Dengan berat hati Azai, Kuina dan Serlin mengikuti perintah Uzui dan pergi menuju Kekaisaran Kai.
"Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuh Nagato sedikitpun!" Kuina menggendong anak semata wayang dari gurunya.
Uzui tersenyum melihat mereka bertiga telah pergi.
"Tidak peduli apapun yang dikatakan orang lain hiduplah dengan penuh kebanggan." Uzui berharap Kuina dan yang lainnya bisa kembali ke Kekaisaran Kai dengan selamat, mata Uzui hanya tertuju kepada Kazan tidak ada yang lain.
Ketika melihat mereka bertiga mulai menjauh, Uzui menghela nafas panjang dan mengalirkan tenaga dalamnya ke tombaknya dengan jumlah yang besar.
"Ledakan Api."
Uzui melemparkan tombaknya ke arah anggota Disaster dengan sekuat tenaganya, tombak itu menembus organ vital mereka, dan ketika tombak itu menembus organ vital atau mengenai tubuh mereka maka akan terjadi ledakan.
"Apa! Tombak itu kembali ...." anggota Disaster terlihat panik karena melihat tombak yang kembali ditarik oleh Uzui, Tombak Penghancur milik Uzui adalah salah satu Senjata Kuno Tipe Langka : Tombak Penghancur, tombak ini dihubungkan dengan tali yang terlihat seperti benang bahkan tombak ini terlihat mirip jarum, namun memiliki kekuatan daya hancur yang besar dan mampu menghancurkan pertahanan lawannya, dikombinasikan dengan kelincahan dan kecepatan si pengguna yang menggunakannya, senjata ini sangat efektif dalam serangan menembus barikade pertahanan musuh.
"Tunggu, ada satu orang yang membunuh banyak dari pihak kita!"
"Jangan panik, kita menang jumlah!"
Anggota Disaster berlari dan berniat menghabisi Uzui dengan jumlah mereka yang lebih banyak, tetapi Uzui berusaha untuk tetap tenang sambil memikirkan celah menghabisi Magma dan untuk mengulur waktu, Uzui memutarkan tombaknya.
"Lingkaran Darah." Uzui memutarkan tombaknya dan memegang benang tali diujung tombaknya dengan kecepatan tinggi sehingga menimbulkan lingkaran - lingkaran api lalu menyerang musuhnya.
"Dia sangat kuat, kita bukan tandingnnya!"
Ketika melihat bawahannya dihabisi satu per satu, Magma mulai tertarik untuk melawan Uzui.
"Biar aku yang akan melawanmu pengguna tombak!" Magma tersenyum mengejek Uzui.
Uzui menarik kembali tombaknya dan menatap tajam Magma.
Uzui menggenggam erat tombaknya dan mengalirkan tenaga dalamnya ke ujung tombkanya, ketika tombak miliknya mulai bercahaya Uzui melemparkan tombaknya ke atas langit, Magma terlihat panik namun setelah melihat keatas tidak ada tombak milik Uzui dan dirinya kembali tenang.
"Gertakan seper-" belum selesai Magma berbicara tiba - tiba ribuan tombak berbentuk burung api terlihat di langit dan mulai jatuh melesat kearahnya dengan kecepatan tinggi.
"Jurus Penghancur Kelima : Tombak 1000 Burung."
Magma mulai terlihat panik ketika ribuan burung api mengarah padanya, Magma mencoba menghindari setiap serangan namun ketika burung api itu menyentuh tanah atau tubuhnya maka akan terjadi ledakan.
Melihat ada kesempatan untuk menghabisi salah satu Petinggi Disaster, Uzui maju menyerang di tengah - tengah serangan miliknya sendiri, raut wajah Magma terlihat begitu marah ketika dirinya telah terpojok.
"Kau! Beraninya kau meremehkanku!" Magma mengeluarkan magma dari tangannya kemudian dia memukul ribuan burung api dengan pukulan magmanya.
Melihat Magma mulai terlihat serius, Uzui mundur beberapa langkah kebelakang untuk mencoba memperkirakan kekuatan yang dimiliki Magma.
"Tidak jadi menyerangku? Apa nyalimu menciut melihat kekuatanku!" Magma merendahkan Uzui dengan tatapam dingin dirinya tersenyum sinis melihat Uzui.
"Jurus Penghancur Keempat : Api Penghabisan."
