My Fake Husband
Colorado waktu setempat.
Saat itu matahari bersinar dengan terik diatas jembatan Royal Gorge Bridge and Park, diatas sana tampak dua sepasang kekasih sedang bertengkar dengan sengit.
Seorang wanita cantik sedang marah dengan seorang pria dan pria itu adalah kekasihnya.
Mereka berdua berdiri diatas jabatan Royal Gorge Bridge and Park dimana jembatan itu adalah objek wisata dekat Canon City, Colorado.
Didalam Royal Gorge Bridge & Park, terdapat sebuah taman hiburan yang terletak di sepanjang tepi Royal Gorge sekitar kedua ujung jembatan.
Jembatan ini melintasi jurang 955 kaki (291 m) di atas Sungai Arkansas dan memegang rekor jembatan tertinggi di dunia dari tahun 1929 hingga 2001 ketika dilampaui oleh Jembatan Liuguanghe di Cina.
Dan diatas jembatan Royal Gorge Bridge and Park inilah, terjadi pertengkaran sepasang kekasih.
Seorang wanita cantik berdiri disisi jembatan dan memandangi jurang yang ada dibawah sana sambil menyeka air matanya yang terus mengalir sedangkan kekasihnya berdiri dibelakangnya dan hanya melihat punggungnya.
"Kenapa Robyn? Kenapa kau melakukan hal ini padaku?" tanya gadis itu sambil terisak.
"Maafkan aku Ana, aku sungguh tidak punya pilihan lain." jawab pria yang berdiri dibelakangnya.
"Apa maksudmu tidak punya pilihan? Kau selalu punya pilihan Robyn tanpa harus menjualku pada pria itu!" teriak Ana histeris.
Dia kembali menyeka air matanya yang terus mengalir, jujur saja dia sakit hati karena dia menjadi korban atas tindakan yang diambil oleh kekasihnya.
Dia harus menanggung sebuah resiko atas apa yang tidak dia lakukan, dia harus melayani seorang pria dan menjadi penebus hutang kekasihnya dan dia sudah dinodai begitu kejinya.
Dia melarikan diri saat ada kesempatan dan mengajak kekasihnya bertemu diatas jembatan itu.
Ana memeluk lengannya saat angin dingin berhembus dan menusuk kulitnya, tak henti-hentinya air matanya mengalir dari kedua matanya apalagi saat dia mengingat kejadian semalam dimana seorang pria memperkosanya dan memperlakukannya seperti wanita ja*ang.
Hatinya hancur saat mengetahui, jika dia harus melayani pria itu karena dia telah dijual oleh kekasihnya.
"Ana, aku sungguh minta maaf." Robyn mendekati Ana dan memegangi tangannya tapi dengan cepat, Ana menepis tangan Robyn.
Dia sungguh kecewa dengan pria itu dan rasa cinta yang ada didalam hatinya kini berubah menjadi sebuah kebencian.
"Minta maaf? Apa dengan minta maaf semua bisa kembali lagi Robyn?" Ana berjalan kesisi jembatan dan melihat jurang yang ada dibawah sana.
"Ana, kita akan menikah dan aku akan bertanggung jawab! Seandainya kau hamil dari hubunganmu dengan pria itu maka tinggal kau gugurkan saja bukan? Setelah itu kita bisa menikah dan memulai hidup baru dikota lain, kita pindah dari kota ini."
"Hahahahahahaha!" Ana tertawa dengan pilu.
Menikah? Menggugurkan anak yang dia kandung? Robyn hanya bisa berbicara saja tapi dia tidak merasakan apa yang dia rasakan saat ini.
Apa Robyn tidak tahu jika saat ini dia sangat merasa hancur? Bahkan dia merasa kematian lebih baik untuknya saat ini.
Ana menatap jurang yang ada dibawah sana sambil menelan ludahnya dengan kasar.
"Ana, aku benar-benar minta maaf." Robyn hendak mendekati Ana tapi Ana berteriak dengan kencang.
"Stop Robyn! Jangan kemari dan pergi kau!" teriaknya.
"Tidak Ana, ayo kita pergi dari sini dan memulai hidup baru!" ajak Robyn.
"Hahahahahahaha!" Ana kembali tertawa, menertawakan ucapan Robyn dan menertawakam nasib yang menimpanya.
"Hidup baru? Apa kau tahu Robyn? Saat ini aku sudah hancur, hancur!" teriaknya sambil berderai air mata.
"Ana." Robyn merasa sangat bersalah karena memang dia yang salah.
Ana memeluk dirinya dan terus menangis, amarah dan kebencian campur aduk jadi satu dalam hatinya.
