander.
Kini, mereka sedang berlibur di Sanghai, China.
Azka juga sudah menjadi seorang pemuda tampan yang sama seperti kakaknya. Pandai dan pupuler.
Azka menjadi seorang pengusaha dan juga aktor, membuat banyak wanita menyukainya.
Namun tak ada satupun yang masuk kedalam daftar calon pacar ataupun calon istri untuknya.
"Azka, aku dan Rose kebawah dulu. Kau masih ingin disini?" tanya Axila yang sudah memakai pakaian santainya dan siap turun ke lantai bawah lalu bermain di kolam renang dengan putrinya.
"Ya, Nonna." balas Azka.
"Baiklah, jika bosan susul saja kebawah." sambung Axila lagi.
Azka mengangguk, matanya tertuju pada kalung yang selalu dikenakan oleh kakaknya. Kalung berbentuk teratai dengan giok yang menghiasinya dibagian tengah.
"Noona tak memakai kalung mu?" tanya Azka ketika Axila hampir sampai di pintu.
"Tidak, kau simpan sajalah dulu." balas Axila dan menghilang dibalik pintu.
Azka tak menyimpannya, ia malah mengenakan nya dan berkaca di layar ponselnya.
"Bagus juga." gumamnya pelan.
Setelah beberapa menit, ia berjalan kearah balkon, melihat dari atas bagaimana pemandangan di kolam renang.
Tatapannya tertuju pada sang kakak dan ponakan, Mereka terlihat senang ketika bermain air. Namun setelah itu Axila beranjak keatas, meletakkan putrinya diatas tempat duduk lalu berjalan menjauh. Sepertinya ia ke toilet sebentar.
Namun hal yang membuat Azka menegang adalah ketika ponakannya berusaha turun dari tempat ia duduk, lalu merangkak kearah kolam lagi.
"Adel jangan kesana!... Adel berhenti!... Adel!..." Azka panik, ia berteriak pada siapapun yang berada dibawah sana, namun sepertinya tak ada siapapun. Sepertinya kakaknya lagi-lagi menyewa kolam renang untuk hari ini agar ia puas bermain dengan putrinya.
Azka semakin kalang kabut ketika melihat Adelia semakin mendekat lalu.
Byurrr!!
"Adel!!.. Adel!!" pekik Azka, ia langsung menaiki batas balkon dan melompat dari sana tanpa berfikir panjang. Tangan kirinya entah mengapa malah memegang kalung sang kakak.
Namun Azka kalah cepat dengan salah seorang office girl yang menceburkan diri kedalam kolam lalu berenang dan mengambil Adelia keatas.
Telat saat itu juga Azka masuk kedalam kolam renang.
BYURRR!!!!
Mata Azka terpejam, kepalanya mengenai lantai dasar kolam lalu berdarah.
Pandangan Azka mengabur seketika, dan perlahan mulai sedikit gelap dengan keadaan masih memegang erat kalung milik kakaknya.
Axila yang kembali dari toilet melihat bagaimana Adiknya terjatuh kedalam air, ia langsung melompat kedalam kolam dan menyelamatkan Adiknya.
Axila membawa Azka keatas permukaan, melihat ada darah yang keluar dari kening Adiknya.
"Azka! Azka kau mendengar ku?" Axila menepuk pipi Azka pelan, berusaha agar Adiknya membuka mata.
Matanya tertuju pada office girl dan putrinya yang saat itu sedang menangis dan memanggilnya, merentangkan tangannya agar digendong oleh Axila.
"Panggil kan orang untuk membawa adikku kedalam kamarnya." ujar Axila panik, dia mengambil putrinya dari wanita itu dan membiarkan wanita itu memanggil orang untuk membawa Adiknya kedalam kamarnya.
Dilain sisi, kesadaran Azka kembali. Membuat pria tampan itu segera membuka matanya namun sepertinya ada yang aneh.
Dia masih berada dalam air, membuatnya segera berusaha agar segera kepermukaan.
