Ch. 5 - Awal Semula V

Fajar mulai menyingsing, demi mendekap kembali hari - hari hangatnya, Nagato memulai perjalanan yang akan membuatnya menemukan beberapa hal yang tak terduga dalam hidupnya.

Kuina menejelaskan kepadan yang lainnya bahwa mereka akan pergi menuju Kota Fusha yang berada dipinggiran provinsi utara dan berada paling dekat dengan provinsi barat sehingga harus lebih hati - hati dalam menyembunyikan identitas mereka karena kota perbatasan terkadang terdapat banyak pendekar yang menetap hanya untuk makan atau bermalam.

"Ayo kita berangkat sekarang." Serlin mencoba membunyikan lehernya dan meregangkan tubuhnya.

"Kita pergi kemana, Serlin?" Nagato menatap Serlin yang sedang meregangkan tubuhnya.

"Panggil aku Kakak Serlin!" Serlin mencubit pipi Nagato.

Nagato tersenyum tipis kemudian memalingkan wajahnya tidak peduli terhadap Serlin.

"Hmmm .... Nagato!" Serlin terlihat kesal karena Nagato menghiraukan dirinya yang telah menggodanya.

Azai dan Kuina berlari diikuti Serlin dan Nagato dari belakang dalam perjalanan mereka bertiga berusaha menyamakan ritme kecepatn lari Nagato walaupun Nagato juga berusaha mengimbangi kecepatan lari mereka bertiga.

"Nagato, jika kau lelah biarkan aku yang menggendongmu!" Azai melirik Nagato dibelakangnya sambil tersenyum tipis menatap wajah Nagato yang terlihat tenang.

"Aku bukan anak kecil!" Nagato sedikit kesal karena Azai mengeledeknya kemudian dia mempercepat langkah kakinya dan berlari disamping Azai.

Mereka berempat berjalan melewati padang rumput yang luas dengan angin yang berhembus menerpa tubuh mereka membuat perjalanan yang jauh ini menjadi tidak melelahkan.

Kuina menyipitkan matanya ketika melihat bayangan kereta karavan dan beberapa orang yang memegang senjata setelah semakin mendekat dirinya yakin jika yang berada didepannya adalah rombongan bandit yang sedang mencoba merampok harta pedagang pemilik kereta karavan.

Salah satu bandit mengayunkan pedangnya kearah tubuh pedagang yang menolak memberika hartanya kepada bandit tersebut ketika dirinya diambang kematian pedagang itu tidak menyangka ada seorang gadis yang membunuh bandit yang hendak menyerangnya.

"Paman, sebaiknya kau bersembunyi dulu biar aku yang urus mereka!" Kuina menatap puluhan bandit dihadapannya sedangkan pedagang yang diselamtkan olehnya hanya mengangguk pelan dan bersembunyi dibelakang kereta karavan bersama yang lainnya.

Diseberang Kuina terlihat beberapa pedagang yang sedang disandera, gadis itu melihat Azai berlari kearah pedagang yang disandera oleh rombongan bandit.

Azai mempercepat langkah kakinya ketika puluhan bandit menyadari keberadaannya Azai mengayunkan pedangnya untuk membunuh mereka dalam dua sampai tiga tebasan.

Beberapa bandit yang lain terkejut karena ada seorang pemuda yang menghabisi teman - teman mereka dalam sekejap. Azai menatap puluhan bandit yang berniat kembali menjadi pedagang menjadi sandera dengan cepat dia menggunakan permainan pedangnya yang terlihat brutal.

"Sirih." Azai mengolah pernapasan sambil memperkirakan jarak antara dirinya dengan bandit yang sedang berlari kearah pedagang.

"Harimau Menanti : Pemangsa Kehidupan!"

Azai dengan gesit maju menyerang puluhan bandit dan menebas tubuh bandit dengan cepat, dengan permainan pedangnya yang susah dilihat karena terkesan brutal dan membunuh puluhan bandit dalam satu tebasan pedangnya.

"Sialan! Orang ini membunuh teman kita dalam sekejap!" salah satu bandit terkejut melihat permainan pedang Azai sekaligus takut karena dirinya sadar bahwa mereka bukanlah lawan yang sepadan untuknya.

Beberapa bandit berpikir bahwa gadis yang sedang sendiri berdiri memegang pedang melihat pertarungan Azai adalah gadis yang lemah tetapi perkiraan mereka salah karena Kuina cukup pandai dalam permainan pedang bahkan sudah menemukan gaya berpedangnya sendiri.

"Jadikan gadis itu sebagai sandera!" teriak salah satu bandit menodongkan pedangnya kearah Kuina. Mendengar teriakannya puluhan bandit yang lain berlari kearah Kuina melihat hal tersebut Azai hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Heeh ... jadi karena aku seorang perempuan aku terlihat lemah!" Kuina tersenyum tipis sambil mengolah pernafasannya dan menatap tajam puluham bandit yang datang kearahnya.

"Sirih." Kuina mengolah pernapasan kemudian maju menyerang puluhan bandit yang berlari kearahnya dalam sekali tebasan beberapa bandit mati dalam sekejap.

Sirih adalah pernapasan kembangan dari Klan Kagutsuchi. Kuina belajar pernapasan tersebut dari Pandu dan gadis itu cukup pintar dalam mengolah pernapasan dan mengombinasikannya dengan permainan pedangnya sehingga gerakan kakinya ketika melangkah terlihat indah.

"Tarian Sang Mawar Merah."

Tiba - tiba ketika Kuina melangkahkan kakinya dengan gerakan yang indah, dalam sekejap aroma bunga mawar tercium dari tubuh Kuina sehingga membuat puluhan bandit yang menatap Kuina menelan ludah melihat gadis manis yang sedang melangkahkan kakinya kearah mereka tetapi Kuina menghilang dari pandangan mereka dan kini telah berada ditengah - tengah para bandit kemudian gadis itu memutarkan tubuhnya.

Putarannya yang begitu indah dengan gerkanan yang lentur dipenuhi seni membuta puluhan bandit kagum dan terdiam selama beberapa detik, setelah melihat daun bunga mawar berterbangan kearah mereka, puluhan bandit tersadar belum sempat bereaksi tubuh mereka sudah tertebas ketika Kuina menyarungkan pedangnya kembali.

"Argh!" teriakan puluhan bandit sebelum mereka mati terdengar keras hingga pedagang yang mendengar hanya menutup telinganya.

Azai tersenyum melihat permainan pedang Kuina dan tak lama orang berbadan yang sedari tadi diam ditemani puluhan bawahannya datang menghampiri mereka.

"Jadi itu pemimpinnya!" Azai tersenyum tipis menatap pemimpin bandit kemudian dia juga menghampiri mereka.

Dengan membawa pedang besar dipundaknya, pemimpin bandit mengayunkan pedangnya menebas Azai tetapi semua tebasannya dapat ditangkis oleh Azai.

"Sirih." Azai mengolah pernapasan sambil menahan pedang besar pemimpin bandit dengan pedangnya.

Azai bergerak dengan cepat kebelakang tubuh pemimpin bandit hingga dengan mudah dia mengayunkan pedangnya kebelakang mengincar badan pemimpin bandit. Belum sempat bereaksi pemimpin bandit hanya terkejut kemudian mencoba menghindari tebasan pedang Azai.

"Keparat!" Pemimpin bandit menyentuh punggungnya yang berdarah karena terkena tebasan pedang Azai dengan wajah yang dipenuh amarah dia maju menyerang Azai secara membabi buta.

Azai hanya tersenyum melihat pemimpin bandit yang lepas kendali sehingga dengan mudah dia menangkis seluruh tebasan pedang pemimpin bandit. Tidak membiarkan musuhnya mengatur nafas, Azai tersenyum tipis kemudian menebas tubuh pemimpin bandit secara vertikal.

Kuina menghabisi puluhan bandit yang mencoba melarikan diri ketika pemimpin mereka telah mati ditangan Azai. Dalam sekejap Kuina dapat mengejar mereka dan membunuh mereka dalam sekejap dengan dua jurus pedangnya.

Para pedagang menghampiri Azai dan Kuina mengucapkan terimakasih sedangkan Serlin menjaga Nagato yang melihat pertarungan tersebut dari kereta karavan.

Salah satu pedagang yang diselamatkan Kuina mengucapkan terimakasih kemudian dia memperkenalkan diri kepada mereka. Nama pedagang karavan tersebut adalah Zeno kemudian dia menjelaskan kepada Kuina bahwa mereka dalam perjalanan menuju Kota Fusha tetapi rombongan karavan mereka dicegat oleh kelompol bandit.

Zeno menawarkan kepada Kuina dan yang lainnya untuk ikut bersama rombongan karavan menuju Kota Fusha. Karena Zeno juga takut jika ada kelompoo bandit yang menyerang mereka kembali.

Karena tujuan karavan sama dengannya, Kuina menerima tawaran Zeno dan mengajak Nagato dan yang lain untuk masuk kedalam kereta karavan.

Sebelum melanjutkan perjalanan para pedagang membantu Azai, Kuina, dan Serlin menguburkan mayat bandit yang telah mati.

