Steven -
Rapat terasa tidak seperti biasanya. Waktu terasa berlalu sangat lama. Presentasi dari mereka sangat monoton, tidak seperti biasanya. Aku berharap semuanya cepat berakhir.
Untuk menghilangkan rasa bosan, aku membuka IPad dan melihat dimana Karina. Koordinat GPS nya menunjukkan dia sedang berada di tengah kota. Aku membuka detail lokasi ia berada.
Jalanan? Sedang apa gadis itu di jalanan?
"Rapat cukup sampai sini" kataku lalu pergi begitu saja dari ruang rapat itu. Aku yakin pasti semua orang termasuk Lucas sedang kebingungan.
Aku kembali ruang CEO tempatku bekerja. Dengan teknologi yang aku punya, aku bisa dengan mudah menyadap HP yang aku berikan. Aku memasang airpods di telinga lalu mendengar apa yang Karina katakan.
"Kenapa berisik sekali?" tanyaku entah pada siapa.
Drttt... Drrtttt...
"Bodoh, kenapa kalian lalai sekali" teriakku pada orang yang berbicara di telpon.
- Karina -
Dasar pria kampret, beraninya dia menciumku lagi. Aku kembali ke kamarku dengan suasana hati masih panas. Dia menukar tubuhku dengan HP ini.
Tapi kenapa dia memberiku HP ini? Sepertinya dia adalah pria bodoh, jika dia memberiku HP ini dan izin keluar, aku bisa mengambil kesempatan untuk kabur.
Dunia ini besar, pasti ada orang diluar sana yang akan membantuku melarikan diri. Setelah pergi, aku akan bekerja dan membayar orang itu.
Aku segera pergi ke luar dengan para bodyguard yang ditunjuk Steven. Aku meminta mereka membawaku ke mall yang kemarin aku dan Steven kunjungi.
Setelah datang kesana, aku belajar dari mana jalan masuk dan keluar. Aku bisa menggunakan cara itu untuk melarikan diri.
Aku berkeliling di lantai satu, melihat toko-toko yang menjual beragam barang. "Aku ingin ke toilet sebentar" ujarku pada para bodyguard bertubuh kekar dan berwajah seram.
Aku masuk ke dalam toilet tersebut lalu mengunci pintu nya rapat-rapat. Aku membuka jendela toilet, untungnya setelah keluar aku bisa sampai di gang sepi.
Hari ini tidak boleh gagal, aku berlari semampuku meninggalakan area mall sejauh mungkin. Aku tahu aku tidak bisa berlari lebih kencang karena kondisi pergelangan kaki kananku. Tapi aku harus tetap berusaha melarikan diri.
Usahaku berhasil, mereka tidak mengejarku lagi. Aku harus tetap menjauh dan brukkkkk...
"Awwww" ujarku kesakitan terjatuh setelah menabrak punggung seseorang karena tidak memandang lurus ke depan saat berlari.
"Apa kau tidak apa-apa?" tanya pria itu yang jongkok di depanku.
Aku membersihkan kedua tanganku, "Maaf saya tidak sengaja karennnnn.. Kak Edward?" kataku terkejut melihat pria itu adalah Kak Edward yang aku temui di jembatan sungai Han.
"Kau? Karina?" katanya memanggilku.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya lagi.
Aku melihat ke belakang memastikan tidak ada bodyguard yang datang.
"Kakak sedang apa?" tanyaku balik.
Kak Edward menyimpan HP nya ke dalam saku. "Aku sedang menelepon" jawabnya.
Sepertinya ini adalah keberuntungan bagiku, aku bertemu orang baik disaat aku sangat membutuhkan seseorang.
"Kak bolehkah kau membawa ku pergi dari sini? Aku mohon" aku memohon dengan tatapan berbinar.
Kak Edward sepertinya berhasil aku taklukkan, "Baiklah tapi kemana?" tanyanya.
Aku terus melihat ke belakang, "Intinya kita pergi dulu dari sini, aku mohon kak" aku memelas sekali lagi.
Kami segera pergi dari jalan ini dengan mobil kak Edward. Untungnya aku berhasil lolos.
"Karina, apa boleh aku bertanya sesuatu?" ujar Kak Edward yang tetap fokus mengendarai mobil sedan hitamnya. Kami sudah sangat jauh dari area mall sudah pasti kak Edward penasaran.
"Iya kak" jawabku. Aku merasa tenang bisa ditolong oleh kak Edward.
