Tok tok tok!
Ketukan pintu yang berasal dari pintu kamar Alenna.
Tidak ada jawaban sama sekali oleh sang pemilik kamar, sudah berulang kali pria paruh baya itu mengetuk pintu anaknya tapi tetap nihil hasilnya.
"Alenna! Buka pintunya, sayang!" Masih belum ada jawaban dari Alenna. Karna tidak sabar, pria paruh baya itu memutar knop pintu yang berwarna coklat tersebut. Dan ternyata pintu itu tidak terkunci. Dengan pelan, Johan memasuki kamar sambil kedua bola matanya mencari cari Alenna yang entah berada dimana.
"Alenna!" Panggilnya Johan lagi, saat benar benar berada didalam kamar Alenna.
Ceklek!.
Seketika Johan menatap kearah pintu kamar mandi yang ternyata sudah berdiri Alenna dengan menggunakan handuk putih polos dan rambut yang basah.
Alenna menatap bingung kearah Johan, ia menoleh kearah pintu kamarnya sekilas. Seketika ia ingat kalau pintunya lupa ia kunci. Tapi segera mungkin ia memasang wajah yang datar.
"Papa ngapain disini?" Tanya Alenna datar.
"Enggak, papa cuma pengen ketemu kamu aja" Alenna mengerutkan alisnya karna jawaban aneh dari papanya itu, yang kini tengah tersenyum hangat kepadanya.
Dalam hati, Alenna senang karna dapat melihat senyum hangat itu lagi, yang telah lama ia rindukan. Tapi disisi lain, ia merasa benci akan senyum itu.
"Gitu doang?, yaudah kalau gitu, papa bisa keluar gak? Alenna mau pakai baju" Alenna acuh tanpa menatap lawan bicaranya.
"Hmmm, okey. Tapi nanti malam, papa tunggu untuk makan malam" Jawab Johan dengan santai, Alenna lagi lagi mengerutkan keningnya.
Tumben papanya mengajak ia makan malam, biasanya juga gak peduli, pikir Alenna.
"Ngapain?"
"ada pertemuan dengan kerabat papa yang tadi kesini. Ada yang perlu dibicarakan, kamu bisa ikutkan?" Jelas Johan.
"Gak tau, liat aja nanti" Acuh Alenna berjalan menuju lemari dan mengambil beberapa pakaian untuk dikenakannya nanti. Johan yang melihat tingkah anaknya yang acuh hanya menghela napas berat dan berjalan menghampiri Alenna.
"Papa mohon Alenna, untuk malam ini saja" Mohon johan dengan wajah penuh harap, Alenna yang melihat itu hanya memutar bola mata malas. Kenapa papanya begitu memaksa.
"Huhhh, yaya kali ini" Mendengar ucapan putrinya, Johan tersenyum kuda dan mengelus rambut anaknya dengan lembut.
Dengan cepat Alenna berpura pura sibuk merapikan pakaiannya dan berjalan menuju fitting Room. itu ia lakukan karna sengaja agar terlepas dari papanya agar ia tidak hanyut. segera ia masuk ke dalam false sincerity.
Johan yang melihat anaknya menghindar dari sentuhan kasih sayangnya, hanya mendengus pelan. Entah bagaimana caranya agar Alenna tidak bersikap seperti ini.
Tapi johan sedikit tenang dan lega karna anaknya menerima ajakannya untuk makan malam. Ia sadar, sudah lama ia tidak meluangkan waktu bersama Alenna. Semua waktunya ia luangkan bersama Karin dan anak tirinya, Sarah.
Dalam hati Johan, menyalahkan dirinya karena telah berlaku pilih kasih terhadap Alenna. Ia jadi mengingat saat dimana anaknya Alenna masuk rumah sakit. Johan sibuk dengan kebahagiaannya bersama Sarah dan Karin. Bahkan Johan, karin, dan Sarah saja tidak pernah menjenguk Alenna di rumah sakit.
Beberapa hari kemudian, Johan pergi berlibur ke Perancis bersama Sarah dan Karin tanpa memperdulikan Alenna yang berada dirumah sakit sendirian tanpa ada yang menemaninya.
Flashback (1)
Di malam hari, Johan serta keluarga sedang makan bersama di meja makan, kecuali Vinna istri pertama Johan yang telah melahirkan anak secantik Alenna. Ia tidak ikut makan bersama karna sedang berada didalam kamarnya dan tidak bisa berjalan lagi, karna sebuah insiden.
