"Oh, ternyata kalian kenal saat bekerja. Bagaimana pendapatmu tentang Ryan yang memimpin perusahaan?" tanya Tuan Raditya yang ingin menggoda anaknya.
"Pa!" terlihat kepanikan diraut muka Ryan.
Melisa dan Raditya hanya tertawa kecil melihat perubahan raut muka anaknya. Mereka tahu Ryan pasti menyukai Alika bahkan terlihat lebih.
"Papa hanya bercanda, haha." tawanya yang begitu puas melihat kepanikan dari Ryan.
"Sudah bercandanya, ini waktunya makan siang. Kalian juga pasti belum makan." Melisa menghentikan candaan mereka. "Alika, bantu Mama untuk mempersiapkan makan siang ya. Kamu mau?" pinta Melisa kepada Alika. Mengedipkan mata ke arah suami dan anaknya. Sebenarnya dia ingin tahu sesigap apa Alika ketika berada di dapur.
Alika hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Merasa bingung dengan sikap orang tua Ryan yang begitu hangat menyambutnya. Dan yang paling membuat Alika penasaran tentunya, untuk apa Ryan membawa dirinya ke rumah orang tuanya?
Selama Alika membantu Melisa untuk mempersiapkan makan siang di dapur. Ryan mencoba untuk berbicara dengan ayahnya tentang Alika dan maksud tujuan membawanya ke rumah orang tuanya.
"Pa, Aku sudah...." satu kalimat yang keluar dari mulut Ryan berhasil dipotong oleh ayahnya.
"Papa sudah tahu apa maksudmu! Jadi kau benar-benar sudah menemukan calon istrimu?"
tanya Raditya serius terhadap anaknya.
"Seperti yang Papa dan mamah lihat. Aku sudah membawa calon istri pilihanku sendiri, bahkan ini belum genap satu bulan dari perjanjian kita." dengan santainya Ryan menjawab.
"Apa kau yakin dengan pilihanmu?" meyakinkan Ryan dengan menatap wajahnya. "Kau sedang tidak bermain-main dengan rencana konyolmu?" tanya kembali.
"Pa, Aku serius! Ini yang kalian inginkan bukan?"
"Tentunya! Apalagi setelah melihat pribadi Alika Papa menyukai dan tentunya pasti Mama juga. Yang menjadi pertanyaan, apa kau mencintainya? atau sekedar hanya mempermainkannya?"
"Aku sungguh sangat serius! Aku sangat menyukai dan bahkan jatuh cinta kepada Alika sejak dari pertama bertemu. Aku tidak akan mempermainkannya!"
"Bagus kalau begitu! Kau harus benar bisa mempertanggung jawabkan keputusanmu. Bagaimana dengan Alika, apa dia menyetujuinya?" masih penasaran.
"Maka dari itu. Tolong bantu Ryan untuk meyakinkan Alika Pa!" melihat gelagat anaknya yang memang sangat serius terhadap Alika, membuat Raditya menyanggupi permintaan anaknya itu. Dia tersenyum, menepuk dan mengelus bahu Ryan untuk menyemangatinya.
Perbincangan diantara mereka kini beralih ke meja makan. Pertanyaan demi pertanyaan terus terlontar keluar. Alika yang merasa sedang di intogerasi layaknya seperti pencuri (tepatnya si pencuri hati Ryan 🥰) yang dicecar oleh sejuta pertanyaan yang membenak dikepalanya.
"Wah, Mama sangat senang melihat Alika yang pandai memasak. Selain cantik, sopan, pintar memasak lagi. Calon menantu idaman tentunya." Melisa menoleh kearah Ryan dan suaminya. Tanda setuju jika dirinya sangat menyukai Alika.
Ryan yang melihat respon dari ibunya tersenyum bangga dengan pilihannya. Namun, Alika hanya tersenyum tipis karena belum paham dengan maksud semua ini.
"Jadi, kapan kalian akan menentukan tanggal pernikahan?" Melisa bertanya secara spontan. Hal itu membuat dirinya mendapat tatapan tajam dari suaminya. Ryan hanya membulatkan matanya dengan mulut yang mengembung penuh dengan makanan.
Mendapat pertanyaan dari Melisa membuat Alika yang sedang menelan makanannya ikut terkejut, dan tersedak hingga ia terbatuk-batuk.
"Uhuk, uhuk... maaf!" dengan cepat dia mengambil air minum dari gelas miliknya, dan segera meneguknya untuk menghilangkan rasa perih ditenggorokannya.
"Pelan-pelan makannya sayang, kamu jadi tersedak begitu. Sudah mendingan?" Melisa mengelus punggung Alika lembut.
"Tidak apa-apa, terima kasih. Maaf sekali lagi."
ucapnya penuh dengan penyesalan.
Apa maksud dari semua ini? kenapa Mamanya Ryan tiba-tiba bertanya seperti itu?
gumamnya dalam hati.
"Tidak apa. Jadi bagaimana?" tanya kembali dalam sela-sela makan mereka.
"Bagaimana apanya Ma?" tanya Ryan yang berpura-pura tidak mengerti. "Kenapa tidak tanyakan langsung saja pada calon menantu idaman Mama?" melirik kearah Alika, yang saat itu tepat dirinya sedang menatap dan mendengar Ryan saat berbicara.
