Drtttdtrttt.
Merasakan ada getaran di bagian dompetnya, Alenna langsung mengambil benda pipih itu dari dompetnya.
David.
Ya, Davidlah yang terpampang namanya di layar slide panggilan milik Alenna. Yaampun Alenna baru sadar kalau sudah beberapa hari ini, kakaknya tidak memberikan kabar kepada Alenna.
Dengan cepat Alenna menggeser slide answer dan menyamping kan benda pipi itu kepada telinganya.
"Hallo, kak?" Mendengar Alenna bersuara, mereka yang berada didalam mobil kini menoleh sekilas kearah Alenna, kecuali pak Tono karna posisinya sedang fokus menyetir.
Alenna duduk di kursi belakang dekat jendela mobil. Sedangkan didepannya ada Sarah dan karin, lalu didepannya ada Johan bersama Pak Tono.
"Hallo Alenna, gimana kabar kamu dan kabar yang lain?"
Jawab David dari seberang.
"Aku Baik, kalau yang lain gak tau deh, kok gak ngabarin Alenna sama sekali?"
"Hehehe, sorry kakak banyak tugas di kampus, jadi gak sempet ngabarin deh. Oh ya gimana sekolahnya, baik baik aja kan?" Terdengar hembusan napas pelan yang berasal dari Alenna.
"Kayak biasanya aja"
"Okey... Biar kakak tebak kamu pasti lagi PDKT ya sama cowok disekolah, yakan?"
"Apaan sih! Sok tau ih... Yang ada kakak kali"
"Alah! Mau boong, udah jujur aja"
"Apaan sih beneran. Siapa juga yang lagi PDKTan" Terdengar kekehan dari David yang sangat suka sekali meledek adiknya ini, walaupun baginya lebih menyenangkan jika secara langsung dibanding seperti ini.
"Oh ya, kamu lagi dimana?"
"Lagi... Lagi di jalan"
"Di Jalan? Emang kamu mau kemana?"
"Gak tau tuh. Katanya sih mau makan malam sama kerabat bisnis"
"Kerabat bisnis? Mau ngapain?"
"Mana Alenna tau! Kan belum ke-"
Ucapan Alenna terputus karna Johan telah memanggilnya untuk turun dari mobil. Ya ampun Alenna tidak sadar kalau sudah sampai.
"Alenna, ayo turun sayang" Ajak Karin lembut dan membukakan pintu untuk Alenna dan Alenna menurut saja tanpa menatap Karin sedikit pun.
"Hallo Alenna?"
"Hmm kak udah dulu, Alenna udah sampe nih. Nanti aja Alenna telfon balik"
"Oh... Okey, selamat malam my Princess Alenna"
"Malam juga"
Setelah memutuskan sambungan telfon, Alenna memasukan benda pipih itu lagi kedalam dompet hitamnya dan menyusul yang lain masuk kedalam sebuah restoran mewah nan romantis itu.
Pada saat pertama masuk, mereka semua disuguhkan dengan alunan musik yang sengaja di bunyikan untuk menyambut tamu terhormat seperti keluarga Hospi. Restauran itu tampak sepi, mungkin sengaja tempat ini di sewa khusus untuk makan malam keluarga Hospi-Agantra.
Saat berjalan lebih dalam lagi, terlihat 2 orang pria bertubuh besar nan gagah yang berdiri mengenakan seragam hitam, mungkin bodyguard pikir Alenna. Selain itu terlihat seorang pria yang tengah duduk dengan tegap gagah dan tampan itu, ditambah dengan kemeja putih dan di ditutupi dengan jas berwarna biru muda.
Menyadari ada yang datang, pria yang mempunyai mata biru itupun memanggil Johan dengan lantang.
"Mr, Johan!"
Johan yang menyadari ada orang memanggil namanya pun menoleh kearah sumber suara. Dan dengan cepat Johan menghampiri pria tampan itu lalu berjabat tangan, tentunya pria tampan itu sudah berdiri.
Ya dia pria tampan yang mempunyai mata biru laut, rahang tegas, rambut coklat, bibir seksi, dan tatapan tajam nan dingin itu menatap rombongan Johan tersenyum ramah lalu mempersilahkan duduk.
"Selamat datang Mr. Johan, semoga kau nyaman ditempat ini" Ucap pria itu seramah mungkin.
"Ya tentu saja akan sangat nyaman. Sungguh dekorasinya benar benar istimewa" Puji Johan sambil melihat ke sekeliling restoran.
"Mr.apa restauran ini milik anda?" Tanya Sarah kagum sekaligus penasaran, karna untuk pertama kalinya ia melihat restoran seromantis ini, sedangkan Alenna hanya memendam kekagumannya dalam hati, berbohong jika dia tidak kagum dengan tempat ini, tetapi ia tidak mau dinilai kampungan karna terlalu kagum.