Uzui memadatkan tenaga dalamnya dan mengalirkan ke tombaknya kemudian dia melempar tombaknya dengan sekuat tenaga hingga mengeluarkan api disekitar tombak tersebut, ketika api itu kian membesar dan melesat dengan kecepatan tinggi maka siapapun orang yang menahan serangannya atau menggenggam tombak itu akan terbakar, karena api besar yang ada di tombaknya berpindah ke tubuh lawan seluruhnya, jika tombak itu mengenai tubuh atau organ vital lawannya maka tubuh lawan akan terseret oleh tombak penghancur hingga api itu habis membakar tubuhnya.
Melihat tombak api melesat kearahnya, Magma tersenyum dan bersikap santai bahkan dia meremehkan Uzui yang bertarung dengan segenap kekuatannya.
"Dungu, Kau pikir api bisa membakarku!"
"Jurus Suci Pertama : Gelombang Magma."
Pukulan depan dari kedua tangan Magma membentuk gelombang pukulan dan membakar api dari jurus Uzui hingga tombak itu terjatuh ke tanah.
"Jurus Suci Kedua : Tinju Magma."
Magma melompat dan mengarahkan tinju magma nya ke arah Uzui, tinju magma milknya terlihat seperti pukulan roket.
"Sirih." Uzui mengolah pernafasannya.
Uzui menarik nafas menghirup udara di sekelilingnya dan menyalurkannya ke seluruh tubuhnya, tangannya mengepal kemudian kedua telapak tangannya terbuka dan menahan setiap jurus tinju magma dengan telapak tangannya.
"Dia! Menahan pukulan magmaku dengan tangan kosong!"
Magma mengerutkan dahinya melihat Uzui yang menahan pukulannya, dia tidak menyangka akan ada orang yang menangkis pukulan magmanya dengan tangan kosong.
"Aku akan mengulur waktu! Selama mungkin ..., kalian tidak akan bisa menyentuh Nagato sedikitpun." Uzui tersenyum tipis sengaja memprovokasi Magma, telapak tangannya melepuh namun dia memaksakan dirinya untuk melebihi batas kekuatannya.
Magma mundur kebelakang beberapa langkah sambil menatap dingin Uzui.
"Ini! Aku akan perlihatkan sedikit kekuatanku padamu orang Ezzo!" Magma melempar tombak penghancur milik Uzui, dengan penuh percaya diri Magma tersenyum sinis menatap Uzui.
Uzui menangkap tombak miliknya yang dilempar oleh Magma, baru pertama kali dalam seumur hidupnya Uzui melawan pengguna air suci.
"Kazan dan kalian semua telah melakukan sebuah kesalahan besar!"" Uzui tersenyum dingin menatap Magma.
"Apa maksudmu?" Magma mengerutkan dahinya mendengar perkataan Uzui.
"Nagato itu adalah tipe orang yang tidak akan memaafkan siapapun orang yang telah merenggut nyawa orang yang dia sayangi dan dia memiliki sifat tersembunyi yang berbeda dengan Guru Pandu!" Uzui kembali menatap dingin Magma.
"Aku tidak peduli dengan semua itu!" Magma hanya menatap Uzui yang terus mengoceh padanya.
"Kalian datang menginjakkan kaki di Ezzo adalah sebuah kesalahan terbesar yang akan menjadi penyesalan seumur hidup kalian! Dan kalian telah melakukan hal yang tidak bisa dimaafkan!" Uzui mencoba memberi peringatan kepada Magma tentang potensi kekuatan tersembunyi Nagato.
"Kalian mungkin telah berkeliling dunia dan dapat menguasai setiap negeri yang kalian kunjungi tetapi kali ini kalian telah salah melangkan kaki di Ezzo dan kalian telah menginjak ekor harimau yang tertidur sehingga kalian telah membangkitkan amarah sang naga!" Uzui tersenyum tipis kemudian memanipulasi kekuatan tombaknya menjadi api.
"Kalian telah membangkitkan makhluk yang telah lama tertidur dan kalian semua akan terus hidup dalam ketakutan karena diburu oleh sang dewa kematian dan aku yakin suatu saat Nagato akan membalaskan dendam kematian kedua orang tuanya!" Uzui maju menyerang Magma dengan ujung tombak apinya tetapi Magma dapat menangkisnya dengan mudah.
Magma membalas serangan Uzui dengan pukulan dan tendangan yang telah dilapisi Magma. Uzui mencoba menangkis dan menahan serangan Magma tetapi sekujur tubuhnya melepuh karena tetesan magma.
