"Lapor yang mulia".
"Bagaimana keadaannya?"
"Tuan putri sudah sadar yang mulia."
"Baguslah, kau boleh pergi. Laporkan terus keadaannya padaku."
"Baik yang mulia."
"Tuan putri, sudah saatnya anda sarapan"
"Baiklah."
"Reni, apa ayah ada mencariku?"
"Tidak putri."
"Begitu ya..! Kau boleh pergi."
"Baik putri."
'Wow.. apakah begini jadi seorang putri? Berbagai macam makanan yang dihidangkan diatas meja. Yah, nikmati saja. Selama aku jadi putrinya, aku tidak perlu bertemu dengannya lagi kali ini cukup menghindarinya saja, dan menjaga jarak dengannya.. Itu cukup aman untuk kondisiku sekarang. Ternyata jadi putri bangsawan itu enak sekali ya, hihiiiy.. Ada baiknya juga aku bereinkarnasi ditubuh Ravella, aku akan mengubah jalan hidup Ravella, agar tidak direndahkan lagi.'
'Tenang saja Ravella.. aku akan menjaga tubuh ini dengan baik. Dan, aku tidak akan mengemis kasih sayang dari orang tua sialan itu. Pokoknya, aku harus menyusun rencana untuk pergi dari sini, sebelum usia delapan belas tahunku di mulai.' Pikirnya dalam hati.
'Dari novel yang kubaca berjudul APAKAH AKU BUKAN ANAKMU?
Di novel itu Grasia datang saat usia Ravella menginjak tepat lima belas tahun. Dan disaat itu kekesalan Ravella makin menjadi-jadi Tapi, aku bukan Ravella yang asli. Ditubuhku sekarang, aku memang kelihatan tujuh tahun, tapi mentalku sudah tiga puluh tahun.'
***
Duke Lannox Ravinrallex sedang duduk diruangan kerjanya sambil berpikir. 'Tumben sekali anak itu tidak mencariku, biasanya dia akan datang memberi salam dan menyapaku!
"Ranov, apa yang sedang dilakukan anak itu? Bagaimana keadaannya??." Tanya Duke kepada kepala pelayan.
"Putri, sedang membaca di taman yang mulia."
"Hmmmm,,, laporkan setiap kegiatan anak itu kepadaku."
"Baik yang mulia."
Kepala pelayanpun melenggang pergi meninggalkan Duke yang tengah duduk sendiri di ruangan kerjanya. Lannox pun bangun dan melihat kejendela dimana sang putri sedang asyik membaca.
***
'Ini cerita yang membosankan, Hah... aku bosan sekali.. aku mau jalan-jalan ditaman sebentar. Taman ini seperti labirin saja, besar sekali. Untunglah ada Reni yang selalu menemaniku. Kalau tidak, mungkin aku sudah tersesat sekarang.'
"Reni!"
"Ya putri.."
"Apakah ada danau disekitar sini?".
"Ada putri.. tapi agak jauh dari sini."
"Baiklah.. Tidak apa-apa, Kalau begitu ayo antarkan aku kesana.." Ujar Ravella kepada Reni.
"Baik, biar saya panggilkan beberapa kesatria, untuk mengawal put..."
'Aku langsung menyela perkataan Reni.' "Tidak perlu, cukup kamu saja yang menemaniku."
"Egh, tapi putri.. kalau sampai terjadi apa-apa pada anda saya yang akan...."
'Aku menyela lagi perkataan Reni.' "Jangan khawatir, kan ada kamu yang selalu menjagaku."
Reni tidak kuasa menatap wajah lucu itu dan berkata.
"Haah.. baiklah putri, mari silahkan saya antar."
Ravella yang ingin pergi ke danau, tiba-tiba saja melihat Duke dari kejauhan.
'Sialan.. ngapain juga si Duke ada disini segala! Sebaiknya aku harus segera pergi dari sini sekarang juga. Lebih baik menghindar, daripada harus terpaksa basi-basi dengannya. Huufffttt.. malas sekali.' Pikirnya kesal.
"Reni, ayo kita ketempat lain! Aku tidak jadi kedanau, moodku benar-benar sudah hilang sekarang."
"Baik putri." Reni melihat perubahan sikap Ravella tiba-tiba berubah. 'Apa yang membuat beliau tidak jadi pergi?'
Tak lama, dari kejauhan tampak wajah tampan Duke menjadi kecewa.