"Ya, aku yang membangun restoran ini sendiri. Aku sengaja membuka resto ini sekarang karna mengingat bahwa ada acara makan malam bersama kalian, ku pikir ini tempat yang pas" Alenna merasa pria ini sedang menyombongkan dirinya atas resto ini.
Tapi masa bodolah.
Norak banget sih!.
pikir Alenna.
"Saya sangat kagum kepada Mr karna dengan usia semuda anda dapat menjadi pengusaha yang sangat sukses. Sunguh luar biasa!" Puji Karin, ah sungguh membuat Alenna muak melihat keluarganya selalu saja memuji pria dihadapannya ini.
Rasanya Alenna ingin keluar karna menurutnya ini sangat membuang buang waktu.
"Oh c'mon! Jangan memanggilku Mr lagi. Karena menurutku itu terlalu berlebihan sekali. Terlebih kalian lebih tua"
"Baiklah baiklah kami tidak akan memanggil anda dengan sebutan Mr lagi" Ucap Karin dan dianggurin oleh yang lain.
"Baiklah, kurasa sudah cukup basa basi nya. Bisakah kita mulai makan malamnya?" Akhirnya pria itu sadar kalau sedari tadi ia hanya membuang waktu Alenna saja.
Beberapa saat kemudian beberapa pelayan membawa berbagai macam makan dari dapur dan menghidangkannya.
"Ayo, silahkan di makan hidangannya" Yap! Memang didepan mereka telah ada berbagai macam makan mahal nan lezat saat ini. Sudah tidak sabar, Sarah sudah mengambil berbagai jenis makanan di depannya keatas piringnya saat ini.
Anak ini memalukan saja!
Umpat Karin dalam hati yang melihat tingkah putrinya ini.
Sedangkan Alenna hanya diam tanpa minat sedikitpun menyentuh makanan itu. Ia masih berperang dengan pikirannya, karna memikirkan apa yang sebenarnya Johan ingin sampaikan malam ini, walaupun Johan hanya bilang hanya makan malam. Tapi. Alenna sangat mengenal Johan, tidak mungkin papanya ini mengajak keluarganya makan malam tanpa maksud tertentu, seperti yang sudah sudah.
Kenzo yang menyadari wanita dihadapannya ini tidak memakan bahkan menyentuh sendok saja tidak mulai memandang Alenna yang tidak sadar jika ia sedang diperhatikan.
"Nona, kau tidak makan?" Tanya Kenzo membuka suara setelah memperhatikan Alenna cukup lama.
Yang lain, juga memandang Alenna yang sedari tadi diam dan menatap keluar jendela, entah apa yang ia lihat.
"Alenna, kamu tidak makan?" Tanya Karin mengulang pertanyaan Kenzo yang tidak ada jawaban dari Alenna sambil menepuk bahu Alenna pelan.
Alenna langsung terkejut lalu memandang orang orang yang ada di dimeja makan itu sambil menyembunyikan wajah gugupnya.
"Alenna, kau tidak makan?" Tanya Johan dengan serius.
"Tidak, aku tidak lapar" Jawab Alenna sembari menggeleng pelan.
"Kau ini bagaimana, kita kesini untuk makan malam. Bagaimana bisa kau tidak lapar?" Tanya Johan lagi yang heran dengan sikap putrinya satu ini.
"Apa kau tidak suka makanannya?" Saut Kenzo menambah pertanyaan kepada Alenna sembari menatapnya sedikit lekat.
"Ah, ti-tidak semua makanannya aku suka, tapi hanya saja aku sedang tidak lapar" Elak Alenna gugup, jujur ia tidak lapar saat ini. Bukan lapar makanan tetapi lapar penasaran.
"Baiklah... " Akhirnya pria ini tidak mengajukan pertanyaan lagi padanya. Dan sekarang gantian Alenna yang bertanya.
"Pah...." Panggil Alenna pelan dan rupanya yang lain ikut menoleh.
Sial! Gue kan manggil papa bukan mereka.
batin Alenna saat memanggil Johan namun yang menoleh semuanya.
"Kenapa?" Tanya Johan dingin dan menoleh sekilas kearah Alenna.
"Se-sebenernya kita kesini dengan tujuan membicarakan apa sih? Gak mungkin papa ngajak tanpa alasan, kan?" Akhirnya Alenna bisa mengeluarkan pertanyaan yang sedari tadi berkeliaran di otaknya.
"Jadi ini yang bikin kamu gak mau makan?"
****** gue!
ucap Alenna dalam hati.
