Seabadi Edelwais..
Selamat pagi Palembang....
Kota kelahiranku.
Aku Vina, lengkapnya Ervina Delia, hari ini Aku tepat berusia 12 tahun.
Dan hari ini adalah hari pertamaku masuk di sekolah baru.
Sebuah Smp swasta terbaik di Kotaku.
Selamat datang masa remajaku...
Mulai hari ini, tidak akan ada lagi yang menyebutku anak kecil...😁🤭
Aku tersenyum sendiri, rasanya sudah tidak sabar ingin cepat-cepat berangkat ke sekolah.
Aku masih duduk dibalik selimut, sambil membayangkan betapa indahnya hari ini akan kulalui.
Aku menatap seragam baru yang telah tergantung rapi di handle lemari.
Sepasang seragam impian.
Aku segera turun dari tempat tidur, membuka tirai jendela kamar, lalu meraih seragam putih biru itu kemudian menempelkannya di tubuhku menghadap ke cermin dan tersenyum lebar.
"Vin..."
Tok... Tok... Tok..
Pangilan yang disertai ketukan pintu kamar mengalihkan pandanganku kearah pintu.
Kuletakkan kembali seragam itu pada tempat asalnya. Aku bergegas membuka pintu, kulihat Mama berdiri di depan pintu.
"Selamat ulang tahun Vina sayang"
Mama memelukku dan menyerahkan kotak kecil berwarna merah muda.
"Makasih Ma..."
kukecup pipi Mama sambil membalas pelukannya.
Aku menatap Mama, meyakinkan bahwa kotak itu benar untukku.
Mama mengangguk kan kepalanya, lalu berkata
" Buka aja Sayang"
Aku berjalan masuk kembali ke kamar yang di ikuti Mama.
Kami duduk di tepi tempat tidur.
Aku segera membuka kotak itu, betapa bahagianya Aku melihat isi dari kotak itu.
Sebuah kalung putih, dengan liontin mungil berbentuk hati. Ini kalung impianku.
Dari dulu, Aku begitu sangat ingin memiliki kalung seperti itu, dan Mama tau itu.
Hanya saja, Mama selalu bilang, bahwa kalung itu lebih cocok untuk remaja bukan anak kecil,
dan hari ini, Aku mendapatkannya.
"Makasih banyak Ma... Ini cantik bangettt... Vina suka sekali"
Aku tak dapat membendung lagi air mataku, dan kembali membenamkan kepalaku di dada Mama..
"Ehm..ehm..."
Aku dan Mama menoleh berbarengan ke arah suara itu, ternyata Papa dari tadi mematung memperhatikan kami.
Papa melangkah masuk mendekat.
"Cuma Mama aja yang di peluk vin??"
goda papa, Aku beralih merangkul Papa.
"Selamat ulang tahun sayang"
papa menyodorkan kotak yang berbalut kertas berwarna biru muda.
"Nih... Papa juga ada kado buat kamu"
Aku tersenyum menerimanya, lalu segera kubuka kotak itu...
Sebuah arloji... Kali ini Papa memberikanku jam tangan tanpa embel-embel gambar kartunnya.
Arloji bulat dengan tali berwarna hitam,disisi kiri dan kanannya terdapat aksen berbentuk bunga dan gambar hati pada tengah-tengah jarum jamnya.
Benar- benar berkesan remaja.
"Makasih Papa.."
"Udah,buruan mandi... Nanti telat ikut orientasi siswa barunya"
Mama menarik tanganku seraya menyuruhku bergegas ke kamar mandi.
"Siap Ma"
Ujarku
Setelah semuanya beres, Aku keluar dari kamar dengan kuncir rambut warna warni khas anak baru. Tak lupa membawa kalung permen loli pop dan papan nama di bagian dada.
"Cieee...anak smp.."
Ledek Papa yang menunggu di meja makan.
"Iya donk Pa..."
Aku melangkahkan kaki, sambil sedikit bergaya ala model mendekati meja makan.
Mama hanya tersenyum menatapku.
Tak lama berselang, kami selesai sarapan. Papa berpamitan berangkat kerja, sementara Aku ingin berangkat kesekolah baru ku.
Papa akan mengantarku pagi ini..
Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Aku tak dapat berhenti tersenyum.
Bahagia sekali rasanya hari ini.
Papa melirikku.. sambil tetap berkonsentrasi mengemudikan setir mobilnya.
"Neng, senyum terus ntar keram loch pipinya"
Ledekan papa.. makin membuat ku melebarkan senyuman.
Tak terasa, kami telah sampai di depan gerbang sekolah.
