MY BAD BOY IN SUIT: Sin Or Death
Seorang gadis kecil terus berlari tanpa tujuan dibawah derasnya rintik hujan. Air mata yang menetes membaur bersama air hujan yang membasahi tubuh kecilnya.
Ia menangis terisak, namun hujan membantunya menyamarkan tangisannnya. Ia tidak punya tujuan, namun berjalan dibawah hujan membuat segala sesak di dada dan panas di hati menjadi berangsur hilang dan menyejukkan.
Langkahnya terhenti di tengah jembatan besar di atas sungai Han. Ia masih kecil, namun beban yang ia pikul terlalu berat untuk anak seusiannya. Hal yang tak seharusnya anak seusiannya tidak lihat, namun ia melihat segalanya.
Pandangan gadis itu kosong, bahkan tanpa sadar ia telah sampai diatas sebuah sungai yang luas dan pastinya amat dalam. Untungnya petir yang berbunyi amat keras menyadarkan lamunannya. Ia menghapus air mata yang membuat matanya berkaca-kaca.
"Ahh.. ahh.. " terdengar suara anak laki-laki kesakitan ditengah derasnya hujan.
Gadis kecil tersebut menoleh dan mencari sumber suara. Kedua matanya tertuju pada tiga anak laki-laki yang lebih tua darinya berada tak jauh dari tempatnya berdiri.
Dua orang anak memukul satu anak lainnya yang sendirian. "Sakit Leo, berhenti Ahhhh... sebenarnya apa salahku padamu" kata anak yang dipukuli tersebut.
Gadis itu bisa melihat darah di beberapa bagian tubuhnya yang membaur bersama air hujan yang membasahi tubuhnya.
"Salah mu? Hahaha..Pukul dia lagi" kata seorang anak pada satu anak lainnya. Sepertinya yang mengatakan itu adalah bosnya.
Dia kembali dipukul dan ditendang, ia hanya bisa berusaha menahan sakit.
Anak yang menjadi bosnya lalu jongkok di depan anak itu, "Jika bukan karena kau maka aku tidak akan mendapatkan peringatan dari sekolah" ujarnya sambil menarik kerah anak itu.
"Ttttapi bukan kah memang kau yang salah telah menggangguku. Kau yang merisakku duluan" jawabnya ketakutan.
"Makanya sudah aku katakan sejak awal posisi siswa terbaik hanya untukku bukan pria culun sepertimu. Karena keberadaanmu aku tidak bisa mendapatkan gadis itu" katanya.
Mereka kembali memukuli anak itu dan mendorongnya. Anak itu menggantung dipinggir jembatan yang tinggi nan mengerikan.
"Ayo kita pergi sebelum ada yang melihat kita" kata mereka meninggalkan anak itu masih bertahan menggantung.
"Tolong... tolongg" teriak nya dari sana.
Gadis kecil itu segera berlari mendapati anak yang menggantung di tepi jembatan. Ia sedang bertahan memegang erat pagar jembatan seraya memanggil orang yang kerap dipanggil mommy.
Gadis kecil itu segera berlari menghampiri anak laki-laki yang menggantung tersebut.
"Kak, pegang tanganku yang kuat" ujar gadis itu sambil menawarkan tangannya.
Anak itu berusaha menggapai tangan kecil gadis tersebut, walaupun gadis itu lebih kecil darinya namun yang terpenting ia harus selamat.
Gadis itu mengeluarkan seluruh tenaga yang ia miliki untuk menariknya ke atas. Untungnya Tuhan masih memperbolehkan anak itu selamat, jadi pertolongan tersebut tak sia-sia. Anak itu terangkat dengan susah payah dan mereka terjatuh ke lantai jembatan bersamaan.
Mereka saling berpelukan di derasnya hujan dan tanpa sengaja anak itu mencium pipi gadis itu.
"Ohh maaf hiksss" kata anak itu segera bangkit. Ia memperbaiki pakaiannya karena terlalu berantakan dan menghapus air matanya.
Keduanya merasa canggung, "baiklah saya pergi dulu, jangan menangis lagi. Kakak jelek saat menangis" ujar gadis itu.
Dia mengambil kaca mata anak tersebut kemudia memberikannya, "Ini kacamata kakak" dan langsung berlari meninggalkan anak itu.
Anak itu langsung berhenti menangis karena dikatai jelek.