Dia malah melihat kolam yang terbuat dari kayu. Dan pemandangan yang lain dan bukan berada di hotel lagi.
"Huhh.. dimana ini?" gumamnya pelan, saat Azka akan beranjak dari sana kepalanya berdenyut dengan sangat keras, membuat keseimbangan tubuhnya goyah sehingga membuat pria itu terjatuh.
Bruggg!!
Suara yang ditimbulkan membuat pelayannya segera masuk kedalam kamar mandi dan melihat tuannya sedang terbaring.
"Pangeran!" pekiknya, ia segera membangunkan tuannya dengan memanggilnya, namun tak mendapatkan jawaban. Ia langsung memapah Tuannya keluar dari kamar mandi, membawanya ke kasur dan membaringkan nya.
Azka justru kehilangan kesadaran saat bayangan itu datang.
Ingatan seseorang yang sebenarnya bukanlah miliknya.
Ingatan dimana seorang pemuda yang mengenakan pakaian biru langit itu dituduh oleh salah seorang penjaga, didukung oleh selir agung dan putra nya. Yang sebenarnya adalah orang yang sudah merencanakan semua ini untuk mengambil ahli kekaisaran itu.
Kekaisaran dimana dipimpin oleh ayahnya yang adalah seorang kaisar yang dingin dan tak berperasaan.
Selir Agung itu adalah selir dari ayahnya, wanita yang sama sekali tak membuat ayahnya tertarik, bahkan pada ibunya saja yang adalah permaisuri, juga tak dapat membuat hati ayahnya luluh.
Dan malah tertarik pada selir kehormatan.
Dimana ketika hari itu terjadi perjamuan makan malam antar anggota kerajaan, namun pangeran kedua tak hadir dan malah sedang membaca buku di perpustakaan. Lalu tiba-tiba seorang pria yang berpangkat sebagai Jendral beserta para pengawalnya datang lalu menyeretnya ke aula istana.
Dengan perasaan yang masih bingung, ia malah dituduh meracuni saudara kembarnya yang adalah seorang putra mahkota.
Semua bukti mengarah padanya, bahkan pelayan yang selama ini bersamanya adalah seorang mata-mata dari pihak lawan.
Dimana pelayan itulah yang menaruh bubuk racun tikus dibawah kasurnya.
Hal itu membuat kaisar sangat kesal dan kecewa, memerintahkan pengawalnya untuk menyeret pangeran kedua ke istana dingin.
Dan disanalah awal kepedihan hidupnya dimulai.
Setiap hari ia selalu saja mengerjakan semua pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh pelayan, memasak, membersihkan istana, dan mendapatkan perlakuan kasar dari adik tirinya, pangeran ketiga.
Pangeran ketiga selalu saja menyiksanya dengan elemen yang dimiliki oleh pria itu, menyiksanya dengan elemen petir.
Kaisar juga membatasi akses yang bisa diterima oleh pangeran kedua, memberikannya bahan makanan yang sangat tak layak, dan masih banyak lagi.
Hingga tiba dihari itu, hari dimana pangeran ketiga dan selir agung mengakui semua rahasia mereka padanya, kemudian membunuhnya dengan cara yang sangat kejam.
Meminumkan racun yang sama padanya dengan putra mahkota.
dalam keadaan itulah pangeran kedua berdoa pada yang pencipta.
Agar ia bisa mengulangi semua ini, ia tak ingin keluarganya berakir seperti ini, penuh dengan penghianatan dan penyiksaan. Yang juga diterima oleh anggota kerajaan lainnya.
Dan disaat nyawanya sudah tak tertolong, badan nya sudah mulai dingin akibat jantung yang tak berdetak lagi. Disaat itulah, daun-daun berhenti bergerak, yang sudah terjatuh kembali melayang dan menempel pada ranting-ranting pohon.
Saat itulah sang pencipta mengabulkan permintaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Yoni Asih
lanjut
2024-10-02
0
Imam Sutoto
lanjut
2024-08-08
1
Ira
.
2024-07-15
1