Nagato berjalan dengan santai memasuki penginapan diikuti Azai, Kuina dan Serlin dari belakang. Semua mata tertuju pada paras Nagato yang tampan dan dingin bahkan beberapa pendekar beranggapan jika Nagato adalah seorang anak pangeran kerajaan.
Beberapa pendekar yang sedang berada diruang tengah mulai membicarakan Nagato yang terlihat seperti dikawal ketat oleh ketiga orang dibelakangnya bahkan pendekar perempuan dari Klan Fuyumi yang terkenal dengan keangkuhannya luluh setelah melihat tatapan dingin Nagato yang membuat tubuh mereka seakan mencair.
Melihat Nagato telah memasuki penginapan, Shugo menghampirinya membuat semua pendekar yang berada diruangan itu terkejut kemudian Shugo mengajak Azai untuk pergi keruang pertemuan walau mereka baru sampai bahkan belum beristirahat.
Sedangkan Haru menuntun Nagato bersama Kuina dan Serlin menuju kesebuah ruangan khusus milik Bangsawan Kita.
Di sebuah ruangan yang besar disana terlihat ada Chiaki, Chaika dan Litha yang sedang bermain, ditemani pendekar dari Klan Kitakaze. Diruangan itu juga terlihat ketiga gadis kecil dari Klan Fuyumi yang sedang memperhatikan tingkah Chiaki dan Chaika yang terlihat menggemaskan karena perbedaan sifat.
Haru menjelaskan kepada Nagato, Kuina dam Serlin agar menunggu diruangan ini sementara waktu karena sedang ada pertemuan ketiga klan besar dari utara sehingga Haru belum bisa menyediakan makanan kepada mereka atau menyambut kedatangan mereka.
Nagato hanya tersenyum ketika Haru meremas rambutnya setelah beberapa saat Serlin bertanya pada Haru letak kamar mandi yang ada dipenginapan karena gadis itu ingin mandi membersihkam tubuhnya.
"Dibelakang ada pemandian air hangat. Aku minta maaf pada kalian karena aku tidak bisa memberikan makan malam pada kalian karena para pelayan penginapan sedang sibuk." Haru tersenyum ramah pada Kuina dan Serlin.
"Tidak apa - apa, seharusnya kami yang berterimakasih Tante Haru!" Kuina membalas senyuman Haru sambil melirik kedua gadis kembar dari Klan Fuyumi yang mirip dengan kedua anak Haru. Gadis itu bertanya - tanya apakah ini sebuah kebetulan karena dalam beberapa hari kebelakang perjalanan mereka selali bertemu dengan sesuatu yang tak terduga.
Serlin melirik kedua gadis kembar dari Klan Fuyumi kemudian gadis itu berbisik ditelinga Kuina.
"Mereka benar - benar imut, aku tidak menyangka akan melihat empat anak kembar dalam hidupku ini!" Serlin menggumam pelan sambil menatap Tika dan Hika.
Nagato kemudian memasuki ruangan itu matanya menatap Litha yang terlihat sedang resah. Ketika Chiaki dan Chaika menghampirinya, Nagato hanya tersenyum tipis sambil berjalan pelan mendekati Litha.
Kedua gadis kembar dari Klan Fuyumi menatap Nagato yang terlihat cuek dan dingin.
"Dia tampan sekali, Hika!" Tika tersenyum melihat Nagato yang sama sekali tidak melirik dirinya.
"Iya dia keren Tika!" sahut Hika sambil menatap Nagato.
Sedangkan Iris tidak peduli dengan kedatangan Nagato bahkan gadis itu tidak memperhatikan Nagato.
Nagato hanya tersenyum tipis mendengar ocehan kedua gadis kembar didepannya, melihat Litha yang terdiam dan terlihat resah, Nagato menyapa gadis kecil itu.
"Litha, kamu kenapa?" Nagato menyentuh rambut halus Litha membuyarkan lamunan gadis kecil itu yang sedang menatap keluar jendela.
"Hmm." Litha menggumam kemudian gadis kecil itu menggelengkan kepalanya.
Kemudian Nagato bersandar didinding sambil memejamkan matanya menikmati suasana canggung diruangan ini. Tidak lama Serlin datang berbisik sambil menggigit telinga Nagato.
"Nagato, aku pergi mandi dulu dan kamu jangan berbuat hal yang aneh kepada perempuan - perempuan disekitarmu ini!" bisik Serlin dengan suara yang sengaja dibuat manja karena gadis itu ingin melihat reaksi Nagato ketika digoda oleh perempuan.