Dalam perjalanan Serlin dan Zeno bercerita kemudian Serlin juga memberi identitasnya kepada Zeno bahwa dia adalah anak dari penyihir yang namanya cukup terkenal yaitu Merlin. Sedangkan Zeno yang mendengar perkataan Serlin terkejut karena dia dan istrinya juga berasal dari Azbec.

Raut wajah Zeno terlihat sedih ketika mengingat istrinya yang telah mati lima tahun lalu karena penyerangan yang dilakukan Kazan dan Black Madia ketika mereka bekerja sama menaklukan Azbec.

Pemandangan menuju Kota Fusha sangat memanjakan mata karena dapat melihat hamparan padang rumput yang luas ketika kereta karavan berjalan melewati bukit, mereka dapat melihat pemandangan tersebut dan angin yang berhembus juga membuat mereka merasa nyaman.

Di sepanjang perjalanan menuju Kota Fusha suasana di dalam kereta karavan sangat nyaman karena hembusan angin tetapi semua itu sirna dalam sekejap ketika Zeno dan Kusir kuda bercerita tentang kematian Pandu yang membuat seluruh klan di Kekaisaran Kai datang ke ibu kota untuk melakukan pertemuan bersama keluarga kekaisaran.

Telinga Nagato panas ketika mendengar perkataan Zeno bahwa ayahnya adalah seorang pengkhianat dan sudah tidak diakui sebagai anak dari kaisar karena telah melakukan pembantaian terhadap klannya sendiri yaitu Klan Kagutsuchi. Bahkan dirinya tidak mengetahui jika ayahnya adalah anak kaisar.

Emosi Nagato meledak ketika melihat reaksi Azai, Kuina dan Serlin yang terlihat mengetahui semua itu sedangkan dirinya tidak mengetahui apapun tentang ayah kandungnya sendiri. Ketika dirinya mengingat perkataan Tatsugoro kepada ibunya seluruh kekesalannya meluap.

"Kuina Serlin, apa kalian berdua ahu tentang hal ini!" Nagato menatap dingin kedua gadis yang duduk disampingnya.

"Katakan padaku, semua yang kalian ketahui tentang hubungan kaisar kai dengan ayahku!" Nagato berdiri dan menatap dingin Kuina dan Serlin. Kedua gadis itu tidak bisa berbicara karena Nagato terlihat dipenuhi kebencian anak muda berumur lima tahun itu sudah berbeda dalam tatapan matanya hanya memancarkan sebuah kehampaan dan amarah kebencian yang luar biasa.

"Ayahku adalah orang yang sangat baik bahkan ketika dia dianggap sebagai pengkhianat ayahku masih melindungi tempat kelahirannya dari orang itu!" Suara Nagato terdengar dingin bagi Kuina dan Serlin suara itu membuat telinga mereka terasa seperti terbakar api, sedangkan Zeno melihat Nagato dan penasaran dengan identitas anak muda tersebut.

"Nagato, aku tidak bermaksud menyembunyikan semua ini darimu." belum selesai Kuina berbicara, Nagato menyuruhnya untuk bercerita tentang kubu klan yang menganggap ayahnya sebagai pengkhianat.

Serlin hendak menenangkan Nagato tetapi wajahnya berkeringat dingin ketika melihat tatapan mata Nagato yang menatapnya. Gadis itu tidak menyangka bahwa rasa sakit dan dendam dapat mengubah kepribadian seorang manusia dalam sekejap.

"Nagato, tolong duduk kemb-" Azai berdiri dan melangkahkan kakinya mendekati Nagato, namun seluruh tubuhnya berhenti bergerak ketika melihat Nagato menatap dirinya dan tersenyum sinis. Azai menelan ludah karena Nagato yang dihadapannya terlihat seperti orang lain.

"Azai, aku tidak menyuruhmu berbicara!" Tatapan mata Nagato membuat Azai berdiri selama beberapa menit karena ketika dia ingin kembali duduk seluruh tubuhnya terasa begitu berat, keringat mengucur di wajah Azai karena tidak menyangka bahwa dirinya sangat sulit untuk bergerak.

"Ceritakan semuanya padaku, Kuina!" Nagato kembali menatap Kuina dengan tatapan dingin membuat bibir gadis itu bergetar ketika ingin mengucapkan sesuatu. Dengan terbata - bata Kuina menjelaskan cerita masa lalu Pandu yang dirinya ketahui kemudian memberitahu pada Nagato tentang kubu klan barat yang menganggap ayahnya sebagai pengkhianat.

Nagato tertawa kecil kemudian tersenyum sinis setelah mendengar cerita Kuina, aura gelap menyelimuti tubuhnya memadat disekitarnya sebelum menghilang.

"Persetan dengan kaisar aku akan membunuh semua orang yang berani menghina nama baik ayahku ... aku akan memastikan mereka mati ditanganku ini siapapun itu orangnya!" Nagato meremas tangannya kemudian dia kembali duduk, semua orang yang berada di karavan terdiam bahkan kesulitan untuk bernafas karena mendengar suara Nagato yang terdengar seolah - olah siap menerkam siapapun yang mencoba bicara padanya saat itu.

Kuina dan Serlin mencoba mengatur nafasnya yang tersengal - sengal karena aura hitam pekat Nagato yang memadat disekitar tubuhnya.

"Jadi ini Kutukan Kuno yang diincar Black Madia dan Kazan!" gumam Serlin pelan, dia tidak percaya melihat Nagato yang dulunya terlihat manis dan menggemaskan namun kini anak itu telah berubah dalam sekejap.

Kuina menghela nafas panjang sebelum menyapa Nagato.

"Nagato?" Kuina memberanikan diri memegang tangan Nagato dan menyapanya.

Nagato terdiam selama beberapa saat sebelum menjawab sapaan dari Kuina.

"Ada apa, Kuina?"

"Apa kamu baik - baik saja? Sebentar lagi kita akan sampai di Kota Fusha, bukankah ini pertama kali bagimu melihat dunia luar!" Kuina tersenyum, dirinya sadar tentang kondisi Nagato karena gurunya sudah menceritakan padanya bahwa Nagato mempunyai kepribadian ganda jika mentalnya sedang goyah dan Kuina yang paling menyadari hal tersebut.

Raut wajah Nagato kembali berubah seperti biasanya, perlahan aura hitam yang mengelilinginya menghilang secara perlahan, Kuina mengingat perkataan Pandu. Bahwa Nagato memiliki kutukan kuno yang mengerikan jika dia syok atau memiliki kebencian terhadap seseorang yang berlebihan maka dengan mudah kutukan itu akan mempengaruhi Nagato.

Nagato hanya diam dan tersenyum pada Kuina kemudian dia menatap keluar melihat pemandangan yang baru baginya.

Serlin dan Azai kaget melihat Kuina yang bersikap biasa saja, bahkan tindakan gadis itu membuat Zeno terkejut mengingat apa yang barusan terjadi.

"Berhenti!"

Kereta karavan mereka berhenti, ketika penjaga Kota Fusha menyuruh berhenti karena penjaga gerbang kota meminta Zeno untuk mengeluarkan surat izin dan membayar pajak senilai sepuluh koin perunggu syarat untuk pedagang memasuki Kota Fusha. Nagato memegang tangan gadis disampingnya.

"Nagato, ini pengalaman pertamamu, bukan?" Kuina tersenyum sambil mengusap rambut Nagato.

Nagato hanya mengangguk pelan kemudian matanya menatap pemandangan kota dari dalam kereta karavan, Zeno ingin bertanya tentang identitas Nagato namun dia tidak memberanikan diri untuk bertanya.

"Kami akan berhenti dipasar Kota Fusha." Zeno berbicara kepada Azai karena mereka telah sampai di tujuan mereka untuk berdagang, kemudian Azai menyuruh kereta karavan untuk berhenti karena mereka ingin mencari tempat penginapan.

"Terima kasih paman." Azai mengucapkan rasa terimakasih pada Zeno karena telah memberikan mereka tumpangan ke Kota Fusha. Kuina dan Serlin tersenyum lembut pada Zeno sebelum menghampiri Nagato.

"Tuan muda?" Zeno memanggil Nagato yang sedang melangkahkan kakinya untuk pergi.

"Ya." Nagato membalikkan badannya menatap Zeno yang memanggil dirinya.

Zeno mengurungkan niatnya karena Nagato terlihat sangat sensitif jika mendengar cerita yang berhubungan dengan Pandu dan Sarah.

"Maaf ... tidak jadi Tuan Muda." Zeno tersenyum kemudian kembali naik kedalam kereta karavan.

"Hmm ... paman itu kenapa?" Nagato menggumam pelan sambil melihat Zeno kemudian kembali berjalan bersama Kuina dan yang lainnya.

Disore hari jalanan Kota Fusha terlihat begitu ramai, para pedagang terlihat keluar masuk kota secara bergantian, sementara Nagato yang belum terbiasa melihat banyak orang disekelilingnya membuat dirinya menggenggam tangan Kuina dengan erat.