Ia ingin berterima kasih karena telah menolong namun baru saja ingin menatap ke arah sang penolong, ia malah melihat orang itu telah berlari cukup jauh.
"Tapi aku belum mengatakan terima kasih" ujarnya pada dinginnya hujan yang menemaninya sendirian.
Anak itu hendak pergi dan ia menginjak sesuatu. Ia mengambil benda tersebut dari bawah kaki, dan menemukan sebuah liontin yang cantik.
"Aku pasti akan menemukan mu dan mengatakan terima kasih" ujarnya bersumpah pada dirinya sendiri.
Ia menyimpan liontin tersebut ke dalam kanton gnya lalu pergi meninggalkan jembatan tersebut ke arah yang berlawanan dengan gadis itu pergi.
Gadis kecil itu kembali ke rumah pastinya masih dengan hati sedih. Bagaimanapun masih ada orang yang lebih terluka darinya hingga ia mengakhiri hidup seperti anak laki-laki yang ia bantu tadi.
Gadis itu harus bisa bertahan dengan kondisi yang ia rasakan. Ia harus percaya bahwa suatu saat nanti ia akan menemukan seorang pangeran penolong hidupnya.
"Dari mana saja kau? Hah?" ujar seorang wanita dewasa cantik dan sexy sedang berdiri menyandarkan punggung di sisi pintu.
Gadis itu menunduk tak menjawab, ia gemetar ketika mendapati sorot mata intens yang menyaramkannya.
Wanita itu kemudian menarik dengan keras rambut basah gadis kecil itu, "Jika aku bertanya jawab bodoh!!" ujar wanita itu kesal.
Gadis itu menahan sakit pada kepalanya, "Ah. ah. maaf ma, aku tttadi tttadddii keluar sebentar" jawabnya ketakutan.
Wanita itu semakin menguatkan tarikannya di rambut basah tersebut "Oh jadi kau mau kabur, kau fikir kau bisa kabur gadis menjijikkan?!!" katanya dan mendorong gadis itu hingga terjatuh.
Ia meninggalkan anak itu di teras sendirian menangis. Siku tangannya berdarah karena tergores saat membantu anak laki-laki yang lebih tua darinya tadi, akan tetapi itu bahkan tidak seperih luka hatinya.
Ia segera bangkit dan masuk ke dalam rumah mereka untuk segera membersihkan diri dan bersembunyi kembali di dalam kamar layaknya burung dalam sangkar.
Gadis kecil berusia 7 tahun namun luka perasaannya lebih dalam dari orang dewasa lainnya. Dikurung setiap hari kecuali pergi ke sekolah dan tak punya teman begitu menyakitkan. Bahkan ia harus menerima aniaya berupa perilaku bully dari anak-anak lainnya.
Di kamar, gadis itu duduk bersandar ke sisi kasur. "Apakah kakak itu kembali dengan selamat?" tanyanya pada keheningan yang membalut ruangan.
Ting.. ting.. ting..
Bunyi alarm jam makan malam bergeming dari jam bakernya. Katika waktu seperti ini, maka wanita tadi biasanya akan pergi dan para pelayan akan meninggalakan rumah untuk beristirahat. Maka ini adalah kesempatannya untuk dia keluar dari kamar untuk makan.
Ia tak akan pernah mengijinkan jika ada yang datang kamarnya selain wanita itu. Para pelayan bahkan menganggap gadis itu adalah seorang gadis kecil aneh yang anti-sosial.
Namun ia bukannya tak mau, namun ia hanya tak ingin membuat para pelayan akan dihukum dan disiksa oleh wanita itu. Menderita sendiri lebih baik dari pada harus melihat orang lain ikut menderita karena kita sendiri, karena itu sangat menyakitkan.
✨✨✨
Hola Readers ku yang uwu 😘😘
Jadi novel ini akan aku buat dalam kedua sudut pandang tokoh utamanya. So enjoy ur time!!!
Maaf ya guys aku ada revisi bagian yang kurang masuk akal. Maaf karena jadi mengganggu kalian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Kucrit Ngehe
Daebak ♥️♥️
2021-06-29
1
Nurul Lukmana
hallo author aku baru mulai baca, sukaa banget sama tata bahasa nya, kek nya seru deh, action kan ini ? kalau iya semoga gak mengecewakan 😁
2021-05-15
1
My Harry
baru mulai ikut baca..semoga serru y
2021-05-14
1