"Jadi.. Papa ingin men-"
Drtttdrttt!
Ucapan Johan terpotong, karna terdengar suara handphone yang berasal dari ponsel pria itu, Kenzo.
Semua orang terdiam dengan wajah penasaran. Semua menatap Kenzo yang sedang merogoh sakunya dan mengambil ponselnya. Terpampang nama seseorang di layar slide. Beberapa detik kemudian pria itu menggeser slide answer di layar telfon.
Pria itu menempelkan ponselnya ke sebelah telinganya.
"Hallo?"
"......"
"Sekarang?"
"......... "
"Yaya, saya segera kesana"
Pria itu langsung mematikan sambungan telfon dan kembali memasukkan ponselnya kedalam saku celana, segera ia memandang orang orang disekitarnya yang sedang memperhatikannya.
"Maaf, aku harus pergi sekarang" Pria itu berdiri sambil membenarkan kemejanya, lalu Diikuti dengan yang lain.
"Kenapa buru-buru, Mr?" Tanya Johan dengan wajah heran.
"Iya ada apa, Mr?" Sambung Sarah penasaran sekaligus menampilkan wajah heran. Alenna yang hanya menyaksikan itu hanya diam.
"Maaf, karna ada urusan di kantor. Aku harus segera kesana" Jawab pria itu dengan wajah datar dan suara yang dingin.
Mendengar itu Alenna hanya mendengus dan memutar bola mata malas.
"Ohhh, tidak apa. Mr, bisa kesini sesuka hati. Kami membuka pintu lebar-lebar untuk Mr" Johan berjabat tangan dengan pria itu. Alenna bisa mengambil kesimpulan bahwa mereka seperti sudah sangat akrab, walau berbeda umur. Pikir Alenna.
"Ya, tentu. Kita bisa membahasnya lain waktu" Pria itu melepaskan jabat tangannya dengan Johan lalu berganti jabat tangan dengan Karin.
"Sering-seringlah datang kemari" Ucap karin tersenyum manis.
Pria itu hanya mengangguk pelan.
Lalu jabat tangan itu beralih kepada Sarah yang sedari tadi tidak sabaran sekaligus girang sendiri.
Sarah menggenggam tangan pria itu dengan sangat erat sambil tersenyum malu. Berbeda dengan sang pria yang hanya memasang wajah datar walaupun ada sedikit senyum paksa di wajahnya.
Jabatan itu terlepas, pria itu beralih kepada alenna yang sedari tadi diam memperhatikan semua kejadian menjengkelkan dihadapannya.
Pria itu duluan menjulurkan tangan kearah Alenna. Alenna yang melihat itu membalas jabat tangan dengan wajah datar.
Jabat tangan itu berlangsung agak lama, karna mereka berdua saling menatap. Yang satu tersenyum kuda dan yang satu lagi memasang tampang datar, siapa lagi kalau bukan Alenna yang berwajah seperti itu.
Jujur, ia sedikit terpesona akan mata berwarna biru laut milik pria itu, ia merasakan kehangatan sekaligus sifat dingin yang terpancar dari mata pria itu.
Memang ia sangat tampan, tapi menurut Alenna untuk apa wajah tampan jika kelak tidak bisa membawa kebahagian untuknya.
"Ekhemm" Siapa lagi yang berdeham dengan sengaja jika bukan Sarah.
Sarah sangat tidak suka melihat Alenna berlama lama menatap Kenzo tanpa berkedip. Seketika Alenna memutuskan jabat tangannya dan menyelipkan beberapa helai rambutnya ke sela telinga.
"Kalau begitu, saya permisi" Pria itu tersenyum kearah Alenna, sedangkan yang disenyumin hanya memutar bola mata malas dan mengalihkan pandangannya, mungkin melakukan itu akan menjadi kebiasaannya. Saat pria itu tersenyum seakan telah mengenal Alenna selama bertahun-tahun lamanya. Membuat Alenna merasa risih.
Pria itu berjalan dengan sangat cool, membuat Sarah ingin menjerit tak karuan, walaupun hatinya agak sedikit kecewa dalam hatinya karna pria itu hanya sebentar berkunjung kemari.
Jujur ia juga penasaran, apa maksud kehadiran pria tampan itu datang kemari, pemikiran itu sama seperti Alenna.