"Sebaiknya kita cari penginapan yang jauh dari kota." Kuina berbicara pada Azai dan Serlin yang berjalan dihadapannya.

Serlin hanya mengangguk pelan kemudian dia berjalan disamping Kuina sedangkan Azai mencoba pertanya pada penduduk kota mengenai penginapan yang jauh dari keramaian kota. Setelah beberapa menit Azai kembali dan menjelaska kepada mereka bahwa ada satu penginapan yang berada dipinggiran kota walaupun sepi pengunjung tetapi penginapan tersebut menjadi langganan tempat menginap para pendekar karena menyuguhkan fasilitas yang memadai dan pemandangan kincir angin didesa sekitar Kota Fusha yang dapat dilihat dari penginapan. Hanya saja harga semalam untuk menginap dibilang cukup mahal karena Azai dan Kuina tidak memiliki uang.

"Satu kamar 1 keping emas koin suci!" Kuina mnegerutkan dahinya ketika mendengar penjelasan Azai.

Serlin tersenyum setelah terdiam cukup lama dia menyarankan mereka untuk pergi ke penginapan itu karena dia membawa uang yang cukup.

Kuina menjulurkan tangannya meminta yang pada Serlin, sementara gadis itu hanya menggelengkan kepalanya kemudian dia tersenyum kecil.

"Satu keping emas apakah terlalu mahal Kak Serlin." Nagato melihat Serlin yang berjalan disampingnya.

Serlin terkejut mendengar Nagato memanggilnya dengan sebutan kakak sehingga dirinya sedikit malu kemudian menjelaskan kepada Nagato tentang mata uang yang digunakan di Kekaisaran Kai dan beberapa negara di Benua Ezzo.

Rata - rata mata uang yang digunakan di Benua Ezzo adalah Koin Emas Suci, Perak dan Perunggu. Nagato memahami penjelasan Serlin, sementara disisi lain Azai masih canggung untuk berbicara kepada Nagato.

Tidak lama mereka melihat penginapan bertingkat dengan kincir angin dibangunannya.

"Lihat Nagato kita sudah sampai di penginapan biar Kakak Serlin yang membayarnya!" Kuina melirik ke arah Serlin dan mengeledeknya.

Serlin mengeluarkan 2 koin keping emas kemudian berjalan menuju penginapan sementara Azai memprotes karena gadis itu karena hanya memesan dua kamar.

"Dua kamar? Kita berempat, jadi pesanlah empat kamar, dasar penyihir aneh!" Azai menghampiri Serlin dan memaksanya untuk mengeluarkan uang yang ada disakunya.

"Aku hanya punya dua keping emas aku tidur bersama Nagato sedangkan kalian tidur berdua." Serlin tersenyum melirik ke arah Kuina dan Azai karena dengan sengaja mengeledek mereka berdua.

Kuina tersenyum kemudian memeluk tubuh Nagato dan menatap Serlin, gadis itu tidak mau mengalah dengan pernyataan Serlin. Nagato memiliki wajah yang hampir sama dengan Pandu hanya saja raut wajah Nagato yang sekarang lebih tampan karena terlihat tatapan dingin dimatanya dan raut wajah yang terlihat serius. Jika Nagato seumuran dengan mereka pasti mereka selalu menggoda Nagato setiap waktu, bahkan di umur yang terpaut jauh antara Nagato dan dua gadis yang sedang memperebutkannya itu mereka berdua sudah tertarrik pada Nagato yang berumur lima tahun sementara Kuina dan Serlin berumur enam belas tahun dan umur mereka terpaut sebelas tahun.

Azai merasa terkalahkan dengan anak dari gurunya yang lebih muda sebelas tahun darinya soal perempuan, karena dua gadis itu memperebutkan Nagato. Kemudian Azai mengajak Nagato agar tidur berdua dengannya mendengar Azai yang mengajak Nagato, dua gadis yang sedang memperebutkan Nagato menatap Azai.

"Azai, jangan - jangan kamu ..." Serlin tersenyum tipis menatap Azai curiga.

"Bodoh, pikiranmu mengarah kemana Penyihir aneh!" Azai merasa kesal karena Serlin mengira dirinya juga tertarik dengan Nagato.

Kuina hanya tersenyum dan berniat mengeledek Azai tetapi pemuda itu menghiraukannya dan berjalan masuk kedalam penginapan.

"Permisi ..." Azai masuk dan melihat di penginapan itu hanya ada beberapa orang, namun matanya tertuju pada ketiga orang yang memakai jubah hitam bercorak merah.

Penginapan Kincir Angin terlihat begitu nyaman suasananya, penginapan itu berbentuk bangunan dua lantai yang menyediakan dua puluh dua kamar untuk disewakan. Kemudian Azai menghampiri Serlin untuk membayar dan memesan kamar.

Serlin memberikan dua keping emas disakunya kepada Azai kemudian matanya menatap beberapa orang yang memiliki aura berbeda dari yang lain.

"Serlin, kau menyadarinya bukan, kalian bertiga makanlah di kamar, biar aku yang makan di ruang tengah yang telah disediakan penginapan aku ingin mendengar pembicaraan mereka" Azai berbisik pelan di telinga Serlin karena dirinya merasa kenal dengan jubah yang digunakan tiga orang yang sedang berbincang di ruang tengah.

Serlin hanya tersenyum, kemudian dia memesan dua kamar di lantai dua dan memesan beberapa makanan untuk di makan di ruangan kamar mereka. Kemudian Serlin tersenyum ke arah Nagato dan membawanya kedalam sebuah kamar penginapan yang telah dipesan.

Serlin menatap Azai kemudian mengeluarkan beberapa koin emas sebelum memberikan kepadanya.

"Azai, belikan pakaian untuk Nagato dan pakaian kita juga sudah terlihat lusuh? Jadi belilah untuk kita berempat pakaian yang baru!" Serlin tersenyum memberikan 2 keping emas pada Azai.

Azai terlihat kesal karena merasa dipermainkan Serlin.

"Bukankah kau bilang kau hanya mempunyai 2 keping emas? Penyihir aneh!" Azai mengambil 2 keping emas yang diberikan Serlin sambil mengumpat dalam hati ketika gadis penyihir itu pura - pura tidak mendengar perkataannya.

Kuina yang mendengar pembicaraan tersebut meminta uang kepada Serlin karena dirinya juga ingin memilih pakaian yang cocok untuk Nagato. Serlin memberikan 2 keping emas kepada Kuina kemudian gadis itu mengambil 1 keping emas ditangan Azai sebelum berlari meninggalkan kamar penginapan.

Azai berniat mengejar Kuina tetapi dirinya juga malu ketika melihat gadis pelayan melihatnya berlarian didalam penginapan. Setelah melihat Azai dan Kuina telah pergi, Serlin beranjak mandi di kamar mandi yang berada didalam kamar. Sedangkan Nagato memilih mandi ditempat pemandian khusus pria yang disediakan penginapan kincir angin.

Didalam kolam air panas terlihat seorang pria sedang berendam, kemudian Nagato mencoba melangkahkan kakinya menyentuh air dikolam itu.

Seluruh bebannya terasa terangkat dari tubuhnya ketika Nagato berendam dirinya menikmati suasana itu selama beberapa saat sebelum meninggalkan kakek yang sedang meminum arak sambil berendam dikolam yang sama dengannya.

Setelah selesai mandi Nagato kembali kekamar dan disana terlihat Serlin melilitkan handuknya yang terlihat ketat dan menggoda tetapi bagi Nagato pemandangan seperti itu bukanlah sesuatu yang membuat bergairah justru Nagato menghiraukan Serlin dan merebahkan tubuhnya dikasur.

"Na .. ga .. to! Apa kau tidak tertarik dengan tubuhku ini?" Serlin mengembungkan pipinya karena Nagato hanya diam menatap tubuhnya tetapi tidak bereaksi sedikitpun.

"Hmm ... " Nagato menggumam pelan menatap tubuh Serlin yang ditutupi handuk sehingga terlihat lekuk tubuhnya yang menggoda.

Serlin salah tingkah ketika tatapam dingin Nagato menatap tubuhnya.

"A ... Apa? Apakah tubuhku?" Serlin gugup melihat tatapan mata Nagato yang menatap tubuhnya.

"Jika lelaki lain yang berada diposisiku mungkin dia tertarik dengan tubuh Kak Serlin ... jadi jangan perlihatkan bagian tubuh kesembarang orang dan tutup pintu ketika Kak Serlin hanya sedang memakai handuk!" Nagato memalingkan wajahnya memberi saran kepada Serlin.

"Kenapa, aku merasa seperti ditolak?" Serlin yang kesal kemudian duduk disamping ranjang Nagato dan merebahkan tubuhnya. Tiba - tiba suara pintu kamar terbuka dan Kuina melihat Serlin yang dengan santainya memakai handuk berbaring disamping Nagato yang juga hanya memakai handuk.

"Azai, kamarmu disebelah!" Kuina merapatkan pintunya ketika Azai hendak memasuki kamar tersebut. Kemudian Kuina memberikan dua pakaian pada Nagato, pakaian yang pertama berwarna hitam legam dan pakaian kedua berwarna putih.