Terdapat spanduk besar disana, bertuliskan selamat datang Siswa/Siswi baru.
Aku turun dari mobil melambaikan tangan pada Papa.
Aku begitu antusias memperhatikan semua yang ada di sekitarku, terlihat ramai sekali anak-anak baru seperti aku.
Mataku berkeliling mencari-cari adakah teman yang kukenal, ternyata tak ada satu pun.
Karena memang aku memilih sekolah yang berbeda dari rayon yang ditentukan dari sekolah SD ku kemarin.
Karena menurut papa, sekolah ini lebih dekat dengan tempat tinggal ku.
Segera Aku melangkahkan kaki memasuki gerbang sekolah. Ketika hendak memasuki lapangan tempat dimana anak baru akan berkumpul, mataku menangkap pemandangan indah yang membuat hatiku berdebar.
Seorang anak laki-laki, berkulit gelap, namun sangat manis menurutku, dengan postur tubuh tinggi dan berisi.Ia tengah duduk dipinggir lapangan, melihat dari penampilannya sepertinya Dia juga anak baru.
Ingin sekali aku menyapanya, tapi rasa maluku lebih besar dibanding rasa penasaranku.
Aku kembali berjalan melihat-lihat sekitar berkeliling, mengamati lokasi, membaca nama-nama ruangan yang ada di sekolah ini.
sungguh hal yang baru buatku.
Tibalah waktu yang kutunggu..
Saat speaker sekolah mengumumkan untuk berbaris di lapangan, untuk pembagian kelas dan lain-lain.
Aku begitu fokus mendengar dan memperhatikan ketika namaku dipanggil.
"Ervina Delia !! ruang 1.1 !"
Aku bergegas berjalan menaiki tangga. Menuju kelas baru, yang ternyata berada di lantai 2.
"Dirgantara Abinata !! ruang 1.1!!"
Aku menoleh, melihat siapakah orang yang di panggil setelah Aku.
Langkahku terhenti ketika kulihat ternyata yang berjalan maju adalah anak yang tadi menggetarkan hatiku.
Aku tersenyum..
"Ohhh..jadi namanya Dirgantara"
gumamku dalam hati..
Aku segera melanjutkan langkahku memasuki kelas yang dimaksud oleh pihak sekolah.
Aku memilih tempat duduk, dan ketika itu telah ada beberapa orang yang lebih dulu di ruangan itu.
Mata ku tertuju pada seorang anak perempuan yang melambaikan tangannya padaku, untuk mengajakku duduk bersamanya. Aku pun mengangguk dan tersenyum.
Ku hampiri Dia yang berada di barisan kedua meja kedua..
"Halo,,,"
Sapanya padaku.
"Kenalin Aku Nina, Nina Saputri !"
Sambung nya.
Anak nya bertubuh bulat,putih dan bermata sipit, rambutnya panjang lebih panjang dariku yang cuma sebahu.
" Halo juga.. Aku Vina"
Balasku sembari menjabat tangannya.
kami lalu saling bercerita tentang sekolah asal.
Saat Dirga masuk, mataku beralih padanya. Kulihat Dia memilih duduk dibarisan ujung meja nomor dua, lurus dengan mejaku.
Seolah dia merasa ada yang memperhatikan nya, Dia pun menoleh kearahku. Aku terjebak olehnya sedang memandanginya.
Aku kaget bukan kepalang lalu segera mengalihkan pandanganku pada tempat lain.
Aku mengernyit kan dahi dan memejamkan mataku, sembari menggigit bibirku sendiri.
Ya Tuhan.... Betapa malu nya aku,
Namun tidak dengan Dirga, dia tetap santai seakan tak terjadi apa-apa.
Saat ada anak lain yang duduk di sebelahnya, Dia semakin terlihat menikmati harinya, Sesekali Aku meliriknya ketika Dia tengah mengobrol seru.
Tak banyak kegiatan untuk hari ini, hanya pengenalan lingkungan sekolah, dan perkenalan diri dan juga asal sekolah.
Selebihnya hanya diisi dengan permainan seru.
Waktu pulang tiba..
Tak lupa petugas Osis yang menjadi panitia mencatat kan barang apa saja yang mesti di bawa besok pagi.
Orientasi siswa ini akan berlangsung 3 hari.
Itu artinya besok adalah hari kedua.
Aku pulang dengan suka cita, berjalan bergerombol, menunggu Bis sekolah, dan ramai-ramai pulang naik Bis.
Pengalaman pertamaku yang sangat indah yang belum pernah kurasakan di masa aku SD dulu.
Hari ke 2,
Aku sedikit berlari ketika memasuki gerbang sekolah, karena agak terlambat dikarenakan mobil Papa yang tiba-tiba bannya kempes.
Sebetulnya Aku sangat ingin pulang dan pergi sekolah naik bis sekolah, karena bagiku itu adalah hal terseru yang sayang sekali untuk di lewat kan.
Akan tetapi Papa melarang, Beliau ingin Dialah yang mengantarkan Aku pergi sekolah setiap pagi.
Tak apalah... Setidaknya, pulangnya Aku bisa naik bis.
Benar saja...
Begitu memasuki halaman semua sudah sepi. Mereka sudah berada di kelas.
Aku berlari cepat menaiki anak tangga hingga tiba didepan kelas.
Kulihat panitia sedang berdiri di depan kelas.
Pintu kuketuk, semua yang ada di dalam menatapku, termasuk Dirga.
"Silahkan masuk!!"
Ucap panitia merespon ketukanku. Aku berjalan pelan menuju tempat duduk.
Namun langkahku terhenti, kala salah seorang panitia menahanku.
"Ervina ya??"
Tanyanya.
"I... iya kak" Aku gugup.
" Kenapa terlambat..??"
Tanyanya lagi.
"Mobilnya bannya kempes kak"
Jawabku mencoba menjelaskan.
"Oke..karena vina terlambat, gimana kalo kita kasih hukuman?"
Seru salah satu panitia yang setelah kulirik nama di seragamnya bernama Agung Pranata
"Setujuuuu!!!!!"
Seru seisi ruangan membuatku semakin deg degan.
"Gimana kalo vina kita suruh berkeliling minta tanda tangan semua yang ada di kelas ini?"
panitia yang satunya menimpali, lagi-lagi kulirik namanya disana tertera Ridwan.
Mereka adalah anggota Osis yang menjadi panitia orientasi siswa baru.
Aku mengangguk sembari meletakkan tas kemudian mengambil buku dan pena untuk mulai berkeliling.
Satu persatu teman kuhampiri untuk meminta tanda tangan mereka.
Tiba di depan meja Dirga.
Aku menatap sekilas mukanya, dan lagi-lagi Aku terjebak, kami beradu pandang.
Dia tersenyum dan aku membalas nya.
"Ohh..sungguh terasa getaran yang lain dihatiku"
Setelah semua selesai, Aku diperbolehkan duduk kembali.
Hari ini pun berjalan lancar meski diawal sedikit bermasalah.
Hari ke 3
Ini adalah hari terakhir orientasiku...
mereka menyebut sebagai penutupan orientasi. Itu artinya hari selanjutnya adalah hari belajar normal.
Dan kata para panitia hari ini akan ada penghargaan kepada peserta orientasi terbaik, dan itu akan diumumkan di akhir orientasi.
Sambutan dari kepala sekolah membuka acara,
dan tibalah saat yang di tunggu.
Saat ketua panitia menyebut kan nama peserta orientasi terbaik.
"Untuk siswa peserta orientasi terbaik diberikan kepada..... Dirgantara Abinata dari kelas 1.1 !!!"
Tepukan meriah dari semua siswa siswi baru meramaikan acara penutupan.
Aku tersenyum menatapnya yang malu- malu melangkah ke depan.
Sementara, seisi lapangan terlihat saling pandang menantikan kelanjutan pengumuman
tentang siapa siswi terbaik nya,
yang jelas pasti bukan Aku, karena terlambat tidak masuk dalam kategori pemilihan.
"Untuk siswi peserta orientasi terbaik diberikan kepada.... Salsadila dari kelas 1.3 !!
Aku menolehkan kepalaku mencari tau siapa orang yang di panggil untuk maju, suasana lapangan riuh, bersatu padu dengan tepuk tangan yang gemuruh.
Terlihat sosok manis dan anggun berjalan maju dengan sedikit menunduk mali-malu berdiri berdampingan dengan Dirga, terlihat mereka saling melempar senyum dan berjabat tangan.
Ada rasa yang lain di hatiku, yang belum pernah Aku rasakan sebelumnya.
Seperti kesal dan ingin marah, tapi Aku sendiri tak tau apa penyebabnya.
Bersambung**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Fenti
saku mampir kak
2023-03-06
0
Fenti
jadi ke ingat dulu ayah belikan aku kalung 😊
2023-03-06
0
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Pengalaman aku banget thor saat baru masuk SMP 😄😄
Lanjut thor semangat 💪💪💪
2022-10-19
1