Nagato memalingkan wajahnya dari Serlin karena gadis itu menggodanya. Kuina hanya berdiri disamping Nagato memperhatikan tingkah Serlin kemudian dia melihat pendekar dari Klan Fuyumi.
"Anu .. Nagato .. apa pedangmu itu cukup berharga bagimu?" Chaika menatap pedang Nagato yang tersarung di sarung pedang yang berwarna hitam yang ada dipinggangnya.
"Ya, pedang ini sangat berharga bagiku!" Nagato menjauh dari Serlin kemudian menatap Chaika yang bertanya padanya. Sedangkan Chaika tidak bertanya lebih jauh lagi karena gadis kecil itu merasa telah menyanyakan hal yang seharusnya tidak ditanyakan.
Iris yang sedang menatap jendela, gadis kecil itu mendapati Nagato yang sedang bersandar pada dinding disamping jendela.
Nagato melirik Iris yang sedang menatapnya bagian dirinya bisa melihat bahwa Iris mempunyai tatapan yang sama dengannya.
"Tatapan matanya?" batin Iris melihat tatapan dingin Nagato yang menatap dirinya.
"Tatapan perempuan itu?" batin Nagato menatap mata Iris yang sedang melihatnya kemudian dia memalingkan wajahnya kesamping.
Disisi lain disebuah ruang pertemuan ketiga klan dari utara yaitu Klan Fuyumi, Klan Kitakaze, dan Klan Misuzawa. Shugo dan Hari menuntun Kakek Hyogoro dan Azai menuju ruangan tersebut.
Terlihat disana ada beberapa pendekar berkemampuan tinggi dan para petinggi dari ketiga klan.
"Tuan Shugo dan Nona Haru, silahkan duduk." Seorang pria yang terlihat berumur lima puluhan tahun, dirinya terlihat berwibawa duduk ditengah ruangan menyambut Kepala Keluarga dari Bangsawan Kita.
"Kakek Hyogoro dan Azai silahkan duduk ...?" Shugo mempersilahkan kedua orang yang telah menyelamatkannya itu untuk duduk disampingnya, seluruh orang dari Klan Kitakaze diruangan itu menatap mereka berdua dan merasa bahwa Kakek Hyogoro dan Azai kekuatannya jauh dibawah mereka, namun berbeda dengan Shirayuki dan Wakil Pemimpin dari Klan Misuzawa mereka berdua merasakan bahwa kekuatan Kakek Hyogoro maupun Azai memiliki kemampuan dan bukan sesuatu yang dianggap remeh.
Kemudian Azai menatap Wakil Pemimpin dari Klan Kitakaze itu, dirinya tidak terlalu menyukai sikap pria itu karena telah mengabaikan kedatangan Kakek Hyogoro dan dirinya.
"Izinkan aku untuk memimpin pertemuan ini!" Wakil Pemimpin Klan Kitakaze yang bernama Kitakaze Reto memimpin pertemuan tersebut.
Kitakaze Reto ditemani oleh Tetua Klannya yang bernama Kitakaze Miake yang berumur tiga puluhan tahun, Miake hanya diam dan mendengarkan perkataan Reto.
Di ruangan itu juga terlihat Shirayuki yang ditemani oleh kedua pengawal pribadinya Fuyumi Ichiba dan Fuyumi Oichi, Shirayuki perempuan yang mempunyai julukan Putri Salju itu bersikap tidak peduli pada Reto, namun pria paruh baya itu tidak menegurnya karena mengetahui kekuatan milik Sang Putri Salju tersebut.
"Bisa kita percepat pertemuan ini?" Wakil Pemimpin Klan Misuzawa mulai angkat bicara perempuan yang terlihat berumur empat puluhan tahun, dia mendapatkan julukan Selendang Bunga, perempuan itu bernama Misuzawa Hana dan merupakan ibu dari Misuzawa Matsuri, Matsuri merupakan murid perempuan dari Pandu yang kini menjabat sebagai Jendral Kekaisaran.
Reto terbatuk pelan karena dia merasa tidak dihargai oleh Hana, pria paruh baya itu menatap tajam Kakek Hyogoro dan Azai. Hana ditemani oleh Kedua pendekar terbaiknya yang berada disampingnya.
"Begini, seperti yang kalian tahu, kita mendapatkan kabar bahwa Sekte Pemuja Iblis telah melakukan pergerakan dan mereka telah membumi hanguskan Kota Roshima, berita tersebut telah menyebar dengan cepat, sehi-" belum selesai dirinya berbicara perkataan Reto dipotong oleh Shugo.