Kak Edward menepikan mobilnya di tepi jalan dekat taman kota.
"Sepertinya kau sedang melarikan diri dari seseorang, terakhir kali kita bertemu kau juga sepertinya sedang dikejar-kejar oleh seseorang. Jika boleh tau apa yang terjadi?" tanya Kak Edward.
Aku menghembuskan nafas panjang, aku tidak bisa memberitahu orang yang membantuku. Aku tidak bisa percaya sepenuhnya pada orang asing, walaupun ia sudah membantuku.
"Aku hanya ingin jalan-jalan kak, saat itu aku hanya sedang melarikan diri dari rumah" kataku berbohong.
Kak Edward sepertinya tidak percaya, "Karina, jika kau tidak bisa mengatakannya tidak apa. Aku tidak bisa memaksa, tapi jika kau butuh bantuan aku akan menolongmu" katanya dengan penuh keramahan.
Aku tidak mengerti, kata-kata nya dan cara dia menatapku terasa sangat hangat. Aku merasa kak Edward dekat denganku. Dia seakan seperti seseorang yang aku kenal. Aku merindukan kakakku.
Aku tidak kuasa menahan tangis merindukan kakak.
"Hei Karina, kenapa kau malah menangis" tanya kak Edward bingung.
"Hei jangan nangis, kau jelek saat menangis" katanya lagi.
Kata-kata itu semakin menambah kerinduanku pada kakak yang menghilang. Tangisku semakin kuat dan tak terbendung.
Kak Edward memelukku untuk menenangkanku. Rasanya sangat hangat dan nyaman, aku merasa dia seperti kak Edward. "Karina jangan menangis, aku hanya bercanda" katanya meminta maaf.
Tiba-tiba seseorang membuka pintu mobil secara paksa. "Karina, beraninya kau" teriak orang yang memaksa membuka pintu itu.
Suara seorang pria yang sangat tak asing ditelingaku. Aku melihat ke arah datangnya suara.
Ia menarikku keluar dari mobil secara kasar. "Lepaskan aku, aku tidak mau bersamamu lagi. Kau sama saja dengan wanita itu" teriakku dengan memaksa melepaskan genggamannya.
"Aawww sakit" kataku karena ia malah semakin menguatkan genggaman tangannya.
"Setelah aku bersikap baik denganmu kau malah kabur. Sekarang kau bahkan berpelukan dengan pria lain" teriak Steven.
"Lepaskan aku, ini sangat sakit" kataku sambil meringis kesakitan.
Kak Edward keluar dari mobilnya, "Steven apa yang kau lakukan pada Karina, lepaskan dia" katanya kesal.
"Hahhh ternyata kau Edward, setelah menyakiti hati Selena, sekarang kau ingin mempermainkan gadis ini" kata Steven menatapnya tajam.
"Kau tidak tahu diri Steven, semua orang tahu kau suka bermain dengan wanita" ujar kak Edward.
Aku tahu bagaimana Steven bila marah, walaupun tidak mengenalnya dengan jelas tapi setahuku dia akan menjadi orang yang mengerikan saat marah. Apalagi dia adalah pemimpin perusahaan keamanan yang dipercayai Jessica.
"Kak aku tidak apa-apa, lebih baik kakak pergi saja. Terima kasih telah menolongku tadi" kataku sambil menatapnya sendu.
Steven menarikku lebih kuat, "Haaahhh, sekarang kau ingin menyelamatkannya juga" katanya dengan nada mengerikan.
"Awww...Pak sakit, aku mohon lepaskan aku" ujarku memohon.
Steven menarikku secara paksa pergi dari kak Edward berada.
Rasanya tubuhku sangat lemah aku tidak sanggup berjalan. Brukkk..
"Karina..Karina.. kenapa kau pingsan Karina, bangun Karina" katanya setelah melihatku jatuh pingsan.
Kak Edward segera berlari menghampiri, "Apa yang terjadi" tanya Kak Edward panik.
"Ini bukan urusanmu" kata Steven, ia langsung menggendongku lalu membawaku masuk ke dalam mobilnya.
✨✨✨
Terima kasih karena sudah mampir ke novel aku
Jangan lupa like dan comment cerita aku guys 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Nurul Lukmana
ya Tuhan halu ku makin tinggi setinggi Monas gara-gara visualnya 😭 kenapa ada bright juga disitu 🥺
2021-05-16
1
Kiki94030908
ed kakanya ya thor
2021-05-13
1