"Kecuali... "
"***** gak usah bikin gue penasaran, toil"
Gemas Steven. Tunggu, kenapa Steven jadi penasaran seperti ini?. Memangnya ini penting baginya?.
"Kecuali... Alenna!" Sorak Gilang, membuat yang lain menatapnya tajam, kecuali Steven yang memasang tampang datar.
"Benerkan gue?" Lanjut Gilang dengan tampang tak berdosa.
"Bener juga sih, dia cantiknya alami tanpa polesan make up. Tapi menurut gue sih wajar kalau cewek pakek make up, karna emang dasarnya kayak gitu kan" Jawab Julio manggut manggut, dan diikuti yang lain.
"Eh! Tapi jangan sampe lo PDKT sama dia" Ucap Raffi membuat yang lain mengerutkan alisnya.
"Kenapa?" Tanya mereka serempak.
"Karna... Alenna udah di PDKT in duluan sama Steven" Jawab Raffi cengengesan, itu membuat Steven menatap tajam Raffi.
"Betul!" Saut Gilang mengacungkan jempol.
"Ye gak, Stev?" Goda Raffi dengan memainkan kedua alisnya.
Salah gue apa ya Lord.
Batin Steven.
"lo udah bosen hidup ya?" Sembur Steven dengan tampang datar tapi dengan sorot mata yang tidak suka.
"Steven!!!" Panggil seorang Laki-laki, membuat Steven dan teman-teman menoleh kearah sumber suara.
Ternyata itu pak Yanto. Mereka semua tatap tatapan seakan bertanya
"kenapa?".
Sampailah pak Yanto di mana mereka semua berkumpul dimeja makan kantin.
"Ini, kunci motornya" Pak Yanto menyodorkan kunci motor dengan cantelan pemandangan pantai.
Tanpa pikir panjang Steven mengambil kunci tersebut dari tangan pak Yanto.
"Makasih ya pak" Jawab Steven berterima kasih, pak Yanto hanya menjawab dengan anggukan lalu pergi berlalu begitu saja.
"Itu bukannya kunci motor punya Alenna,ya?" Seakan menyadari benda yang ada di tangan Steven. Julio langsung bertanya, karna setahu ia Steven pergi kesekolah menaiki motor, yaitu motor milik Alenna.
Steven hanya mengangguk sekali.
"Terus mau lo apain tuh konci?" Tanya Julio.
"Mau gue gadai, ya mau gue kasihlah ke orangnya! Gimana sih lo?" Ketus Steven kesal dengan pertanyaan OON dari temannya yang satu ini. Julio hanya meng'oh' kan tanda ia mengerti.
"I'm back! Para JOMBLO!" teriak Aldo yang berjalan menuju teman temannya, dengan gaya Collman.
"Ya Allah, semoga Aldo sama Amel cepet putus. Amin..."
"Amin!" Mereka semua mengaminkan doa Julio.
"Sialan loh! Sekate Kate kalo doa!" Protes Aldo tidak Terima.
"Biasanya sih, kalau doa jomblo itu suka diijabah apalagi kalau orang yang di dzolimi" Saut Gilang dan mendapat tatapan tajam dari Aldo.
"Betul tuh! Cepet banget diijabah nya" Sambung Raffi memakan bakso yang ia pesan.
"Awas lo pada!, kalau sampai gue putus sama amel. Bakalan ada makam buat lo dan lo" Ancam Aldo sambil menunjuk Raffi, Julio, dan Gilang. Ia sengaja tidak menunjuk Steven karna Steven tidak begitu memojokkan nya.
"Iya makamnya buat kita, tapi yang didalamnya lo! Hahahahah!" Balas Gilang tertawa terbahak bahak dengan yang lain.
"Udah udah, kasihan gue sama Aldo"
Ujar pangasti prihatin melihat Aldo yang di nistakan oleh temannya sendiri.
"Sama kasihan gue, tar nangis lagi. Ngadu sama Amel" Balas Raffi dengan cengengesan.
"Sudahlah, aku males. Kalian semua suci aku penuh dosa" Ujar Aldo dramatis.
"Baru sadar dia" Saut Gilang masih saja ingin meledek Aldo.
Dasar temen laknat!.
Sedangkan Aldo hanya memajukan bibir bawahnya beberapa centi karna kesal dengan tingkah laku temannya.
Tunggu, ada yang bisa jelaskan kenapa Aldo menjadi 'se-alay ini?'.
🌹🌹🌹🌹🌹
Alenna berjalan menuju parkiran dimana motornya berada.
Saat sampai diparkiran Alenna menepuk dahinya karna kalau kunci motornya ada pak Yanto.
Tanpa perlu dipanggil, pak Yanto berjalan kearah Alenna yang tengah berdiri di samping motornya.
"Alenna, kamu lagi ngapain disini?"
Tanya pak Yanto dengan memanggil Alenna.
Alenna menoleh mendapati pak Yanto dengan memegang kentungan hitam di tangan kanannya.
"Hmm, bapak megang kunci motor saya kan?" Tanya Alenna to the point.
"Motor kamu?, bukannya motornya sih... Steven ya?" Bukannya menjawab, pak Yanto malah kebingungan.
"Bukan, itu motor saya. Tapi Steven yang boncengin saya" Jawab Alenna santai.
"Jadi... Mana pak kuncinya? Saya buru buru, nih" Lanjut Alenna mengulurkan sebelah tangannya.
"Oh... Baru aja bapak kasih ke Steven" Mendengar jawaban pak Yanto Alenna hanya mendengus pelan.
"Makasih pak" Setelah mengucapkan kata itu, Alenna pergi kembali kedalam sekolah untuk meminta benda yang ia cari kepada Steven.
Pikir Alenna Steven sudah masuk kelas, ternyata ia salah. Steven tidak ada di kelasnya, ia yakin sekarang Steven ada di kantin bersama teman temannya, karna kursi para sahabat Steven tidak ada orang.
Ia sedikit berlari meninggalkan kelas Steven dan pergi menuju kantin.
Dan benar, Steven dan teman temannya ada di kantin sambil tertawa.
Alenna berjalan menuju meja tempat Steven berada bersama teman temannya.
Merasa ada seseorang yang menghampiri, mereka semua menoleh kearah orang tersebut dan ternyata Alenna.
mereka menatap Alenna dengan berbagai mimik wajah. Ada yang tersenyum jahil memperhatikan Alenna yang menatap Steven dengan tatapan yang susah diartikan, ada yang tersenyum manis kepada Alenna sedangkan Alenna tersenyum canggung, ada juga yang merapikan rambut dan baju agar terlihat tampan dihadapan Alenna.
"Eh, Alenna... Mau ngapain?" Tanya Gilang dengan lembut dan tersenyum manis.
"Iya nih, tumben nyamperin Julio. Kangen ya?" Percaya diri Julio memainkan alisnya.
"Apaan lo! Dia tuh kangennya sama gue" Ketua Aldo tidak Terima dengan perkataan Julio.
"Oh gitu ya?, Mau gue bilang ke Amel, hah?" Ancam Gilang dengan senyum miring di sudut bibirnya.
"Yayaya, ampun, hehehe" Cengengesan Aldo membuat Gilang tersenyum kemenangan.
"Bukan kok, bukan buat itu" Jawab Alenna yang sedari tadi diam memerhatikan kelakuan kakak kelasnya itu.
"Terus buat apa, sayang?" Tanya pangasti.
"Hmm Steven, konci motor gue sama lo ya?"
Tanpa menjawab, Steven langsung menyodorkan kunci itu dari tangannya dengan wajah datar. Alenna langsung mengambil kunci itu dengan tergesa-gesa.
"Thanks" Ucap Alenna singkat, padat, dan jelas.
"Cuma itu doang?" Tanya Steven menaikan sebelah alisnya.
Alenna memutar bola mata malas.
"Iya, emang apaan lagi?" Tanya Alenna balik.
"Cium dong!" Saut Julio, Aldo, pangasti dan Gilang bersamaan. Hal itu membuat siswa siswi menoleh kearah mereka dengan tatapan yang susah diartikan. Sedangkan Alenna hanya membuka matanya lebar.
"Sorry gue buru buru, permisi" Alenna mengalihkan pembicaraan karna ia salah tingkah sendiri, ditambah pipinya yang mulai merah karna malu dan binggung harus jawab apa.
Melihat Alenna yang pergi dengan pipi yang memerah, mereka semua menertawakan hal itu. Tetapi tidak dengan Steven yang menatap ketiga temannya dengan tidak suka.
"Puas ketawa? Malu maluin gue aja lu pada!" Ketus Steven menjitak kepala mereka semua. Alhasil mereka meringis kesakitan.
"Canda, stev!" Balas Julio dengan terus mengelus kepalanya yang sakit.
🌹🌹🌹🌹🌹
Hallo semua!
Akhirnya sampai chapter 10 juga.
Sorry postnya agak lama, karna ada banyakkkk banget tugas di sekolah.
So pliss tinggalkan jejak kalian di story ini contohnya: vote dan comment.
Thanks buat yang udah setia baca ini.
(Banyak omong authornya).
Yaudah...
Selamat membaca dan nantikan chapter selanjutnya!!!.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Ira Cieboru Agian
masih ikut
2020-05-22
0
Lolilalinda_21
lop lop tor
2019-12-11
2
Baco
suka suka
2019-11-01
2