Steven -
Sebagai pemilik dan pemimpin dari Lee's Group yang merupakan perusahaan keamanan terbesar di Korea, yang memiliki pasukan khusus yang sangat hebat dan kuat serta para anggota lain yang lebih hebat dari tentara biasa, sudah barang tentu aku memiliki kemampuan dalam pemeriksaan fisik. Kemampuan itu sudah aku ajarkan pada seluruh pasukan khusus, anggota serta karyawan di Lee's Group selain kemampuan berkelahi dan bersenjata.
Aku bisa dengan mudah mengerti kondisi fisik seseorang. Oleh karena itu, aku dengan mudah mengetahui keadaan Karina. Gadis ini tidak apa-apa, dia hanya ketakutan dan syok sehingga ia demam dan pingsan.
Yang aku cemaskan adalah kesehatan mental Karina. Setelah sangat lama dikurung dan disiksa, lalu kedua kalinya terpaksa melakukan hubungan ranjang, dan tadi dia harus melewati hutan tengah malam, ia pasti begitu syok.
Rasa bersalah menghantamku karena memperlakukan gadis ini dengan sangat buruk. Aku harus membawanya ke rumah utama agar ia bisa lebih tenang. Ia tidak akan sendirian bila ada di rumah utama.
Aku menidurkan Karina di atas ranjang lebar nan empuk, tanpa aku perintahkan Lucas langsung mengerti untuk memanggil dokter terbaikku. .
"Stev, kau memanglah pria brengsek. Setelah menidurinya, kau malah menyiksa gadis naif ini" ujar Lucas yang malah kesal.
Aku menantapnya sinis, "Dari pada ngoceh mending kau pulang saja sana" kataku kesal.
Tanpa aku pandang ia mengeluarkan jurus andalannya bagaikan wanita yang kesal karena tak bisa menang berdebat. Ia menjulurkan muncungnya.
Dokter Leo Choi selepas sampai di sini, ia segera memeriksa keadaan Karina. Prediksiku dan diagnosa pria sebayaku dan bisa dibilang cukup tampan walaupun tidak sebanding denganku yang tak lain adalah temanku dokter Leo Choi adalah sama.
"Sekarang kau bahkan bermain dengan wanita dibawah umur, memang kau ini bajingan berwajah tampan" kata Leo dengan ekspresi mengejeknya.
"Aku memintamu datang bukan untuk menceramahiku, sekarang apa yang harus aku lakukan?" jawabku menahan kesal.
"Setiap orang punya kekuatan yang berbeda. Kita lihat saja besok, semoga dia tidak kehilangan kesadarannya. Bila dilihat dari ciri dan respon tubuhnya, dia adalah orang yang punya mental kuat. Kau harus lebih perhatian dan lembut padanya. Jangan menekannya dan menyiksanya lagi" jelas Leo serius.
Aku mengelus-ngelus dagu sambil mengerti dengan penjelasannya, untunglah Karina.
"Sebagai teman, aku tahu kau adalah pria mesum kelas VVIP, entah berapa banyak wanita yang sudah kau permainkan. Sekarang malah gadis yang jauh dibawah umurmu. Sudahlah, memperingatimu itu sama saja dengan menunggu anjing bertelur" kata Lucas sambil memainkan IPad nya.
Telingaku begitu panas mendengar ocehan Lucas, pria ini bahkan sering pergi bermain wanita dengan ku ke bar. Tapi dia malah sok suci dengan menceramahi diriku.
Leo memegang bahuku, "tapi ada yang ingin aku ingatkan padamu" katanya serius. Aku bangkit berdiri dari sisi Karina, "apa?" tanyaku.
"Orang sepertinya mungkin memiliki kemampuan mental kuat dan tangguh, tapi sejujurnya mereka begitu lemah. Ketika mereka begitu hancur, mereka bisa melakukan hal-hal nekat diluar nalar. Mereka bisa begitu down dan kehilangan kesadaran" jelas Leo lagi.
Sudah pasti itu adalah kondisi yang sangat serius, aku harus betul-betul memperlakukan Karina dengan baik untuk menebus segala dosa ku pada gadis tak bersalah ini.
"By the way Stev, wanita ini cantik juga" bisik Leo dengan jahilnya.
"Kampret" teriakku padanya yang segera pergi. Lucas dan Leo tertawa melihatku kesal lalu pergi dari sini.
Pakaian Karina terlalu tipis, dia harus merasa hangat. Aku akan mengganti pakaiannya dengan hoodieku. Barang-barang Karina semuanya tinggal di Villa, jadi aku hanya bisa menggantinya dengan pakaian ku.
Astaga, Karina mengapa kau begitu cantik dan sexy? Aku harus menahan nafsuku saat melihat tubuh indah mu tanpa busana. Aku sudah melihat dan merasakannya dua kali, tapi aku terus menginginkannya. Aku harus menahan diri.
- Karina -
Aku membuka kedua kelopak mataku perlahan. Tubuhku sangat lemah dan tak bertenaga. Aku melihat ke sekeliling, ruangan ini sangat asing. Kamar megah bernuansa klasik seperti yang ada di film kerajaan barat yang pernah aku liat di majalah.
"Dimana aku? tempat ini sangat indah, apakah aku sudah di surga? Haaahhh berarti aku bisa menemui mama" kataku dengan girang.
Seseorang membuka pintu kamar, aku sangat terkejut. Ternyata aku masih di bumi, aku masih bisa melihat pria brengsek ini.
"Kau? kenapa bapak ada di surga? Haaahhh mungkin aku salah, aku harus tidur lagi agar aku bisa sampai di ruangan surga yang tepat" kataku kembali menutup mata.
Aku membuka sedikit satu kelopak mataku, "Heii kenapa aku masih disini" kataku pelan.
