Dewi yang telah lama tertidur akhirnya terbangun, dari tidur panjangnya. Kelopak mata yang terbuka perlahan-lahan menerbitkan netra oranye yang menyala seperti bara api.
sangat indah.. Rambut peraknya berkibar terang dibelai angin. Bibir kecil agak menonjol semerah buah persik, hidung mancung yang pas dengan bentuk wajahnya, kulit seputih salju, Semuanya terpahat dengan sangat sempurna.
Gadis mungil itu benar-benar pewaris sang dewi sejati. Tidak hanya diberkati kecantikan, dan kekuatan Sang Dewi, tapi.. dia juga telah diberkahi mana yang tidak terbatas.
Tak hanya memiliki mana, tapi dia juga mendapatkan kekuatan dan perlindungan dari tujuh Spirit suci sang legenda kuno.. dia telah menjadi Dewi yang sangat sempurna, kini tubuhnya memancarkan cahaya kilau keemasan.
Bola cahaya yang terus mengelilingi tubuhnya.. seakan senang menyambut kelahiran Sang Dewi.. gadis itu baru menyadari akan perubahan tubuhnya dan bergumam.
'Apa yang terjadi padaku? mengapa aku jadi seperti ini...! Dan mengapa bola ini memancarkan cahaya yang sangat terang sekali. Kenapa dia terus mengelilingiku? astaga.. tubuhku sekarang melayang.. apa sebenarnya yang terjadi pada tubuhku?? apakah aku sedang dikutuk!!" Ravella mulai panik.
Bola cahaya yang mengelilingi gadis itu, kini telah berpencar menjadi tujuh cahaya.. namun, yang paling menonjol adalah gumpalan cahaya emas.
...****************...
Di istana kekaisaran
"tok.. tok.."
"Masuklah."
"Hormat kepada matahari kekaisaran.
Lapor baginda, ada berita gempar tentang kejadian semalam..."
"Apa yang terjadi?"
"Di kekaisaran dikatakan ada fenomena aneh tentang ketiduran masal. Tidak hanya di istana.. bahkan seluruh benua mengalaminya baginda."
"Benarkah! bagaimana di tempat Lannox?"
"Kejadian yang samapun terjadi juga dikediaman Duke Lannox."
"Baiklah, kau boleh pergi."
Di kediaman Duke Lannox..
"Putri, Pangeran ingin bertemu. Beliau sekarang ada di paviliun di dekat danau."
"Baik, aku akan kesana."
"Salam pangeran."
Denfin tanpa sadar terpana dengan perubahan Ravella yang lebih cantik dari sebelumnya, yang mungkin tidak di sadari oleh Ravella.
'Cih, aku sungguh malas sekali bertemu dengannya.. Bahkan ketampanannya sungguh tak membuat kebencianku surut. Kasihan sekali kau Ravel, bagaimana bisa kau menyukai Pria ini? Pria yang telah rela menghianatimu tanpa mencari tahu kebenaran yang telah disamarkan oleh Grasia.' Gumamnya dalam hati.
"Ravella... Ravellaa..., apa yang terjadi, apa kau sakit..?"
"Ah, Ti-tidak pangeran."
"Lalu.. mengapa kau melamun, apa yang kau pikirkan?"
"Ya.. aku hanya tiba-tiba teringat Ibuku."
"Maafkan aku."
"Untuk apa Pangeran?"
"Aku tidak ada disampingmu.. saat kau sedang berduka Vela."
"Jangan dipikirkan Pangeran, semuanya telah berlalu... ingatan itu hanya sepintas lalu saat saya melihat kedanau.."
Pria berambut pirang itu.. menatap iba kepada Ravella. Tak lama, pelayan datang menuangkan teh untuk keduanya.
"Silahkan diminum tehnya Pangeran."
"Ya.." Denfin mencuri pandang kepada Ravella. 'Bagaimana bisa dia yang sudah cantik sejak awal, kini pesonanya semakin bertambah jadi lebih cantik lagi..! tapi, mengapa dia berubah menjadi begitu dingin tidak seperti biasanya?!' pikirnya terpana. "Eheem.. ehemm.. Vella, ayo ikut denganku."
"he.. Anda mau kemana Pangeran?"
"Hmm..hmm.." Denfin tersenyum dan menggenggam tangan Ravella, kemudian berlari ketaman yang dipenuhi banyak bunga.
