Cintaku Membawamu Bersama Kita
Menyusuri jalanan kota yang sangat padat dan panas di pagi itu seolah sudah menjadi bagian dari kepentingan orang-orang di kota itu. Namun tidak bagi Alika, ini pengalaman pertama baginya untuk menyusuri jalanan ibu kota dikala dirinya harus bersusah payah untuk segera sampai di tempat dirinya menimba ilmu di salah satu Universitas Negeri ternama di kota itu.
Bukannya tidak rela Alika menyisihkan uang yang dia miliki untuk kepentingannya, untuk menaiki kendaraan umum agar cepat sampai di kampusnya. Tetapi lagi dan lagi dirinya harus menghemat uang agar dapat hanya sekedar membeli makanan pengganjal perutnya di pagi itu.
Dia tahu dan paham akan hal itu, karena kedua orang tuanya hanya bisa mengirimi uang setiap bulan dengan sangat terbatas. Namun Alika akan selalu tetap bersyukur karena sampai saat ini dia bisa sampai menyelesaikan kuliahnya berkat kedua orang tuanya yang hidup dengan sangat sederhana.
Pagi itu entah kenapa Alika sangat merasa mudah lelah pada tubuhnya. Cucuran keringat terus membanjiri di setiap bagian tubuhnya. Dia ingat, pagi ini dia belum sarapan sama sekali untuk mengisi perutnya yang kosong. Dia hanya menyempatkan meminum air putih saja sebelum berangkat ke kampus.
Dia harus sesegera mungkin untuk datang ke kampus agar dirinya dapat menyelesaikan urusannya. Dengan semangat yang hampir saja menyusut tiba-tiba kepalanya merasa pusing dan langkah kakinya terasa berat. Pandangannya kabur ketika melihat jalanan yang tengah dia susuri. Seketika dirinya sudah merasa tidak kuat untuk menahannya. Dan pada akhirnya dia pun terjatuh tergeletak di pedestrian jalan.
Dengan cepat, orang-orang yang berlalu lalang disekitarnya menghampiri Alika yang sudah terjatuh pingsan. Semua orang panik dan khawatir dengan keadaan yang ada, terutama para wanita yang dengan mudahnya berteriak meminta pertolongan pada setiap orang yang ada. Dalam sekejap, tubuh Alika yang tergeletak tak berdaya sudah dikerumuni oleh banyak orang yang membantunya. Dengan cekatan seorang laki-laki yang sudah berumur sesegera mungkin menghentikan mobil yang melintas di jalan raya tersebut.
Tin tin tin
Suara klakson mobil berbunyi dengan nyaring, dan tak lama dari itu berhentilah sebuah mobil berwarna hitam mengkilat yang dengan susah payah dijegal oleh laki-laki itu.
"Anda cari mati ya Pak! Ini jalan raya yang belum ada lampu lalu lintasnya. Kenapa anda seenaknya memberhentikan mobil saya?" decak pria yang keluar dari mobil mewah tersebut yang menggunakan setelan jas yang rapi terkesan orang kantoran yang sangat penting.
"Maafkan saya Pak, tapi ini darurat. Bisakah anda menolong kami?" jawab laki-laki itu sambil memohon.
"Menolong apa? pagi-pagi begini sudah diminta tolong. Saya buru-buru, ada hal yang lebih penting dari saya untuk menolong Bapak." dengan kesalnya pria berjas itu menjelaskan.
"Tolonglah kami Pak, kasihan wanita itu. Dia tiba-tiba pingsan saat beriringan jalan bersama kami. Kalaupun kami membawa kendaraan pasti sudah kami bawa ke Rumah Sakit."
"Panggil Ambulan, selesaikan. Menyusahkan saja." hardik pria itu dengan geramnya.
"Pak, untuk saat ini kami sudah menelpon Ambulan, tetapi diluar jangkauan. Tolonglah wanita itu. Kami tidak ingin terjadi sesuatu padanya. Dan kalaupun sampai anda tidak membantu, pasti akan terbawa dalam masalah karena tidak mau menolong wanita itu. Karena di jalanan ini terpasang CCTV" dengan memohon dan sedikit memaksa laki-laki itu berharap pria berjas itu akan menolong wanita itu.
"Anda! Ah... baiklah, bawa wanita itu cepat ke mobilku. Aku tidak mempunyai banyak waktu saat ini." dengan terpaksa pria berjas itu menolong wanita yang jatuh pingsan di jalan itu.
"Wait, siapa diantara kalian yang akan bertanggung jawab atas wanita ini? tidak mungkin saya membawanya sendiri!."
"Saya Pak, tenang saja. Saya akan ikut bersama Bapak." usul salah satu ibu-ibu berjilbab yang akan ikut mengantarkan Alika ke Rumah Sakit.
"Good, silahkan Ibu masuk."
"Terima kasih Pak, sudah bermurah hati membantu kami. Semoga menjadi amal kebaikan dan pahala untuk Bapak." sahut laki-laki berumur itu.