Magma menggunakan pukulan magma terkuatnya dan mengenai perut Uzui hingga tubuh Uzui terpental cukup jauh karena pukulan magma, dia juga mencoba menangkis setiap pukulan magma yang mengarah padanya tetapi kekuatannya jauh lebih dari yang dirinya perkirakan dan kesalahannya itu membuat dadanya terluka parah seperti luka bakar yang melepuh.
"Inikah batas kekuatanku!" Uzui kewalahan menghadapi serangan pukulan magma yang bertubi - tubi mengarah padanya, ketika Uzui berfokus menghindari serangan pukulan magma dia tidak memperhatikan Magma yang melompat ke arahnya dengan langkah cepatnya.
"Meteor Kecil."
Magma menggunakan kekuatan dari air sucinya dan membuat puluhan meteor kecil tepat di samping tubuhnya melesat jatuh kebawah, sambil menghindari serangan pukulan magma di depannya Uzui melompat ke belakang cukup jauh untuk menghindari serangan dari atas, tetapi itu adalah kesalahan terbesarnya dalam mengambil langkah sehingga dirinya yang tidak menyadari meteor kecil yang melesat jatuh kearahnya dan Uzui hanya bisa mencoba menghindar walau reaksinya cepat tetapi tubuhnya tidak dapat mengikuti reaksi tersebut.
"Mati kau! Brengsek!" Magma memukul Uzui dengan tangannya yang dilapisi magma, tangkisan tombak Uzui hanya dapat menahan pukulannya tidak dengan magma yang berceceran dari tangannya.
"Hentikan! Perbuatanmu yang sia - sia!" Magma berteriak suaranya terdengar oleh Tatsugoro dan Kazan yang sedang bertarung di kejauhan.
Tatsugoro menoleh ke arah Uzui yang sedang terdesak, dirinya berniat membantu Uzui tetapi Kazan menghadangnya.
"Masih sempat memikirkan nyawa orang lain, jangan terlalu naif yang kamu hadapi ini salah satu dari lima penguasa yang akan membunuhmu!" Kazan melempar batu yang berubah menjadi lava kearah Tatsugoro.
"Pertama aku mulai dari Kerajaan Sihir Azbec, dan secara perlahan aku akan menguasai seluruh benua ini ...." Kazan tersenyum dingin dan menatap Tatsugoro yang terlihat sedang mengerutkan dahinya.
"Kalian coba habisi orang itu, aku ingin melihat kekuatan pendekar pedang yang menjadi bawahan orang sialan itu!" Kazan memegang badannya yang masih terasa sakit karena tebasan api hitam Pandu.
"Jangan pernah, meremehkan seorang pendekar pedang!" Tatsugoro mencabut pedang yang tersarung dipinggangnya dan membunuh anggota Disaster hanya dengan satu tebasan.
"Hehe! Kau pikir bisa melawan kami semua seorang diri!"
"Orang ini terlalu percaya diri!"
Mereka mulai menyerang Tatsugoro dengan jumlah yang lebih banyak, tetapi mereka semua bukan tandingan Tatsugoro yang dapat membunuh mereka semua dengan tebasan pedang iblisnya.
"Teknik Pedang Iblis : Jurus Kilatan Hitam."
Tatsugoro mengayunkan pedangnya dengan cepat, darah berceceran ketika bawahan Kazan yang menyerang dirinya berada dalam jangkauan serangannya. Mereka mati karena satu tebasan pedang beraura hitam pekat.
"Jurus Pedang Iblis Kedua : Seribu Gagak Iblis."
Dengan mudah dia menghabisi puluhan bawahan Kazan dan kini Tatsugoro berlari mengayunkan pedangnya ke arah Kazan, cahaya berwarna hitam mulai keluar dari bilah pedangnya dan ketika dirinya menebaskan dengan cepat ke arah Kazan, aura hitam membentuk kepala dan sayap burung gagak melesat dengan cepat ke arah Kazan.
Kazan hanya memasang wajah tenangnya dan menahan serangan Tatsugoro dengan kekuatan magmanya, serangan Tatsugoro belum cukup untuk melukai Kazan, bahkan tidak menggores badannya sedikitpun.
"Kau pikir semudah itu melukai diriku, seharusnya kau sadar mengapa dunia ini memanggilku dengan sebutan Raja Pembawa Bencana!" asap vulkanik perlahan keluar dari tangan Kazan, kemudian dia memukulkan tangannya ke tanah, suaranya terdengar begitu keras.
"Letusan Magma!"
