/ Pusat Latihan dan Kebugaran Atletik Seoul /
Air kolam bergemuruh setelah dilewati oleh sebuah tubuh kekar yang atletik. Seorang pria tengah menggunakan tenaga dan otot tubuhnya menaklukkan air kolam yang dingin dan tenang.
Pria tersebut berhenti mengayukan tangan dan kaki setelah ia mencapai ujung kolam. Ia melihat perhitungan waktunya lebih lama 0.2 detik dari target.
Bagi seorang atlet renang kecepatan dan ketepatan adalah segalanya. Fokus dan membiarkan tubuh menyatu dengan air adalah kunci bagi perenang. Tapi saat ini pikiran Edward sedang kalut sehingga tidak bisa fokus.
Edward duduk di tepi kolam dengan tubuh yang masih basah. Pandangannya sendu melihat air kolam yang masih sedikit bergelombang. Walaupun berbeda warna tetapi air-air itu mengingatkannya pada air sungai dimana dia dan ibunya terjatuh dan tenggelam.
"Kenapa kau merenung sendirian? Apa ada masalah?" ujar seseorang yang tiba-tiba datang menepuk pundaknya.
Edward terkejut, "Ahh kamchagiya, you starled me" umpatnya pada pria yang datang itu. Lucas duduk di kursi santai kolam renang merilekskan tubuhnya yang terbalut oleh grey sweater.
"Makanya jangan melamun sendirian" kata Lucas bercanda.
Edward mengambil handuk yang sudah ia letakkan di kursi untuk mengeringkan tubuh. "Tumben kau datang, apa hari ini kau tidak bekerja? Atau kau sudah dihusir Steven?" tanya Edward bercanda juga.
Lucas mengambil apel yang ada di meja dan memakannya, "Hari ini aku libur tanpa aku jelaskan kau pasti sudah tahu maksudku" jawab Lucas malas.
Atlet renang terkenal itu memandangi temannya tersebut, "apakah kalian masih terus melakukan hal yang sama? Apakah nyawa seseorang terlalu mudah bagi kalian?" tanya Edward serius.
Lucas menatap lirih teman lama nya itu, "Kau tidak tahu saja begaimana kami, orang yang pantas menghilang pasti akan lenyap" jawab Lucas enteng.
Edward hanya bisa menghela nafas, "Setelah semua yang terjadi Steven semakin tidak bisa terarahkan lagi" kata nya.
Lucas menghentikan makan apelnya, "Jangan terlalu mudah menilai seseorang, jika kau tak mengenalnya secara langsung dan menyeluruh. Hal yang kau anggap mudah terkadang bagi orang itu terasa berat dan menyakitkan. Kita hanya tidak tahu penderitaan sebenarnya seseorang dalam hidupnya" jawab Lucas tegas.
"Terserah intinya kalian memang manusia keji" ujar Edward tidak ingin tahu.
"Bagaimana hubunganmu dengan Lily?" tanya Lucas mengalihkan pembicaraan.
Edward merasa sangat malas saat mendengar nama itu, "Bisakah setidaknya jangan sebutkan wanita itu?" balasnya balik bertanya.
Lucas tertawa, "Hahaha itulah kebodohanmu yang meninggalkan Selena demi wanita sepertinya. Padahal dia lebih cantik, pintar, dewasa, dan elegan" ujar Lucas mencandainya.
Pria yang masih dengan tubuh basah tersebut menghela nafas pendek, "Aku bahkan tidak pernah menggenggamnya lalu apa yang aku lepaskan?" jawabnya dengan pertanyaan balik.
"Itulah maksudku bodoh, yang menjadi masalah adalah kau tahu perasaannya dan kau juga punya perasaan juga terhadapnya tapi kenapa kau tidak mengajaknya berkencan" jawab Lucas.
Edward berdiri,"keadaan tidak memungkinkan untuk kami bersama. Lagi pula jangan menceramahiku jika kau sama saja" katanya menghina Lucas.
Lucas tak terima dia kesal, "eeehhh siapa yang sama denganmu, aku bahkan bisa menaklukan semua wanita" katanya sombong.
Edward tertawa puas melihat temannya itu jengkel, "Jika memang benar kenapa kau malah galau setelah putus dengan gadis itu?" ujarnya lagi.
Edward pergi meninggalkan Lucas yang masih jengkel tapi tak bisa berkutik sedikitpun karena tertampar oleh kenyataan.
Selepas mandi dan mengganti pakaiannya, Lucas dan Edward pergi ke bar tempat mereka biasanya berkumpul dulu.
