Hari sudah sore dan Marlyn masih membujuk putrinya untuk pulang bersama dengannya ke Canada. Dia tidak mau meninggalkan putrinya begitu saja apalagi dengan Henry Jackson yang tidak memiliki hubungan apa-apa dengan putrinya.
Memang Henry pernah meminta Ivy dengan mereka secara langsung waktu itu tapi mereka masih belum tahu kenapa Henry Jackson sangat menginginkan Ivy apalagi baru saja pria itu menipu putrinya dengan mengatakan jika mereka adalah suami istri, sungguh dia tidak bisa meninggalkan putrinya bersama dengan pria itu begitu saja.
"Ivy, pulanglah dengan kami sayang, jangan mau ditipu oleh Henry Jackson." pinta ibunya.
Ivy masih diam saja, jujur saja, siapa yang harus dia percaya? Kedua orang itu bisa saja membohonginya dan mengaku sebagai kedua orang tuanya dan dia lebih mengikuti kata hatinya saat ini.
"Maafkan aku, aku?"
"Ivy sayang, mommy memang telah berbuat salah padamu! Kami telah menelantarkanmu dan tidak memberi perhatian kepadamu dan adikmu jadi biarkan kali ini kami menebus kesalahan kami dengan menjagamu." Marlyn memegangi tangan putrinya.
"A...Adik!" tiba-tiba saja air mata Ivy mengalir, dia merasa sangat sedih tapi untuk apa?
"Ivy?" Marlyn mengusap tangan putrinya tapi pada saat itu Ivy menarik tangannya dan memegangi kepalanya yang tiba-tiba saja terasa sakit.
"Ughh!" keluhnya sambil memegangi kepalanya.
"Ivy, apa kau baik-baik saja?"
Marlyn bangkit berdiri dan menyentuh dahi putrinya tapi Ivy langsung menepis tangan ibunya, hal itu sungguh membuat hati Marlyn hancur karena lagi-lagi, putrinya menolaknya.
Pada saat itu, Henry masuk kedalam karena dia keluar sebentar untuk berbicara dengan dokter. Saat melihat Ivy sedang memegangi kepalanya sedangkan ibunya hanya berdiri disisi Ivy sambil menangis, Henry berlari mendekati Ivy dan mengusap dahinya.
"Ivy, ada apa? Apa kau baik-baik saja?"
"Henry, kenapa?" Ivy memegangi tangan Henry dan memandanginya.
"Kenapa aku selalu sedih saat mendengar perkataan adik? Kenapa aku merasa kehilangan sesuatu? Apa aku punya adik dan apa yang terjadi dengannya?" tanya Ivy dan dia kembali menangis.
"Stts, saat ini jangan dipikirkan. Kau baru sadar dari koma dan sebaiknya kau beristirahat jadi jangan dipikirkan perkataan ibumu." Henry mengusap air mata Ivy sedangkan Ivy mengangguk.
Marlyn tidak bisa berkata apa-apa karena Ivy selalu menolaknya, dia yakin didalam hati kecil Ivy pasti kecewa dengannya karena malam kejadian itu dia tidak menjawab panggilan dari putrinya tapi sungguh malam itu, dia dan suaminya sedang sibuk menyiapkan proyek yang akan mereka kerjakan dengan perusahaan lain.
Dia sungguh menyesal, menyesali semua yang telah mereka lakukan terhadap putrinya, mungkin karena itulah putrinya kecewa dengannya walaupun Ivy sedang Amnesia.
Marlyn hanya bisa melihat Henry sedang menenangkan Ivy, Henry begitu perhatian kepada Ivy dan bersikap begitu lembut padahal semua orang tau, Henry Jackson adalah pria dingin dan kejam. Dia akan memukul siapa saja yang tidak dia suka, mau itu pria atau wanita, akan dia pukul tanpa ragu.
Siapa yang berani melawannya maka akan mati sia-sia apalagi dengan latar belakang keluarganya, membuat orang berpikir dua kali untuk mencari masalah dengannya tapi sekarang, pria itu begitu perhatian kepada Ivy.
Marlyn menghapus air matanya yang tersisa, mungkin untuk saat ini lebih baik seperti ini karena Ivy lebih merasa nyaman bersama dengan pria itu.
"Ivy, mommy minta maaf." ucapnya.
"Nyonya Brown, Ivy baru saja sadar dari koma nya jadi sebaiknya untuk saat ini jangan membicarakan hal-hal yang bisa membuatnya shock. Mungkin nyonya ingin Ivy mendapat ingatannya kembali dengan cepat tapi nyonya juga harus tahu, ingatannya tidak bisa kembali dalam satu malam jadi aku harap kalian bersabar, aku sudah mencari dokter spesialis yang hebat untuk menangani Ivy supaya ingatannya cepat kembali." ucap Henry.
"Kau benar, maafkan aku tuan Jackson."
"Panggil aku Henry, nyonya."
"Baiklah jika begitu, panggil aku ibu mertua."
Sebuah senyuman menghiasi wajah Henry, dia duduk disamping Ivy sedangkan Marlyn berjalan pergi untuk mencari suaminya.
Ivy melihat mereka dengan heran, apa yang sedang mereka bicarakan? Apa benar dia dan Henry adalah suami istri?
"Henry, apa benar kau suamiku?" Ivy menatap Henry dengan tatapan curiga.
"Tentu saja, apa kau tidak percaya?'
"Hmm, aku?"
"Jangan dipikirkan! Apa kepalamu masih sakit?" Henry mengusap wajah Ivy sedangkan Ivy hanya menjawab dengan sebuah gelengan.
"Beristirahatlah, aku akan menjagamu."
"Maaf merepotkanmu."
"Sstt!" Henry bangkit berdiri dan mencium bibir Ivy dan setelah itu, Henry mengusap pipi Ivy yang memerah dengan senyum diwajahnya. Setidaknya sekarang, tidak ada lagi minuman yang akan membasahi kepalanya saat dia mencium Ivy.
Pelan tapi pasti dia akan mengambil hati Ivy dan membuat Ivy menyukainya dan dia harap hari dimana Ivy menyatakan cintanya segera tiba.
Sedangkan diluar sana, Marlyn sudah membuat keputusan dan dia sedang berbicara dengan suaminya.
"Josep, aku rasa kita harus meninggalkan Ivy disini." ucapnya.
"Kau gila Marlyn! Apa kau mau meninggalkan Ivy bersama dengan Henry Jackson begitu saja?!" Josep tampak tidak terima.
"Bukan begitu Josep, seharusnya kau tahu jika Ivy lebih memilih dia dari pada kita!"
"Aku tidak perduli! Ivy putriku dan aku akan membawanya pulang walaupun harus dengan paksaan! Aku juga tidak perduli Henry Jackson mau menghancurkan kita atau tidak!" Josep bangkit berdiri hendak masuk kedalam ruangan dimana putrinya dirawat tapi Marlyn menahan dan memeluk suaminya dari belakang.
"Jika kau lakukan itu maka Ivy akan sangat membenci kita! Walaupun dia hilang ingatan tapi rasa kecewa terhadap kita tetap ada, itulah kenapa dia menolak kita! Jadi sebelum kau mengambil keputusan sebaiknya kau pikirkan lebih jauh lagi!" pinta Marlyn.
Josep diam saja dan dari kaca kecil yang ada dipintu, dia bisa melihat kedalam sana dimana Henry sedang membelai kepala Ivy sedangkan Ivy tampak tersenyum.
Padahal mereka belum saling kenal, tapi kenapa Ivy lebih mempercayai pria itu?
"Josep, aku juga tidak mau meninggalkan Ivy disini tapi lihatlah, Henry Jackson sangat perhatian dengan putri kita bahkan dia rela menunggu Ivy selama satu tahun lebih. Walaupun kita tidak tahu kenapa dia melakukan hal itu dan mengaku sebagai suami Ivy tapi saat ini, hanya dia yang Ivy percaya! Jika kita membawa Ivy pulang secara paksa, Ivy akan sangat membenci kita jadi aku pikir lebih baik Ivy bersama dengan Henry Jackson untuk saat ini."
"Tapi, aku tidak bisa meninggalkan Ivy begitu saja!" ucap Josep sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
"Aku juga tidak Josep tapi untuk saat ini, aku rasa biarkan saja seperti ini. Kita bisa datang menjenguk Ivy dan pada saat ingatan Ivy kembali dia pasti akan pulang kerumah."
Josep diam saja dan memikirkan perkataan istrinya, memang benar apa yang dikatakan oleh istrinya, jika mereka membawa Ivy pulang secara paksa, Ivy pasti akan membenci mereka tapi sebagai orang tua tentu dia khawatir, apa tujuan Henry Jackson sebenarnya? Apa pria itu menaruh hati pada putrinya?
Josep mengusap lengan istrinya, mungkin saat ini mereka tidak punya pilihan lain dan ini keputusan berat yang harus mereka ambil, meninggalkan putri mereka yang sedang Amnesia bersama dengan Henry Jackson untuk sementara waktu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
ꪶꫝ🥀⃞oktavia ariani🔮S⃟M•
wkkwkwk, enak di henry ini
2023-11-21
1
🌈Yulianti🌈
🤣🤣🤣 menggunakan kesempatan dalam kesempitan 😄😄😄
2023-10-05
0
..qwerty248..
belum untuk yang ketiga kalinya yess..😆😆
2023-07-21
0