Ravella "Jura, hari ini kita akan latihan apa?"
Jura "Hmm.. " berfikir sejenak. "Kita akan melatih kepekaan Dewi, pada keadaan sekitar dengan mana dan aura.
Ravella "Huh, apalagi itu..? Tapi, baiklah mari kita Mulai latihannya.
***
saat Ravella tidak ada, telah terjadi kehebohan di mansion,
beberapa menit sebelumnya.
Lannox "Ranov panggilkan Ravella, aku ingin makan siang ditaman dengan Putriku."
Ranov "Baik Yang Mulia."
Ranov pun pergi kekamra Ravella.
"Tok.. tok.. Putri, saya Ranov. Yang Mulia memanggil anda, untuk makan siang bersama ditaman.
Karena tidak ada jawaban, Ranov kemudian membuka pintu kamar, dan tak melihat Siapapun Di dalam. Lantas, Ranov segera memanggil Marri, pelayan peribadi Ravella.
Ranov "Marri dimana Tuan Putri..? Aku menemukan kamar Beliau kosong, apa kau tahu kemana Tuan Putri pergi??"
Marri "Tuan Putri tadi berpesan, jika beliau ingin keluar mencari gaun."
Wajah Ranov sedikit tenang.
Ranov "Baiklah, aku akan pergi memberitahu Yang Mulia."
Sesampainya diruang kerja Duke, Ranov memberitahu tentang kepergian Putri, yang mencari gaun.
Duke mulai merasa ada yang aneh.
Lannox "Apa..? Kenapa Ravel tidak memberitahuku! Panggilkan beberapa prajurit, untuk mengawalnya. Dan temukan dia, ikuti kemanapun dia pergi."
Ranov "Baik Yang Mulia."
Lannox 'Anak itu.. apa dia tidak tahu, diluar sangat berbahaya. Tapi, kenapa dia tidak meminta Izinkuku? Bukankah, ini pertama kalinya dia keluar mansion..!!'
Padahal yang sedang dicari sedang fokus dengan latihan, bersama Jura sang Spirit.
Jura "Sebarkan Aura anda, dan rasakan seberapa jauh anda sanggup menggapainya. Lalu tandai ruang lingkup disekitar anda,
kemudian rasakan dan dengarkan suara disekeliling anda. baik itu Pergerakan dan wujud keberadaan mahluk hidup."
Ravella mencoba merasakan seperti yang diarahkan Jura.
Jura "Kemudian, jika ada pergerakan atau pergesekan yang menurut anda berbahaya, serang dengan mana.
Jura membuat gumpalan mana dari mulutnya, lantas dia menyerang Ravella. Alhasil, Ravella yang merasakan bahaya yang datang dengan cepat balas menyerang.
Ketujuh mana yang menyatu menyerang Jura secara bersamaan, "Booomsss" ledakan besarpun terjadi, dan ledakan itu langsung mengagetkan Ravella yang tengah fokus berlatih.
Ravella "Ah, ledakan apa itu barusan?"
dalam hati Jura merasa kesal melihatnya berbicara seperti itu.
Jura 'Sialan, untung saja aku menghindar dengan cepat. Jika tidak, bisa berbahaya untukku. Dia sungguh cepat mempelajarinya. Ya.. tidak heran sih, kekuatannya memang sangat besar.'
"Dewi.. latihan untuk hari ini sudah cukup, tinggal anda sempurnakan lagi."
Ravella "Jura, ledakan apa barusan? Hingga mengganggu konsentrasiku..!"
Jura "Bukannya tadi, Dewi menyerang dengan mana Dewi sendiri..!"
Ravella "Ya memang benar, soalnya aku merasakan serangan dari arah yang tidak terduga."
Jura "Ya itu adalah saya, yang menyerang Dewi. Untuk menguji kemampuan Dewi, dan Dewi sudah berhasil mengikuti seperti yang saya intruksikan. Sekarang Dewi yang harus belajar menyempurnakannya sendiri."
Ravella "Benarkah? Baiklah, terimakasih untuk latihan hari ini. Aku pergi dulu, soalnya sudah terlalu lama aku meninggalkan kamarku."
Jura "Ya.. sebaiknya Dewi segera kembali, karena si bocah Lannox sedang mencari anda.
Ravella "Apa.. Mencariku? Celaka, aku harus pergi cepat."
Portal kembali dinyalakan, dan Ravellapun keluar dari portal tersebut. setelah berada di kamar, Ravella langsung berlari mencari Marri.
Ravella 'benar-benar celaka, padahal aku beralasan seperti itu, agar Pak Tua itu tidak mencariku.' Ravella berlari mencari keberadaan Marri. "Marri.. huhh..huhh..huhh.."
Marri "Putri anda kenapa? Apakah anda sedang sakit..!"
Ravella "Tidak, aku hanya kelelahan sehabis berlari."
Marri "Apa..?"
Ravella "Lupakan, jangan dibahas."
Marri "Putri.. anda darimana saja? Yang Mulia sedang panik mencari anda, dan Beliau mengirimkan prajurit untuk mencari anda hingga kekota. Karena mendengar Tuan Putri keluar pergi mencari gaun tanpa pamit, kepada Yang Mulia.
Ravella 'Salahku juga sih, tidak memberitahunya.' "sekarang ayah ada dimana Marri?"
Marri "Yang Mulia sedang diruang kerja Beliau Putri."
Ravella "Baik, terimakasih. Lanjutkan kerjamu, aku akan segera kesana menemui Ayah.
Lannox "Apa kalian berempat sama sekali tidak melihat keberadaan Putriku?"
Perro "Maaf Yang Mulia, saya benar-benar tidak melihat Tuan Putri. Tiba-tiba saja Putri sudah menghilang dari kamarnya. Dan kami sudah mencarinya kemana-mana, tetapi.. Putri tidak ada dimanapun."
Lannox "Bukankah sudah aku katakan, jika terjadi apa-apa kepada Putriku, tebus nyawa kalian sebagai gantinya..!" Ujar Duke dengan nada Dingin.
Daka "Ini kesalahan kami Yang Mulia, kami siap menerima hukuman dari anda."
Mereka berempat sudah siap untuk mati, demi menjalankan tugas yang terlihat sederhana namun sangat berat.
Lannox yang masih murka akan kejadian tersebut, langsung mengeluarkan Petir Kuning miliknya. (Note: petir kuning ini digunakan Lannox biasanya untuk menghancurkan musuh dalam sekejap. Dan hanya digunakan disaat dia akan menghukum seseorang.) Dan disaat dia akan menghantam keempat kesatria tersebut..
Ravella "Ceklik. Ayah....! Hentikan. saya sudah pulang.
Lannox terkejut mendengar suara yang ia khawatirkan, Percikan Petir Kuning yang menyalapun, langsung lenyap seketika bersama amarah dinginnya
Lannox "Ravel kaukah itu Nak..!" Lannox langsung menghampiri Ravella, lalu memeluknya dengan erat. "Darimana saja kau Putriku..? Bukankah Ayah sudah bilang padamu,
kalau kau harus selalu berada dalam pengawasanku, apa kau tidak tahu..! Betapa bahayanya berada diluar sana."
melihat kecemasan Sang Ayah.. Ravella hanya menunduk dan merasa bersalah.
Ravella: 'Dia marah sampai seperti ini, lalu aku melihat kearah mereka berempat.' "Siapa mereka Ayah?"
Setelah mendengar ocehan Lannox yang panjang lebar, Ravella menghela nafas panjang.
Ravella 'Aku harus merayu Pak Tua ini, kalau tidak, lama-lama kupingku bisa terbakar karena diomeli terus olehnya.
Dia jadi mirip seperti ibuku dikehidupan sebelumnya. Bawel sekali, dasar Pak Tua sialan. Untung saja.. kau Ayahku yang sangat tampan, aku memegang wajahnya dengan kedua tanganku yang kecil.'
"Ayah.. tenanglah, tidak perlu khawatir. Karena Ravella tidak kenapa-kenapa.
Ravella kan anak seorang Duke Lannox Ravin Rallex, dan saya adalah Ravella Elvinna Rallex. Jadi Ayah tidak perlu khawatir.
Siapa yang berani menggangguku, berarti mencari mati. Bahkan Kaisar saja tidak berani menekan Ayah, benarkan..?". 'aku mengambil kopian kata Reni, hihi..'
Lannox, tersenyum hatinya mulai melunak dan membelai kepala Putrinya dengan lembut.
Lannox "Haah.. baiklah, kali ini.. akan Ayah maafkan. Tapi lain kali Ayah akan memberi hukuman untukmu." Ungkapnya tegas.
Ravella "Baiklah, siapa juga yang berani melawan perintah Ayah!." Cemberut Ravella. Lannox hanya tersenyum, lantas menggendong Ravella.
Lannox "Hari ini.. kau tidak akan Ayah lepaskan, ini hukuman ringan untukmu."
Ravella "Hmm.. hmm.. cup." Ravella mencium pipi Ayahnya. " Ya.. Ayah, Ravel janji. Ayah tidak perlu khawatir. Omong-omong, mereka siapa?" sembari mengitarkan pandangannya pada kesatria bayangan Lannox.
Lannox "Mereka adalah kesatria bayangan, yang selalu menjagamu."
Ravella "Apa.. sejak kapan?"
Duka melihat kearah kesatria bayangan miliknya.
Lannox "Pergilah.. kali ini kalian aku ampuni." Titahnya pada ksatria bayangan tersebut.
" Terima kasih Yang Mulia" ujar mereka serentak. "Kami mohon undur diri.. Wushh.. wusshh.." mereka menghilang dalam sekejap.
Ravella "Cepat sekali mereka menghilangnya."
***
Daka "Huh.. untung saja, Putri segera muncul. Kalau tidak, mungkin sekarang aku tidak ada disini."
Rauf "Benar sekali.. baru kali ini, aku melihat Yang Mulia Duke, semarah itu. Tapi, aku sudah pasrah sih."
Doka "Ini semua kelalaian kita juga, karena kita telah kehilangan jejak Putri.
Dan kita tidak segera melaporkannya kepada Yang Mulia. Ya.. jadi tidak salah jika Yang Mulia sampai semurka itu, apalagi itu Putri kesayangannya."
Perro "Apa kalian tidak aneh? Yang Mulia Duke sekarang banyak berubah!
Padahal dulu beliau, tidak peduli sama sekali dengan Putrinya sendiri.
Tapi disatu sisi, aku lebih bersyukur dengan kehadiran Putri yang sekarang. Karena beliau, Yang Mulia jadi banyak berubah."
"Ya benar." Ucap ketiga lainnya setuju.
Hari ulang tahunpun telah tiba. Semua tamu undangan, berdatangan menyambut ulang tahun Sang Putri. Wajah yang tidak pernah terlihat pun, kini muncul bak semut mengerubungi gula.
"Wuaahhh, ternyata Putri Duke yang digembar-gemborkan itu sangat cantik ya..!
Aku baru pertama kali melihatnya.. Lihatlah Rambut perak panjangnya, dan mata merah itu, persis seperti duplikat Yang Mulia Duke. (Info: mata merah Ravella adalah mata biasa, jika dia dalam wujud Ravella, dan akan berubah menjadi semerah bara api, jika dia dalam mood Dewi, ya tahulah maksudnya).
Terimakasih sudah membaca, jangan lupa vote, like, n komennya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 287 Episodes
Comments
ceritanya bagus, cuma penggunaan tanda baca dan pemenggalan kalimatnya doang yg masih berantakan. jadi kadang bingung bacanya.
tapi ttap semangat yaa, Thor..
2022-01-18
11