"Maaf, saya belum memperkenalkan kedua orang yang telah menyelamatkan nyawa saya ini, Pendekar yang luar biasa ini bernama Sesepuh Kakek Hyogoro dan Pendekar Muda Azai!" Shugo mendadak memotong pembicaraan Reto.
Reto batuk pelan, sementara Shugo tidak merasa terganggu sama sekali, sudah menjadi kewajiban bagi Klan Kitakaze untuk melindungi Bangsawan Kita, karena perguruan bela diri Klan Kitakaze dahulu didirikan oleh seseorang dari Bangsawan Kita.
"Kedua pendekar hebat ini, telah menyelamatkan nyawa keluarga Bangsawan Kita dan saya melihat dengan mata kepala sendiri bahwa kedua pendekar ini berhasil menghabisi seluruh kelompok perampok Serigala Hitam!" Shugo menambahkan.
Pandangan semua orang diruangan tertuju pada Kakek Hyogoro dan Azai, namun kedua orang itu tidak merasa terganggu dengan tatapan orang yang menatap tajam mereka bahkan Reto mengeluarkan jurusnya untuk mendeteksi kekuatan yang dimiliki kedua pendekar yang dimaksud Shugo.
"Mereka sepertinya biasa saja!" gumam Reto pelan.
"Jangan melihat seseorang dari luarnya, Senior Reto!" Shirayuki tersenyum tipis sambil memandang Reto.
Wajah Reto terlihat begitu marah sekaligus malu karena telah diremehkan oleh Shirayuki sedangkan Kakek Hyogoro yang dari tadi diam mulai mengeluarkan sedikit kekuatannya membuat orang disekelilingnya sedikit merasa tertekan dengan udara panas di sekitar Kakek Hyogoro.
"Jika kami berdua tidak dibutuhkan disini maka kami akan keluar dari ruangan ini, lagi pula aku sudah mempunyai tugas untuk melindungi seorang Pangeran!" Kakek Hyogoro sedikit geram, karena dirinya telah diremehkan selama tiga kali sehingga dia sedikit marah. Kakek Hyogoro sengaja memancing mereka semua dengan perkataannya.
"Maaf Kakek Hyogoro, karena kami telah tidak membuat nyaman Kakek!" ucap Shugo sambil tersenyum kepada Kakek Hyogoro.
Reto terkejut dengan Shugo yang benar - benar menghormati Kakek Hyogoro, sementara itu Shirayuki dan Hana menatap tajam Kakek Hyogoro karena perkataannya barusan.
"Ini bukan salah Tuan Shugo, bagaimanapun saya harus melindungi Tuan Muda Nagato!" Kakek Hyogoro berusaha untuk terus memancing reaksi orang di ruang pertemuan tersebut.
"Kakek, apa maksudmu?" Azai mengerutkan dahinya menatap tajam Kakek Hyogoro karena terlihat sengaja ingin membeberkan identitas Nagato.
"Azai, kamu juga tahu kalau Nagato itu datang dari Ryushima, bukan?" bisik Kakek Hyogoro pelan pada Azai dia mengarang cerita yang dibuat oleh Kuina.
Azai mengangguk pelan karena telah mengetahui maksud perkataan Kakek Hyogoro. Azai tersenyum pelan kemudian dia bercerita tentang pulau Ryushima pada yang lainnya.
"Kami datang dari Ryushima, karena tempat tinggal kami telah dibakar oleh kelompok penjahat mengerikan." Azai bercerita kepada yang lainnya tetapi perkataannya membuat curiga beberapa orang yang mendengarnya.
Kakek Hyogoro tertawa mendengae perkataan Azai bahkan dia sudah lupa dengan rencana awalnya untuk melihat apakah ada mata - mata dari pendekar kubu barat diruang pertemuan ini.
Shirayuki menatap tajam Kakek Hyogoro yang tertawa dan terlihat seperti menyembunyikan sesuatu.
"Kakek, apa maksudmu tadi berkata seorang pangeran? Cepat jelaskan kepadaku!" Shirayuki menatap dingin Kakek Hyogoro membuat wajah cantiknya terlihat sadis.
"Maaf ... lupakan perkataanku tadi?" Kakek Hyogoro tersenyum tipis memandang tatapan dingin Shirayuki.
"Sepertinya kalian berdua menyembunyikan sesuatu dari kami?" Shirayuki ingin menggali informasi dari Kakek Hyogoro.
