Sementara itu di Kekaisaran Kai bagian provinsi utara, terdapat sebuah hutan belantara yang bernama Hutan Kematian tempat itu menjadi tempat Azai, Kuina dan Serlin untuk bersembunyi sementara waktu dari kejaran pembunuh suruhan Black Madia dan Kazan.
Azai berkeliling disekitar hutan tempat mereka berhenti sambil mengawasi keadaan disekitar hutan tersebut.
"Malam ini kita beristirahat disini, Kuina, Serlin." Azai menghampiri Kuina dan Serlin yang sedang bersandar dipohon.
Kuina dan Serlin hanya mengangguk pelan sambil menatap wajah Nagato yang sedang dalam keadaan tidak sadarkan diri itu.
"Aku akan mencari hewan untuk makan malam dan kayu bakar." Azai pergi meninggalkan Kuina dan Serlin.
Kuina dan Serlin juga mengerti perasaan sedih Azai dan membiarkan pemuda itu pergi untuk menenangkan diri.
"Walaupun aku seorang penyihir namun guru menerimaku sebagai murid, aku belum membalas apapun." suara sendu Serlin dengan mata yang berkaca - kaca menatap wajah Nagato.
"Serlin, aku masih ingat ketika aku, Uzui dan Azai ditangkap dan saat itu kami akan dijual sebagai budak namun Guru Pandu menyelamatkan kami dia menumpas organisasi bawah tanah yang menjual budak di Kekaisaran Kai, bahkan Guru Pandu merawat kami yang waktu itu masih trauma karena kejadian mengerikan itu ...." air mata Kuina membasahi wajahnya walaupun gadis itu berusaha menahannya.
Malam ini mereka beristirahat untuk menenangkan diri walapun telah memejamkan mata tidak ada satupun dari mereka yang bisa tidur. Suara Pandu masih terngiang ditelinga mereka dan suara lembut Sarah masih terdengar dikepala mereka seperti sentuhan lembut penuh kasih sayang dari seorang ibu.
Ketenangan malam membawa kesedihan yang mendalam bagi mereka, mencoba memilih untuk tidur seandainya bisa karena tetapi kepala yang terasa berat dipenuhi dengan beban yang mendalam membuat mereka bertiga hanya terdiam menatap langit malam sambil berusaha untuk tetap tegar walau hati mereka goyah.
Dua hari telah berlalu dan mereka menetap di Hutan Kematian dengan memakan hewan yang berada hutan tersebut dan meminum air dari sungai yang mengalir dari dalam hutan.
Nagato masih belum sadarkan diri sehingga Kuina sangat cemas melihat anak dari gurunya tersebut. Serlin mencoba membangunkan Nagato tetapi anak muda itu tidak mau bergeming dari tidur panjangnya.
Dalam keadaan putus asa mereka bertiga berharap agar Nagato segera terbangun dari tidur panjangnya karena melihat Nagato yang terus pingsan selama 2 hari mereka menjadi sangat cemas dengan keadaan Nagato.
Kuina membaringkan tubuh Nagato dirumput yang lembut dengan beralaskan jubah baju miliknya gadis itu menutupi tubuh Nagato agar tidak kedinginan.
Nagato yang sedang pingsan mencoba untuk menggerakan tubuhnya namun dia merasakan sentuhan rumput - rumput liar ditangannya kemudian Nagato membuka matanya secara perlahan hingga matanya melihat bayangan gadis yang tak lain adalah Kuina.
"Ku ... ina?" Nagato tidak melihat jelas wajah perempuan didepannya.
"Nagato! Apa kau sudah bangun?" Kuina yang sangat merasa khawatir pada Nagato langsung menghampiri dan berusaha untuk menenangkannya.
Pandangan matanya melihat sebuah hutan yang asing baginya ketika dirinya kembali mengingat saat - saat terakhir perkataan ibunya, Nagato berdiri dan mencoba berlari tetapi kakinya tersandung akar pohon hingga membuat tersungkur ketanah.
"Ibu? Ibu ada dimana?" Nagato menangis kemudian dia berlari keluar hutan. Kuina terkejut melihat Nagato yang berlari tetapi dirinya juga mengetahui bahwa mental anak berumur lima tahun itu sedang tergoncang dan goyah.