Kemana mana Vinna hanya menggunakan kursi roda. Kelumpuhan itu tidak bisa diobati karna sudah sangat parah. Jadi Alenna lah yang selalu menjaga dan menemani ibunya dengan sangat teliti, tulus, dan penuh kasih sayang.
"Bagaimana, dengan nilai mu disekolah, Sarah?" Tanya Johan menyela keheningan.
"Bagus kok, pah" Jawab Sarah antusias. Johan hanya mengangguk dan tersenyum.
"Bagus, pertahankan nilai mu. Jika kamu mendapatkan nilai yang lebih bagus lagi dan membanggakan papa. Papa janji akan memberikan hadiah ke kamu,yaitu berlibur ke Perancis.bagaimana?" Mendengar itu, Sarah lebih antusias lagi.
"Bener ya, pa?" Johan hanya mengangguk pasti.
Alenna hanya terdiam tanpa memberikan ekspresi apa pun.
"bagaimana nilai kamu, Alenna?" Kini Johan beralih kepada Alenna yang sedari tadi diam.
"Jelek" Bohong Alenna dengan wajah datar dan malas tanpa mengalihkan pandangannya dari piring yang berisi makanan.
"Loh, kok bisa?" Tanya Johan lagi yang tidak percaya akan jawaban Alenna yang sangat sulit dipercaya. Karna dari kecil Alenna sangat pintar dan berbakat.
"Alenna kekamar dulu" Alenna beranjak meninggalkan mereka semua dengan langkah malas.
Mereka semua tatap tatapan penuh arti seakan bertanya "kenapa?"
🌹🌹🌹🌹🌹
Tok tok tok!
"Ma!" Alenna mengetuk pintu kamar dengan pelan. Tidak ada jawaban dari sang pemilik kamar.
Alenna memutuskan untuk memutar knop pintu kamar tersebut dan benar dugaan Alenna ternyata tidak di kunci.
Alenna masuk dengan langkah pelan.
Terlihat seorang wanita paruh baya menggunakan wol kuning.
Wanita itu sedang duduk dikursi roda dengan menatap keluar jendela dengan tatapan sendu. Alenna yang melihat hal itu membuatnya menatap sendu juga wanita yang ia sayangi.
Dengan langkah pelan tapi pasti, Alenna berjalan kearah wanita itu dan berdiri persis dibelakang wanita itu. Dan Alenna melihat wanita itu melalui pantulan kaca jendela.
Rupanya wanita itu juga memperhatikannya.
"Ma, mama udah makan?" Tanya Alenna lembut.
Wanita itu tersenyum manis tetapi sedikit sendu.
"Udah" Jawab Vinna singkat lalu. Kembali menatap ke jendela lagi.
Alenna menghela napas berat, lagi lagi mamanya terpuruk. Ia benci melihat mamanya yang begitu pasrah akan takdir dan memilih untuk menjadi manekin hidup.
"Mama gak bohongkan?" Tanya Alenna sekali lagi dengan nada khawatir sekaligus penasaran.
Vinna hanya menggeleng lemas.
Alenna berjalan kedepan menghadap mamanya dan sedikit berjongkok dihadapan ibunya.
"Ma, sampai kapan mama terus kayak gini? Alenna gak kuat ngelihat mama kayak gini. Apa mama terus pasrah dengan semua keadaan, Enggak kan?.
Jadi biarkan Alenna bongkar semuanya"
"Jangan nak, belum saat nya" Potong Vinna mengelus pipi Alenna dengan lembut.
"Tapi Alenna gak mau bikin mama semakin terpuruk. Udah cukup semua yang mama dapat selama ini. Jangan sampai mama lebih parah,Alenna mau mama bahagia kayak dulu lagi.gak kayak gini" Kini Alenna meneteskan air matanya dan menatap sendu Vinna.
"Ada saatnya sayang. Kita tidak bisa mengubah takdir. Kita tidak bisa menentukan kebahagian kita sendiri. Semua sudah diatur... Dan mungkin, kebahagiaan mama bukan disini. Tapi di atas sana" Alenna yang tau maksud ucapan Vinna, hanya menggeleng tidak mungkin.
"Gak! Mama gak boleh ngomong kayak gitu. Kebahagiaan mama ada disini bersama Alenna. Bukan disana"
Celah Alenna dengan air mata yang semakin deras dan kini ia menundukkan kepala.
"Semoga. tapi... Kita lihat saja bagaimana kisah ini akan berakhir"
🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Asna Deli
sedihnya..😭😭😭😭
2020-11-23
0
Aulia Galuh
huaaaaaa sedihhh
2020-04-14
1
Lolilalinda_21
baper thor sumpah😥😭
2019-12-11
2