'ugh, apa mungkin karena beliau, mood Tuan Putri berubah?'
Lannox yang ingin menyapa putrinya dari kajauhan, tiba tiba saja kaget, karena tindakan putrinya yang malah berbalik menghindarinya, dan pergi begitu saja tanpa menyapanya sama sekali.
'Aneh, kenapa anak itu malah menghindariku..? Biasanya dulu, dia akan duluan berlari mengejarku, tapi mengapa sekarang!!!'
(Flashback) "Selamat pagi ayah.., apa ayah sudah makan???"
"Ada apa kau kemari..?"
"Saya datang ingin menyapa ayah."
"Apa hanya itu..! Jangan membuang waktuku, kalau tidak ada kepentingan lain kembalilah, Saat ini aku sedang sibuk."
Mendengar ucapan Duke, Ravellapun pergi dengan berat hati.
"Baiklah ayah." Ceklik, pintu ditutup kembali. (Masa sekarang)
"Yang mulia, apakah anda sakit???'"
"Ah, apa, kenapa???"Tanya Duke yang baru saja sadar dari lamunannya.
"Yang mulia, tiba-tiba saja anda terdiam tanpa suara."
"Oh, aku hanya sedikit pusing saja, mungkin karna kurang tidur, Ayo kita kembali."
"Baik yang mulia."
***
Keesokan harinya.
'Hmmmm sudah pagi ya..
dikehidupanku sebelumnya.. aku sering bangun pagi-pagi sekali, mungkin karena sudah terbiasa begitupun saat berada di tubuh ini.
apa mungkin karena tubuh ini juga sudah terbiasa bangun cepat. bisa saja.. karena diakan seorang Putri.
Reni yang selalu lebih dulu bangun dariku, sudah duduk di sini sejak tadi.'
"Reni... apa jadwal hari ini?"
"Anda ada pertemuan hari ini, acara minum teh dengan para nona bangsawan."
"Ganti.. aku tidak mau ikutan acara membosankan seperti itu..!"
"Tapi putri, pergaulan sosial di kaum para bangsawan itu sangat penting."
"Ya aku tau.. tapi aku malas bertemu para putri-putri penggosip itu. Lalu.. apa kegiatan setelahnya?"
"Anda harus bertemu pangeran Denfinxall Roleff."
'Ha... bukannya dia adalah tunangan Ravella yang tidak setia. Si penghianat itu dimasa depan, dia meninggalkan Ravella dan akan menikahi Grasia. Huuu membayangkannya saja sudah bikin kesal. tidak sudi aku.' "Reni, bisa kau batalkan saja pertemuan itu?"
"Tidak bisa putri.. ini pertemuan dengan pangeran, saya tidak bisa membatalkannya secara sepihak."
"Haah.. baiklah." 'menyebalkan sekali.' "Reni... biasanya apa yang akan aku lakukan jika bertemu dengan pangeran??"
'Aku benar-benar muak dengannya.. Walaupun bukan aku sih yang mengalaminya secara langsung. Tapi, ingatan di novel yang aku baca, di kehidupanku sebelumnya sungguh membuat aku muak juga benci dengan tokoh utama pria.. aku juga sangat kasihan denganmu Ravella. Untuk itu, aku akan menjaga tubuhmu ini dengan sangat baik. Tidak akan aku biarkan kau terluka lagi.' ujarnya dalam hati.
"Anda akan berbincang biasa.. dan kadang bermain bersama, lalu minum teh sambil menyambut senja."
'Apa!! itu cukup membosankan sekali.. di dalam novel dimasa depan, Devin akan bertunangan denganku. Tapi, dia berkhianat meninggalkan Ravella demi Grasia.. kasihan sekali nasibmu Ravella, tapi aku bukanlah Ravella yang dulu, aku akan berusaha menghindari pangeran.'
...----------------...
"Hormat hamba pangeran."
"Ravella.. bagaimana keadaanmu? sejak kemarin, Aku dengar kau keracunan. Maaf aku tidak bisa datang menjengukmu, aku sedang diluar kota waktu itu."
"Terima kasih telah mengkhawatirkan saya pangeran.."
"Apa kau marah karena aku tidak datang??"
"Tidak apa-apa pangeran, jangan terlalu dipikirkan. Silahkan diminum tehnya, sebelum menjadi dingin." Ujar Ravella beralasan.
