Acelo Pratama Corp.
Di dalam ruang kerja terlihat Alika dan para karyawan lainnya yang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka. Dia berkutat terus pada berkas yang ada di meja miliknya. Jarinya yang menari-nari di atas keyboard dengan piawainya bergerak ke sana kemari.
Namun seketika para karyawan terkejut dengan kedatangan sang pemimpin ke dalam divisi ruangan mereka. Mereka tak berani menatap lama-lama atas kedatangan Bos muda itu. Mereka kembali sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, dan menghiraukan keberadaan sang Bos.
Mata Ryan yang sedari tadi mencari-cari keberadaan Alika kini sudah tertuju pada satu sosok. Langkah kakinya mulai mendekati,dan berpura-pura seolah sedang mengawasi para karyawan yang bekerja di ruangan itu.
Tanpa disadari oleh Alika, Ryan berdiri di samping mejanya. Dirinya terus memperhatikan kegiatan yang sedang dilakukan oleh Alika. Ryan mengisyaratkan kepada karyawan wanita yang duduk berdampingan dengan Alika, untuk tetap fokus pada pekerjaan dan mengacuhkan keberadaannya di samping Alika.
Merasa ada keanehan karena ruangan terasa sangat sepi tanpa ada suara penghuninya. Alika mengangkat dagunya seolah bertanya pada teman disampingnya.
"Ada apa?" memperagakan mulutnya sesuai dengan ucapan tanpa suara.
Teman kerja yang berada di sampingnya hanya mengisyaratkan dengan menggunakan bola matanya. Seolah menunjuk adanya keberadaan seseorang didekat Alika.
Alika yang cepat mengerti, akhirnya menoleh ke arah yang ditunjuk oleh temannya. Dengan membulatkan mata dan tangannya menutup mulut, Alika terkejut di saat melihat siapa sosok yang ada di sampingnya.
"Pak Ryan!" suara pelan akhirnya lolos dan terdengar oleh Ryan seorang.
Ryan hanya tersenyum manis dengan keterkejutan Alika. Dia tahu hal semacam ini yang dia lakukan akan menimbulkan banyak pembicaraan diantara para karyawan di perusahaannya. Namun dia tidak peduli, dia akan membuktikan kesungguhan dirinya pada Alika.
"Tetap fokus pada pekerjaan! Lihat, kau salah mengetik!" berpura-pura tetap berwibawa seolah sedang mengawasi pekerjaan.
Ryan kini berada di belakang badan Alika. Dia membungkukkan badannya mensejajarkan dengan posisi duduk Alika. Tangannya menunjuk ke arah layar komputer, dengan sedikit menempelkan badannya pada Alika.
Wajahnya yang kini sangat dekat dengan Ryan membuat Alika tidak bisa bergerak jika tidak ingin bersentuhan langsung dengan wajahnya. Dia merasakan hembusan napas Ryan yang sensual di wajahnya. Mencium aroma mint yang menyegarkan di setiap hembusan napas didekatnya. Aroma tubuh maskulin yang dia hirup semakin membuatnya merinding di setiap kujur tubuhnya.
"Lihatlah yang ini, kau salah ketik. Fokuslah!" ucap Ryan, menghembuskan kembali napasnya di lekuk leher jenjang Alika. Setelah puas menggoda Alika, Ryan pergi meninggalkan ruangan dengan langkah santainya.
Karyawan yang berada dekat dengan meja Alika hanya terdiam dan mengatupkan mulutnya setelah mencuri-curi aksi yang dilakukan oleh Ryan terhadap Alika.
Alika hanya menghela napas kecil, dadanya terus berdetak tidak beraturan. Menatap ke arah layar komputer dengan tatapan kosong. Aroma maskulin dari tubuh Ryan masih tertinggal jejaknya, membuat Alika masih merinding dikala menghirupnya.
Sungguh saat ini Alika tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaan. Masih banyak berkas yang belum dia selesaikan, bahkan dia selalu salah mengetik setelah kejadian Ryan menemuinya.
Entah sengaja atau memang agenda yang mengharuskan Bosnya itu tiba-tiba mengontrol kinerja karyawan dalam bekerja di bagian divisinya. Tetapi yang terpenting Alika pikirkan saat itu, kenapa harus dirinya?
Jam istirahat berdenting, pekerjaan Alika masih saja menumpuk. Untuk menghilangkan rasa lelahnya, Alika dan Tika seperti biasa pergi ke kantin untuk menghabiskan jam istirahat dengan mengisi perut mereka.
"Yakin nggak makan Re?" tanya Tika yang sedang bersiap menyuapkan makanan ke mulutnya.
"Iya, lagi nggak lapar." jawabnya pendek.
"Tumben banget nggak lapar. Biasanya setiap hari juga pesan makan. Apa nggak bakalan keroncongan perutmu nanti kalau kerja?" mulutnya yang sibuk mengunyah makanan terus tanpa henti bertanya heran pada Alika.
"Sudah, jangan banyak bicara. Kalau sudah tersedak baru tahu rasa kamu." tawa kecil keluar ketika dia melihat wajah lucu Tika.
Disaat mereka sedang asik bercakap, tiba-tiba seseorang datang menghampiri dan duduk bergabung. Mata mereka membulat ketika melihat siapa yang hadir dan ikut bergabung.
