Part. 18

Keadaan Ryan yang sangat frustasi karena kemarahan Alika tadi siang membuatnya tidak bisa diam. Dia terus berjalan bolak-balik di dalam unitnya memikirkan bagaimana caranya untuk memulai berbicara dengan Alika. Mengingat alika begitu marah dan tidak mau mendengarkan dia berbicara.

Revan yang melihat sikap Ryan sedari tadi tidak bisa diam hanya menghela napasnya berat. Akan merusak kesehatan matanya jika dia berlama-lama melihat Ryan seperti itu.

"Apa kau tidak bisa diam! Aku lelah melihatmu sejak tadi berjalan dan kembali lagi dan terus kau mengulanginya. Sudah seperti setrikaan baju saja! Yang mengeluarkan uap panas seperti dirimu adanya sekarang..." ucap Revan yang meneguk kembali minumannya.

Ryan hanya menoleh sebentar dan menatap dengan mata yang tajam, lalu mengulangi kembali hal yang sama seperti dia lakukan sebelumnya.

"Apa kau tahu, apa yang sudah kau lakukan terhadap Alika itu akan mempersulit dirimu untuk mendapatkannya!" satu kalimat terlontar dari mulut Revan, lalu dia fokus kembali pada pekerjaannya.

"Lalu apa yang harus kulakukan Van?! segala cara sudah kucoba, namun tetap saja sama. Dia tidak perduli denganku. Dia mengacuhkanku walaupun aku tahu dia menginginkanku!" mendekati Revan meremas bagian depan jas dan wajahnya yang hampir bersentuhan dengannya.

"Cih! Percaya diri sekali dirimu!" mencoba menjauh dari Ryan dan berpindah duduk. "Kau itu belum melakukan semuanya! Hanya segelintir cara saja yang baru kau coba!"

"Lalu apa lagi yang harus kulakukan?" lagi-lagi pertanyaan yang sama keluar dari mulutnya.

"Kau itu seorang pemimpin perusahaan, ketika ada masalah mengenai pekerjaan dengan sigap kau bisa menyelesaikannya." berhenti sejenak untuk mengambil napas. "Untuk urusan cinta dan wanita kau seperti orang linglung, bagaikan burung hantu di siang hari yang tidak bisa berbuat apa-apa!" decaknya kesal.

Ryan hanya menangkupkan kedua tangannya dan mengusap gusar wajahnya yang kusut itu.

"Yang aku sarankan sekarang untukmu, kau banyaklah berdo'a! Meminta kepada yang maha kuasa untuk jalanmu agar dimudahkan, mintalah restu kedua orang tuamu terutama orang tua Alika. Dan yang paling penting usaha!" meneguk kembali minuman yang ada dihadapannya. Lalu mematikan laptop dan merapihkannya.

"Karena setiap usaha yang kita lakukan dengan baik, tidak akan mengkhianati hasil. Baik kecil ataupun besar tergantung dari niatanmu sendiri!" menepuk bahu Ryan untuk menyemangatinya. Lalu dia beranjak dari duduknya.

Ryan yang mendengar kata-kata Revan, dengan cepatnya menemukan ide bagaimana untuk meluluhkan hati Alika, wanita pujaan hatinya.

"Kau memang jenius kawan! Terima kasih. Aku akan memperjuangkannya!" memeluk Revan erat dan menepuk bahu kawannya itu.

"Aah...sudah lepaskan! Aku akan pergi. Aku butuh istirahat, karena besok pagi-pagi harus menyiapkan berkas meeting para pemegang saham. Ingat kau jangan sampai telat!" melepaskan pelukan Ryan dan pergi meninggalkannya.

Ryan yang begitu bersemangat karena sudah menemukan ide untuk mendapatkan hati Alika tersenyum lebar. Dia berjalan ke arah kamarnya untuk membersihkan diri, dan setelah itu akan memulai aksi pertamanya.

...*****...

Alika yang sedang terbaring di kasur nyamannya kini sedang memikirkan kejadian tadi bersama keluarga Ryan. Dia tidak habis pikir, Ryan akan melakukan hal seperti itu, tanpa membicarakannya terlebih dahulu dengan dirinya.

Dia juga memikirkan bagaimana perlakuan hangat dan ramah dari kedua orang tua Ryan kepadanya. Memikirkan itu semua, Alika teringat dengan kedua orang tuanya yang ada di kampung halamannya. Dia begitu merindukan orang tuanya, bagaimana tidak genap 3 bulan ini, Alika tidak bersua dengan mereka dan adik laki-lakinya. Terakhir dia bertemu pada saat prosesi wisuda kelulusannya.

Mengambil ponsel yang ada di sampingnya, dia mencoba menghubungi adiknya. Ingin sekedar berbincang dengan mereka untuk melepas rasa kerinduannya.