Nagato mengambil kedua pakaian tersebut kemudian masuk kedalam kamar mandi untuk memakai pakaian. Kuina juga bersiap untuk mandi sebelum makan malam.

Tidak lama Azai datang mengetuk kamar mereka dan hendak makan diruang tengah, Serlin yang sudah memakai baju barunya hanya mengangguk pelan mendengar perkataan Azai.

Nagato makan dikamar bersama Kuina dan Serlin, salah satu pelayan mengantarkan beberapa makanan dan minuman kekamar yang mereka pesan.

"Nagato, makan yang banyak biar tubuhmu sehat karena kamu masih dalam masa pertumbuhan." Kuina tersenyum lembut pada Nagato sambil mengambilkan sup untuk Nagato makan.

Serlin melirik Nagato kemudian mengambil sup dan nasi dengan sendoknya kemudian mengarahkannya pada mulut Nagato.

"Nagato ..., aaaaaa." suara Serlin yang sengaja dibuat manja membuat Nagato membuka mulutnya.

Nagato menyambut suapan sendok Serlin, kemudian dia mengunyahnya pelan menikmati setiap sensasi makanan yang sedang dia kunyah dimulutnya.

Nafas Serlin terengah - rengah melihat Nagato yang terlihat tidak peduli padanya tetapi tetap menyambut suapan sendoknya.

"Kuina .. andai .. Nagato seumuran dengan kita aku ... aku." Serlin menatap wajah dingin Nagato. Sedangkan Kuina hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah temannya itu.

"Dasar penyihir aneh, mulai kumat lagi tingkah lakunya." Kuina menikmati sup yang sedang dia makan.

Disisi lain Azai yang sedang berada diruang tengah berusaha untuk mencari tahu informasi tentang kejadian yang baru saja terjadi di Kekaisaran Kai.

Terpopuler

Comments

Shen shandian luo

Shen shandian luo

kok gak enak banget baca nama pernafasannya
..