Paman ini masih berdiri sambil memandangiku datar. Aku mengganti posisi tidurku membelakanginya. Jika aku tak bisa sampai di surga, setidaknya aku tidak mau melihat wajah paman brengsek ini.
"Apa kau sudah baikan?" tanya Steven dengan nada datar khas miliknya.
Dia adalah iblis, aku tak mau melihat bahkan bicara dengannya. Aku menutup diri dengan selimut kembali berusaha tertidur untuk menghindarinya.
Steven duduk di sisiku dan membuka selimut yang aku gunakan. aku menatapnya tajam, aku tak akan pernah melupakan apa yang ia lakukan padaku.
"Ayo makan" katanya singkat padat jelas. Mengapa ada manusia sedingin ini.
"Aku tidak mau makan dengan mu, pergi!! " bentakku padanya.
Steven dengan kasarnya langsung menarik pergelangan tanganku, ia membawaku turun menuju ruang makan. Ia memaksaku duduk, lalu ia duduk di sebelahku berada.
"Makan" perintahnya.
"Enggak" jawabku sama kuatnya lalu membuang wajahku ke arah lain.
Steven membalikkan pandanganku menghadapinya, "jika aku bilang makan, maka makan" ujarnya semakin emosi.
Ketika dia emosi seperti ini, aku ingin pingsan rasanya. Dia sangat menakutkan, lebih dari Jessica.
Aku mulai menyantap hidangan yang sudah tersedia, hidangan yang tentunya berbeda dari apa yang aku dapatkan selama ini dari Jessica.
"Bi, tolong hidangkan apa saja untuknya" kata Steven pada wanita paruh baya itu. Cara dia bicara berubah, ia sangat ramah dengan pembantunya tapi tidak dengan ku.
Pembantu itu memberikan beberapa lauk lebih banyak padaku. "Ini nona Karina, makan yang banyak biar cepet sehat" katanya ramah. Aku membalas dengan senyuman.
Aku menyantap hidangan dengan lahap, tidak perduli dengan Steven. Hidangan ini sangat lezat, dari pada menghiraukan pria itu, lebih baik aku mengisi perutku yang kosong.
"Terima kasih bi, makanannya sangat lezat" kataku memuji hidangan itu.
Bibi itu tersenyum bahagia, "Aduhh nona bisa aja deh, makan yang banyak non" katanya.
Akhirnya aku selesai sarapan. "Bersiaplah, kita akan keluar" kata Steven padaku.
Aku segera kembali ke kamar, segera mandi. Aku menghidupkan air dengan sangat keras agar tangisku tak bisa terdengar keluar.
Mengapa nasibku begitu mengerikan? Setelah dikurung dan disiksa selama 14 tahun, lalu aku dijual dan tidur dengan pria yang bahkan aku tak kenal, sekarang aku kembali dikurung oleh pria ini.
Mama,, kakak,,,kenapa kalian pergi meninggalkanku di dunia yang penuh dengan derita ini? Papa, kenapa kau tega pada putrimu ini?
Waktuku menangis di dalam kamar mandi cukup lama, aku segera mengeringkan tubuhku dengan handuk. Betapa bodohnya aku, aku lupa bahwa aku tidak punya pakaian disini.
Dengan hanya berbalut handuk dibadan, aku keluar dari dalam kamar mandi.
Aahhhhhhhhhh......
Aku berteriak karena Steven ternyata duduk di sofa kamar dengan santainya.
"Kau? Kenapa kau disini?" tanyaku terkejut melihatnya. Aku menyilangkan kedua tangan menutupi dada dan leher.
Steven tersenyum lebar melihat aku dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. "Wow Sexy" katanya dengan tatapan menggoda.
"Jangan macam-macam, keluar dari kamar ini" bentakku keras padanya.
"Keluar? Hei cantik, ini adalah rumahku, dan ini kamarku" katanya nakal dengan terus melihatku.
Ohh iya, aku baru sadar ini pasti adalah rumahnya. Tapi aku tidak tahu ini adalah kamarnya, aku kira ini adalah kamar untuk menyekapku.
Aku berjalan cepat lalu menarik paksa dia agar pergi dari sini agar aku bisa mengganti pakaian. "Keluar aku bilang, kel... aaahhh" dia langsung saja menarik ku duduk diatas pangkuannya.
"Kenapa kau terus memaksaku keluar padahal ini adalah kamarku dan kau adalah wanitaku" katanya menatapku dalam.
Aku mendorong tubuhnya, tapi ia malah melingkarkan kedua tangannya di pinggangku. "Entah kenapa kau sangat menggoda, aku ingin sekali bermain lagi" katanya nakal sambil melihat ke dada ku.
Aku langsung menyilangkan kedua tangan menutup dada, "dasar pria mesum" kataku kesal.
"Tapi sangat tampan kan?" katanya dengan pedenya. Ingin ku berkata kasar, tapi memang nyatanya ia terlalu tampan.
"Paman tolong lepaskan" kataku memohonnya.
"Kenapa kau selalu memanggilku berbeda, terkadang paman, terkadang iblis, terkadang pak, bahkan kau memanggilku 'kau'" katanya.
Aku juga tidak mengerti, "karena kau memang iblis, pria tua, dan menjengkelkan" kataku ngasal.
Steven langsung mengecup bibirku, "menggemaskan" katanya. Aku sangat kaget mendapatkan kecupan. Aku melototi pria yang memangku tubuhku ini.
"Aku akan mandi dulu ya cantik, sambil menunggu kau bersiaplah. Itu adalah pakaian untukmu" katanya menunjuk sebuah set outfit di samping kasur.
Ia lalu pergi ke kamar mandi meninggalkanku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments