Flashback (2)
Alenna berlarian menuju kamar mandi, sambil memegangi hidungnya yang terus saja mengeluarkan... Darah. Darah segar itu terus mengalir ke seluruh tubuhnya, dari hidung turun ke bibir, leher, dan baju Alenna, bahkan sampai jatuh ke lantai.
Ia harap tidak ada yang melihat darah itu. Dengan cepat ia membersihkan darah darah yang masih mengalir di hidungnya di wastafel. Tapi hasilnya tetap sama karna adalah itu terus keluar dari alat pernapasan nya, membuat Alenna semakin panik.
Ia terus berusaha untuk tetap tenang, siapapun tidak boleh tau kalau ia sedang mimisan.
Belum sempat ia merapikan penampilannya yang sekarang terlihat seperti orang sedang disiksa ini, sudah ada seseorang yang tengah mengetuk pintu kamarnya.
"Alenna! Buka pintunya"
Shit!
Itu suara johan papanya, Alenna semakin binggung harus melakukan apa. Apakah ia harus menjawab dan keluar menghampiri papanya dalam keadaan seperti ini? Atau malah hanya diam saja?.
"Alenna!" Panggil Johan lagi, dan kali ini Johan membuka pintu Alenna dan melihat sekeliling untuk mencari sosok anaknya. Tapi tidak ada.
Apa ini?... Darah?
Sontak Johan melotot melihat ada beberapa tetes darah segar di atas lantai berwarna krem tersebut.
Ia berjalan mengikuti kemana darah itu menetes. Dan matanya langsung menatap sebuah pintu kamar mandi yang tertutup rapat.
"Alenna! Buka pintunya! Sedang apa kamu didalam!?" Teriak Johan dengan sangat khawatir sambil mencoba membuka pintu dengan cara mendobrak, karna pintu itu terkunci dari dalam.
Tidak ada jawaban dari Alenna, membuat Johan semakin khawatir bukan main. Sedangkan Alenna masih sibuk merapikan penampilannya dan berusaha menghilangkan bercak darah yang ternyata masih ada saja darah yang mengalir, walaupun tidak sedaras tadi.
Ia terus berpikir keras, apa yang harus ia lakukan saat ini. Merasa dirinya sudah sedikit tidak terlihat seperti orang yang disiksa lagi, ia memutuskan untuk menghampiri papanya dengan berusaha berwajah datar.
Baru satu langkah, tiba tiba ia memegangi kepalanya dengan meringis kesakitan.
"Aw!" Yang ia rasakan saat ini adalah, ia sangat pusing dan keseimbangan tubuhnya mulai berkurang dengan sangat drastis. Ditambah dengan rasa sakit luar biasa di dada sebelah kirinya, membuat Alenna tidak bisa melanjutkan langkahnya.
"Alenna! Papa minta kamu keluar sekarang! Atau papa akan dobrak pintu ini!" Alenna tidak memperdulikan teriakan Johan, karena suara terdengar tidak jelas.
Sedetik kemudian semua berubah menjadi gelap.
🌹🌹🌹🌹🌹
"Tuan! Tolong jangan masuk. Biarkan kami bekerja, tuan tolong tenang" Ucap suster menenangkan Johan yang terus saja mencoba menerobos ingin masuk.
"Huh! Baik Sus, tapi tolong pastikan anak saya baik baik saja" Johan memilih untuk mengalah dan membiarkan dokter dan para suster bertugas.
"Terima kasih tuan, kami akan mencoba memeriksa nona Alenna dulu. Permisi" Suster yang diketahui namanya Bella itu masuk kedalam kamar dimana Alenna dengan lemas dan tak sadarkan diri itu di rawat.
Johan menghela napas berat dan duduk di sebuah kursi panjang sebelah kamar Alenna dengan perasaan berkecamuk sambil menatap kosong kebawah lantai.
Ia terus bertanya pada dirinya sendiri, sebenarnya ada apa dengan Alenna, sampai sampai ia masuk rumah sakit seperti ini dan mimisan yang sangat banyak.
Suara jejak kaki yang sangat keras membuat Johan menoleh kearah sumber suara jejak kaki tersebut. Ia mendapat karin yang tengah berjalan terburu buru dengan wajah yang juga khawatir, lalu mata mereka bertemu. Secepat mungkin.
Karin menghampiri Johan yang kini meneteskan air mata, sedangkan Johan hanya menatap sendu Karin.
"Pa, bagaimana keadaan Alenna?"
Tanya Karin dengan napas yang memburu.
"Aku tidak tau keadaan Alenna sekarang, Karna dokter sedang memeriksa" Jawab Johan dengan pelan. Karin menghela napas berat.
"Lebih baik, kita pulang dulu,pa. Karna Sarah telah menunggu sendirian dirumah" Bujuk Karin dengan memegang sebelah bahu Johan, berharap suaminya akan menurutinya.
"Tidak! Aku ingin di sini. Aku ingin tau bagaimana keadaan anak ku, Karin" Tolak Johan pelan tapi terdengar.