2022-04-20

0

Muhammad Taufik

Muhammad Taufik

kurang srek sama dialog percakapan antara tokoh nya

2021-02-12

0

Temu Rose

Temu Rose

komen 5

2020-06-18

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 - Awal Semula
2 Ch. 2 - Awal Semula II
3 Ch. 3 - Awal Semula III
4 Ch. 4 - Awal Semula IV
5 Ch. 5 - Awal Semula V
6 Ch. 6 - Klan Kuromachi
7 Ch. 7 - Identitas Kakek Hyogoro
8 Ch. 8 - Meninggalkan Kota Fusha
9 Ch. 9 - Serigala Hitam Dan Desa Timun
10 Ch. 10 - Roshima Lautan Api
11 Ch. 11 - Kisah Yang Lain
12 Ch. 12 - Bangsawan Kita
13 Ch. 13 - Serigala Hitam II
14 Ch. 14 - Manusia Buas
15 Ch. 15 - Kepala Keluarga Bangsawan Kita
16 Ch. 16 - Kota Semara Inda
17 Ch. 17 - Situasi Kota Yasai
18 Ch. 18 - Pertemuan Ketiga Klan Dari Utara
19 Ch. 19 - Pembahasan Manusia Buas
20 Ch. 20 - Perasaan Apa Ini?
21 Ch. 21 - Benang Merah
22 Ch. 22 - Manusia Buas
23 Ch. 23 - Gerbang Selatan
24 Ch. 24 - Shirayuki Hime
25 Ch. 25 - Bunuh Rasa Ragumu
26 Ch. 26 - Aura Yang Membungkus Tubuh
27 Ch. 27 - Perubahan X 2
28 Ch. 28 - Kuina Terluka
29 Ch. 29 - Kerja Sama Antara Nagato Dan Iris
30 Ch. 30 - Iris Menjelaskan?
31 Ch. 31 - Kalah Telak Untuk Melindunginya
32 Ch. 32 - Aura Harus Dilawan Dengan Aura
33 Ch. 33 - Shinigami Dan Takdir Nagato
34 Ch. 34 - Benang Merah Lainnya
35 Ch. 35 - Kakek Hyogoro vs Manusia Buas X 1
36 Ch. 36 - Pertempuran Berakhir
37 Ch. 37 - Bahu - Membahu
38 Ch. 38 - Janji Jari Kelingking Dan Sebuah Cincin
39 Ch. 39 - Perjodohan
40 Ch. 40 - Menuju Kota Mikawa
41 Ch. 41 - Melanjutkan Perjalanan
42 Ch. 42 - Pewaris Kekuatan Surgawi
43 Ch. 43 - Kota Mikawa
44 Ch. 44 - Kediaman Klan Kitakaze
45 Ch. 45 - Empat Jenius Klan Kitakaze
46 Ch. 46 - Awal Semula End
47 Ch. 47 - Hutan Cakrawyuha
48 Ch. 48 - Jendral Api Dan Jendral Bangsawan
49 Ch. 49 - Latihan Sambung
50 Ch. 50 - Senjata Kuno Tipe Pusaka : Pedang Air
51 Ch. 51 - Hawk
52 Ch. 52 - Latihan Awal
53 Ch. 53 - Pertemuan Dengan Hawk
54 Ch. 54 - Benua Ezzo
55 Ch. 55 - Keinginan Kalian
56 Ch. 56 - Berumur Enam Tahun
57 Ch. 57 - Bukit Angin
58 Ch. 58 - Air Dan Api
59 Ch. 59 - Pekerjaan Kakek Hyogoro
60 Ch. 60 - Menuju Kota Reruntuhan Kuno
61 Ch. 61 - Desa Ninniku
62 Ch. 62 - Penginapan Desa Ninniku
63 Ch. 63 - Perampok Wanita
64 Ch. 64 - Isamu
65 Ch. 65 - Seorang Pecundang Jangan Berlagak Seperti Pemenang
66 Ch. 66 - ST 13 Dan ST 14
67 Ch. 67 - ST 14
68 Ch. 68 - Api Yang Membakar Tubuh
69 Ch. 69 - Monster Pembunuh Kai
70 Ch. 70 - Takdir Masa Lalu
71 Ch. 71 - Tubuh Dewi Pengobatan
72 Ch. 72 - Kota Reruntuhan Kuno
73 Ch. 73 - Kota Orang Buangan
74 Ch. 74 - Nenek Beo
75 Ch. 75 - Kediaman Bangsawan Kochi
76 Ch. 76 - Amaga
77 Ch. 77 - Tsutomu Dan Kochi Yoshimitsu
78 Ch. 78 - Membuka Kedok Kacamata Licik
79 Ch. 79 - Terbongkarnya Kedok Amaga
80 Ch. 80 - Menuju Kota Helai
81 Ch. 81 - Kota Helai
82 Ch. 82 - Kenapa Perasaan Ini Sangat Menyakitkan?
83 Ch. 83 - Cinta Monyet
84 Ch. 84 - Curiga
85 Ch. 85 - Bubur Ayam Ala Keluarga Von Azbec
86 Ch. 86 - Bakat Yang Mengerikan
87 Ch. 87 - Gua Hati
88 Ch. 88 - Gua Hati II
89 Ch. 89 - 14 DAY
90 Ch. 90 - Story Leak
91 Ch. 91 - Aura
92 Ch. 92 - Raja Hewan Buas Kalajengking Merah
93 Ch. 93 - Kera Tinju
94 Ch. 94 - Serigala Bertanduk Merah
95 Ch. 95 - Buaya Darat Dan Lebah Racun
96 Ch. 96 - Lebah Racun Dan Kera Hitam
97 Ch. 97 - Pangeran Menculik Tuan Putri
98 Ch. 98 - Raja Binatang Iblis Ular Sanca Bertanduk Hitam
99 Ch. 99 - Raja Hewan Buas Gorila Peniru
100 Ch. 100 - Dua Pembunuh Bayaran Menyusup Ke Hutan Cakrawyuha
101 Ch. 101 - Nagato vs Demet
102 Ch. 102 - Kharisma Nagato
103 Ch. 103 - Penyakit Nagato
104 Ch. 104 - Efek Halusinasi Cakar Kucing Manis
105 Ch. 105 - Nyamuk Tertawa
106 Ch. 106 - Topeng Rubah Putih
107 Ch. 107 - Topeng Rubah Putih II
108 Ch. 108 - Topeng Rubah Putih III
109 Ch. 109 - Pengawal Rubah Putih
110 Ch. 110 - Kota Kumori
111 Ch. 111 - Identitas Otani Terungkap
112 Ch. 112 - Kerusuhan Di Kota Kumori
113 Ch. 113 - Mizuko
114 Ch. 114 - Hayama
115 Ch. 115 - Gunung Menangis
116 Ch. 116 - Situasi Perguruan Gunung Menangis
117 Ch 117 - Awal Kekacauan Di Gunung Menangis
118 Ch. 118 - Senjata Kuno Tipe Langka : Seruling Ilusi
119 Ch. 119 - Ilusi Istana Labirin
120 Ch. 120 - Api Matahari
121 Ch. 121 -Akhir Pertempuran Gunung Menangis
122 Ch. 122 - Markas Pencuri Ashikubi
123 Ch. 123 - Asha Anak Bangsawan Fang Dari Kerajaan Sihir Azbec
124 Ch. 124 - Dorobo
125 Ch. 125 - Bisma
126 Ch. 126 - Jadilah Cucuku
127 Ch. 127 - Latihan Terakhir Bersama Bisma
128 Ch. 128 - Kepergian Bisma
129 Ch. 129 - Kebebasan Yang Direnggut
130 Ch. 130 - Aku Tidak Akan Melarikan Diri
131 Ch. 131 - Chapter Spesial END
132 Ch. 132 - Hutan Cakrawyuha END
133 Ch. 133 - Menuju Kediaman Klan Fuyumi
134 Ch. 134 - Pembakaran Tanjung Missique
135 Ch. 135 - Aku Adalah Orang Yang Akan Merubah Dunia Ini
136 Ch. 136 - Kemunculan Sepuluh Tetua Kai
137 Ch. 137 - Pertemuan Sepuluh Tetua Kai
138 Ch. 138 - Kunjungan Keluarga Kaisar Hizen
139 Ch. 139 - Cinta Tak Terbalas Dan Terimakasih
140 Ch. 140 - Kematian Asha
141 Ch. 141 - Pertemuan Kembali
142 Ch. 142 - Aku Bersyukur Bisa Mengenalmu
143 Ch. 143 - Perjodohan Iris Dan Hiragi
144 Ch. 144 - Api Yang Membentuk Lambang Hati
145 Ch. 145 - Cemburu
146 Ch. 146 - Tangisan Kepedihan Litha
147 Ch. 147 - Perasaan Terburukku
148 Ch. 148 - Jagalah Dia Untukku
149 Ch. 149 - Kepedihan Yang Masih Tersisa
150 Ch. 150 - Meninggalkan Pulau Samui
151 Ch. 151 - Desa Kuri
152 Ch. 152 - Kepolosan Alami
153 Ch. 153 - Provinsi Barat
154 Ch. 154 - Kota Mikazuchi
155 Ch. 155 - Memanas! Ejekan Dan Sindiran!
156 Ch. 156 - Ibu Kota Daifuzen
157 Ch. 157 - Rencana Kudeta Kekaisaran Rakuza
158 Ch. 158 - Calon Menantu?
159 Ch. 159 - Arena Lingkaran Harimau
160 Ch. 160 - Turnamen Harimau Kai Dimulai!
161 Ch. 161 - Kemunculan Hayabusa! 19,220 Keping Emas Kemenangan!
162 Ch. 162 - Kemenangan Mulus Nagato Dan Litha
163 Ch. 163 - Si Kembar Dari Klan Fuyumi
164 Ch. 164 - Pertama Hijau Dan Alam
165 Ch. 165 - Aku ingin Melawanmu, Nagato!
166 Ch. 166 - Dekapan Angin Utara! Kemenangan Chiaki!
167 Ch. 167 - Pergerakan Organisasi Disaster
168 Ch. 168 - Pedang Sebagai Pajangan?
169 Ch. 169 - Klan Akatsuki, Klan Agata Dan Klan Misuzawa Lolos.
170 Ch. 170 - Penyesalan Kaisar Genki
171 Ch. 171 - Jawaban Nagato Dan Cincin Janji Cinta Mereka Berdua
172 Ch. 172 - Jaga Jarak Aman
173 Ch. 173 - Air Mata Tanpa Sebab
174 Ch. 174 - Story Leak
175 Ch. 175 - Babak Penyisihan
176 Ch. 176 - Berebut Tiket Menuju Babak Selanjutnya!
177 Ch. 177 - Penghancur! Kakugo Dari Perguruan Api Abadi!
178 Ch. 178 - Dua Bidadari Fuyumi
179 Ch. 179 - Keputusan Sulit! Menikah Dini?
180 Ch. 180 - Rencana Tersembunyi Satra