"Sudah lama kita tidak bermain bersama bukan..! ayo kita tangkap kupu disana..! itu, Vella.. Kupu-kupunya."
'Oh tidak.. ini tidak benar.. aku bukan anak kecil lagi, yang harus kejar-kejaran sama kupu-kupu. aku ini terlalu tua untuk bermain,' keluh Ravella dalam hati. "Euh, pangeran.. lihat kupu-kupu itu..! indah sekali ayo kita tangkap." ujar terpana melihat kupu-kupu cantik sedang hinggap di antar bunga.
"Iya.. ayo cepat, kau sebelah sana Vella.." ujar Pangeran juga bersemangat.
"Baik.. pangeran."
Tiba-tiba Ravella tersadar, jika tubuhnya bergerak sendiri.
'Oh, tuhan..! apa yang terjadi padaku? tubuh ini langsung merespon saat melihat kupu-kupu, apakah ini insting anak-anak?! Huh.. bikin malu saja. Ya sudahlah, nikmati saja momen hari ini. Toh tubuh inikan masih kecil, jadi aku harus banyak bermain dan terlihat seperti anak normal lainnya.'
"Mereka terlihat imut sekali ya.. ucap kesatria Alex." pengawal peribadi Pangeran.
"Ah benar sekali.. sudah lama saya tidak melihat tuan Putri tertawa lepas seperti itu." ujar Marri.
"Benarkah?" Alex seakan tak percaya.
"Ya, Kalau begitu ada gunanya, pangeran datang kemari" ujar Marri.
***
'Sebentar lagi hari ulang tahun Ravella, Tak terasa hampir satu tahun aku disini.'
"tok..tok..tok.." suara ketukan pintu memecah lamunan Ravella.
"Masuklah"
"Putri, Yang Mulia mengajak anda makan malam."
'Lagi... huh, aku sungguh lelah menghadapi si Pak Tua itu. Ada apa dengannya?! Biasanya dia selalu mengabaikan keberadaan Ravella. Bahkan tak pernah ingin makan bersama, kalaupun ada hanya di acara penting.'
"Baiklah, aku akan segera kesana."
"Baik, saya undur diri dulu Putri."
'Aku mengganti gaun santai bewarna biru laut, bermotif bunga putih, rambutku dikepang kesamping. Aku menuruni tangga perlahan.. dan kulihat si Pak Tua itu menyambutku dengan senyuman.'
"Hormat saya kepada Yang Mulia."
"Duduklah." ujar Duke.
'Pelayan menarik kursi untukku duduk, seperti biasa.. Duke memotongkan daging untukku.' Ravella memperhatikan dalam diam. "Terima kasih Yang Mulia." 'Enak sekali daging yang dibumbui saus hitam manis, aku pun memakannya dengan cepat dan lahap.'
"Pelan pelan, makannya Ravel."
Aku cuma tersenyum kecut dengan makanan masih menggumpal di mulutku. Duke hanya melihatku dengan senyum ramah. 'sialan, ini bikin canggung. kenapa Pak Tua ini tampan sekali? oh tidak, jangan memandangku dengan wajah tak berdosamu itu.' gumam Ravella dalam hati. 'Aku terus makan dan mengunyah daging perlahan..'
"Ravel, malam ini tidur dikamarku" tiba-tiba Duke berceletuk membuat Ravella kaget.
"Uhuk... Uhuk... Uhuk... pelayan a.. a..air uhuk..uhuk..." aku mengetuk dadaku karena kaget. Perkataannya barusan membuatku jadi tersedak, ada apa tiba-tiba dia berubah, apakah dia sedang kesurupan.'
"Ravella apa tidak kenapa-kenapa? Pelayan, apa yang kalian lihat, cepat ambilkan air."
"Ba-baik Yang Mulia."
'Kulihat si Duke terlihat begitu panik, dan memarahi para pelayan.'
"Mulai hari ini.. kau aku pecat." Pelayan itu sangat terkejut dengan apa yang dilontarkan Duke.
"Ampuni saya yang mulia, saya salah."
"Bawa dia.."
'Pak tua mengusap punggungku dengan risau, dan aku langsung berujar.'
"huh..., saya sudah tidak apa-apa Yang Mulia."
'Astaga ada apa dengan pak tua ini..! Kan aku yang salah, tapi kenapa para pelayan yang dipecat? Aku menarik lengan baju Duke dan mencoba merayunya dengan wajah imutku'. "Yang Mulia.. saya mohon jangan pecat dia, saya yang salah.. karena kurang hati-hati."
"Tidak, Dia pantas mendapatkannya."
'Oh tidak, maafkan aku pelayan. Bahkan wajah ilmemelasku saja tidak mempan dihadapan pak tua ini. Duke melihatku dengan tatapan tajamnya, Huh seram sekali.. aku ingin cepat-cepat kembali kekamar. Seseorang, tolong selamatkan aku, aku sangat benci momen seperti ini.'
"Ravella.. Kemarilah."
'karena takut dengan wajahnya yang seakan ingin menghancurkan apapun, mau tidak mau, Aku terpaksa mengikuti kemauannya dengan patuh. kemudian berhenti dihadapannya, aku tidak berani melihatnya.. ia tampak sangat mengerikan seperti roh jahat.
Rasanya aku ingin menangis saja sekarang, Dia masih terdiam menatapku, Akhirnya aku kalah. Air mata yang telah lama kutahan, kini meluap tak terbendung.' "Ma-maafkan saya Yang Mulia.. sa-saya yang salah, ja-jadi saya mohon, jangan hu-hukum saya hiks..hiks.."
"Kenapa kau menangis Ravella? Kau tidak bersalah, kemarilah."
'Dia tiba-tiba memelukku dengan erat, tubuhku terangkat tinggi.. si Pak Tua menggendongku dengan lembut dan hangat. Sial...., kehangatan apa ini? tangisanku pecah dan makin menjadi-jadi, Duke terus memelukku dan menepuk punggungku, untuk menenangkanku.'
"Anakku.. jangan menangis, ayah disini."
'Mendengar Ucapannya tangisanku semakin kencang karena tidak percaya dengan apa yang kulihat saat ini.'
"Aaaaggghh hiks..hiks...hiks.."
'Kenapa aku jadi makin sedih, airmata sialan. Ada apa dengan tubuh ini? apakah ini yang di inginkan Ravella selama ini..! pelukan hangat yang selalu ia rindukan. Celaka kau Pak Tua.. Kemana saja kau selama ini? Mengapa baru sekarang, kau mengingat Ravella disaat Ravella yang asli telah pergi..! Sial setelah menangis aku mulai lelah, tidak jangan tidur.. aku mohon ja-nga-n dan kemudian semuanya menjadi gelap.'
Lannox memeluk erat Putri yang ia rindukan selama ini.. Dia tidak pernah menyangka Putrinya akan serapuh dan selemah ini, dan sangat ketakutan padanya.
'Apa seburuk itukah aku dimatamu Putriku?' Ia merasa bersalah dan menyesal, karena telah menyiksa dan mengabaikan Putrinya selama ini. 'Begitu banyak waktu yang sudah terbuang sia-sia demi rasa kehilanganku, terhadap Istriku.
Sehingga kau menjadi korban atas kebodohanku. Aku telah menyia-nyiakannya selama ini, dan itu takkan pernah terjadi lagi Putriku. Mulai sekarang, aku akan memberikan segalanya untukmu, akan apa yang tidak pernah aku berikan padamu dulu.'
***
"Ti-tidak.. tidak.. Ayah..! kumohon.. ja..jangan bunuh aku, kumohon Ayah.."
Lannox sangat terkejut, dengan apa yang dilihatnya barusan. "apa yang dia mimpikan sampai seperti ini? Apa yang membuatnya jadi ketakutan sampai sebegitunya, Ayah seperti apa aku? hingga menyiksa mental anakku sendiri sampai seperti ini..!"
Dia berbaring disamping Putrinya, lalu mendekapnya dalam pelukan hangatnya "Sstttt, Sssttt, tidurlah nak! Ayah akan menjagamu, maafkan Ayah.. karena telah mengabaikanmu selama ini." Lannoxpun ikut tertidur sambil memeluk Putri tunggalnya.
"Sungguh pemandangan yang sangat indah bukan." Ujar Zion yang keluar dari bayangan, Singa Putih itu melihat pemandangan Ayah dan Anak yang sedang berpelukan. "Akhirnya kau baru menyadari bahwa Putrimu sangatlah berharga bagimu."