Pukulan Kazan ke tanah membuat semua yang berada di sekelilingnya terkena magma yang berbentuk bola - bola kecil yang keluar dari dalam tanah dengan jumlah yang besar, bahkan letusan magma - magma tersebut mengenai bawhannnya sendiri, Tatsugoro mencoba menghindari magma kecil yang keluar dari tanah dan mundur beberapa langkah kebelakang tetapi tanah yang di pijaknya mengeluarkan magma, bahkan serangan milik Kazan itu mengenai anaknya sendiri dan Uzui yang sedang bertarung.
"Jika dia mati maka dia tidak berhak mendapatkan posisi Jendral di Organisasiku!" Kazan membicarakan Magma dan melihat sekelilingnya yang di kelilingi asap akibat jurusnya itu.
"Tebasan Angin Hitam!"
Pusaran angin mulai menghilangkan asap secara perlahan, Kazan mengerutkan dahinya melihat Tatsugoro mampu bertahan dari seranganya dengan tubuh yang bersimbah darah.
"Aku ak .. an meng ... ulur waktu ... sela-" Tatsugoro terluka parah tubuhnya dipenuhi darah bahkan dia menggunakan pedang iblisnya itu sebagai pijakan untuk berdiri.
"Yang kau lakukan itu percuma!" Kazan tersenyum sinis menatap Tatsugoro dan mencoba mengingatkan pada Tatsugoro bahwa serangan ini telah direncanakan dan berjalan sesuai rencananya dari menemukan hutan tempat persembunyian Pandu dan membakar hutannya untuk menggiring Pandu dan istrinya lari ke arah Kerajaan Azbec, istri Pandu merupakan keturunan Raja Azbec, semua keluarga kerajaan telah dibunuh bersama seluruh keturunannya, ketika Kazan mendapatkan informasi bahwa Sarah merupakan anak dari Raja Azbec dia memulai rencana untuk menghabisi Sarah bersama Pandu, karena Pandu adalah orang yang mengganggu pasukannya untuk bergerak bebas di Benua Ezoo karena Pandu melindungi Kekaisaran Kai.
"Kau ... katakan padaku ... bagaimana kau tahu! Tempat persembunyian dari Tuan Pandu?"
Tatsugoro sudah mulai curiga pada orang yang membocorkan informasi tersebut tetapi dirinya tidak ingin percaya bahwa semua itu benar.
"Mungkin ada pengkhianat di antara tangan kanan Kaisar Hizen atau diantara kalian?! Apapun itu manusia hanya akan tunduk pada orang yang kuat!" Kazan dengan wajah garangnya menjawab pertanyaan Tatsugoro.
"Itu bohong, bukan!" Tatsugoro sedikit terkejut mendengar jawaban Kazan, dirinya berpikir bahwa itu adalah hal yang tidak mungkin, karena dia mengabdi pada Pandu dan dirinya selalu mengawasi situasi di dalam Kekaisaran Kai.
Tatsugoro berpikir sejenak kemudian muncul beberapa orang yang dia curigai didalam pikirannya.
"Jangan bilang, salah satu dari tangan kanan kaisar yang sekarang atau ..." Tatsugoro mencoba tidak percaya, karena Pandu selama puluhan tahun mengasingkan diri dari kekaisaran bahkan di cap sebagai pengkhianat namun alasan Pandu memilih pergi karena tidak ingin terjadi ada perebutan takhta kekaisaran dengan kakaknya sendiri yang bernama Hizen dia ingin kakaknya yang menjadi kaisar dan melindungi semua orang.
Sedangkan dirinya akan melindungi Kekaisaran Kai dari bayangan, justru dalam puluhan tahun terakhir jumlah Negara dan Kerajaan yang menyerang Kekaisaran Kai berkurang secara drastis tapi apakah ini balasannya, dan alasan mengapa Kazan tidak bisa menambah pasukannya di Azbec karena ada Pandu selama lima tahun belakangan ini yang membebaskan tahanan penjara dibeberapa tempat penjuru Azbec.
Tatsugoro bangkit berdiri matanya memancarkan cahaya kemarahan dan menatap dingin Kazan dengan seluruh amarahnya. Tangannya menggenggam erat pedang iblisnya dengan kedua tangannya dan menusuk ulu hatinya sendiri.
"Hmmm?!" Kazan terlihat bingung melihat Tatsugoro yang menusuk ulu hatinya sendiri kemudian dia menatap dingin Tatsugoro.
"Apa kau sudah gila!" Kazan tersenyum sinis melihat tindakan Tatsugoro.
Darah mengalir didadanya, pedang menembus jantungnya.
"Yaksa!"