"Jangan pergi kesana, Nagato!" Kuina mengejar Nagato yang berlari keluar hutan sedangkan Azai dan Serlin hanya mengikuti Kuina dari belakang.
Ketika dirinya sampai ditebing hutan mata Nagato melebar melihat pemandangan hutan yang berwarna hitam legam karena terbakar dua hari yang lalu.
"Kuina, bukankah itu?" Nagato menyipitkan matanya walaupun terlihat sangat jauh tetapi dirinya merasa bahwa hutan itu adalah tempat tinggalnya.
"Itu Hutan Suci?" Serlin terkejut karena mereka selama 2 hari tidak keluar hutan dan hanya bersembunyi didalam hutan.
"Apa itu Hutan Suci?" Azai melebar matanya dan tidak menyangka karena dirinya sudah berkeliling hutan tetapi tidak melihat Hutan Suci dari tempat mereka sembunyi dua hari yang lalu.
"Ini ... hutan tempat tinggal kita?!" Kuina juga terkejut melihat pemandangan yang matanya pandang.
Nagato terjatuh ketanah dan menangis karena melihat tempat tinggalnya telah menjadi arang dan abu.
"Sudah terlambat, ayah ..., ibu ... " Nagato menangis dan tangisannya terdengar cukup keras karena berharap bahwa semua yang telah dialaminya adalah sebuah mimpi yang panjang yang membuat dirinya tertidur cukup lama tetapi berapa kali dia merasakan emosi semua yang dia rasakan terasa nyata.
"Ibu ... ayah ... " teriak tangisan Nagato yang membuat Azai, Kuina dan Serlin ikut menangis.
Nagato mengingat wajah Kazan dan seluruh Petinggi Disaster, tangannya mencengkeram tanah hingga membuat kulit telapak tangannya berdarah diiringi tangisan penuh kemarahan mental Nagato telah hancur.
Kuina menangis kemudian gadis itu jongkok mencoba memeluk tubuh Nagato.
"Nagato, kami tahu perasaanmu ... tetapi demi Nona Sarah dan Guru Pandu .... kamu harus tetap hidup!" air mata mengalir membasahi wajah gadis tersebut. Azai mencoba menahan air matanya tetapi perasaan sedihnya tidak mampu menahannya sedangkan Serlin menangis menatap Nagato.
"Tetapi ... ibu dan ayah sudah tiada ... bahkan orang yang bernama Kazan dan Black Madia telah menguasai Azbec!" Nagato menangis dirinya tidak tahan membayangkan masa depan tanpa kedua orang tuanya.
"Walau begitu kamu tidak boleh menyerah Nagato! Kamu harus mengingat perkataan Nona Sarah!" Kuina menangis menatap wajah Nagato.
Nagato terdiam mendengar perkataan Kuina kemudian dia mencoba mencerna perkataan ibunya dan Tatsugoro saat itu dan sisi gelapnya mulai berbisik didasar hatinya.
"Benar Kuina ... aku tidak boleh menyerah, aku harus berusaha untuk hidup dan berusaha sekuat tenaga untuk membunuh orang seperti mereka agar mati dengan sangat menderita!" air mata mengalir membasahi wajahnya tetapi senyuman yang menyungging diwajah Nagato terlihat seperti orang lain.
"Mental Nagato telah hancur?" Serlin menggelngkan kepalanya sambil mengusap air matanya dia mencoba melihat wajah Nagato.
Belum sempat Azai dan Kuina bereaksi tubuh Nagato rebah menyentuh tanah dan anak muda itu kembali pingsan.
Keeoskan harinya Nagato terbangun tetapi tidak menunjukkan ekspresi apapun terhadap mereka bertiga wajahnya murung. Kemudian Nagato bertanya pada Kuina tentang keadaan Tatsugoro dan Uzui tetapi gadis itu hanya diam dan tak menjawab pertanyaan tersebut.
"Jadi mereka berdua juga!" Nagato mengepalkan tangannya kemudian memukul batang pohon dengan menahan rasa sakit darah mengalir ditangannya.