Lucas memesan Johnnie walker blue sedangkan Edward lebih memilih wiski. Bar ini adalah bar langganan mereka dulu saat mereka sering membolos saat SMA.
Dahulu saat SMA Steven, Lucas, Edward dan Leo sering bolos dan pergi ke tempat ini. Hanya Alvin yang tidak pernah ikut nakal tapi dia adalah penyimpan rahasia mereka.
Mereka terkenal nakal tapi setelah usia 17 tahun mereka tidak lagi pernah berkumpul bersama. Alasannya karena mereka sibuk untuk masa depan sedangkan Steven dan Lucas dikeluarkan dari sekolah setelah berkelahi dengan siswa sekolah lain hingga banyak yang terluka dan Steven melenyapkan nyawa pemimpin lawannya. Steven tidak bisa melanjut sekolahnya sedangkan Lucas pindah ke sekolah lain.
Senakal-nakalnya mereka, mereka tetaplah pria lemah akan cinta khususnya Lucas dan Edward. Hanya Steven yang tidak pernah goyah pada gadis manapun.
Ia pacaran hanya untuk mengisi waktu dan bersenang-senang saja. Setelah bosan dan puas maka ia akan membuang layaknya tissu bekas.
Setelah patah hati, Lucas mengikuti jejak playboy seorang Steven.
"Apa kau ingat, dulu kita sering bolos untuk datang ke sini" kata Lucas mengenang.
Edward tersenyum mengingat masa remaja mereka yang penuh dengan hal konyol dan kejahilan.
Lucas menyambung ucapannya lagi, "Hanya Alvin yang tidak pernah ingin ikut".
Edward tak membalas ujaran tersebut, orang yang paling dekat dengannya adalah Alvin. Setelah kehilangan sahabatnya itu, dia begitu hancur.
Untuk anak yatim piatu seperti mereka sangat sulit untuk mencari teman. Orang pertama yang mengulurkan tangan pada Edward adalah Alvin. Disaat semua orang mengolok-oloh pria itu serta tidak ada yang ingin berteman dengannya, hanya Alvin dan mereka yang ingin.
"Steven, apakah dia masih menyiksa Karina?" tanya Edward yang tidak ingin berlarut dalam sedihnya kenangan.
Lucas menatap temannya itu bingung, "bagaimana kau bisa mengenal gadis itu?" tanyanya.
Edward memasukkan sebutir kacang almond ke mulutnya, "Kami bertemu beberapa hari lalu, Steven sangat kasar padanya" jawabnya.
Lucas memutar-mutar gelas alkoholnya, "intinya ceritanya panjang"
Edward mendesis, "setelah semua wanita ia jadikan mainan sekarang ia bahkan mempermainkan gadis polos yang jauh lebih muda darinya"
Lucas juga ikut prihatin pada nasib Karina, "Aku juga tidak mengerti dengannya. Tapi gadis ini sepertinya punya arti yang berbeda untuk Steven" katanya memikir-mikir.
Pria yang duduk disampingnya itu penasaran karena ia baru pertama kali mendengar hal itu. "Berbeda maksudmu?"
Lucas menjelaskan sambil berfikir "Seumur hidup aku mengenalnya, ia tidak pernah bermain dengan seorang wanita seperti pada Karina. Ia akan meninggalkan wanita itu bila ia selesai dengan hasratnya. Tapi dia bahkan mencari-cari gadis itu dan membawanya ke rumah utama. Itu pertama kalinya Steven seperti itu. Dia bahkan penasaran siapa Karina sebenarnya" katanya.
"Aku juga penasaran dengan Karina, seperti ada yang akrab antara kami. Saat aku melihatnya menangis aku merasa dia seperti Elenaku" katanya.
"Jangan-jangan kau suka dengannya?" tanya Lucas menyelidik.
Edward memukul kepala Lucas yang bodoh "Dasar bodoh" katanya.
Lucas mengelus-elus kepalanya yang sakit "Jadi kau sudah menemukan Elena?".
Edward menggeleng lalu meneguk wiski nya.
"Apakah aku boleh menemui Karina?" tanya Edward.
Lucas berfikir sejenak, "Sepertinya tidak akan apa-apa karena Steven tidak akan pernah mau menyakitimu" jawabnya setelah merasa yakin.
Mereka menghabiskan waktu hingga larut malam di bar itu sambil bercerita dan merenung. Dua orang teman lama yang jarang sekali bertemu lagi akhirnya bisa menghabiskan waktu bersama.
-Lucas Wang-
✨✨✨
Halo guys
Makasih buat yang Udah mampir dan setia dengan novel aku. Mohon Maaf ya jika ada kesalahan dan menyinggung. Semoga kalian suka guys. 💙💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments