Karina -
Tubuhku masih sakit karena siksaan hari itu. Itu adalah siksaan yang paling menyakitkan dari sebelumnya. Lebam bekas pukulan belum sepenuhnya hilang, tapi beberapa bagian tubuhku masih sangat sakit.
Seseorang membuka pintu kamar. Aku bersembunyi di sisi kasur, aku tidak mau disiksa lagi.
"Nona Karina, nyonya meminta saya untuk merias anda" ujar seorang pelayan yang datang.
Aku keluar dari persembunyianku, entah apa lagi yang akan iblis itu lakukan padaku. Aku segera mandi dan mengganti pakaianku agar aku tidak dihukum.
Aku begitu terkejut saat melihat gaun hitam ini tanpa lengan dan bawahan yang terlalu pendek dan ketat. "Aaaaa... apa ini" tanyaku yang gugup pada si pelayan.
"Nona ini adalah gaun yang diberikan nyonya. Satu jam lagi nyonya akan menjemput anda" jawab si pelayan.
Bagaimana ini? Sangat tidak nyaman mengenakan gaun ketat dan sexy ini. Tapi ini pertama kalinya ia membawaku keluar. Aku takut bila melawan perkataannya maka aku akan ada hukuman yang mengerikan lainnya.
Tepat sejam kemudian wanita itu datang menjemput. Dia membawaku ke sebuah tempat yang dipenuhi gemerlap cahaya lampu warna warni. Begitu banyak pria dan wanita disini. Pria dewasa dan wanita dengan pakaian sexy.
Aku begitu takut melihat keramaian. Setelah 14 tahun akhirnya aku keluar dari istana tua kami, namun aku malah dibawa ke tempat seperti ini.
"Halo Angel. Ini gadis yang aku katakan" ujar wanita itu pada seorang wanita yang berpakaian amat sexy dan make up tabel itu.
"Wow seperti bidadari" ujar wanita yang kerap dipanggil Angel.
"Baiklah sekarang kau urus dia. Sesuai janji, jangan beritahu siapapun" ujar wanita itu meninggalkan ku dengan Angel.
Angel mengelus rambut dan pipiku, "Halo cantik, mulai malam ini kamu menjadi bagian dari bar ini. Kau harus melayani para pria yang datang dengan tubuhmu. Kau akan menyukainya nantinya" Angel menarikku masuk.
Aku begitu takut melihat keramaian ini. Para pria menatapku dari ujung kepala hingga kaki. Bahkan ada beberapa yang mengelusku. Sungguh menjijikkan.
Angel membawaku ke dalam sebuah kamar yang dipenuhi lilin beraroma. Aroma kamar ini membuatku mabuk dan pusing.
"Ini adalah kamarmu, sebentar lagi akan ada pria yang akan kau layani" ujar Angel meninggalkanku.
"Tolong jangan bawa aku kesini, biarkan aku pergi aku mohon" ujarku.
"Tidak tidak, kau fikir aku bodoh. Aku membayarmu mahal pada Jessica, mana mungkin aku membiarkanmu bebas begitu saja" ujarnya langsung menutup pintu dan mengunciku.
Aku bersembunyi di sudut ruangan, sangat takut melihat suasana kamar ini hanya diterangi oleh lilin. Apa ini? Kenapa tubuhku panas sekali? Kepalaku juga pusing, ujarku merasa tubuhku memanas.
Tubuhku begitu panas, rasanya aneh sekali. Aku serasa ingin melepaskan seluruh pakaian ku.
Brukkk..
Seorang pria dengan jas hitam masuk ke kamar ini. Pandanganku menjadi samar, ia merenggangkan dasinya dan membuka jas hitam lalu asal mencampakkannya ke ranjang.
"Halo cantik" ia menghampiriku yang bersembunyi di sudut ruangan.
Apa? Pria ini? Kenapa dia disini? Jangan-jangan dia adalah pria yang disebutkan Angel.
"Kenapa kau ada disini?" tanya Steven padaku.