"Johan, apa kamu lupa kalau kau sudah janji kepada Sarah jika dia mendapat nilai yang bagus. Kau akan mengajaknya berlibur ke Paris?" Kini Johan terdiam, benar apa Karin ia sudah berjanji akan berlibur ke Paris bersama Sarah.
"Tapi bagaimana dengan Alenna? Dia sendirian disini"
"Kau tenang saja. Disini banyak dokter dan suster, jadi tidak perlu khawatir" Johan memilih untuk pulang dan menempati janjinya dengan Sarah.
Johan pikir, Alenna hanya mengalami mimisan biasa. Tidak mungkin Alenna mengalami penyakit serius hanya karena mimisan, pikir Johan.
🌹🌹🌹🌹🌹
"Selamat pagi, nona Alenna. Saya suster Bella yang akan membantu Anda jika anda butuh sesuatu" Sapa suster berambut hitam kecoklatan dan wajah yang cantik dengan seragam khas suster.
Alenna menoleh kearah samping tempat tidur yang ternyata sudah ada suster itu disampingnya.
Alenna hanya tersenyum tipis dibalik wajah pucat yang menghiasi wajah cantik wanita yang berketurunan jerman-indo itu.
"Apa nona butuh sesuatu?" Tanya suster itu mendekat dan duduk disamping Alenna.
Alenna menggeleng pelan, suster itu hanya mengangguk dan tersenyum manis.
"Boleh saya tanya, sus?" Tanya Alenna dengan suara lemas dan pelan.
"Tentu, ada apa?" Tanya suster itu menjawab senang hati.
"Di mana papa saya?" Tanya Alenna dengan melihat ke sekeliling ruangan yang bergaya VVIP itu.
"Maaf nona, tapi tuan Johan sedang berlibur ke Perancis bersama nyonya Sarah dan nona Karin" Sungguh hati Alenna sakit mendengarnya, bagaimana tidak, bayangkan jika kalian berada diposisi Alenna yang sedang terbujur lemah di rumah sakit sedangkan keluarganya sama sekali tidak memperdulikannya, yang paling parahnya adalah mereka malah bersenang senang berlibur tanpa memperdulikannya.
Ingin sekali Alenna menangis sekencang kencangnya walaupun ia tidak mau terlihat cengeng di hadapan orang lain. Cukup dalan hati saja ia sakit dan menangis dalam diam, walaupun matanya tak bisa berbohong akan kesedihannya.
"Hmmm, nona tenang saja. Ada saya disini, nona tidak perlu sungkan untuk meminta bantuan kepada saya. Itupun kalau nona mau, saya akan menerimanya dengan senang hati" Ucap suster Bella menghibur Alenna yang terlihat jelas bahwa ia kecewa akan keluarganya.
"Terima kasih banyak Sus" Hanya itu yang bisa Alenna ucapkan dan tersenyum paksa.
"Sama sama"
"Sus, sebenarnya apa penyakit yang saya derita?" Sontak suster itu gugup untuk menjelaskannya karna terlihat dari raut wajahnya yang sangat binggung harus berkata apa.
"Sus, tolong jawab saya. Jangan bikin saya khawatir, Sus"
"Kemarilah" Pinta suster itu meminta Alenna mendekat dan membisikkan sesuatu yang mungkin jawaban dari pertanyaan Alenna.
Sontak Alenna terkejut dan sedikit menjauhkan diri dari suster itu dengan tatapan tak percaya.
"Gak, gak mungkin suster" Bantah Alenna dengan menggelengkan kepala dan meneteskan air mata.
"Maaf kan saya nona, tapi ini harus saya beritahu kepada Anda" Suster Bella mendekatkan diri kepada Alenna yang kini tengah menunduk dan menangis. Suster Bella mencoba menenangkan Alenna dengan mengusap punggung Alenna dengan lembut.
"Sus, saya mohon jangan bilang ke siapapun tentang penyakit ini" Ucap Alenna di sela sela tangisnya tanpa menatap lawan bicaranya. Suster Bella mendengar itu dibuat heran.
"Kenapa nona, bukannya itu lebih baik?"
"Aku mohon, jangan beritahu mereka. Aku mohon" Kini Alenna memohon dan menghadap suster itu dengan tatapan memohon. Suster itu berpikir sejenak dan setelah itu menghela napas berat
"Nona, tapi saya tidak janji" Keputusan suster tersebut membuat Alenna sedikit lega.
"Ya, jangan sampai ada yang tau tentang hal itu" Suster itu mengangguk pelan lalu bangkit dan berdiri di samping Alenna.
"Kalau begitu, saya permisi dulu. Saya akan mengambil sarapan utuk anda, saya permisi" Suster itu berjalan keluar kamar.
Jujur suster itu sangat kasian dan simpatik kepada Alenna yang menurutnya sangat menyakitkan. Ia seolah olah membayangkan jika dirinyalah yang menjadi Alenna, benar benar menyakitkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Ini Tulus
keparat yg liburan itu ya.. dasarrr....
2020-05-22
0
Aulia Galuh
ciee kaleann penasaran^Δ^,aku juga siii
2020-04-14
0
Lolilalinda_21
alenna sakit apaaan tor?????
2019-12-11
4