Kaisar Terdahulu baru saja kembali, mereka cukup banyak membicarakan hal-hal yang pria itu rasa sangat mengagumkan.
Seorang utusan dari Putra Mahkota datang ke kediaman Yi Feng, mengantar pesan dari tuannya.
Ternyata pemuda itu mengundang Adiknya makan malam bersama, antara kakak dan adik.
Tentu saja Yi Feng menerima undangan itu.
Hari telah gelap, tanda jika malah telah tiba.
Yi Feng ditemani oleh pelayannya pergi ke kediaman Putra Mahkota, menghadiri undangan makan malam dari pemuda itu.
Saat tiba, Kasim mengumumkan kedatangan Yi Feng, kemudian pemuda itu memasuki ruangan makan yang telah ditata dengan baik oleh para pelayan.
Di ruangan itu tak ada siapapun didalam nya, hanya ada kesunyian.
"Silahkan Yang Mulia duduk dan menunggu Yang Mulia Putra mahkota," ujar Kasim itu.
"Memangnya Dimana kakakku?" Tanya Yi Feng.
"Putra Mahkota masih bersiap, Yang Mulia," balas Kasim itu.
Yi Feng mengangguk, ia duduk ditemani oleh pakaiannya yang duduk dengan jarak tertentu.
Tak berselang lama, Kasim mengumumkan kedatangan Putra Mahkota.
"Salam kepada kakak, Semoga panjang Umur," ujar Yi Feng memberikan salam namun pemuda itu masih berada ditempatnya, hanya menundukkan kepalanya saja.
"Kau sudah tiba?" Pemuda tampan itu berjalan mendekat, ia duduk dihadapan Adiknya.
"Sajikan!" Perintah Putra Mahkota, tentu saja para pelayan mulai memasuki ruangan itu sambil membawa nampan yang diatasnya terdapat berbagai macam masakan.
Mereka meletakkan semua jenis makanan diatas meja dengan sopan, lalu kembali keluar dari ruangan itu dan menyusahkan dua kakak beradik tersebut.
"Kau tak makan?" Tanya Putra Mahkota yang mulai menikmati makan malamnya.
Yi Feng mengambil sumpit lalu mengambil beberapa lauk dan meletakkan diatas nasi nya, ia mulai menikmati makanan itu.
"Lumayan, namun masih ada yang kurang." Gumam Yi Feng namun masih didengar oleh Putra Mahkota.
"Apa yang kurang? Semua makanan ini dimasak dengan rempah-rempah yang berkualitas," ujar Putra Mahkota.
"Tetap saja ada yang kurang, daging ini harus dimasak dengan kemiri, lada dan daun salam agar bisa menambahkan cita rasa yang menggoda.
Sayuran nya memang sudah enak, namun jika ditambah micin itu akan semakin enak.
Ini...
Ini...
Dan ini..." Yi Fang hanya bisa terdiam saat Adiknya itu berkomentar tentang semua masakan yang disajikan, ia bahkan tak tahu apapun karena baginya ini sangatlah cocok dengan lidahnya, ini adalah makanan mewah.
"Kau seperti nya tahu banyak tentang masakan," potong Yi Fang yang membuat Yi Feng terdiam sesaat.
"Makanan yang disajikan itu harus dimasak dengan benar agar bisa menghasilkan rasa yang enak, itulah kenyataannya," balas Pemuda itu santai dan kembali menikmati makanan yang sudah tersedia.
Jika semua makanan seperti ini, sepertinya Yi Feng harus memasak sendiri. Dia adalah pecinta makanan lezat, dua juga mempunyai hobby memasak dan semua yang ia masak itu selalu lezat.
"Aku menerima makanan bernama puding tadi siang, pelayan mu yang membawanya. Dia mengatakan jika makanan itu kau yang membuatnya, apakah itu benar?" Tanya Yi Fang.
Yi Feng mengangguk, "itu sangat mudah membuatnya. Jika kakak mau, aku bisa memberikan resepnya pada kepala koki agar dibuatkan," tawar Yi Feng.
"Tentu, aku menyukai nya. Terima kasih,"
"Ehh?"
"Terima kasih karena kau telah menyelamatkan ku, untuk bubur tadi pagi dan juga puding nya." Ujar Yi Fang.
Yi Feng tersenyum, "Itu bukan masalah. Mereka pasti akan merencanakan hal lain lagi agar mencelakai mu."
"Kau tahu sesuatu?" Tanya Yi Fang penuh selidik.
Yi Feng mengangguk, "ada banyak hal yang aku ketahui. Mereka berencana untuk melumpuhkan mu, kemudian menuduhku yang melakukan hal itu dan otomatis aku akan mendapatkan hukuman dari Ayah Kaisar, setelah itu mereka akan memulai rencana mereka yang lain.
Aku tak bisa menjelaskan semuanya, namun yang pasti. Berhati-hatilah kakak, banyak musuh yang bersembunyi dibalik bayangan." Ujar Yi Feng panjang lebar.
Yi Fang yang mendengar hal itu sedikit terkejut, jadi Adiknya itu telah mengetahui sesuatu?
"Kau terlihat aneh sejak malam itu, apa terjadi sesuatu?"
"Jangan khawatir, Kak. Aku baik-baik saja, lagi pula ada yang selalu melindungi kita secara diam-diam.
Tak ada yang bisa menyentuh kita lagi, tenanglah," balas Yi Feng santai.
Ia kembali meletakkan sumpitnya, "Aku selesai. Terima kasih untuk makanannya," ujar Yi Feng.
"Kau mau kembali sekarang?" Tanya Yi Fang yang juga meletakkan sumpitnya.
"Masih mau mengobrol?" Tanya Yi Feng.
Yi Fang tak menjawab, ia hanya terdiam saja.
"Apakah besok kakak sibuk?" Tanya Yi Feng dan diangguki oleh pemuda yang berada dihadapannya.
"Kau membutuhkan sesuatu?"
Yi Feng menggeleng, "Jika mau keluar istana, aku ingin ikut."
"Memangnya kau mau kemana? Tumben sekali kau mau keluar dari sangkar emas mu itu," tanya Yi Fang sebagai seorang kakak, tentunya ia sangat mengenal Adiknya. Karena mengapa? Karena pangeran ini selalu saja mengurung diri dikediaman nya, meskipun Yi Fang mengajaknya keluar namun ditolak oleh pangeran ini.
"Aku hanya bertanya saja, Kakek menyuruh ku untuk keluar dari kediaman dan melihat dunia luar. Aku hanya berusaha saja," ujar Yi Feng memberitahu.
"Wilayah Utara. Aku akan pergi ke sana besok," tiba-tiba saja pemuda itu mengatakan apa yang akan dia lakukan besok
"Memangnya terjadi sesuatu disana?" Balas Yi Feng.
"Aku menerima laporan jika tumbuh pohon aneh, buahnya pahit dan tak bisa dimakan.
Meskipun tak beracun, namun aku akan melihatnya dulu." Jelas Yi Fang.
"Kau boleh ikut, malah lebih bagus lagi,"
Tentu saja bagus karena Yi Fang selalu berusaha agar Adiknya mau keluar dari sangkar emas nya namun tak pernah berhasil. Dan sekarang, pangeran ini yang mau mengajaknya sendiri.
"Baiklah, aku akan menunggu. Aku bosan di kediaman ku, kau harus menepati apa yang kau katakan, Kak," balas Yi Feng, akhirnya ia kembali ke kediamannya.
............
Hari telah pagi, Yi Feng telah bersiap dan menunggu kabar keberangkatan.
Yi Fang menyuruh para pelayan untuk menyiapkan kereta kuda untuk keberangkatan mereka berdua, ia tahu jika adik nya itu tak suka dengan panasnya matahari padahal ia adalah seorang pangeran.
Yi Fang tak mempermasalahkan hal itu, yang terpenting Adiknya tak berubah pikiran saat di ajak untuk melihat dunia luar.
Setelah menjemput adiknya, kedua pangeran itu mulai pejalan mereka.
"Kita akan sampai dalam beberapa jam perjalanan, karena kita menggunakan kereta sehingga perjalanan sedikit lebih lama lagi." jelas Yi Fang saat mereka didalam kereta, Yi Feng mengangguk tanda mengerti.
Ia sedang berusaha agar terasa nyaman, bagaimana pun jalanan ini bukanlah mobil yang melaju di jalan aspal sehingga tak bergoyang-goyang seperti saat ini.
Mereka akan tiba ketika hari mulai siang, jika ditebak mungkin sekitar pukul 10, lelah juga terus duduk seperti saat ini.
Rasa bosan menghampiri Yi Feng, dan tentunya Putra Mahkota yang adalah kakaknya juga merasakan hal itu.
"Ada apa? Kau bosan?" tanya Yi Fang.
Yi Feng mengangguk, "apa tak ada camilan? Aku mulai sedikit lapar," keluh Yi Feng.
Aiss... bagaimana dia bisa lupa? Padahal semalam Yi Fang begitu senang sehingga mempersiapkan segalanya agar Adiknya itu merasa nyaman saat mereka berpergian, namun mengapa dia bisa melupakan camilan yang menemani perjalanan mereka?
Yi Fang menyalahkan dirinya sendiri.
"Maaf, aku melupakan jika kau sangat mudah bosan, aku akan menyuruh seseorang untuk membelikan camilan untukmu." ujar Yi Fang.
"Tak perlu, Kak. Aku sepertinya membawa beberapa camilan, tunggu sebentar," Yi Feng mengeluarkan beberapa bungkus camilan yang berada di ruang dimensi, tentunya camilan dari zaman modern.
Ada keripik kentang, biskuit, permen, coklat, dan masih beberapa camilan lainnya. Termasuk roti.
Yi Fang memandangi bungkusan Snack yang dikeluarkan oleh adiknya dengan terheran-heran.
"Apa ini?" tanya Yi Fang.
"Camilan, ayo makan," Tangannya meraih bungkusan keripik kentang, membukanya lalu mulai menikmatinya sambil disodorkan pada Putra Mahkota, kedua pemuda itu menikmati keripik kentang dengan penuh nikmat.
Yi Fang sendiri baru pertama kali memakan keripik kentang, tentunya ia sangat terkejut saat merasakan renyahnya keripik kentang ditambah rasanya yang sangat enak.
"Lalu itu?" tunjuknya pada bungkusan cokelat.
Yi Feng meraih bungkusan Cokelat, "ini namanya cokelat, rasanya manis dan enak, cobalah," setelah membuka bungkusan nya ia mengambil potongan cokelat dan menikmatinya.
Yi Fang awalnya ragu, namun ia melakukan hal yang sama.
Rasa cokelat yang manis membuatnya sangat terkejut, "ini... ini sangat enak. Manis dan lembut, aku menyukainya."
Terdengar obrolan dari dalam kereta, dan itu hak yang sangat menyenangkan bagi kedua pangeran tersebut.
Perjalanan mereka Sampai tak terasa karena mereka menikmati perjalanan tersebut.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Nilam Barakatih
knp rambutx gk dipotong pendek ala2 korea zaman skrg,biar keren,pas org2 lht pada kaget,tp rambutx klhtn keren😍
2022-02-16
1
lien
makin suka sama Azka
2021-09-28
0
Ny Haris
pohon pare yg tumbuh
2021-06-23
1