"Aku akan menenangkan diri, jadi jangan cari aku!" Nagato pergi untuk menenangkan perasaannya yang hancur.
Azai juga pergi menyendiri karena dirinya ingin menenangka diri dipinggir sungai sambil melihat air sungai yang mengalir.
Kuina dan Serlin terdiam cukup lama setelah beberapa menit Serlin memulai pembicaraan dan bertanya kepada Kuina.
"Kudengar guru dianggap sebagai pengkhianat oleh beberapa klan di Kai, Kuina?" Serlin bertanya kepada Kuina, namun pertanyaan itu membuat Kuina terdiam cukup lama karena dirinya juga ingin mencari orang yang menuduh Pandu.
"Ya, guru dianggap sebagai pengkhianat dan tugas kita adalah mencari pengkhianat itu." Kuina menatap tanah dibawahnya dengan tatapan kosong.
"Kuina, apa kau bisa menceritakan padaku semua yang kau ketahui tentang alasan mengapa guru dianggap sebagai pengkhianat! Karena aku belum mengetahui itu ... " Serlin memainkan rambutnya dengan jarinya sambil melirik wajah Kuina yang sedang bersandar dipohon.
Kuina terdiam cukup lama menatap Serlin sebelum mulai menceritakan semua yang dia ketahui kepada gadis penyihir itu.
"Pada malam itu ......" Kuina menjelaskan tentang banyaknya kaum bangsawan dan perguruan bela diri di Kekaisaran Kai yang tidak suka dengan Pandu yang mudah bergaul dengan siapa saja. Kuina juga menjelaskan tentang insiden berdarah yang menewaskan seluruh anggota Klan Kagutsuchi pada malam yang sama saat Pandu pergi.
Reaksi pertama Serlin setelah mendengar cerita Kuina hanya diam selama beberapa saat kemudian gadis itu terkejut karena merasa ada yang janggal dan banyak orang yang patut dicurigai dari cerita Kuina.
"Kuina, menurutku bangsawan dan beberapa perguruan terdengar begitu mencurigakan? Bukankah mereka tidak suka dengan sikap guru?" Serlin memberikan pendapat kepada Kuina.
"Kudengar semua berawal dari pencapaian guru dimasa muda dan setelah ketiga muridnya menjadi jendral banyak orang dari kalangan atas tidak suka dengan pencapaian pandu!" Kuina hanya tersenyum tipis sambil memegang pundaknya sendiri dengan erat.
Serlin terdiam karena dirinya juga sudah mendengar cerita tentang tiga murid Pandu yang menjadi jendral.
"Tetapi, sekarang hanya sisa 2 orang murid saja yang menjadi jendral, aku tidak menyangka orang itu akan membuat nama guru lebih hancur!" Kuina terlihat membenci salah satu murid dari Pandu yang keluar dan melepas jabatan petinggi militer di Kekaisaran Kai.
Tidak lama Azai datang dan menjelaskan kepada mereka apa yang harus mereka lakukan kedepannya. Menurut Azai mereka bertiga lebih baik mendatangi salah satu murid Pandu yang menjadi jendral dan bekerja sebagai bawahannya agar bisa menyelidiki dan mencari pengkhianat yang menuduh Pandu.
Setelah merasa tenang Nagato datang menghampiri mereka bertiga kemudian meminta maaf karena telah membuat mereka bertiga merasa khawatir terhadap dirinya. Nagato juga meminta pada Azai sola Uzui karena dirinya sangat yakin Uzui berniat mengorbankan nyawa demi menyelamatnnya. Kemudian Azai menjelaskan kepada Nagato bahwa mereka akan pergi menuju kota terdekat terlebih dahulu sebelum menemui salah satu murid Pandu yang menjadi jendral kekaisaran.
Nagato hanya menangangguk pelan karena dirinya juga sudah tidak mempunyai tempat tujuan bahkan tempat satu - satunya untuk dirinya pulang dan kembali telah direnggut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 341 Episodes
Comments
Temu Rose
komen 4
2020-06-18
0
Nununa07
smpe sni dlu y thor, nanti lanjut lg👍👍👍
2020-05-28
0
#Di Rumah Aja
kalah telak tatsugoro ama si uzui
2020-03-04
2