"Hartaku yang paling berharga, yang aku jaga sampai saat ini, harus direnggut oleh pria asing yang tidak aku kenal! Aku sungguh hancur Robyn dan rasanya aku ingin mati saja!" Ana mencengkram sisi jembatan dan kembali melihat jurang yang ada dibawah sana.
"Ana, jangan berkata demikian! Ayo kita pergi dari sini!" Robyn mencoba mendekati Ana tapi Ana sudah mulai naik keatas tembok jembatan.
"Pergi Robyn, masa depanku sudah hancur dan aku tidak mau hidup lagi!" Ana sudah berdiri diatas tembok yang jadi pagar jembatan Royal Gorge Bridge and Park.
"Ana hentikan, jangan berbuat bodoh!" teriak Robyn dan dia mulai ketakutan melihat kekasihnya.
"Selamat tinggal Robyn!" Setelah berkata demikian, Ana melompat kebawah sana sedangkan Robyn berlari dan berteriak.
"Ana!" Robyn berdiri disisi jembatan memandang kebawa sana dan menangis.
"Maafkan aku Ana, maafkan aku!" Robyn berlutut disisi jembatan dan menunduk, dia sangat menyesali perbuatanya dan pada saat itu?
"Cuutttt!" terdengar teriakan seorang pria dan pada saat itu, suasana terdengar ramai.
Ya saat itu sedang diadakan syuting film diatas jembatan Royal Gorge Bridge and Park.
Orang-orang mulai tampak sibuk sedangkan tubuh gadis yang terjun bebas kebawah sana mulai dinaikkan keatas menggunakan sebuah alat yang sudah tersedia.
Gadis yang memerankan sebagai Ana adalah Ivy Brown. Dia adalah artis terkenal yang ada dikota itu.
Karena akting hebat yang dimainkannya, Ivy sudah banyak mendapat penghargaan dan piala Oscar tapi semua itu tidak luput dari hasil kerja kerasnya selama terjun kedunia intertain.
Ivy Brown, seorang pendatang dikota itu dan mengadu nasibnya didunia entertaintment, dia berada dikota itu bersama dengan adik perempuannya.
Dia bisa berada dikota itu karena pergi dari rumah, dia melakukan hal demikian karena kedua orang tuanya menentang keinginannya untuk menjadi artis.
Ivy berusaha dan bekerja keras, dia ingin menunjukkan kepada keluarganya jika dia bisa mencapai impiannya dan berkat kerja kerasnya, dia bisa menjadi artis terkenal seperti saat ini.
Setelah naik keatas jembatan, managernya menghampirinya dan memberikan baju hangat untuknya.
"Kerja bagus Ivy." puji sutradara yang sedang berdiri tidak jauh darinya, dia benar-benar puas adengan akting yang dimainkan oleh Ivy dan dia tidak salah memilih Ivy untuk menjadi peran utama dalam film yang sedang digarapnya.
"Terima kasih." Jawab Ivy dengan senyum diwajahnya.
Ivy berjalan kesebuah kursi dan duduk disana sedangkan managernya memberikan minuman hangat untuknya.
"Ivy, apa malam ini kau punya waktu?" pria yang berperan sebagai Robyn menghampirinya dan berdiri didepannya. Pria itu juga aktor ternama dan lawan mainnya difilm yang sedang mereka bintangi.
"Sory George, aku sibuk." tolak Ivy.
"Ayolah, bagaimana jika malam ini kita main ke Bar untuk merayakan keberhasilan kita dalam memerankan peran yang kita mainkan dalam film ini." ajak George.
Ivy tersenyum dan bangkit berdiri dan sebelum dia melangkah pergi, Ivy menyentuh bahu George dan berkata:
"Maaf, aku tidak bisa." dan setelah itu, Ivy berjalan kearah sutradara untuk membicarakan peran yang harus dia mainkan selanjutnya.
George mengepalkan tangannya dengan erat, sedari dulu memang Ivy terkenal dingin dan cuek terhadap pria, bahkan Ivy tidak terlihat jalan dengan pria manapun.
Dia sudah berusaha mendekati Ivy tapi Ivy selalu menolak dan hal itu membuatnya marah, apakah dia begitu buruk?
Padahal banyak yang mau dengan artis terkenal sepertinya tapi hal itu sungguh tidak berlaku untuk Ivy, sepertinya dia harus mencari cara lain untuk mendapatkan Ivy Brown.
Pada saat itu, seseorang melihat kearah George dengan seringgai jahat menghiasi wajahnya, sepertinya dia bisa memanfaatkan situasi ini dengan baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Pepe Black Street
ak suka karya kak reni
2023-11-11
1
🌈Yulianti🌈
wah karya KK renii yg ini tentang Ivy terlewatkan sepertinya udah mau 3 tahun ini
2023-10-02
1
Stephanie Kilanmasse
astaga thoor 🤣🤣🥰🤣
2023-09-15
0