"Baiklah, Apa kau ingin bermain?"
"Maaf pangeran, saya ada janji hari ini.."
"Begitu ya..! sayang sekali, kalau begitu baiklah, besok aku akan datang lagi kemari."
"Baik pangeran." 'haah.. Akhirnya dia pergi juga. untung aku cepat beralasan punya janji. Kalau tidak, mungkin aku akan terjebak dalam pertemuan membosankan ini.'
Dan tiba-tiba hal yang tak bisa di hindaripun terjadi.
"Tuan putri, yang mulia memanggil anda!"
"Apa.. ada apa lagi..??" Tanya Ravella.
"Hmm.., itu saya kurang tahu putri. Saya hanya diberitahu untuk mengabari putri kalau beliau, sedang menunggu anda."
"Baiklah.. dimana ayah?"
"Di ruangan kerja putri."
'Ngapain sih.. orangtua picik itu sampai ingin bertemu denganku segala..?! Biasanya juga dia bersikap tidak peduli pada putrinya Ravella.
Tapi kali ini tumben sekali, malah dia yang mulai mengajak bertemu duluan. Ah, baru saja lepas dari penghianat. Sekarang malah berhapadan dengan orang tua pembunuh. Sialan, merepotkan sekali.'
'Tok.. tok.. tok.. aku mengetuk pintu. kemudian terdengar suara dari dalam berkata' "masuklah".
"Baik, hormat saya yang mulia!"
'Lannox menghentikan pekerjaannya. Sinar matahari terpantul dari jendela kaca, dan mengenai rambut peraknya yang indah. Matanya yang semerah darah memandang tajam kepadaku. sial, dia ganteng sekali. Ah, tapi maaf saja ya.. aku sudah tidak tertarik lagi padamu. Aku berusaha tetap fokus dan terlihat tenang.'
"Bagaimana keadaanmu?"
"Saya sangat baik yang mulia.."
"Hmm.., mengapa kau menghindariku waktu di danau??"
'Haa.. jadi dia menyadarinya!!' Pikirnya terkejut.
"Oh, saya tidak mahu mengganggu yang mulia, makanya saya pergi.. Maafkan saya jika yang mulia merasa terganggu dan tidak nyaman dengan kehadiran saya."
'Kulihat wajah tampannya mengernyit dan Lannox tercengang, mendengar jawaban dariku.. mungkin karna aku tidak memanggilnya ayah.
Kemudian aku melanjutkan lagi.'
"Apa ada lagi yang ingin anda tanyakan yang mulia?"
"Ah, ehem.. ehem.. tidak ada, kau boleh pergi sekarang."
"Baik yang mulia, saya mohon undur diri."
'Aku pun berbalik membuka gagang pintu, lalu pergi meninggalkan ruangan Duke. Haaahh... hampir saja jantungku berhenti, suasananya sungguh meneganngkan sekali berada di dekat Duke. Ah, tapi biarlah yang penting aku sudah aman sekarang.'
****
Dibalik keterkejutannya dia memandang punggung mungil kecil yang keluar meninggalkannya, tanpa berbalik sedikitpun.. Ia merasa putrinya sangat dingin sekali sekarang, seakan-akan ada jarak yang begitu besar di antara mereka.
'Tapi, kenapa aku jadi merasa kehilangan.. bukankah seharusnya aku senang, dengan begini aku tidak perlu mengingatnya lagi.'
Ibu Ravella meninggal setelah melahirkan Ravella, dan semenjak itu Lannox menyalahkan putrinya atas kepergian istri tercintanya. Ia selalu mengabaikan putri kecilnya yang sangat membutuhkan kehadirannya, dan tidak pernah menjenguknya sekalipun saat Ravella masih bayi. Setelah Ravella berusia tiga tahun, itu pertama kalinya dia melihat putrinya yang tengah tertatih berjalan.. 'rambut perak miliknya sangat mirip sekali denganku, begitupun matanya yang bewarna merah darah menyala, juga sama dengan mataku. Tapi wajahnya sangat cantik dan indah, juga sangat imut persis seperti istriku. Cih, menyebalkan sekali..'
saat teringat mendiang istrinya.. dia menjadi kesal, dan pergi mengabaikan putrinya begitu saja.. meninggalkan jejak dengan tatapan kebencian pada anak yang tak berdosa itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 287 Episodes
Comments
shana 3108
lanjut lagi ya thor
2022-03-05
3