"Maaf ... Nona ... lupakan saja perkataanku?" Kakek Hyogoro memalingkan wajahnya karena jika dia menatap Shirayuki maka pembicaraan malam ini tidak pernah selesai.
"Baiklah! Jika kakek ini tidak mau menjawabnya, maka aku akan bertanya padamu pemuda? Kau bilang berasal dari Ryushima? Bukankah pulau itu telah dikuasai Kekaisaran Rakuza? Lalu apa yang membuatmu berada di Kekaisaran Kai, jelaskan semua itu padaku!" Shirayuki tersenyum sinis menatap tajam Azai.
Tetapi Azai hanya terdiam menelan ludah karena dirinya tidak menyangka akan salah ucap ketika menjelaskan tentang pulau Ryushima yang membuat Shirayuki curiga padanya. Kemudian Shirayuki mengeluarkan sedikit tenaga dalamnya yang membuat sekitarnya menjadi dingin bahkan muncul butiran salju disekitar ruang pertemuan tersebut.
Azai kedinginan karena kekuatan milik Shirayuki, dia menatap perempuan itu dan menelan ludah melihat kecantikannya namun tatapan dingin dari Shirayuki membuatnya menundukkan kepalanya.
"Semua ini karena aku terpancing perkataan Kakek Hyogoro!" batin Azai mengumpat dalam hati menatap Kakek Hyogoro yang sedang tertawa kecil melihat dirinya.
Semua orang menatap Azai dengan tatapan yang tajam, membuat pemuda itu menjadi terganggu dan merasa tidak nyaman di ruangan itu dan membuat Azai ingin segera lari keluar dari ruangan itu.
Shugo yang melihat Azai mulai tidak nyaman dengan tatapan yang mengarah kearah pemuda disampingnya, sehingga membuat dirinya menghela nafas panjang berniat mencairkan suasana.
"Kudengar Pangeran Nagato anak dari Raja dan mereka berdua sedang menyembunyikan identitasnya." Shugo mengarang cerita, kemudian semua orang menatapnya.
Azai menatap Shugo dalam tatapan matanya dia benar - benar berterima kasih karena Shugo telah menyelamatkannya dari situasi yang tidak menyenangkan.
Shirayuki menutup mulutnya dengan kipas dan menatap tajam ke arah Shugo dan Azai.
"Raja? Pangeran? Bukankah ini terlihat seperti sebuah kebetulan? Apa pangeran yang kalian lindungi itu adalah pangeran dari Kerajaan Azbec? Aku jadi curiga!" Shirayuki menatap tajam Azai dan tersenyum sinis karena dia berhasil memojokan Azai.
"Dari yang kudengar Kerajaan itu telah jatuh ke tangan penjahat yang bernama Kazan?" Shirayuki menambahkan.
Azai mulai terlihat begitu kesal, dia hampir berdiri dan memaki Shirayuki namun seorang gadis yang seumuran dengannya menepuk pundak Shirayuki.
"Tuan Putri Shirayuki, sebaiknya Tuan Putri jangan terlalu menanyakan hal itu lebih jauh lagi, karena setiap orang juga mempunyai sesuatu yang disembunyikan, dan ada beberapa pertanyaan yang seharusnya tidak ditanyakan, bukankah Tuan Putri yang mengajarkan kata - kata itu padaku!" Seorang gadis bernama Fuyumi Oichi memotong pertanyaan Shirayuki, dia adalah pengawalnya dan sekaligus muridnya.
"Ehem ... tidak kusangka Oichi sampai angkat bicara, baiklah aku tidak akan menanyakan lebih jauh lagi!" Shirayuki batuk pelan kemudian tersenyum kepada Azai.
Perlahan hawa dingin mulai menghilang dan butiran salju juga mulai memudar satu per satu.
"Maaf ...pendekar muda!" ucap Shirayuki pada Azai.
Azai hanya mencoba tersenyum walau semua itu dipaksakan.
Oichi tertawa kecil melihat senyuman yang dipaksakan Azai, gadis itu menatap Azai dengan tatapan yang berbeda.
"Syukurlah, gadis itu menyelamtkanku!" batin Azai sambil tersenyum kearah Oichi.
Kemudian wakil pemimpin Klan Misuzawa yang dari tadi diam menyuruh Reto untuk memimpin kembali pertemuan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 341 Episodes
Comments
Temu Rose
sip
2020-06-18
0
Temu Rose
kumpul sedulur
2020-06-18
1
wiralesmana1234567
o
2020-05-09
0