Dan tiba-tiba keluar sesuatu dari tubuh Gadis kecil itu.. Sebuah cahaya putih terang, membesar membentuk sebuah perisai cahaya dikamar Lannox, Zion mulai waspada terhadap apa yang dilihatnya.
"Apa itu..!!" dia menyentuh dinding cahaya tersebut, tapi dinding itu sangat kokoh, hingga membuat Zion terlempar jauh.
"Hei bocah kecil.. lama tidak berjumpa..! Rupanya Kau sudah besar Cucuku...!"
Zion terkejut "i-ini, ti-tidak mungkin, suara ini, Kakek!!" Singa Putih besar itu memakai mahkota raja di kepalanya.. Ia keluar dari bayangan gelap sambil tersenyum kepada Zion."
*****
Ravella terbangun perlahan ia membuka mata indahnya, netra oranye seperti bara api, menyala terang, menatap sekeliling kamar.
'Apa yang terjadi, dimana ini??' Ia ingin bangun, namun terhalang sesuatu yang berat. 'kenapa berat sekali..!' lengan besar melingkari pinggang mungilnya, dan membuat Ravella kaget lalu melihat kesamping. 'Apa!! Sejak kapan ya-Yang Mulia. Huh.., bagaimana ini? aku ingin bangun.'
Ravella perlahan mengangkat tangan Ayahnya, namun tidak berhasil, pelukannya makin erat seperti takut kehilangan sosok Putrinya.
'Habislah aku, bagaimana ini..! apa yang harus aku lakukan? Siapapun selamatkan aku, aku mohon..!'
Lannox mulai terbangun karena merasakan pergerakan, dan perlahan membuka matanya yang indah.
"Hmmm" nampak wajah lucu Ravella, sedang memandanginya dengan tatapan polos.'
"Yang Mulia..! Anda sudah bangun..?"
Ia langsung bangun dan mengucek matanya, "Ravel putriku...!"
"Y-ya Yang Mulia..!"
"Panggil aku Ayah..!"
"Huh tapi, saya tidak pantas memanggil anda dengan sebutan itu Yang Mulia." Ucap Ravella datar.
Melihat sikap Putrinya yang seolah enggan memanggilnya Ayah, membuat hatinya hancur.
"Kata siapa tidak pantas..?"
'Duke menatapku dengan serius, aku memutar otakku dengan cepat. Ta-tapi.. bukankah anda sendiri yang tidak suka, jika saya memanggil anda dengan sebutan itu!!"
"Itu apa...?" Duke bertanya dengan sinis.
"Aku tidak mau tahu alasanya, mulai sekarang kau harus memanggil aku Ayah, Mengerti..!"
Lannox melihat wajah kebingungan, pada Putrinya.
'Ada apa dengan Pak Tua sialan? Hantu apa yang telah merasukinya..! Sehingga dia berubah sembilan puluh derajat, Dia tampak sedang menunggu jawaban. Huuh.., aku menghela nafas panjang. "Baiklah, A-Ayah."
"Apa..? Ayah tidak dengar..!!"
"A- huuh.. A-A-Ayah."
"Hahaha, Putriku ahkhirnya kembali."
'Dia tiba-tiba saja memelukku dengan erat, dan menimang tubuhku dengan tinggi sambil tertawa lepas. Ada apa dengannya..!'
Duke berteriak bahagia, seolah mengumumkan kebahagaiannya itu.
"Putriku.. kau telah kembali Nak.."
'Bagai petir di siang bolong, Dengan wajah malas aku menatap Duke. Demi tuhan Pak Tua ini kesambet apa sih?? Melihat tingkahnya yang berubah total, aku hanya bisa pasrah saja. Dia tidak melepaskanku sedikitpun, Disaat sarapan pagi, siang, juga malam, bahkan saat rapat pentingpun dia tidak melepaskanku.
Aku tidak bisa apa-apa setelah mandi, dan memakai gaun rambutku di simpul dua. Aku melihat wajahku di cermin, imut sekali, apalagi rambutku di simpul kiri dan kanan seperti siput lucunya.. Oh tidak, aku jadi narsis.'
"Ceklik!!"
'Pintu terbuka, kulihat Duke masuk dengan wajah tampannya, ia tersenyum padaku, aku memaksakan lidahku untuk memanggilnya...'
"A-Ayah!"
'Dia tampak begitu senang dan langsung memelukku, dan menggendongku. tidak lupa mengecup kedua pipiku, lama kelamaan aku jadi terbiasa dengan perlakuannya ini.'
"Putriku, kaucantik sekali.. dan juga sangat imuut Muaachh..!"
'Entah kenapa sekarang, aku jadi merasa seperti hewan peliharaan.'
"Ih.. ayah..! hentikan itu sangat memalukan"
"Biarkan saja, kamu kan putriku. Siapa yang berani mengejekmu, akan ayah hukum mereka."
Semua pelayan yang mendengarkan perkataan Duke, langsung mendapat tatapan tajam Darinya. Sadar akan tatapannya yang seram, mereka semua langsung menunduk ketakutan, Tapi justru itu adalah pemandangan yang paling indah dan sangat langka, untuk dilihat oleh semua orang. Karena mereka belum pernah melihat Seorang Duke sebahagia ini.. dan bertindak sangat lembutnkepada Putrinya.
'Bisakah aku berharap lagi..! dan bagaimana jika ini cuma mimpi sesaat, yang akan menghilang pergi begitu aku bangun!! Aku jadi terbiasa dengan perlakuan hangatnya.
Aku tidak mahu kehilangan kehangatan ini lagi.. tapi aku juga tidak mau terlalu berharap. Karena disaat Grasia datang kelak, Ayah akan meninggalkanku, dan berpaling kepada Grasia. aku memeluk Ayah dengan erat.'
Melihat wajah lucunya tiba-tiba berubah cemberut dan sedih, Duke langsung bertanya.
"Kenapa Putriku..?"
Dengan tersenyum Ravella berujar.
"Hmm.. hmm.. aku sayang Ayah."
"Benarkah...? Kau tidak membenci Ayah lagi..??" wajah Duke berbinar cerah.
"Tidak."
"Apa kau tidak marah lagi, pada Ayah..?"
"Ravell sudah memaafkan Ayah, tapi janji jangan begitu lagi..!!" 'Karena jika itu terjadi lagi, aku akan pergi dari hidupmu Pak Tua. aku menunjukkan jari kelingkingku.'
"Emm apa ini..?"
"Kesinikan jari kelingking Ayah." 'Lalu aku menautkan jari kelingking kami.' "ingat ini adalah janji kita Ayah, hihiy." Ravella tertawa senang.
"Baiklah, Ayah berjanji padamu Nak."
'Aaarrgghhh aku mulai mengantuk, Ayah menepuk punggungku dengan lembut. tiba-tiba semuanya menjadi gelap. aku melihat gadis kecil sepertiku, berdiri ditengah cahaya, tapi wajahnya tidak kelihatan jelas. karena terhalang oleh cahaya yang menyilaukan mata. hei tunggu...! Kemudian aku berlari mengejarnya.. Lalu menghampiri gadis itu.'
"Hai.."
'Dia menyapaku..' "siapa kamu...? "
"Aku adalah dirimu Ravella." ujarnya tersenyum lembut.
'Aku terkejut mendengarnya, mungkinkah ini diri Ravella yang asli..?'
"Terima Kasih.. telah mewujudkan impianku Noella."
'Dia tersenyum lembut kepadaku.'
"Mulai sekarang, aku akan pergi dengan tenang. tolong jaga Ayah kita, dia orang yang sangat rapuh, dan sangat kesepian. Karena ibu tidak ada disampingnya..
Dia sangat kehilangan atas kepergian Ibu.. dan itu menjadi luka yang sangat dalam baginya. Jadi, kau harus gantikan aku untuk menjaga Ayah Noella.. dan kau telah mendapatkan hatinya sekarang.
Selanjutnya.. kuserahkan sisanya padamu. Terima Kasih banyak Noella, kau telah melakukan apa yang tidak bisa aku lalukan dulu. tolong sampaikan pesanku kepada Ayah, bahwa aku sangat menyayanginya. Selamat tinggal Noella."
"Tidak Tunggu.." 'Aku melihatnya pergi dengan senyuman terukir diwajahnya, aku jadi merasa bersalah kepadanya jika saja aku tidak ada..! Mungkin posisi ini akan menjadi milik Ravella yang asli.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 287 Episodes
Comments
shana 3108
lanjut lagi ya thor.
2022-03-05
3