"Eng-enggak kok! Alenna cuma penasaran aja" Bohong Alenna, kayaknya dosanya sudah banyak.
"Kalian mau tau?" Tanya Johan lagi dan diangguki oleh yang lain kecuali Kenzo yang bersantai mendengarkan karna makanannya telah habis.
"Huh, sebenarnya papa ingin memberitahu kalian. Tapi... Aduh bagaimana ya?" Johan kini melirik Kenzo seakan memberi peringatan sedangkan Kenzo hanya memasang tampang datar sembari menjadi pendengar yang baik.
"Pah! Cepet bilang" Greget Sarah secara tiba tiba.
"Okey, huh... Sebenarnya dulu papa dan Mr. Brayen sudah membuat perjanjian untuk menjodohkan salah satu diantara kalian berdua dengan Kenzo" What!! Semuanya melotot karna Johan menatap Alenna dan Sarah saat menyebutkan kalimat 'kalian berdua'
Alenna hanya bisa menggeleng tidak percaya.
"Mr Brayen itu siapa?" Tanya Karin yang kebingungan.
"Mr Brayen adalah ayah dari kenzo. Dia yang mempunyai perusahaan Agantra, tapi karna beliau sudah tiada, jadi perusahaan Agantra di gantikan dan di pimpin oleh Kenzo sampai sekarang" Ujar Johan menjelaskan panjang lebar.
Kenzo hanya diam sambil terus memakan makanannya. Sedangkan yang lain hanya mengangguk paham.
"Jadi maksud papa Sarah atau Alenna bakalan nikah sama Kenzo?" Tanya Karin lagi.
Johan mengangguk sekali sebagai tanda bahwa itu benar.
"Enggak! Papa pasti becanda kan?"
"Papa serius, len" Ucap johan meyakinkan Alenna.
"Kenapa papa bikin perjanjian kayak gini?" Tanya Alenna lagi.
"Alenna, sebenarnya papa tidak menginginkan ini. Tapi..." Gantung johan.
"Tapi kenapa, pa?" Saut sarah ikut penasaran. Padahal sebenarnya ia senang banget karna perjodohan ini, ia tidak merasa keberatan sama sekali, memang ia sudah mengincar Kenzo saat pertama bertemu di rumahnya ralat rumah Johan.
"Tapi karna, perusahaan papa diambang kebangkrutan saat ini dan. Hanya satu perusahaan yang ingin membantu papa agar tidak bangkrut, itu adalah perusahaan Agantra perusahaan yang dipimpin oleh Kenzo. lagi pula Mr. Brayen berwasiat seperti itu saat dia masih hidup"
"Jadi papa mau ngejodohin buat nyelametin perusahaan aja?" Tanya Alenna.
"Itulah syarat dari perusahaan Angantra, papa tidak bisa berbuat apa apa Alenna saat ini" Kini Johan menunduk dan Alenna mengalihkan pandangnya menjadi menatap Kenzo dengan tatapan sinis nan tajam.
Pria sialan!
"Asal papa tau ya, Alenna gak bakal setuju untuk di jodoh jodohin! Alenna gak peduli mau perusahaan papa bangkrut atau apapun itu, karna Alenna sendiri gak pernah minta apapun dari papa. Alenna menuhin kebutuhan Alenna sendiri. Dan yang lebih pantas untuk perjodohan ini adalah Sarah, bukan Alenna. Salahkan Sarah aja karna dia yang selalu minta ini itu ke papa tanpa mau kerja keras. Pokoknya Alenna gak mau di jodohin!" Bentak Alenna tegas sambil berdiri, tidak peduli jika ia dicap sebagai orang yang tidak tahu sopan santun.
"Alenna papa mohon, dengarkan dulu" Tahan Johan dengan mencekal tangan Alenna yang berniat untuk meninggalkan resto itu. Sedangkan Kenzo hanya menatap Alenna lekat.
Alenna mendengus kesal, bagaimana tidak seharusnya ia tidak ada dalam masalah ini.
"Tentang keputusan siapa yang akan dijodohkan bukan papa yang memilih, tetapi Kenzo sendiri"
Kini Kenzo hanya mengangguk santai
What the ****!!
Bisa bisanya dia santai padahal saat ini adalah pertaruhan masa depan Alenna, dan dia dia malah... Shit!!!
"Kenzo, jadi kau memilih siapa?" Tanya Johan santai dan tanpa pikir panjang Kenzo Menjawab.
"Aku memilih... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Amelia_taehyung
mantap nih, dipilih 3M 1
2020-04-15
0
Fitri Lin
tokoh utama cowoknya steven apa kenzo sih?
2019-11-03
5
Mian Ao💖
milih milih kaya milih baju aj lu kenzo
2019-11-02
0