181 Ch. 181 - Akan Kupastikan Kau Akan Menerima Balasannya!
182 Ch. 182 - Berhenti Sementara
183 Ch. 183 - Keputusan Mujin
184 Ch. 184 - Wasit Baru! Senjata Kuno Tipe Langka : Jenis Unik Pena Merak/Kujaku
185 Ch. 185 - Kenji Dan Isaka. Lawan Menjadi Kawan.
186 Ch. 186 - Nasihat Dari Calon Mertua? Shirayuki-Hime
187 Ch. 187 - Kemenangan Misuzawa Hanabi
188 Ch. 188 - Kemenangan Hisui
189 Ch. 189 - Sahabat Enam Masa Muda
190 Ch. 190 - Sahabat Tujuh Masa Muda
191 Ch. 191 - Identitas Azuma
192 Ch. 192 - Rencana Hayabusa Dan Rekan Barunya
193 Ch. 193 - Pertandingan Pembuka Babak 32 Besar Turnamen Harimau Kai
194 Ch. 194 - Emosi Yang Menguap
195 Ch. 195 - Kakugo Dan Nagato
196 Ch. 196 - Kitakaze Yuri vs Reina Reikho
197 Ch. 197 - Misuzawa Hanabi vs Jaisetsu Kadowaki
198 Ch. 198 - Hanabi vs Jaisetsu! Variasi Serangan Aura!
199 Ch. 199 - Ashiya Giyumaru vs Kitakaze Kenji
200 Ch. 200 - Tekad Kenji! Terhimpit Dua Dinding Tanah!
201 Ch. 201 - Kekalahan Kenji! Hidup Untukmu Yuri Kesayanganku!
202 Ch. 202 - Fuyumi Tika vs Hamu Myoko
203 Ch. 203 - Identitas Kuro
204 Ch. 204 - Hisui vs Muromachi Midorimachi
205 Ch. 205 - Hiragi vs Kurozawa Mirazawa
206 Ch. 206 - Masayu vs Mietara Gooru
207 Ch. 207 - Fuyumi Litha vs Kitakaze Chiaki
208 Ch. 208 - Shinjitakatta Yatsura vs Seibu Azuki
209 Ch. 209 - Fuyumi Iris vs Seifu Kirisaki
210 Ch. 210 - Kuromachi Kurose vs Satha
211 Ch. 211 - Mangetsu Tatara vs Matsuhisa Osamu
212 Ch. 212 - Himuro Kirigiri vs Ishikawa Kobayashi
213 Ch. 213 - Akatsuki Akaza vs Muromachi Kise
214 Ch. 214 - Guren Toshiko vs Kitakaze Renji
215 Ch. 215 - Yamata Hizen Berkepribadian Ganda!
216 Ch. 216 - Rumah Makan Hono! Naga Dan Iris!
217 Ch. 217 - Lampion Menghiasi Langit Malam Danau Sakura!
218 Ch. 218 - Tawa Dan Senyum Lepas! Sifat Alami Naga Dan Iris!
219 Ch. 219 - Pertemuan Awal Nagato Dan Hayabusa!
220 Ch. 220 - Keterlibatan Nagato!
221 Ch. 221 - Berita Heboh! Kematian Yang Penuh Misteri Guren Toshiko!
222 Ch. 222 - Mengisi Waktu Luang Seharian! Kolam Air Panas!
223 Ch. 223 - Lapak Ramen Ricuh!
224 Ch. 224 — Pengkhianat Saling Berkumpul
225 Ch. 225 — Babak 16 Besar Turnamen Harimau Kai
226 Ch. 226 — Fuyumi Iris vs Seibu Azuki! Kecantikan Nomor Satu!
227 Ch. 227 — Teknik Pedang Api Milik Nagato!
228 Ch. 228 — Air Dan Hujan...
229 Ch. 229 — Menuju 8 Besar
230 Ch. 230 — Sepupu Tidur Berdua Dan Ciuman Pertama Dari Gadis Bermata Sayu
231 Ch. 231 — Novelitha Von Azbec Dan Soren Von Azbec...
232 Ch. 232 — Babak 8 Besar Turnamen Harimau Kai
233 Ch. 233 — Novelitha Von Azbec Dan Misuzawa Hanabi
234 Ch. 234 — Takdir Benang Merah Kagutsuchi
235 Ch. 235 — Kata-Kata Terakhir Kakek Hyogoro
236 Ch. 236 — Memilukan
237 Ch. 237 — Pergerakan Setiap Orang
238 Ch. 238 — Kematian Hisui
239 Ch. 239 — Phyton
240 Ch. 240 — Penyerangan Kekaisaran Rakuza
241 Ch. 241 — Arwah Suci Jenis Mythical: Yamata No Orochi
242 Ch. 242 — Semangat Juang
243 Ch. 243 — Arwah Suci Jenis Mythical : Ushi Oni
244 Ch. 244 — Manusia Hewan Buas
245 Ch. 245 — Tiga Pihak Saling Membunuh
246 Ch. 246 — Api Dari Arah Kota Mikazuchi
247 Ch. 247 — Takdir Yang Tidak Mereka Sadari
248 Ch. 248 — Kehabisan Aura
249 Ch. 249 — Perbincangan Shinigami Dan Kagutsuchi
250 Ch. 250 — Niat Terselubung Shinigami
251 Ch. 251 — Pil Pemulih Aura
252 Ch. 252 — Pendekar Wanita, Mio.
253 Ch. 253 — Pedang Es, Fuyumi Emi.
254 Ch. 254 — Kepulan Asap Hitam Sebagai Sinyal
255 Ch. 255 — Ledakan Es Menggelegar
256 Ch. 256 — Pedang Musim Semi, Misuzawa Matsuri.
257 Ch. 257 — Cincin Air, Hawk.
258 Ch. 258 — Cincin Api, Tsumasaki.
259 Ch. 259 — Pedang Tanah, Budou.
260 Ch. 260 — Kerjasama Kelima Fuyumi
261 Ch. 261 — Aura Dewa Kematian I ~ Kepribadian Yang Mulai Goyah
262 Ch. 262 — Aura Dewa Kematian II ~ Gunakan Sepenuhnya
263 Ch. 263 — Tak Terduga
264 Ch. 264 — Bala Bantuan Datang! Bahaya Mengintai!
265 Ch. 265 — Matahari Terbenam Dan Api Membara
266 Ch. 266 — Ilusi Hutan Cakrawyuha
267 Ch. 267 — Ilusi Hutan Cakrawyuha II
268 Ch. 268 — Ilusi Hutan Cakrawyuha III
269 Ch. 269 — Ilusi Hutan Cakrawyuha IV
270 Ch. 270 — Ilusi Hutan Cakrawyuha V
271 Ch. 271 — Ilusi Hutan Cakrawyuha VI
272 Ch. 272 — Menuju Akhir Pertempuran
273 Ch. 273 — Menuju Akhir Pertempuran II
274 Ch. 274 — Semburan Pemusnah! Ignist!
275 Ch. 275 — Pembantaian Sepihak
276 Ch. 276 — Pembantaian Sepihak II
277 Ch. 277 — Pembantaian Sepihak III
278 Ch. 278 — Pembantaian Sepihak IV
279 Ch. 279 — Apa Itu Kebebasan?
280 Ch. 280 — Keputusasaan
281 Ch. 281 — Shirayuki vs Raido
282 Ch. 282 — Keputusasaan II
283 Ch. 283 — Keputusasaan III
284 Ch. 284 — Memilukan! Perpisahan Yang Menyakitkan!
285 Ch. 285 — Kedatangan Ratu Iblis Ophys
286 Ch. 286 — Pertempuran Berakhir
287 Ch. 287 — Kriminal Keji Yang Baik Hati
288 Ch. 288 — Kriminal Keji Yang Baik Hati II
289 Ch. 289 — ARC CINTA END
290 Ch. 290 — Legenda Hiryuu
291 Ch. 291 — Permulaan
292 Ch. 292 — Pulau Wyuha
293 Ch. 293 — Berkumpulnya Para Legenda
294 Ch. 294 — Sang Legenda Undur Diri
295 Ch. 295 — Badai Era Baru
296 Ch. 296 — Novelitha Von Azbec
297 Ch. 297 — Litha Dan Ophys! Janji Saudari Angkat!
298 Ch. 298 — Merangsang Aura Litha
299 Ch. 299 — Tekad Litha
300 Ch. 300 — Tangisan Iris Dan Jeritan Nagato
301 Ch. 301 — Pencuri Ashikubi
302 Ch. 302 — Hound Dan Nagato
303 Ch. 303 — Tangisan Hound
304 Ch. 304 — Perjuangan Hound! Menebus Dan Meminta Maaf!
305 Ch. 305 — Akhir Yang Memilukan Dan Jalan Masa Depan(End) S1 > S2 The Dawn
306 ARC 1 Musnah Dalam Satu Murka The Dawn 1 : Salju Yang Terhempas
307 The Dawn 2 : Lelaki Tua Itu Kakekku?
308 The Dawn 3 : Cakra Dan Pedang Kusanagi
309 The Dawn 4 : Kontrak Darah Dewa Kematian
310 The Dawn 5 : Panda
311 The Dawn 6 : Tanah Leluhurku
312 The Dawn 7 : Hayabusa
313 The Dawn 8 : Markas Manusia Buas
314 The Dawn 9 : Kashima Shinden
315 The Dawn 10 : Nekoya
316 The Dawn 11 : Kota Leftnout
317 The Dawn 12 : Sonjo
318 The Dawn 13 : Manusia Hewan Buas
319 The Dawn 14 : Perusuh Di Kota Leftnout
320 The Dawn 15 : Tifon Laura
321 The Dawn 16 : Asosiasi Pedang Darah
322 The Dawn 17 : Akhir Dari Asosiasi Pedang Darah
323 The Dawn 18 : Kota Jill
324 The Dawn 19 :Bunga Darah
325 The Dawn 20 : Bunga Darah II
326 The Dawn 21 : Pemuda Berambut Biru
327 The Dawn 22 : Nagato?
328 The Dawn 23 : Hiragi
329 The Dawn 24 : Markas Akhir
330 The Dawn 25 : Api Abadi
331 The Dawn 26 : Ingatan Yang Membeku
332 The Dawn 27 : Serlin
333 The Dawn 27 : Serlin
334 The Dawn 28 : Kematian Serlin
335 The Dawn 29 : Lembah Rafinha
336 The Dawn 30 : Sonjo vs Wang Zhi
337 The Dawn 31 : Lembah Rafinha II
338 The Dawn 32 : Lembah Rafinha III
339 The Dawn 33 : Lembah Rafinha IV
340 The Dawn 34 : Lembah Rafinha V
341 Pengumuman
Episodes

