Ravella "Hahhhh... capek juga, aku sangat bosan. bisakah kau ajak aku berkeliling.. didunia ini..?"
Ravella bersandar pada tubuh naga yang besar.
Saga "Tidak."
Ravella "Ke..kenapa,, ayolah kakek naga.. ajak aku jalan-jalan ya..?"
Saga "Huh! maaf dewi, untuk saat ini.. anda harus pulang."
Ravella "Kenapa harus pulang, kau tahu jika aku pulang.. aku tidak bisa kemana-mana. Lagian.. aku baru juga dua hari disini, jadi masih ada satu hari lagikan.. untukku bermain." Rengek ravella.
Saga "Putri, tahukah anda..! Satu hari disini, sama dengan sepuluh hari, didunia anda. Jadi bisa anda bayangkan.. betapa khawatirnya ayah anda, kehilangan anda? Selama dua puluh hari lamanya, anda belum kembali." Ujar saga bijak.
Ravella "Apa!!! Jadi sudah selama itu.. aku menghilang?"
Saga "Benar, lihatlah cermin ini..."
Tampak Lannox yang kellihatan mondar - mandir ditempat.
Lannox "Apa kalian sudah mendapat kabar.. tentang putriku?"
"Belum yang mulia!!"
Braaaakkk...
Lannox menjatuhkan, barang - barang yang ada dimeja meluahkan emosinya.
Lannox "Cari sampai dapat, jika dalam tiga hari kalian, tidak menemukannya. Maka nyawa kalian akan menjadi ganti."
"Baik yang mulia."
Ravella "Baiklah. Kalau begitu aku akan pulang".
' Cih kenapa dia sampai sekhawatir itu..? membuat orang lain kesusahan saja.' Ujar Ravella dalam hati.
Saga "Makanya sudah saya bilang, anda harus pulang sekarang."
Ravella "Baiklah, kakek saga."
Ravella kemudian memeluk naga hijau itu, Saga yang terkejut, langsung bertanya.
"Ada apa nak dewi..? Mengapa anda seperti ini..??"
Ravella 'Kau mengingatkanku, pada kakekku dikehidupanku sebelumnya.' Gumam Ravella dalam hati.
Ravella "Kau seperti kakek tua yang sangat bijak, aku jadi merindukan kakekku."
Saga hanya tersenyum, dewi kecilku, Aku mengerti perasaanmu nak. Tapi untuk sekarang, bukannya.. sudah waktunya untukmu pulang?"
Dengan berat hati, Ravella menoleh kearah Saga yang sedang tersenyum kepadanya.
Ravella "Huh baiklah, kau cerewet sekali, aku akan pulang sekarang."
Ucap Ravella dengan berat hati, Saga hanya tersenyum haru, melihat dewi kecil. Yang merengek manja dihadapannya, karena tidak ingin meninggalkan tempat itu.
Dan tak lama portalpun terbuka.
Ravella "Huh.. capeknya. Kamar memang tempat ternyaman yang kumiliki. Sebaiknya aku mandi dulu, badanku rasanya sudah bau."
Setelah mandi, Ravella bersenandung riang, seperti anak-anak seusianya.
Ravella "Tatatata.. nanana.. Huufft akhirnya, aku bisa santai sekarang. A.. astaga... a..a..ayah, sejak kapan ayah disini..? Dan, kenapa tidak bilang, kalau ayah kema..ri?"
Tap.. tap.. tap.. Lannox langsung memeluk erat Ravella, Ravella yang merasa bersalah, dan takut dimarahi, Dengan cepat meminta maaf.
Ravella "Aa.. ayah Ra..ravel minta maaf! Ta..tadi sebenarnya, a.. aku berencana ingin langsung menjenguk ayah. Tapi, karena Ravel bau. Jadi aku mandi dulu."
Lannox masih terdiam, dan tidak menjawab.
Ravella 'Ada apa dengannya..? Kenapa pak tua ini cuma diam saja.'
"A..ayah..!" Seru Ravella hawatir.
Lannox melepas pelukannya, kemudian menatap lekat wajah putrinya.