Aku menyilangkan kedua tangan menutupi dadaku, "Ahjussi tttooolong biarkan aku pergi.. tttolong biarkan aku pergi" pintaku.
Pria itu menatapku lekat-lekat, lalu tersenyum. "Aroma lilin ini tak mampu membuatku bergairah, tapi saat melihat tubuhmu gairahku sangat membara" ujar Steven memandangi seakan ingin melahap.
"Tttiiidakkk.. Tttiiidakkk. aku mohon paman biarkan aku pergi" pintaku sekali lagi.
Steven melingkarkan kedua tangannya di Pinggangku, "Ahjussi? Apa aku terlihat tua bagimu? Atau kau yang terlalu muda bagiku gadis kecil? " bisiknya parau.
Aku memukul-mukul dadanya, meronta-ronta. Namun ia segera melempar tubuhku ke ranjang. Ia naik ke atasku dan menimpa kedua kakiku agar aku tak bisa bergerak.
Dengan cepat ia langsung mencium bibirku dengan ganas, dan membuatku kesulitan bernafas. Tubuhku begitu panas sepertinya ini bukan lilin biasa. Tubuhku sangat bergairah, walaupun aku tidak menginginkannya namun tubuhku menikmati ciumannya.
Aku harus tetap sadar, aku harus melarikan diri. Aku berusaha meraih benda apa saja yang ada di dekat ku. Aku meraih sebuah botol kaca yang ada di meja.
Aku segera memukul kepalanya dengan botol yang aku raih.
Ahh..
Pria itu melepaskanku dan memegang kepalanya. Kepalanya berdarah dan tak lama ia langsung pingsan diatas pelukan ku. "Bagaimana ini? Apa dia mati?" ujarku padanya.
Aku mengecek denyut nadi Steven, untungnya ia masih hidup. Aku mendorong tubuh pria ini dari atasku. Ku ambil jas hitamnya yang tergeletak untuk menutupi tubuhku. Aku langsung melarikan diri dari tempat menjijikkan ini.
Air mataku tak bisa aku tahan lagi. Aku menangis sambil berlari jauh dari bar ini. Untunglah mereka tidak mengikuti aku dari bar. Cukup jauh berjalan Akupun berhenti di jembatan besar di atas sungai Han.
Tangisku pecah di atas sungai yang besar ini. Hidupku begitu berantakan. Aku tak tahu harus kemana. Aku takut dengan dunia luar ini. Namun bila kembali ke rumah maka wanita itu akan membunuhku karena kabur dari bar Angel.
Ku pandangi air sungai yang gelap. Aku tak mampu lagi menahan perihnya hatiku. Hari ini hampir saja aku dinodai oleh pria yang aku tidak kenal. Pikiranku begitu kosong dan kalut. Untuk kedua kalinya aku ingin mengakhiri hidupku.
Di bawah alam sadarku, aku memanjat pagar jembatan. Aku ingin mengakhiri semuanya. Aku lelah,duniaku sangat kejam.
Malam ini akan menjadi malam terakhirku. Aku akan melompat...
Aaaahhh..
Seseorang menarikku turun dari atas pinggiran jembatan. Aku membuka mataku dan sadar bahwa aku sedang memeluk seorang pria.
"Hei gadis cantik. Apa yang ingin kau lakukan? Kenapa kau ingin bunuh diri? Apakah hidup begitu sulit hingga pikiran bodoh itu keluar?" tanya pria itu memaki aku.
Tangisku kembali pecah di pelukan pria ini. Aku tak tahan lagi dengan derita ku.
Ia menepuk punggungku dan menenangkan dalam pelukannya. "Sudah menangislah agar kau tidak merasa sesak lagi" ujar pria itu.
Cukup lama aku menangis dalam pelukannya. Aku pun melepaskan pelukan itu. "Maaf kak karena menyusahkanmu" kataku sambil menunduk.
Pria itu menggenggam bahuku, "Adik Cantik kenapa kau sampai melakukan bunuh diri?" tanyanya lembut.
Aku tak bergeming, aku tak bisa menceritakan siapa diriku pada orang yang baru saja aku temui. Aku bahkan tak berani melihat orang-orang.
"Baiklah jika kau tau mau mengatakannya, Oh iya Siapa namamu?" tanya. "Perkenalkan nama kakak Edward Park" ujarnya lagi.
Aku mengangkat kepala dan memandangnya, pria tampan ini seakan tidak asing. Aku merasa dekat dengannya."Namaku Karina" jawabku.
"Karina, nama yang cantik sama seperti orangnya" ujarnya memandang padaku. "Dimana rumah mu? biar kakak antarkan" ujar kak Edward menawarkan tumpangan.
Aku menggeleng, "tidak perlu kak, aku bisa pulang sendiri" tolakku lembut. Aku langsung meninggalkan kak Edward. Aku pergi ke arah yang berbeda dengan arah rumah, Aku harus melarikan diri.
Aku berjalan sendirian di gelapnya malam. Jalanan begitu sepi dan menyeramkan. Aku tak punya uang, pakaian ataupun tujuan. Tapi aku tetap tak mau kembali ke rumah.
Dari kejauhan sebuah mobil mendekat, cahaya lampu mobil semakin terang. Mobil itu berhenti di dekatku. Sial, ini adalah mobil Jessica.
Aku berlari cepat agar ia tak menangkapku. Tapi gaun ini sangat sempit. Aku tak bisa berlari dengan cepat.
Para penjaga menangkapku lalu memukul punggungku hingga aku pingsan dan membawaku masuk ke dalam mobil.
Mataku terbuka Perlahan, kepala ku begitu sakit. Ku pandangi sekeliling, dan aku kembali lagi ke rumah tua peninggalan papa dan mama.
"Akhirnya kau bangun juga sayang, aku sangat cemas tadi" Jessica tiba-tiba begitu lembut dan memelukku. Ia hanya bersandiwara, wanita sepertinya adalah penipu.
Aku tak bergerak ataupun membalas pelukan itu. Setiap melihat wanita ini, aku sangat takut.
Wanita itu memasang raut wajah menyesal, "maafkan aku Karina. Harusnya aku tak membawamu kesana" katanya menipu.
Aku tahu ia hanya bersandiwara, melihat wajahnya saja aku tahu dia sedang berbohong. Tapi aku begitu takut bila nanti melawan aku akan dibawa ke Angel lagi.
Jessica memakaikan selimut ke tubuhku, "karina sayang kau istirahatlah" ujarnya lalu meninggalkanku sendirian di kamar.
Ada apa ini? Mengapa dia tidak jahat? Kakiku? kakiku juga tidak di rantai. Apakah ia sedang mempermainkan aku?
- Steven -
Perlahan ku buka kelopak mataku, aku tersadar dari pingsan ku.
"Bos anda sudah bangun?" tanya Lucas sang anak buah kepercayaan sekaligus sahabat ku.
Aku memandangi sekeliling, "Dimana aku?" tanyaku karena melihat seisi ruangan penuh dengan orang banyak dan dokter serta bau obat-obatan.
"Bos tadi pingsan jadi kami membawa bos ke rumah sakit" jawab Lucas.
Awww...
Kepalaku sangat sakit. Aku pun teringat tadi aku berada satu kamar dengan gadis itu. Ketika aku menciumnya dia malah memukul kepalaku hingga berdarah.
"Gadis itu? Dimana gadis itu?" tanyaku pada Lucas.
Lucas menggeleng, "Dia kabur, Hadehh saat ini aku akan menjadi temanmu dulu. Itu adalah dosamu karena suka bermain dengan wanita" ujarnya santai.
"Kauuu.... awwwww" kepalaku sangat sakit.
"Sudah, dasar pria bodoh. Dengan wanita saja kau KO" ejek Lucas padaku yang sedang menderita.
Aku mengambil HP ku lalu segera menghubungi Jessica, "Halo aku mau gadis itu, persiapkan dia untukku" ujarku lalu segera mematikan panggilan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
@aini*_Thalita
semangat Thor
2021-05-13
1