Sekujur tubuh Tatsugoro mulai di sekelilingi aura hitam, Tatsugoro mengerang kesakitan dan perlahan di sekujur tubuhnya terlihat seperti sebuah segel hitam yang mengelilingi seluruh tubuhnya.
"Kazan .....!!!" Tatsugoro berteriak kemudian dia mengayunkan pedangnya dikombinasikan dengan kekuatan dan kecepatan yang meningkat pesat. Tatsugoro berhasil menebas tangan Kazan tetapi tetap masih belum bisa melukainya.
"Orang ini!" Kazan menahan serangan Tatsugoro namun dia tidak bisa mengimbangi kecepatan Tatsugoro yang meningkat cepat, dirinya yang besar susah mengimbangi Tatsugoro yang seperti dirasuki iblis itu, kemudian Kazan mengeluarkan sedikit kemampuannya.
"Sialan! ..." Kazan melebar matanya menatap Tatsugoro
"Tebasan Iblis Api!" Tatsugoro tersenyum sinis dengan darah yang mengalir dimulutnya dia memaksakan tubuhnya sampai batasnya.
Kazan terkena tebasan pedang Tatsugoro, anggotanya yang tersisa terlihat takut melihat penampilan Tatsugoro seperti dirasuki oleh iblis.
"Dia ... sangat kuat!"
"Jangan takut kita menang jumlah!"
"Tapi lihat ..."
Tatsugoro maju mengayunkan pedangnya menyerang Kazan, melihat dirinya akan di tebas oleh Tatsugoro, Kazan tersenyum dia mencekik leher bawahannya untuk dijadikan tameng hidup untuknya, tebasan pedang Tatsugoro membunuh bawahannya sendiri.
"Ini pertama kalinya .... aku melihat kekuatan Pedang Iblis!"
Kazan terkejut melihat kemampuan Tatsugoro yang meningkat pesat, dia tersenyum tipis dan mengepalkan kedua tangannya hingga magma dan lava berceceran jatuh ketanah dari kedua tangannya.
"Maju! Aku akan mencoba kekuatanmu itu!"
"Kazan!"
Tatsugoro maju dan menyerang Kazan secara membabi buta, Kazan mengeraskan kedua tangannya dan mampu menahan tebasan pedang Tatsugoro.
"Menarik! Tetapi serangan ini tidak mampu membuatku berkeringat dingin seperti saat itu!" Kazan dengan santai menepis tebasan Tatsugoro.
"Tebasan Yaksa!"
Tebasan iblis yaksa Tatsugoro melukai dada Kazan, perban yang mengelilingi dadanya robek, luka karena tebasan Pandu kembali terbuka bahkan sekarang luka itu lebih dalam hampir membuat organ vitalnya dalam bahaya, keduanya bertarung secara sengit, bahkan membuat bawahan Kazan hanya bisa terdiam.
"Arrrgghh!"
"Ouuah!"
Tebasan pedang Tatsugoro dan Pukulan magma dan lava milik Kazan mengenai bawahannya, orang yang di sekeliling mereka mati satu persatu.
"Hellhounds!"
Pukulan Kazan dari jauh mengeluarkan magma berkepala anjing yang mengerikan yang melesat cepat kearah Tatsugoro.
Tatsugoro maju ke arah gumpalan magma yang membentuk kepala anjing yang siap menerkam dirinya, ketika keduanya sudah berada dalam jarak yang dekat, Tatsugoro mengeluarkan seluruh kekuatannya dan menyerang nya.
"Melepas Segel : Amarah Kegelapan!"
Jurus Hellhound milik Kazan terbelah menjadi dua, namun Tatsugoro terlihat sudah mencapai batasnya, kesempatan ini tidak di sia - siakan oleh Kazan.
Kazan dengan cepat maju kearah Tatsugoro dan menyerangnya secara bertubi - tubi.
"Tinju Lava!"
"Tinju Magma!"
"Ledakan Vulkanik!"
Serangan bertubi - tubi yang dilancarkan oleh Kazan, membuat Tatsugoro terluka parah bahkan ketika dia menahan dengan pedangnya tangannya tak mampu lagi untuk menggenggam pedang iblisnya.
Pukulan Kazan cukup kuat hingga membuat pakaian milik Tatsugoro meleleh bahkan perut dan dada Tatsugoro berlubang karena terkena pukulan Kazan.
"Huh!" Kazan menghela nafas panjang sambil menatap dingin tubuh lawannya itu merasa belum puas dia memukul wajah Tatsugoro hingga merobek setengah wajahnya.