Lannox "Kenapa kau semakin kurus nak, darimana saja kau, tahukah kau! betapa khawatirnya ayahmu ini? Dan, aku sangat takut kalau kau benar - benar akan pergi meninggalkanku sendirian Ravella."
Ravella 'Ada apa dengan pak tua ini..? Bukannya dulu, dia tidak perduli denganku. Aku melakukan apapun!'
" Ayah, tenanglah. Ravel tidak kenapa-napa, kan sekarang Ravel sudah pulang."
Lannox menyeringai.
Ravella 'Kenapa tiba-tiba aku merasa merinding.'
Lannox "Kau tahukan salahmu??"
Ravella 'Celaka, kenapa aku merasa hidupku, bakalan tidak tenang.'
Ravella "Ayah, maafkan Ravella. Ravel janji, tidak akan mengulanginya lagi..!"
Lannox "Tidak ada ampun bagimu Ravella, mulai sekarang, kau harus terus menempel padaku. Dan jangan harap, ayah akan melepaskanmu, setelah apa yang terjadi."
Ravella 'Ya tuhan.. Ini benar-benar gawat. Sifat ayahku semakin parah, inilah kenapa membuat aku malas untuk pulang.. siapapun tolong aku.'
"Putri anda sudah kembali..!"
Ravella 'Kasihan mereka pasti sangat tertekan.'
Sementara ditebing menara sihir, berdiri sesosok rambut hitam pendek, berjubah putih sedang menatap laut.
"Aku harus segera, mendapatkan anak itu. Apapun caranya, untuk sekarang, nikmatilah sisa hari-hari terakhirmu Lannox."
Tok tok.. bunyi suara ketukan pintu dikamar Lannox. "Masuk." Ujar Lannox datar.
Ranov "Yang mulia, pangeran datang berkunjung."
Lannox "Huh bilang saja, aku tidak ada."
Ranov "Bu..bukan begitu yang mulia.. " Ujar kepala pelayan sedikit gugup. "Pangeran, ingin bertemu dengan yang mulia putri, saya sudah bilang, kalau putri sedang istirahat. Tetapi, beliau tetap memaksa ingin bertemu."
Lannox " Cih bocah sialan, berani sekali dia."
Kemudian Lannox berdiri, lalu menghampiri sofa, tempat Ravella sedang tertidur pulas. "Tik.." Lannox menjentikkan jarinya. Dan memasang sihir kedap suara, agar Ravella tidak terganggu dan terbangun, dengan pembicaraan mereka. Kreekkk... suara pintu terbuka...
Lannox "Hormat saya pangeran. Apa yang membuat anda yang selalu sibuk, sampai repot-repot datang kemari."
Denfin "Aku datang untuk menemui Ravella."
Lannox "Maaf, putri saya sedang istirahat sekarang. Karena ia kelelahan bermain, jadi bisakah anda datang lain hari!."
Denfin melihat kearah sofa, tempat Ravella sedang tertidur. Lannox yang sedang memperhatikan pangeran, sudah mulai terlihat sangat kesal.
Denfin "Baiklah, lain hari.. aku akan datang lagi."
Setelah puas melihat Ravella, Denfinpun akhirnya pergi.
Ravella 'Dasar pak tua sialan, sampai kapan, dia akan menyiksaku seperti ini.'
Lannox "Ada apa ravel..? Kenapa wajahmu terlihat jelek sekali."
Ravella 'Ciiihh.... aku begini juga karena anda pak tua." Gumam Ravella, dalam hati.
Ravella "Ayah, saya sangat bosan disini. Bolehkah saya jalan - jalan?"
Lannox yang sedang fokus menulis, tiba-tiba menghentikan kerjanya. Lalu fokus melihat sang putri.
Lannox 'Benar juga, akhir - akhir ini. Aku benar-benar tidak memberinya ruang sama sekali. Wajar saja jika dia merasa sangat bosan.'
"Baiklah Ravel, kemarilah." Jawab Lannox setelah diam beberapa saat.
Lannox berjalan kecil, lalu diapun meraih tubuh kecil Ravella dan menggendongnya. Kudian dia berkata "Kita akan kepusat kota sekarang."
Ravella "Benarkah..? Ayah seriusss...!"
Lannox mengangguk tanda mengiyakan pertanyaannya.
Ravella 'Horeee.. akhirnya aku bisa melihat dunia ini. Selama aku disini, belum pernah sekalipun, aku melihat kota ini. '
Lannox 'Dia senang sekali, baru kali ini aku melihatnya seperti ini.'
Lannox pun memerintahkan Delio, untuk menyiapkan kereta kuda.
"Kita akan kepusat kota Sekarang." Ucap Lannox.
"Baik yang mulia."
Lannox 'kamipun sampai didepan toko.'
"Ravel, pilihlah gaun yang kau sukai, ayah akan keluar sebentar."
Ravella " Baik ayah,"
'Kulihat ayah melangkah pergi.. meninggalkanku, bersama para kesatria, ini benar - benar sangat mencolok. Sungguh memalukan, didampingi dengan para bodyguard sebanyak ini.'
"Maaf apakah anda lady Ravella..!!!"
wusshh suara pedang diarahkan, kepada pria muda itu.
"Lancang, siapa kau berani sekali mendekati sang putri?"
"Maaf, saya telah lancang, tanpa memperkenalkan diri lebih dulu, hormat saya lady. Perkenalkan, saya Count Andreas Phillippe, senang berkenalan dengan lady Ravella."
Ravella "Ya, sama - sama tapi, maaf sebelumnya.. darimana anda tahu nama saya apakah kita pernah bertemu sebelumnya...!"
"Belum lady.. tapi, anda sangat mudah untuk dikenali.. persis seperti kabar yang saya dengar. Berambut perak panjang yang indah, juga sangat cantik, dan bermata semerah darah. Di kekaisaran ini, tidak ada warna rambut perak, dan bermata merah seperti anda. Hanya keturunan Duke, yang memilikinya.
Ravella 'Benarkah, aku saja tidak tau itu. Lalu aku melihat Alex, yang masih mengarahkan pedangnya.'
"Alex, singkirkan pedangmu." Ucap Ravella.
Alex "Tapi putri.."
Ravella mencoba meyakinkanya. "Tidak apa-apa Alex."
Alex "Baiklah putri"
Zuuusssshh.
Suara pedang kembali disarungkan.
Ravella: maafkan saya count andreas, saya sedang terburu-buru sekarang. saya harus segera pergi.
"lady, tunggu.. Sebentar,. bisakah kita bertemu lagi.."
Ravella: ya, mungkin.
"terima kasih lady."
Setelah berpamitan, ravellapun pergi.
Ravella: 'hmm siapa count andreas? setahuku, aku belum pernah, membaca karakternya dinovel. apa jangan-jangan, alur cerita novelnya telah berubah?
Lannox: zion apa kau merasakannya..?
Zion: ya.. akupun merasakannya.
Lnnox: ada aura gelap yang mengawasi kita, sedari tadi. makanya, aku mengalihkan perhatiannya ke gang sempit ini.
Lannox: hei bocah, dimana putrimu bodoh..! apa kau meninggalkannya sendiri..? Oh tidak, celaka..
lannox terkejut, dan baru tersadar, kalau dia telah meninggalkan putrinya, Dia lengah.
Ravella: gedebug.. bug.. bug.. ada apa ini..? kenapa para pengawal dan dayang, pada pingsan. ada yang aneh? dimana ayah...!
"halo putri, anda mau kemana..?"
Ravella: Euh, ayah..................!
Lannox: Itu.. Suara ravella.
Teriakan dari putrinya, membuat lannox ketakutan, dan dengan cepat, ia langsung pergi meninngalkan zion, dan segera berlari kearah suara teriakan putrinya.
Lannox: tidak.. tidak, jangan lagi ravel.. tap.. tap.. tap..
lannox berlari panik! mendengar suara dari putri kesayangannya. Zion yang baru muncul, dengan cepat menghampiri lannox.
Zion: nak, cepat naik, kita harus segera mengejar portal itu, sebelum tertutup.
Tanpa banya bicara, lannoxpun langsung menaiki punggung zion.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 287 Episodes
Comments