"Ya, iya... kami pergi." dengan malas pria berjas itu enggan meladeni perkataan laki-laki itu. Dia tidak ingin berlama-lama dan sesegera mungkin untuk sampai di kantornya setelah mengantarkan kedua wanita yang ada di dalam mobilnya kini.
*****
Setibanya di salah satu Rumah Sakit terdekat. Alika dengan cepat mendapat bantuan medis dari pada perawat dan langsung dilarikan ke bagian UGD.
Dengan langkah gontai, pria berjas itu menatap wanita berjilbab yang ikut bersamanya sedang menerima telepon. Dengan menghembuskan napas yang kasar, pria itu menunggu karena dirinya akan pergi untuk segera menuju ke kantornya. Karena tas wanita pingsan itu berada ditangannya dan hendak akan diberikan kepada wanita berjilbab itu.
Dering ponsel milik pria itu terus berbunyi seakan ada hal penting untuk segera dijawab. Dengan cekatan, pria itu merogoh saku jasnya untuk mengambil ponselnya dan langsung menjawab sambungan telepon tersebut.
"Ya, ada apa?" jawab pria itu dengan malas.
"Maaf Pak. Sedang dimana anda sekarang? klien sudah menunggu sedari tadi didalam ruang meeting." jawab seorang pria yang ada di sambungan telepon tersebut.
"Aku masih di jalan, Kau tahan dulu mereka. Sebentar lagi aku akan sampai."
"Baik Pak, Kami usahakan."
"Good."
Tanpa sadar pria itu berjalan menuju mobilnya hendak meninggalkan tempat dimana dirinya berada. Dengan gelagat pembawaan yang santai, dia masih memegang tas milik wanita yang jatuh pingsan tadi.
"Damn!!! Kenapa aku harus membawa tas wanita itu!." pekiknya menyadari dirinya membawa tas milik wanita pingsan itu.
"Masa bodoh, aku akan cepat sampai ke kantor dan menyelesaikan pekerjaan penting ku. Dan untuk ini, nanti saja." gumamnya dalam hati seraya menarik pedal gas melajukan mobilnya sedikit kencang.
Di Rumah sakit, Alika yang mendapat perawatan mulai tersadar dari pingsannya.
Dirinya merasa heran kenapa dirinya kini terbaring di ranjang seperti orang yang sedang sakit. Matanya terus berputar melihat keadaan sekeliling ruangan, yang didapatinya ada seorang perawat yang sedang menunggunya.
"Maaf, kenapa saya ada disini?" tanyanya kepada Perawat dengan suara yang lirih belum sepenuhnya tersadar.
"Anda tadi pingsan, sekarang ada di UGD. sekarang anda harus istirahat." jelas perawat tersebut kepada alika.
"Siapa yang membawa saya kemari? dan tas saya?" Alika mulai panik karena tas miliknya tidak ada.
"Tadi ada seorang wanita berjilbab yang mengantarkan anda kesini, dan beliau yang sudah mengurus semua administrasi anda. Untuk masalah tas, maaf saya kurang tahu. Kalau begitu saya permisi dahulu."
"Terima kasih." Alika terus mengingat kejadian sebelum dirinya menyadari keberadaannya di Rumah Sakit. Dia tidak mengingat apapun selain dirinya pada pagi itu sedang berjalan untuk sampai ke kampus.
"Bagaimana ini? tas ku tidak tahu dimana sekarang adanya. Kalau sampai hilang, tamat sudah riwayatku." decak dalam hati.
Dengan perasaan yang kalut, dirinya tetap berusaha tenang. Keadaan yang sudah mulai membaik, dia kini sudah dipindahkan ke ruang rawat sementara menunggu sampai keadaan Alika benar-benar pulih dan diperbolehkan untuk pulang.
Beberapa jam berlalu, Alika yang tertidur kini terbangun kan oleh suara ketukan kamar rawat yang ia tempati. Suara ketukan itu mulai hilang ketika nampak pintu kamar sedikit demi sedikit terbuka, dan memperlihatkan seseorang yang masuk kedalam kamarnya.
"Permisi..." seseorang masuk dan mulai menutup kembali pintu kamar yang ia buka.
"Siapa anda?" tanya Alika kepada orang yang masuk kedalam kamar rawatnya. Orang tersebut merasa kaget, ketika melihat orang yang berbaring di ranjang tersebut adalah seorang wanita muda.
.
.
.
.
.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Akount Lama
Author saya dah mampir nich saya udah kasih like 4 eps ya Thor
mampir juga Yo ke novel mata batinku atau chat stori Aku Sang Putri Tangguh(Mobile Legend)🙏saya tunggu ya thor
2021-03-28
34
IG: gabriella_mgd
Halo thorr
Salam dari NATHANIEL X KLARA yaa
Jgn lupa mampirr 😊🙏🏻
2021-02-02
2
Caramelatte
eyo author hebat! aku mampir🤗 semangat upnya! 💪
2021-02-01
1