"Aku tidak menggunakan kekuatan penuhku, kau mudah sekali tumbang!" Kazan menatap Tatsugoro yang sudah mati dalam keadaan berdiri dengan tubuhnya yang benar - benar terlihat hancur, kemudian dia menoleh ke arah bawahannya namun mereka semua sudah mati akibat pertarungan tadi.
"Magma, bawa tubuh ini ke Azbec dan kita jadikan contoh untuk penduduk disana!" suara Kazan terdengar seperti sambaran petir ditelinga Magma.
Magma hanya mengangguk pelan, sementara Uzui begitu terkejut melihat tubuh Tatsugoro yang telah berlubang dibagian perut dan dadanya bahkan wajahnya terbakar.
"Keparat!" Uzui meledak emosinya melihat Tatsugoro yang sudah mati, Magma hanya tersenyum dingin dan bersiap menahan tombak Uzui dengan pukulannya.
"Tinju Meteor!"
Tangan kiri Magma menahan tombak Uzui sementara tangan kanannya memukul perutnya, membuat Uzui memuntahkan darah segar yang keluar dari mulutnya.
"Argh!"
Uzui hampir pingsan namun tangannya masih berusaha mencekik leher Magma, melihat musuhnya yang mulai sekarat Magma membanting tubuh Uzui dengan telak hingga Uzui pingsan tak sadarkan diri.
"Dia memang gila! Sampai akhir masih berniat membunuhku!" Magma membersihkan tangannya yang berlumuran darah.
"Ayah, apa kita perlu mengejar bocah pemilik kekuatan kuno itu!" Magma duduk dan menatap Kazan.
"Tidak perlu, saat ini posisi kita sedang tidak diuntungkan walau berhasil menaklukan Azbec, kita harus mengumpulkan pasukan dan kekuatan di Azbec terlebih dahulu!"
"Kita sudah menunda rencana itu selama lima tahun, kita akan mengumpulkan pasukan dengan pengguna air suci buatan dan menaklukan negeri - negeri kecil di benua ini, kudengar mereka memiliki sumber daya alam yang melimpah!" Kazan dengan wajah garangnya menatap Magma.
Tidak lama setelah mereka berbincang dari hutan keluar Petinggi Disaster dia adalah Jendral Banjir anggota Kazan dari Organisasi Disaster.
"Tuan Kazan, sepertinya kau berlebihan bertarung melawannya ...." Seseorang muncul sambil tersenyum tipis melihat tubuh Tatsugoro yang mengerikan dan berlubang dibagian perutnya.
"Dia pengguna pedang iblis! Baru kali ini aku melihat kekuatan iblis dari pedang itu!" Kazan menatap pedang yang masih digenggam Tatsugoro.
"Kita bisa mencari pengguna yang cocok untuk pedang ini dan kita bisa pakai sebagai bahan percobaan di Azbec, Tuan Kazan!" Seorang yang menjabat sebagai Jendral Banjir tertawa kecil sambil menatap pedang iblis yang digenggam Tatsugoro.
"Lakukan sesukamu!" Kazan pergi meninggalkan Jendral Banjir dan Magma
"Ayah, bagaimana dengan orang ini?" Magma menunjuk Uzui yang sedang pingsan tak sadarkan diri dalam keadaan sekarat, kemudian Kazan menatap tubuh pemuda yang dilawan anaknya, dia berpikir pemuda itu bisa bergabung dengan Organisasi Disaster namun ketika melihat wajah Uzui dirinya membalikan badan dan beranjak pergi.
"Kita eksekusi orang itu dan akan kita jadikan contoh bagi siapapun yang berani menentang kita, jika dia mau bergabung denganku maka akan kulepaskan namun wajahnya menunjukkan jika dia bbukan tipe orang yang akan tunduk pada orang lain begitu saja!" Kazan pergi meninggalkan mereka berdua.
"Bocah, kau bisa mengangkat tubuh pemuda itu sendiri, bukan?" Jendral Banjir mengeledek Magma yang sedang beristirahat sejenak.
"Tentu bisa, aku tidak perlu bantuanmu!" Magma membuang muka.
Semua berawal dari sini kejadian yang akan terus menerus menggemparkan dunia karena amarah seorang pemuda yang berusaha menggapai kembali hari - hari damainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 341 Episodes
Comments
rohmaulina543
next
2020-09-08
1
Temu Rose
komen 3
2020-06-18
0
Nununa07
boomlike thor
2020-05-28
0