Alika yang mendapat tatapan dan seringai kecil dari bibirnya membuat dia merasa malu, sekaligus memalingkan wajahnya.
"Bagaimana Alika, kapan rencana kalian untuk serius?" beralih kembali pada Alika dan menatap penuh pengharapan.
"Sa-saya?" tanya Alika terbata. "Maaf, saya bukan kekasihnya pak Ryan. Apalagi seorang calon istrinya?!" jawabnya terhenti. "Saya hanya seorang karyawan dari perusahaan pak Ryan. Dan saya baru mengenal pak Ryan belum terlalu lama. Dan kami tidak memiliki hubungan yang berarti!" imbuhnya kembali menjelaskan hubungan diantara mereka.
"Kami tahu itu Alika. Oleh karena itu, untuk apa Ryan membawamu kemari untuk bertemu dengan kami selain dia serius denganmu. Sebelumnya Ryan tidak pernah sekalipun membawa seorang teman wanita ke rumah ini. Itu tandanya dia benar-benar serius denganmu." jelas panjang Raditya kepada Alika untuk meyakinkan.
"Kami sangat senang dengan pribadimu. Jadi kami berharap padamu kau mau menerima Ryan. Karena kami tahu, Ryan sangat mencintaimu. Bagaimana denganmu, apakah kau mencintai Ryan?" tanya melisa yang berharap Alika mau menjadi menantunya.
Alika merasa sangat bingung harus menjawab apa. Dia terdiam sejenak untuk berpikir, bagaimana cara untuk menghindar dari berondongan pertanyaan dari kedua orang tua Ryan.
"Saya... saya..." dia ragu untuk mengungkapkan perasaannya kepada Ryan. Dia sadar bahwa Ryan tidak pantas untuk wanita seperti dirinya.
"Saya harus memikirkannya terlebih dahulu. Maaf!" hanya itu yang dapat dia katakan saat ini. Ryan yang mendengar ucapan Alika seperti itu hanya memelas sedih.
Ternyata untuk mendapatkan hati Alika sungguh tidak mudah. Dia tidak akan putus asa untuk memperjuangkan masa depannya. Tidak peduli latar belakang kehidupan Alika seperti apa.
"Tapi...." Melisa yang hanya ingin berkata untuk meyakinkan Alika, karena melihat raut wajah anaknya yang begitu sedih.
"Sudah tidak apa-apa. Kau pikirkan dahulu baik-baik keputusanmu. Kami paham dengan keadaanmu." ucap Raditya yang melirik ke arah istrinya. Dia tidak ingin terlihat seolah memaksakan kehendak mereka. Biarlah Alika berpikir terlebih dahulu. Yang terpenting, mereka yakin Alika pun sebenarnya sama-sama mencintai Ryan.
"Terima kasih. Kalau begitu saya pamit pulang. Sekali lagi terima kasih atas jamuan makan siangnya." Alika yang sudah merasa tidak nyaman dengan keadaan berinisiatif untuk pulang.
"Baik kalau begitu. Terima kasih karena sudah berkunjung. Dan tentunya sudah membantu memasak hari ini. Lain kali berkunjung kembali, kami akan sangat senang melihatmu di sini." memeluk dan tersenyum menautkan kedua pipinya kepada Alika. "Ryan antarkan Alika, jaga dia baik-baik. Kau harus memastikan calon menantu Mama pulang dengan selamat." titahnya pada Ryan.
"Siap Nyonya besar, dengan senang hati." jawab Ryan.
Alika tersenyum bahagia, melihat dan merasakan kebaikan dari keluarga Bosnya itu. Dia merasakan perlakuan yang baik dari keluarga yang dapat dikatakan jauh stratanya dari kehidupan dirinya.
Setelah berpamitan dan mencium punggung tangan kedua orang tua Ryan. Mereka pergi meninggalkan rumah itu.
Diperjalanan pulang menuju rumah Alika, mereka terdiam dalam bisu. Tak ada satu katapun yang keluar dari mulut mereka. Ryan tahu pasti, wanita disampingnya itu sedang merasakan kesal dan marah kepadanya.
"Apa kamu akan mendiamkan terus calon suamimu ini?" dengan senyum Ryan mencoba untuk memecah keheningan diantara mereka dengan candanya.
Mendengar perkataan Ryan yang menyebut dirinya calon suaminya, Alika langsung menatap tajam Ryan dan memicingkan matanya.
"Turunkan saya disini!" pintanya kepada Ryan. "Saya minta, tolong bapak turunkan saya disini!" dengan nada yang cukup tinggi.
Kaget melihat Alika yang begitu marah akibat perkataanya, Ryan langsung menghentikan laju mobilnya. Seketika Alika membuka pintu mobil dan turun berjalan menjauh.
"Alika... Alika...." ucap Ryan yang mencoba untuk mengejar Alika. "Tolong dengarkan penjelasanku dulu!" ingin menggapai tangan Alika namun apalah daya, langkah Alika begitu cepat dan pada akhirnya dia naik ke dalam taksi yang berhenti tepat dihadapannya.
"Alika!" teriak Ryan.
.
.
.
.
.
🍁🍁🍁🍁🍁
...Jangan lupa like dan komen ya 😉...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Enim
episode 60
2021-02-02
1