Updated 341 Episodes

1
Ch. 1 - Awal Semula
2
Ch. 2 - Awal Semula II
3
Ch. 3 - Awal Semula III
4
Ch. 4 - Awal Semula IV
5
Ch. 5 - Awal Semula V
6
Ch. 6 - Klan Kuromachi
7
Ch. 7 - Identitas Kakek Hyogoro
8
Ch. 8 - Meninggalkan Kota Fusha
9
Ch. 9 - Serigala Hitam Dan Desa Timun
10
Ch. 10 - Roshima Lautan Api
11
Ch. 11 - Kisah Yang Lain
12
Ch. 12 - Bangsawan Kita
13
Ch. 13 - Serigala Hitam II
14
Ch. 14 - Manusia Buas
15
Ch. 15 - Kepala Keluarga Bangsawan Kita
16
Ch. 16 - Kota Semara Inda
17
Ch. 17 - Situasi Kota Yasai
18
Ch. 18 - Pertemuan Ketiga Klan Dari Utara
19
Ch. 19 - Pembahasan Manusia Buas
20
Ch. 20 - Perasaan Apa Ini?
21
Ch. 21 - Benang Merah
22
Ch. 22 - Manusia Buas
23
Ch. 23 - Gerbang Selatan
24
Ch. 24 - Shirayuki Hime
25
Ch. 25 - Bunuh Rasa Ragumu
26
Ch. 26 - Aura Yang Membungkus Tubuh
27
Ch. 27 - Perubahan X 2
28
Ch. 28 - Kuina Terluka
29
Ch. 29 - Kerja Sama Antara Nagato Dan Iris
30
Ch. 30 - Iris Menjelaskan?
31
Ch. 31 - Kalah Telak Untuk Melindunginya
32
Ch. 32 - Aura Harus Dilawan Dengan Aura
33
Ch. 33 - Shinigami Dan Takdir Nagato
34
Ch. 34 - Benang Merah Lainnya
35
Ch. 35 - Kakek Hyogoro vs Manusia Buas X 1
36
Ch. 36 - Pertempuran Berakhir
37
Ch. 37 - Bahu - Membahu
38
Ch. 38 - Janji Jari Kelingking Dan Sebuah Cincin
39
Ch. 39 - Perjodohan
40
Ch. 40 - Menuju Kota Mikawa
41
Ch. 41 - Melanjutkan Perjalanan
42
Ch. 42 - Pewaris Kekuatan Surgawi
43
Ch. 43 - Kota Mikawa
44
Ch. 44 - Kediaman Klan Kitakaze
45
Ch. 45 - Empat Jenius Klan Kitakaze
46
Ch. 46 - Awal Semula End
47
Ch. 47 - Hutan Cakrawyuha
48
Ch. 48 - Jendral Api Dan Jendral Bangsawan
49
Ch. 49 - Latihan Sambung
50
Ch. 50 - Senjata Kuno Tipe Pusaka : Pedang Air
51
Ch. 51 - Hawk
52
Ch. 52 - Latihan Awal
53
Ch. 53 - Pertemuan Dengan Hawk
54
Ch. 54 - Benua Ezzo
55
Ch. 55 - Keinginan Kalian
56
Ch. 56 - Berumur Enam Tahun
57
Ch. 57 - Bukit Angin
58
Ch. 58 - Air Dan Api
59
Ch. 59 - Pekerjaan Kakek Hyogoro
60
Ch. 60 - Menuju Kota Reruntuhan Kuno
61
Ch. 61 - Desa Ninniku
62
Ch. 62 - Penginapan Desa Ninniku
63
Ch. 63 - Perampok Wanita
64
Ch. 64 - Isamu
65
Ch. 65 - Seorang Pecundang Jangan Berlagak Seperti Pemenang
66
Ch. 66 - ST 13 Dan ST 14
67
Ch. 67 - ST 14
68
Ch. 68 - Api Yang Membakar Tubuh
69
Ch. 69 - Monster Pembunuh Kai
70
Ch. 70 - Takdir Masa Lalu
71
Ch. 71 - Tubuh Dewi Pengobatan
72
Ch. 72 - Kota Reruntuhan Kuno
73
Ch. 73 - Kota Orang Buangan
74
Ch. 74 - Nenek Beo
75
Ch. 75 - Kediaman Bangsawan Kochi
76
Ch. 76 - Amaga
77
Ch. 77 - Tsutomu Dan Kochi Yoshimitsu
78
Ch. 78 - Membuka Kedok Kacamata Licik
79
Ch. 79 - Terbongkarnya Kedok Amaga
80
Ch. 80 - Menuju Kota Helai
81
Ch. 81 - Kota Helai
82
Ch. 82 - Kenapa Perasaan Ini Sangat Menyakitkan?
83
Ch. 83 - Cinta Monyet
84
Ch. 84 - Curiga
85
Ch. 85 - Bubur Ayam Ala Keluarga Von Azbec
86
Ch. 86 - Bakat Yang Mengerikan
87
Ch. 87 - Gua Hati
88
Ch. 88 - Gua Hati II
89
Ch. 89 - 14 DAY
90
Ch. 90 - Story Leak
91
Ch. 91 - Aura
92
Ch. 92 - Raja Hewan Buas Kalajengking Merah
93
Ch. 93 - Kera Tinju
94
Ch. 94 - Serigala Bertanduk Merah
95
Ch. 95 - Buaya Darat Dan Lebah Racun
96
Ch. 96 - Lebah Racun Dan Kera Hitam
97
Ch. 97 - Pangeran Menculik Tuan Putri
98
Ch. 98 - Raja Binatang Iblis Ular Sanca Bertanduk Hitam
99
Ch. 99 - Raja Hewan Buas Gorila Peniru
100
Ch. 100 - Dua Pembunuh Bayaran Menyusup Ke Hutan Cakrawyuha
101
Ch. 101 - Nagato vs Demet
102
Ch. 102 - Kharisma Nagato
103
Ch. 103 - Penyakit Nagato
104
Ch. 104 - Efek Halusinasi Cakar Kucing Manis
105
Ch. 105 - Nyamuk Tertawa
106
Ch. 106 - Topeng Rubah Putih
107
Ch. 107 - Topeng Rubah Putih II
108
Ch. 108 - Topeng Rubah Putih III
109
Ch. 109 - Pengawal Rubah Putih
110
Ch. 110 - Kota Kumori
111
Ch. 111 - Identitas Otani Terungkap
112
Ch. 112 - Kerusuhan Di Kota Kumori
113
Ch. 113 - Mizuko
114
Ch. 114 - Hayama
115
Ch. 115 - Gunung Menangis
116
Ch. 116 - Situasi Perguruan Gunung Menangis
117
Ch 117 - Awal Kekacauan Di Gunung Menangis
118
Ch. 118 - Senjata Kuno Tipe Langka : Seruling Ilusi
119
Ch. 119 - Ilusi Istana Labirin
120
Ch. 120 - Api Matahari
121
Ch. 121 -Akhir Pertempuran Gunung Menangis
122
Ch. 122 - Markas Pencuri Ashikubi
123
Ch. 123 - Asha Anak Bangsawan Fang Dari Kerajaan Sihir Azbec
124
Ch. 124 - Dorobo
125
Ch. 125 - Bisma
126
Ch. 126 - Jadilah Cucuku
127
Ch. 127 - Latihan Terakhir Bersama Bisma
128
Ch. 128 - Kepergian Bisma
129
Ch. 129 - Kebebasan Yang Direnggut
130
Ch. 130 - Aku Tidak Akan Melarikan Diri
131
Ch. 131 - Chapter Spesial END
132
Ch. 132 - Hutan Cakrawyuha END
133
Ch. 133 - Menuju Kediaman Klan Fuyumi
134
Ch. 134 - Pembakaran Tanjung Missique
135
Ch. 135 - Aku Adalah Orang Yang Akan Merubah Dunia Ini
136
Ch. 136 - Kemunculan Sepuluh Tetua Kai
137
Ch. 137 - Pertemuan Sepuluh Tetua Kai
138
Ch. 138 - Kunjungan Keluarga Kaisar Hizen
139
Ch. 139 - Cinta Tak Terbalas Dan Terimakasih
140
Ch. 140 - Kematian Asha
141
Ch. 141 - Pertemuan Kembali
142
Ch. 142 - Aku Bersyukur Bisa Mengenalmu
143
Ch. 143 - Perjodohan Iris Dan Hiragi
144
Ch. 144 - Api Yang Membentuk Lambang Hati
145
Ch. 145 - Cemburu
146
Ch. 146 - Tangisan Kepedihan Litha
147
Ch. 147 - Perasaan Terburukku
148
Ch. 148 - Jagalah Dia Untukku
149
Ch. 149 - Kepedihan Yang Masih Tersisa
150
Ch. 150 - Meninggalkan Pulau Samui
151
Ch. 151 - Desa Kuri
152
Ch. 152 - Kepolosan Alami
153
Ch. 153 - Provinsi Barat
154
Ch. 154 - Kota Mikazuchi
155
Ch. 155 - Memanas! Ejekan Dan Sindiran!
156
Ch. 156 - Ibu Kota Daifuzen
157
Ch. 157 - Rencana Kudeta Kekaisaran Rakuza
158
Ch. 158 - Calon Menantu?
159
Ch. 159 - Arena Lingkaran Harimau
160
Ch. 160 - Turnamen Harimau Kai Dimulai!
161
Ch. 161 - Kemunculan Hayabusa! 19,220 Keping Emas Kemenangan!
162
Ch. 162 - Kemenangan Mulus Nagato Dan Litha
163
Ch. 163 - Si Kembar Dari Klan Fuyumi
164
Ch. 164 - Pertama Hijau Dan Alam
165
Ch. 165 - Aku ingin Melawanmu, Nagato!
166
Ch. 166 - Dekapan Angin Utara! Kemenangan Chiaki!
167
Ch. 167 - Pergerakan Organisasi Disaster
168
Ch. 168 - Pedang Sebagai Pajangan?
169
Ch. 169 - Klan Akatsuki, Klan Agata Dan Klan Misuzawa Lolos.
170
Ch. 170 - Penyesalan Kaisar Genki
171
Ch. 171 - Jawaban Nagato Dan Cincin Janji Cinta Mereka Berdua
172
Ch. 172 - Jaga Jarak Aman
173
Ch. 173 - Air Mata Tanpa Sebab
174
Ch. 174 - Story Leak
175
Ch. 175 - Babak Penyisihan
176
Ch. 176 - Berebut Tiket Menuju Babak Selanjutnya!
177
Ch. 177 - Penghancur! Kakugo Dari Perguruan Api Abadi!
178
Ch. 178 - Dua Bidadari Fuyumi
179
Ch. 179 - Keputusan Sulit! Menikah Dini?
180
Ch. 180 - Rencana Tersembunyi Satra
181
Ch. 181 - Akan Kupastikan Kau Akan Menerima Balasannya!
182
Ch. 182 - Berhenti Sementara
183
Ch. 183 - Keputusan Mujin
184
Ch. 184 - Wasit Baru! Senjata Kuno Tipe Langka : Jenis Unik Pena Merak/Kujaku
185
Ch. 185 - Kenji Dan Isaka. Lawan Menjadi Kawan.
186
Ch. 186 - Nasihat Dari Calon Mertua? Shirayuki-Hime
187
Ch. 187 - Kemenangan Misuzawa Hanabi
188
Ch. 188 - Kemenangan Hisui
189
Ch. 189 - Sahabat Enam Masa Muda
190
Ch. 190 - Sahabat Tujuh Masa Muda
191
Ch. 191 - Identitas Azuma
192
Ch. 192 - Rencana Hayabusa Dan Rekan Barunya
193
Ch. 193 - Pertandingan Pembuka Babak 32 Besar Turnamen Harimau Kai
194
Ch. 194 - Emosi Yang Menguap
195
Ch. 195 - Kakugo Dan Nagato
196
Ch. 196 - Kitakaze Yuri vs Reina Reikho
197
Ch. 197 - Misuzawa Hanabi vs Jaisetsu Kadowaki
198
Ch. 198 - Hanabi vs Jaisetsu! Variasi Serangan Aura!
199
Ch. 199 - Ashiya Giyumaru vs Kitakaze Kenji
200
Ch. 200 - Tekad Kenji! Terhimpit Dua Dinding Tanah!
201
Ch. 201 - Kekalahan Kenji! Hidup Untukmu Yuri Kesayanganku!
202
Ch. 202 - Fuyumi Tika vs Hamu Myoko
203
Ch. 203 - Identitas Kuro
204
Ch. 204 - Hisui vs Muromachi Midorimachi
205
Ch. 205 - Hiragi vs Kurozawa Mirazawa
206
Ch. 206 - Masayu vs Mietara Gooru
207
Ch. 207 - Fuyumi Litha vs Kitakaze Chiaki
208
Ch. 208 - Shinjitakatta Yatsura vs Seibu Azuki
209
Ch. 209 - Fuyumi Iris vs Seifu Kirisaki
210
Ch. 210 - Kuromachi Kurose vs Satha
211
Ch. 211 - Mangetsu Tatara vs Matsuhisa Osamu
212
Ch. 212 - Himuro Kirigiri vs Ishikawa Kobayashi
213
Ch. 213 - Akatsuki Akaza vs Muromachi Kise
214
Ch. 214 - Guren Toshiko vs Kitakaze Renji
215
Ch. 215 - Yamata Hizen Berkepribadian Ganda!
216
Ch. 216 - Rumah Makan Hono! Naga Dan Iris!
217
Ch. 217 - Lampion Menghiasi Langit Malam Danau Sakura!
218
Ch. 218 - Tawa Dan Senyum Lepas! Sifat Alami Naga Dan Iris!
219
Ch. 219 - Pertemuan Awal Nagato Dan Hayabusa!
220
Ch. 220 - Keterlibatan Nagato!
221
Ch. 221 - Berita Heboh! Kematian Yang Penuh Misteri Guren Toshiko!
222
Ch. 222 - Mengisi Waktu Luang Seharian! Kolam Air Panas!
223
Ch. 223 - Lapak Ramen Ricuh!
224
Ch. 224 — Pengkhianat Saling Berkumpul
225
Ch. 225 — Babak 16 Besar Turnamen Harimau Kai
226
Ch. 226 — Fuyumi Iris vs Seibu Azuki! Kecantikan Nomor Satu!
227
Ch. 227 — Teknik Pedang Api Milik Nagato!
228
Ch. 228 — Air Dan Hujan...
229
Ch. 229 — Menuju 8 Besar
230
Ch. 230 — Sepupu Tidur Berdua Dan Ciuman Pertama Dari Gadis Bermata Sayu
231
Ch. 231 — Novelitha Von Azbec Dan Soren Von Azbec...
232
Ch. 232 — Babak 8 Besar Turnamen Harimau Kai
233
Ch. 233 — Novelitha Von Azbec Dan Misuzawa Hanabi
234
Ch. 234 — Takdir Benang Merah Kagutsuchi
235
Ch. 235 — Kata-Kata Terakhir Kakek Hyogoro
236
Ch. 236 — Memilukan
237
Ch. 237 — Pergerakan Setiap Orang
238
Ch. 238 — Kematian Hisui
239
Ch. 239 — Phyton
240
Ch. 240 — Penyerangan Kekaisaran Rakuza
241
Ch. 241 — Arwah Suci Jenis Mythical: Yamata No Orochi
242
Ch. 242 — Semangat Juang
243
Ch. 243 — Arwah Suci Jenis Mythical : Ushi Oni
244
Ch. 244 — Manusia Hewan Buas
245
Ch. 245 — Tiga Pihak Saling Membunuh
246
Ch. 246 — Api Dari Arah Kota Mikazuchi
247
Ch. 247 — Takdir Yang Tidak Mereka Sadari
248
Ch. 248 — Kehabisan Aura
249
Ch. 249 — Perbincangan Shinigami Dan Kagutsuchi
250
Ch. 250 — Niat Terselubung Shinigami
251
Ch. 251 — Pil Pemulih Aura
252
Ch. 252 — Pendekar Wanita, Mio.
253
Ch. 253 — Pedang Es, Fuyumi Emi.
254
Ch. 254 — Kepulan Asap Hitam Sebagai Sinyal
255
Ch. 255 — Ledakan Es Menggelegar
256
Ch. 256 — Pedang Musim Semi, Misuzawa Matsuri.
257
Ch. 257 — Cincin Air, Hawk.
258
Ch. 258 — Cincin Api, Tsumasaki.
259
Ch. 259 — Pedang Tanah, Budou.
260
Ch. 260 — Kerjasama Kelima Fuyumi
261
Ch. 261 — Aura Dewa Kematian I ~ Kepribadian Yang Mulai Goyah
262
Ch. 262 — Aura Dewa Kematian II ~ Gunakan Sepenuhnya
263
Ch. 263 — Tak Terduga
264
Ch. 264 — Bala Bantuan Datang! Bahaya Mengintai!
265
Ch. 265 — Matahari Terbenam Dan Api Membara
266
Ch. 266 — Ilusi Hutan Cakrawyuha
267
Ch. 267 — Ilusi Hutan Cakrawyuha II
268
Ch. 268 — Ilusi Hutan Cakrawyuha III
269
Ch. 269 — Ilusi Hutan Cakrawyuha IV
270
Ch. 270 — Ilusi Hutan Cakrawyuha V
271
Ch. 271 — Ilusi Hutan Cakrawyuha VI
272
Ch. 272 — Menuju Akhir Pertempuran
273
Ch. 273 — Menuju Akhir Pertempuran II
274
Ch. 274 — Semburan Pemusnah! Ignist!
275
Ch. 275 — Pembantaian Sepihak
276
Ch. 276 — Pembantaian Sepihak II
277
Ch. 277 — Pembantaian Sepihak III
278
Ch. 278 — Pembantaian Sepihak IV
279
Ch. 279 — Apa Itu Kebebasan?
280
Ch. 280 — Keputusasaan
281
Ch. 281 — Shirayuki vs Raido
282
Ch. 282 — Keputusasaan II
283
Ch. 283 — Keputusasaan III
284
Ch. 284 — Memilukan! Perpisahan Yang Menyakitkan!
285
Ch. 285 — Kedatangan Ratu Iblis Ophys
286
Ch. 286 — Pertempuran Berakhir
287
Ch. 287 — Kriminal Keji Yang Baik Hati
288
Ch. 288 — Kriminal Keji Yang Baik Hati II
289
Ch. 289 — ARC CINTA END
290
Ch. 290 — Legenda Hiryuu
291
Ch. 291 — Permulaan
292
Ch. 292 — Pulau Wyuha
293
Ch. 293 — Berkumpulnya Para Legenda
294
Ch. 294 — Sang Legenda Undur Diri
295
Ch. 295 — Badai Era Baru
296
Ch. 296 — Novelitha Von Azbec
297
Ch. 297 — Litha Dan Ophys! Janji Saudari Angkat!
298
Ch. 298 — Merangsang Aura Litha
299
Ch. 299 — Tekad Litha
300
Ch. 300 — Tangisan Iris Dan Jeritan Nagato
301
Ch. 301 — Pencuri Ashikubi
302
Ch. 302 — Hound Dan Nagato
303
Ch. 303 — Tangisan Hound
304
Ch. 304 — Perjuangan Hound! Menebus Dan Meminta Maaf!
305
Ch. 305 — Akhir Yang Memilukan Dan Jalan Masa Depan(End) S1 > S2 The Dawn
306
ARC 1 Musnah Dalam Satu Murka The Dawn 1 : Salju Yang Terhempas
307
The Dawn 2 : Lelaki Tua Itu Kakekku?
308
The Dawn 3 : Cakra Dan Pedang Kusanagi
309
The Dawn 4 : Kontrak Darah Dewa Kematian
310
The Dawn 5 : Panda
311
The Dawn 6 : Tanah Leluhurku
312
The Dawn 7 : Hayabusa
313
The Dawn 8 : Markas Manusia Buas
314
The Dawn 9 : Kashima Shinden
315
The Dawn 10 : Nekoya
316
The Dawn 11 : Kota Leftnout
317
The Dawn 12 : Sonjo
318
The Dawn 13 : Manusia Hewan Buas
319
The Dawn 14 : Perusuh Di Kota Leftnout
320
The Dawn 15 : Tifon Laura
321
The Dawn 16 : Asosiasi Pedang Darah
322
The Dawn 17 : Akhir Dari Asosiasi Pedang Darah
323
The Dawn 18 : Kota Jill
324
The Dawn 19 :Bunga Darah
325
The Dawn 20 : Bunga Darah II
326
The Dawn 21 : Pemuda Berambut Biru
327
The Dawn 22 : Nagato?
328
The Dawn 23 : Hiragi
329
The Dawn 24 : Markas Akhir
330
The Dawn 25 : Api Abadi
331
The Dawn 26 : Ingatan Yang Membeku
332
The Dawn 27 : Serlin
333
The Dawn 27 : Serlin
334
The Dawn 28 : Kematian Serlin
335
The Dawn 29 : Lembah Rafinha
336
The Dawn 30 : Sonjo vs Wang Zhi
337
The Dawn 31 : Lembah Rafinha II
338
The Dawn 32 : Lembah Rafinha III
339
The Dawn 33 : Lembah Rafinha IV
340
The Dawn 34 : Lembah Rafinha V
341
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!