Satu kali dia mencoba menghubungi ponsel adiknya, namun tidak ada jawaban. Sampai kelima kalinya pun dia mencoba menghubungi, tetap saja tidak ada jawaban.

Alika menghembuskan napasnya pelan. Dia berpikir mungkin kedua orang tua dan adiknya sudah tidur. Tapi tak lama kemudian dia mendapatkan sambungan telepon dari adiknya. Sungguh senang hatinya, dia langsung menjawab panggilan tersebut.

"Hallo, Bi?"

"Hallo teteh. Maaf Abi baru angkat telponnya." jawab adiknya.

"Iya nggak apa-apa. Gimana kabarnya? sehat?"

"Alhamdulillah. Gimana teteh di sana sehat?"

"Alhamdulillah sehat Bi, ibu sama bapak ada?"

"Bapak sama ibu lagi keluar teh. Kebetulan tetangga kita sedang ada hajatan nikahin anaknya. Jadi bapak sama ibu mulai bantu-bantu di sana. Mau dipanggilin dulu teh?"

"Nggak usah Bi, ngobrol sama kamu aja. Oh... pantesan nggak kedengaran suaranya. Siapa yang nikah?"

"Teh Sinta, Temen teteh waktu sekolah."

"Serius Abi dia mau nikah? kapan?"

"Beneran teh. Nikahnya hari rabu minggu ini, kebetulan pas tanggal merah."

"Ya udah kalau gitu. Nanti titip salam aja sama bapak juga ibu."

"Iya pasti. Teteh kapan pulang? lusa tanggal merah libur panjang. Teteh pulang saja dulu mumpung libur kerja. Bapak sama ibu pasti seneng."

"Iya nanti teteh pikirin dulu ya. Kalau begitu teteh pamit. Jaga kesehatan, belajar yang baik. Teteh tutup ya." Alika menutup sambungan teleponnya.

Rasa rindu kepada kedua orang tuanya belum tersalurkan. Walau hanya sekedar menyapa via telepon, tapi itu akan menjadi obat bagi kerinduannya.

Drrt drrt drrt

Suara getar dan dering ponsel Alika berbunyi. Tanda pesan masuk di ponselnya. Dengan cepat dia membuka pesan tersebut, dan apa yang dibaca oleh Alika membuatnya membulatkan mata dan mengeratkan giginya.

Selamat malam, aku harap kamu membaca pesanku ini. Karena aku tahu, jika aku bertemu denganmu, kamu tidak akan pernah mau melihatku. Dan jika aku menelponmu tentu saja kamu tidak akan pernah menjawab. Jadi ini adalah cara satu-satunya.

Satu pesan singkat sudah Alika baca, namun dirinya masih tidak ingin mau menjawab atau membalasnya.

drrt drrt drrt

Pesan kedua masuk, karena belum sempat untuk keluar dari aplikasi secara tidak langsung Alika membacanya.

Aku tahu salah dengan caraku tanpa memberitahumu dan meminta persetujuanmu dulu. Karena aku ingin membuktikan keseriusanku dengan cara itu. Aku bersungguh-sungguh padamu. Aku akan membuktikan semua itu padamu. Aku harap kamu jangan marah padaku apalagi sampai mendiamkanku. Aku meminta maaf sekali lagi padamu.

Ryan ❤

Begitulah isi pesan kedua dari Ryan untuknya. Alika masih memandangi isi pesan tersebut dengan seribu pemikiran yang terus berbenak dikepalanya.

Alika terus berpikir, bagaimana dirinya harus menghadapi semua ini. Dia sadar akan siapa dirinya saat ini. Tapi di dalam lubuk hatinya, dia sangat merasa nyaman ketika menerima semua perhatian dan kebaikan dari Ryan.

Terus berkutat pada kegundahan hatinya. Alika mencoba memejamkan matanya untuk tertidur. Namun, selalu saja bayangan wajah Ryan selalu terpatri dipikirannya.

Pak Ryan, kau itu sungguh membuatku frustasi dengan sikapmu! batinnya.

Oh tuhan... Kenapa aku? tolonglah beri petunjuk pada hambamu ini. Jika memang dia yang terbaik untukku maka permudahkanlah segala sesuatunya. Jika dia bukan yang terbaik untukku maka jauhkanlah dia dari hati dan pikiranku.....do'anya dalam hati. Dan mencoba untuk memejamkan kembali matanya.

.

.

.

.

.

🍁🍁🍁🍁🍁

...Jangan lupa like dan komen ya 😉...

Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part. 3
4 Part. 4
5 Part. 5
6 Part. 6
7 Part. 7
8 Part. 8
9 Part. 9
10 Part. 10
11 Part. 11
12 Part. 12
13 Part. 13
14 Part. 14
15 Part. 15
16 Part. 16
17 Part. 17
18 Part. 18
19 Part. 19
20 Part. 20
21 Part. 21
22 Part. 22
23 Part. 23
24 Part. 24
25 Part. 25
26 Part. 26
27 Part. 27
28 Part. 28
29 Part. 29
30 Part. 30
31 Part. 31
32 Part. 32
33 Part. 33
34 Part. 34
35 Part. 35
36 Part. 36
37 Part. 37
38 Part. 38
39 Part. 39
40 Part. 40
41 Part. 41
42 Part. 42
43 Part. 43
44 Part. 44
45 Part. 45
46 Part. 46
47 Part. 47
48 Part. 48
49 Part. 49
50 Part. 50
51 Part. 51
52 Part. 52
53 Part. 53
54 Part. 54
55 Part. 55
56 Part. 56
57 Part. 57
58 Part. 58
59 Part. 59
60 Part. 60
61 Part. 61
62 Part. 62
63 Part. 63
64 Part. 64
65 Part. 65
66 Part. 66
67 Part. 67
68 Part. 68
69 Part. 69
70 Part. 70
71 Part. 71
72 Part. 72
73 Part. 73
74 Part. 74
75 Part. 75
76 Part. 76
77 Part. 77
78 Part. 78
79 Part. 79
80 Part. 80
81 Part. 81
82 Part. 82
83 Part. 83
84 Part. 84
85 Part. 85
86 Part. 86
87 Part. 87
88 Part. 88
89 Part. 89
90 Part. 90
91 Part. 91
92 Part. 92
93 Part. 93
94 Part. 94
95 Part. 95
96 Part. 96
97 Part. 97
98 Part. 98
99 Part. 99
100 Part. 100
101 Part. 101
102 Part. 102
103 Part. 103
104 Part. 104
105 Part. 105
106 Part. 106
107 Part. 107
108 Part. 108
109 Part. 109
110 Part. 110
111 Part. 111
112 Part. 112
113 Part. 113
114 Part. 114
115 Part. 115
116 Part. 116
117 Part. 117
118 Part. 118
119 Part. 119
120 Part. 120
121 Part. 121
122 Part. 122
123 Part. 123 [ The End ]
124 Extra Part 1
125 Extra Part 2
126 Extra Part 3
127 Extra part 4
128 Extra part 5
129 Extra Part 6
130 Info Judul Baru
131 Info Judul Baru
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part. 3
4
Part. 4
5
Part. 5
6
Part. 6
7
Part. 7
8
Part. 8
9
Part. 9
10
Part. 10
11
Part. 11
12
Part. 12
13
Part. 13
14
Part. 14
15
Part. 15
16
Part. 16
17
Part. 17
18
Part. 18
19
Part. 19
20
Part. 20
21
Part. 21
22
Part. 22
23
Part. 23
24
Part. 24
25
Part. 25
26
Part. 26
27
Part. 27
28
Part. 28
29
Part. 29
30
Part. 30
31
Part. 31
32
Part. 32
33
Part. 33
34
Part. 34
35
Part. 35
36
Part. 36
37
Part. 37
38
Part. 38
39
Part. 39
40
Part. 40
41
Part. 41
42
Part. 42
43
Part. 43
44
Part. 44
45
Part. 45
46
Part. 46
47
Part. 47
48
Part. 48
49
Part. 49
50
Part. 50
51
Part. 51
52
Part. 52
53
Part. 53
54
Part. 54
55
Part. 55
56
Part. 56
57
Part. 57
58
Part. 58
59
Part. 59
60
Part. 60
61
Part. 61
62
Part. 62
63
Part. 63
64
Part. 64
65
Part. 65
66
Part. 66
67
Part. 67
68
Part. 68
69
Part. 69
70
Part. 70
71
Part. 71
72
Part. 72
73
Part. 73
74
Part. 74
75
Part. 75
76
Part. 76
77
Part. 77
78
Part. 78
79
Part. 79
80
Part. 80
81
Part. 81
82
Part. 82
83
Part. 83
84
Part. 84
85
Part. 85
86
Part. 86
87
Part. 87
88
Part. 88
89
Part. 89
90
Part. 90
91
Part. 91
92
Part. 92
93
Part. 93
94
Part. 94
95
Part. 95
96
Part. 96
97
Part. 97
98
Part. 98
99
Part. 99
100
Part. 100
101
Part. 101
102
Part. 102
103
Part. 103
104
Part. 104
105
Part. 105
106
Part. 106
107
Part. 107
108
Part. 108
109
Part. 109
110
Part. 110
111
Part. 111
112
Part. 112
113
Part. 113
114
Part. 114
115
Part. 115
116
Part. 116
117
Part. 117
118
Part. 118
119
Part. 119
120
Part. 120
121
Part. 121
122
Part. 122
123
Part. 123 [ The End ]
124
Extra Part 1
125
Extra Part 2
126
Extra Part 3
127
Extra part 4
128
Extra part 5
129
Extra Part 6
130
Info Judul Baru
131
Info Judul Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!