Tapi bedanya sarah tidak terlalu ambil pusing dalam masalah itu, yang ia permasalahkan adalah... Bagaimana caranya agar dapat menarik perhatian dari pria itu, kenzo. Bahkan baginya, bila perlu Sarah harus mendapatkannya.
🌹🌹🌹🌹🌹
Ish! Sebenernya ada apa sih?, kok pakek ada segala kerabat kerja papa dateng?.
Alenna terus saja bolak-balik, kesana kemari di kamar.
Ia masih penasaran, sebenarnya ada apa?.
Drrrrtttttt!.
Alenna mengambil ponselnya di atas nakas.
Terpampang nama Angga di layar slide panggilan tersebut, tanpa berpikir Alenna menggeser slide answer dan menaruh benda pipih itu di telinganya.
"Hallo?"
"Lo kok pulang sih?"
"Ada urusan tadi"
"Gaya lo, ada urusan"
"Dih, gak caya"
"Engga, gue heran aja. Ternyata orang kayak lo punya urusan juga"
"Terus aja ngeledek gue"
"Eh, nanti malem gue kerumah lo ya?"
"Hah, ngapain?"
"Gue mau minta tolong sama lo, buat ajarin gue fisika. Okey?"
"Sorry, gue lagi sibuk. Jadi gak bisa"
"Ye... Jahat lo semprul, pliss tolong"
"Mangkanya belajar, jangan biliard-an terus!"
"Ah elah. Iya... Tapi pliss ajarin"
"Gk bisa. Bye!"
Alenna memutuskan sambungan telfon tersebut lalu menaruh ponselnya diatas nakas dan beranjak mengambil handuk, lalu bersiap menuju kamar mandi.
🌹🌹🌹🌹🌹
"Pah! Sebenarnya, kedatangan temen papa kesini. Mau apa sih?" Tanya Sarah yang tengah duduk di sofa sambil menonton TV.
"Iya pah, ada apa sih?" Saut Karin ikut penasaran, Johan berfikir sejenak.
"Papa, gak bisa kasih tau sekarang" Jawab Johan dengan mengelus rambut Sarah penuh kasih sayang.
Sarah dan Karin mendengus kesal, karna orang yang mereka tanya ternyata merahasiakan sesuatu.
"Kok gitu sih pa! Kasih tau dong. Sarah penasaran banget" Sarah dan karin terus membujuk Johan untuk membuka mulut dan memberi tahu mereka.
Lagi lagi johan memikirkan, apakah ia harus memberi tahu.
"Hmmm, papa mau ke kamar Alenna dulu. Kalian lanjutin aja nontonnya" Ucap johan mengalihkan pembicaraan dan beranjak begitu saja menuju kamar Alenna.
Sarah yang melihat itu, hanya mendengus kesal sekaligus cemberut. Karna tidak sesuai dengan keinginannya.
"Ish! Papa gak jelas. Kenapa gak ngasih tau coba?" Gerutu Sarah sambil mengotak atik remot TV dengan kesal.
"Tenang aja, nanti juga papa ngasih tau" Balas Karin menenangkan kekesalan anaknya.
"Tapi apa susahnya coba, tinggal ngasih tau gitu aja" Sarah terus menggerutu tidak jelas, Karin melihat anaknya hanya menggelengkan kepala pelan.
Jujur, Karin merasa anaknya yang satu ini, sifatnya masih kekanak kanakan.
Tidak seperti Alenna yang bisa menyelesaikan sesuatu masalah dengan dewasa.
🌹🌹🌹🌹🌹
(Lagi lagi gantung)
Hehe, pasti pada kayak gitu semua komennya. Oh ya! Sorry chapter nya pendek, karna lagi banyak tugas disekolah.
Sorry readers soalnya, kalau langsung dikasih tau jadi gak suprise dong!.
Tinggal tunggu chapter se lan jut nya! Okey.
Jangan lupa
Vote
Comment
Story-nya...
Bye bye!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Riko Ardiansyah
lanjutkan🤩🤩🤩👍🏻😁👍🏻🤩🤩🤩
2020-05-22
0
Humaira
ceritanya bagus aku suka
2019-10-31
0