"Pak Bos!" kaget teriak Tika sehingga para karyawan yang berada di kantin beralih menatap mereka. Alika yang juga terkejut dengan kedatangan Ryan hanya membelalakkan matanya tanpa berkedip. Dia hanya terdiam tak bisa berkata.
"Saya boleh gabung?" pintanya kepada Alika dan Tika. "Saya juga akan makan di sini, kebetulan saya sudah pesan makanan." senyum seringai dia perlihatkan.
Para karyawan yang melihat tingkah laku Ryan hanya bisa mencuri-curi pandang dan berbisik kecil dengan sesama temannya.
Karena yang mereka tahu, selama mereka bekerja di sana, tak pernah sekalipun Bosnya itu menjejakkan kaki di kantin perusahaan.
"Kamu tidak makan? kenapa?" tanya Ryan kepada Alika yang terlihat hanya minum tanpa makan.
Alika menggelengkan kepalanya. "Tidak Pak." jawabnya pendek dan memalingkan wajahnya agar tidak terlihat oleh Ryan.
"Kamu bisa sakit jika tidak makan! Ini makanlah!" titahnya dan memberikan piring makanannya. "Atau kamu ingin saya suapi?" goda Ryan kepada Alika.
Tika seketika terkejut dan tersedak oleh minumannya sendiri. "Ma-maaf pak. Saya tidak sengaja. Saya permisi untuk membersihkan baju saya!" Tika berlalu untuk pergi ke toilet. Sengaja dia pergi agar tidak berlama terjebak dalam kubangan kecanggungan mereka.
"Tika!" panggilnya melihat Tika pergi meninggalkannya bersama Ryan. Namun tidak dihiraukan oleh Tika.
Alika yang mendengar ucapan Ryan hanya kembali terdiam dan menatap wajah tampan Ryan.
"Kenapa kamu tidak makan! Kamu benar-benar ingin aku suapi?" Ryan yang melihat Alika hanya terdiam merasa kesal. Dia mengambil sesendok makanannya dan hendak menyuapi Alika.
Alika yang tidak membuka mulutnya, hanya memalingkan wajahnya. Tidak merespon apa yang Ryan lakukan.
"Aku tahu, kamu pasti terpesona denganku bukan? Sehingga kau tidak bisa berkata-kata?" bisiknya halus didekat telinga Alika.
"Pak, sudah cukup! Apa yang Bapak lakukan!"
"Aku sudah bilang padamu bukan, jika aku akan membuktikan cintaku padamu! Jadi bersiaplah untuk membuka hati dan membalas cintaku!"
"Pak! Sudah saya katakan..." perkataannya tidak dilanjutkan menghembuskan napas kecil. "
Maaf saya permisi." meninggalkan Ryan karena tidak ingin suasana tambah tidak nyaman. Karena mata para karyawan semakin memperhatikan.
Berjalan menuju toilet berencana untuk menghampiri Tika. Namun orang yang dicarinya sudah tidak ada.
Alika memutuskan untuk masuk ke bilik toilet, dan sedikit merenung atas kejadian yang sudah terjadi padanya hari ini.
Kenapa pak Ryan melakukan semua itu didepan orang-orang? apakah dia tidak malu jika semua orang di perusahaan ini membicarakannya. Tentu saja aku akan sangat malu jika itu terjadi kembali. Siapa lah aku? hanya karyawan baru biasa-biasa saja. gumamnya dalam hati.
Apa pak Ryan benar-benar serius? apakah dia benar jatuh cinta padaku? tapi itu tidak mungkin! mungkin saja dia hanya mempermainkan ku melihat dia adalah orang luar biasa. Tapi kalaupun benar dia serius, kenapa harus aku? apa yang membuatnya jatuh hati padaku yang terlihat biasa saja ini? banyak sekali wanita dikalangan yang sama seperti dirinya yang jauh lebih cantik dan tentunya satu strata? decak nya kembali menggelengkan kepalanya.
Terdengar suara langkah kaki yang masuk ke dalam ruangan toilet. Mereka seperti sedang membicarakan sesuatu yang membuat perhatian semua orang di perusahaan hari itu.
"Kau tahu? Pak Ryan tadi bersama seorang karyawan wanita di kantin. Mereka hanya berdua. Aku melihatnya sendiri!" ucap seorang wanita.
"Iya betul. Aku juga dengar dari para karyawan saat kembali dari kantin. Aku begitu heran dengannya, selama aku bekerja di sini tak pernah sekalipun melihat pak Ryan masuk ke dalam kantin." ucap salah satu wanita lainnya.
"Aku pun heran. Dan ternyata, ada beberapa karyawan yang sering melihat kebersamaan mereka! Aku penasaran ada hubungan apa mereka. Dan apa kau tahu siapa karyawan wanita itu dan di divisi mana dia bekerja?"
"Entahlah, aku juga tidak tahu. Tapi aku sangat penasaran sekali, bagaimana wanita itu bisa mendekati pak Ryan yang seorang Bos besar, tampan, gagah, kaya raya! Apa dia menggodanya!" ucap kembali salah satu wanita itu.
Deg. Jantung Alika serasa berhenti berdetak. Hati Alika terpukul mendengar semua perkataan dari dua wanita itu.
.
.
.
.
.
🍁🍁🍁🍁🍁
...Jangan lupa like dan komen ya 😉...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments