Tubuh kelinci itu kemudian berubah.
"keretakkk.. kreettaakkk..." suara tulang membesar menyerupai monster kucing hutan. Tapi ini benar-benar besar.
Zion mulai menyerang monster, yang muncul dari arah samping. Dan langsung menerkam leher monster kucing tersebut, Zion lalu menggigit lehernya tanpa ampun hingga putus.
Kemudian datang lagi serigala buas lain, bergerombolan dari hutan.
"Yang Mulia, bukankah ini tidak normal? Monster ini terlalu banyak untuk di tangani." Ujar Dante, yang sudah kelelahan.
Tak lama kemudian, aura cahaya biru keluar. Dante langsung mengambil panah dan menembak tepat sasaran. Tapi para serigala besar menghindar dengan sangat sigapnya.
"Apa..? Ternyata mereka lebih cerdik dari yang disangkakan!"
Dante pun tak ingin menyerah, lalu ia memanggil Spirit miliknya. Kemudian tampak spirit berbentuk macan kelas menengah.
"Gaton.."
"Sudah lama kita tidak bertemu, akhirnya aku bisa berburu juga.. haha.. Sudah lama sekali aku tidak meregangkan otot-ototku ini." ujar Gaton menyeringai.
"Ayo kita serang mereka Dante, ggrrrrrr."
Gaton langsung menerkam kawanan serigala, tanpa ampun. lalu Dante pun menggunakan busur panah, ia mengarahkan tembakannya pada kawanan monster yang menghadang mereka.
"Wussshhh..." panah di lepaskan, angin berhembus kencang menerbangkan para monster-monster tersebut.
Prajurid bayangan lainnya pun tak mahu kalah, semangat mereka semakin membara, untuk membantai para monster kelas rendah. Sementara dipihak lain, Lannox telah banyak membantai puluhan monster.
Para monster datang lagi dari arah berlainan, kini monster yang lebih besar dan lebih ganas. Kawanan macan tutul datang menyerang dengan gesit kearah Lannox.
Dengan tangkas Lannox menghindarinya, dan menendang macan tutul itu dengan mana yang dialirkan di kakinya.
Kemudian datang lagi kera putih bertubuh besar, dengan mata merah menyala.
Kali ini Zion agak sedikit kesulitan karna dihadapi lawan yang merepotkan.
Kera putih itu sama besarnya dengan Zion, dan kera itupun langsung meloncat menggigit tubuh Zion.
Untung ada jubah biru yang melindungi tubuhnya, hingga gigitannya tidak mempan.
Taring dan gigi kera putih itu patah, dan Zion langsung menertawakannya kera besar itu.
"Hanya segitu saja dasar kera jelek! Wajahmu benar- benar makin jelek, tidak ada bagusnya.. bikin aku tambah muak." Kera itu sangat marah dengan ejekan Zion, lalu dia kembali menyerang Zion.
Tapi dalam sekejap, zion sudah mencabut kepala kera itu. Kini Zion benar-benar dibuat kesal, ia mengumpulkan mana berwarna merah kemulutnya.
Gumpalan besar cahaya merah itu.. dilemparkan kearah para monster, yang bersembunyi dihutan.
Dan dalam sekejap mata, ledakan besar itupun terjadi, hingga menghancurkan hutan rimba menjadi rata tak bersisa.
"Huh, dengan begini.. mereka tidak bisa bersembunyi lagi bukan..!" ujar Zion puas."
"Lannox apa kau terluka?"
"Tidak, justru aku merasa pergerakanku jauh lebih ringan dari biasanya. Bahkan, mereka tidak bisa melukaiku sama sekali."
"Ya.. akupun juga merasakan hal yang sama sepertimu.. aku merasa manaku, juga semakin bertambah.
dan entah apa yang terjadi pada tubuhku, tubuhku juga menjadi kebal dengan gigitan para monster." Ujar Zion. 'Hmm apakah mungkin.. ini semua ada campur tangan sang dewi..!' Ucapnya dalam hati.
Kini mereka berkemah dihutan untuk memastikan keberadaan para monster.
"Dante, bagaimana prajurit yang lainnya? Apa ada yang terluka..??"
"Tidak yang mulia, semuanya selamat."
"Baiklah, kalian istirahatlah dulu. Namun tetap waspada, karna kita tidak tahu, kemungkinan serangan susulan bisa terjadi kapanpun."
"Baik Yang Mulia."
Disisi lain... di waktu yang sama.
"Konsentrasi Dewi, bayangkan mana yang bersifat apa? yang ingin anda keluarkan."
Ravella membayangkan Api di pikirannya, dan keluarlah Api dari tangannya.
"Zaku.. aku berhasil, horee.. aku berhasil." ucap Rabella senang.
"Cih, dasar bocah. Tapi aku tidak menyalahkannya sih, karena dia memang masih anak-anak." Ujar Zaku malas.
"Dewi.. cepat latihan lagi, anda tidak boleh membuang - buang waktu anda."
"Ahh iya.. maaf, aku lupa karena terlalu bahagia."
Ravella kembali fokus. Dan menarik nafas secara perlahan, dan membayangkan mana yang akan dia keluarkan selanjutnya.
Dan kemudian, semua mana keluar secara bersamaan. Api, air, tanah, angin, petir, kegelapan, dan cahaya. Semuanya bersatu membentuk bulatan, seperti memagari Ravella.
Lalu Gira mencoba menyerangnya,
tetapi serangan itu memental, Dan yang terjadi malah sebaliknya.
Pagar yang mengelilingi Ravella.. malah berbalik menyerang secara acak. Enam Spirit suci, terkejut dengan apa yang terjadi.
Sang Dewi kecil, bahkan belum menyerang sama sekali. Tapi semua mana yang berkumpul di sekitarnya malah melindunginya.
"Benar-benar luar biasa, ditahap awal saja dia sudah seperti ini. Bagaimana jika penguasaan mananya, mencapai tahap sempurna?! Pasti serangannya, akan lebih berbahaya lagi, daripada yang sekarang." Ujar Tama.
"Dewi sudah cukup, tahap awal latihanmu sudah selesai. Kita istirahat dulu dan sambung lagi besok."
"Baiklah Zaku, aku juga merasa sangat lelah sekali, haah.. Apa Ayah selamat??"
"Anda jangan mengkhawatirkan bocah itu, karena dia pasti akan membawa kemenangan bersamanya." ucap Zaku santai.
"Apa menurutmu begitu..?"
"Tentu Dewi." ujar Zaku yakin.
Tok.. tok.. tok.. "Putri, ini saya Marri."
'Gawat.. Marri sudah datang, aku tidak boleh sampai ketahuan. Nanti dikiranya aku hilang lagi.'
Tiba-tiba portal terbuka dan sang Putri dengan cepat langsung bergegas keluar dari portal tersebut.
"Tok.. tok.. tok.. Putri,, apa anda ada di dalam..?" tidak ada jawaban.
"Putri.. Putri Ravella,,, Apakah anda sakit?"
"Ehem.. ehem.. masuklah, aku baru bangun. Ada apa Marri..? Kau berisik sekali, kenapa kau sampai terlihat panik begitu...?"
"Haah... saya kira anda sakit atau Pingsan Putri."
'Untung saja aku cepat - cepat keluar, kalau tidak.. bisa bahaya' gumam Ravella dalam hati.
"Putri.. saya kemari ingin bilang, kalau Yang Mulia sudah pulang."
"Apa..!" Ravella langsung bangun dari tempat tidurnya. "Dimana Ayah?"
"Yang Mulia sekarang ada dikamar Beliau, tadi beliau ingin mampir kesini. Tapi karena saya mengatakan Tuan Putri sudah tidur, jadi beliau mengurung niatnya untuk melihat Putri."
"Hmm, begitu ya."
"Putri.. hari sudah mulai sore, sudah saatnya anda untuk mandi."
"Baiklah, setelah mandi.. aku akan langsung menemui Ayah dikamarnya."
***
Setelah selesai membersihkan diri, Ravellapun langsung menemui Sang Ayah.
'Kemana Pak Tua itu? dia tidak ada dikamar.. dimana dia?? Wuaaaahhhh.. aku benar-benar mengantuk sekali.
Mungkin.. ini efek dari latihan, Sebaiknya aku tidur dikamar Ayah saja, karena aku terlalu lelah untuk kembali kekamarku.'
Ravella langsung menaiki Katil Sang Ayah, lalu merebahkan diri untuk menjemput mimpi.
Lannox yang baru saja selesai mandi. Saat keluar dari kamar mandinya, dia melihat Putri tercintanya..
ternyata sudah tertidur pulas dikatil miliknya. Dia kaget dan tersenyum senang, karena merasa Putrinya pasti sangat merindukannya.
'Dasar, aku baru saja mahu kekamarnya, lihatlah.. nyenyak sekali dia tidur. Untunglah tidak terjadi apa-apa padanya.' pikirnya sambil memebelai kepala Putrinya. "Kalian berempat keluarlah!."
"Hormat kami Yang Mulia."
"Apa yang terjadi selama aku tidak ada..? Apakah ada pergerakan yang mencurigakan dari pelayan atau lainnya..!" tanya Duke dingin.
"Tidak ada Yang Mulia, Yang Mulia Putri menjalani kegiatannya seperti biasa. Tidak ada yang mencurigakan." lapor Perro.
"Baiklah, kalian bisa kembali sekarang."
"Baik Yang Mulia, kami mohon undur diri."
"Ravel bagun Nak." Lannox memperhatikan tingkah Putrinya dengan serius, "Hmm, nyenyak sekali anak ini tidur. Apa dia kelelahan? Tidak biasanya! Ya sudahlah.
sebaiknya biarkan saja dia tidur." Tidak lupa dia mengecup kepala Putrinya.
tak lama terdengar suara ketukan dari luar pintu.
"Tok..Tok..Tok.."
"Masuk"
"ceklik," suara pintu terbuka.
Tampak kepala pelayan, menunduk hormat.
"Yang Mulia, tiga hari lagi.. Tuan Putri berulang tahun. Apakah Yang Mulia ingin mengadakan acara besar-besaran, atau yang sederhana saja untuk Tuan Putri..? Tanya Ranov mengingatkan.
"Aku memilih yang pertama, siapkan Pesta yang terbaik untuk Putriku."
"Baik Yang Mulia."
***
"Hmm surat apa itu Ranov?" tanya Ravella.
"Ini surat undangan Putri."
"Surat undangan!! memangnya ada acara apa?! Kenapa Aku tidak diberitahu?" tanya Ravella penasaran.
"Ini surat undangan untuk pesta ulang tahun anda Tuan Putri."
"Ah.. begitu rupanya." terbersit ide di kepalanya. 'Baiklah, hari ini aku mau latihan dulu.' "Marri.. kalau ada yang mencariku, bilang saja aku sedang keluar mencari Gaun."
"Baik Putri." ujar Marri tanpa merasa Curiga sedikitpun
"Kau boleh pergi." Klap suara pintu kembali tertutup.
Ravella menutup matanya, kemudian keluar cahaya terang dari dahinya, dan membentuk sebuah portal, Ravella memasuki portal tersebu.. lalu menghilang bersama Cahay itu.
sesampainya di Zona Mana, Tampak Spirit Naga Hitam tersenyum padanya.
'Hari ini Jura yang menyambutku'
"Dewi.. anda sudah datang!" Sapanya Ramah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 287 Episodes
Comments
Tata
tulisan kurang rapi kk, percakapanny kesambung semua terlalu buru2
2021-12-29
3
achaaa_AlisyaJeslynchaniago
RAMEIN🔥🔥🔥
2021-12-13
3