Seabadi Edelwais..

Seabadi Edelwais..

bab 1 Penerimaan siswa baru

Selamat pagi Palembang....

Kota kelahiranku.

Aku Vina, lengkapnya Ervina Delia, hari ini Aku tepat berusia 12 tahun.

Dan hari ini adalah hari pertamaku masuk di sekolah baru.

Sebuah Smp swasta terbaik di Kotaku.

Selamat datang masa remajaku...

Mulai hari ini, tidak akan ada lagi yang menyebutku anak kecil...😁🤭

Aku tersenyum sendiri, rasanya sudah tidak sabar ingin cepat-cepat berangkat ke sekolah.

Aku masih duduk dibalik selimut, sambil membayangkan betapa indahnya hari ini akan kulalui.

Aku menatap seragam baru yang telah tergantung rapi di handle lemari.

Sepasang seragam impian.

Aku segera turun dari tempat tidur, membuka tirai jendela kamar, lalu meraih seragam putih biru itu kemudian menempelkannya di tubuhku menghadap ke cermin dan tersenyum lebar.

"Vin..."

Tok... Tok... Tok..

Pangilan yang disertai ketukan pintu kamar mengalihkan pandanganku kearah pintu.

Kuletakkan kembali seragam itu pada tempat asalnya. Aku bergegas membuka pintu, kulihat Mama berdiri di depan pintu.

"Selamat ulang tahun Vina sayang"

Mama memelukku dan menyerahkan kotak kecil berwarna merah muda.

"Makasih Ma..."

kukecup pipi Mama sambil membalas pelukannya.

Aku menatap Mama, meyakinkan bahwa kotak itu benar untukku.

Mama mengangguk kan kepalanya, lalu berkata

" Buka aja Sayang"

Aku berjalan masuk kembali ke kamar yang di ikuti Mama.

Kami duduk di tepi tempat tidur.

Aku segera membuka kotak itu, betapa bahagianya Aku melihat isi dari kotak itu.

Sebuah kalung putih, dengan liontin mungil berbentuk hati. Ini kalung impianku.

Dari dulu, Aku begitu sangat ingin memiliki kalung seperti itu, dan Mama tau itu.

Hanya saja, Mama selalu bilang, bahwa kalung itu lebih cocok untuk remaja bukan anak kecil,

dan hari ini, Aku mendapatkannya.

"Makasih banyak Ma... Ini cantik bangettt... Vina suka sekali"

Aku tak dapat membendung lagi air mataku, dan kembali membenamkan kepalaku di dada Mama..

"Ehm..ehm..."

Aku dan Mama menoleh berbarengan ke arah suara itu, ternyata Papa dari tadi mematung memperhatikan kami.

Papa melangkah masuk mendekat.

"Cuma Mama aja yang di peluk vin??"

goda papa, Aku beralih merangkul Papa.

"Selamat ulang tahun sayang"

papa menyodorkan kotak yang berbalut kertas berwarna biru muda.

"Nih... Papa juga ada kado buat kamu"

Aku tersenyum menerimanya, lalu segera kubuka kotak itu...

Sebuah arloji... Kali ini Papa memberikanku jam tangan tanpa embel-embel gambar kartunnya.

Arloji bulat dengan tali berwarna hitam,disisi kiri dan kanannya terdapat aksen berbentuk bunga dan gambar hati pada tengah-tengah jarum jamnya.

Benar- benar berkesan remaja.

"Makasih Papa.."

"Udah,buruan mandi... Nanti telat ikut orientasi siswa barunya"

Mama menarik tanganku seraya menyuruhku bergegas ke kamar mandi.

"Siap Ma"

Ujarku

Setelah semuanya beres, Aku keluar dari kamar dengan kuncir rambut warna warni khas anak baru. Tak lupa membawa kalung permen loli pop dan papan nama di bagian dada.

"Cieee...anak smp.."

Ledek Papa yang menunggu di meja makan.

"Iya donk Pa..."

Aku melangkahkan kaki, sambil sedikit bergaya ala model mendekati meja makan.

Mama hanya tersenyum menatapku.

Tak lama berselang, kami selesai sarapan. Papa berpamitan berangkat kerja, sementara Aku ingin berangkat kesekolah baru ku.

Papa akan mengantarku pagi ini..

Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Aku tak dapat berhenti tersenyum.

Bahagia sekali rasanya hari ini.

Papa melirikku.. sambil tetap berkonsentrasi mengemudikan setir mobilnya.

"Neng, senyum terus ntar keram loch pipinya"

Ledekan papa.. makin membuat ku melebarkan senyuman.

Tak terasa, kami telah sampai di depan gerbang sekolah.

Terdapat spanduk besar disana, bertuliskan selamat datang Siswa/Siswi baru.

Aku turun dari mobil melambaikan tangan pada Papa.

Aku begitu antusias memperhatikan semua yang ada di sekitarku, terlihat ramai sekali anak-anak baru seperti aku.

Mataku berkeliling mencari-cari adakah teman yang kukenal, ternyata tak ada satu pun.

Karena memang aku memilih sekolah yang berbeda dari rayon yang ditentukan dari sekolah SD ku kemarin.

Karena menurut papa, sekolah ini lebih dekat dengan tempat tinggal ku.

Segera Aku melangkahkan kaki memasuki gerbang sekolah. Ketika hendak memasuki lapangan tempat dimana anak baru akan berkumpul, mataku menangkap pemandangan indah yang membuat hatiku berdebar.

Seorang anak laki-laki, berkulit gelap, namun sangat manis menurutku, dengan postur tubuh tinggi dan berisi.Ia tengah duduk dipinggir lapangan, melihat dari penampilannya sepertinya Dia juga anak baru.

Ingin sekali aku menyapanya, tapi rasa maluku lebih besar dibanding rasa penasaranku.

Aku kembali berjalan melihat-lihat sekitar berkeliling, mengamati lokasi, membaca nama-nama ruangan yang ada di sekolah ini.

sungguh hal yang baru buatku.

Tibalah waktu yang kutunggu..

Saat speaker sekolah mengumumkan untuk berbaris di lapangan, untuk pembagian kelas dan lain-lain.

Aku begitu fokus mendengar dan memperhatikan ketika namaku dipanggil.

"Ervina Delia !! ruang 1.1 !"

Aku bergegas berjalan menaiki tangga. Menuju kelas baru, yang ternyata berada di lantai 2.

"Dirgantara Abinata !! ruang 1.1!!"

Aku menoleh, melihat siapakah orang yang di panggil setelah Aku.

Langkahku terhenti ketika kulihat ternyata yang berjalan maju adalah anak yang tadi menggetarkan hatiku.

Aku tersenyum..

"Ohhh..jadi namanya Dirgantara"

gumamku dalam hati..

Aku segera melanjutkan langkahku memasuki kelas yang dimaksud oleh pihak sekolah.

Aku memilih tempat duduk, dan ketika itu telah ada beberapa orang yang lebih dulu di ruangan itu.

Mata ku tertuju pada seorang anak perempuan yang melambaikan tangannya padaku, untuk mengajakku duduk bersamanya. Aku pun mengangguk dan tersenyum.

Ku hampiri Dia yang berada di barisan kedua meja kedua..

"Halo,,,"

Sapanya padaku.

"Kenalin Aku Nina, Nina Saputri !"

Sambung nya.

Anak nya bertubuh bulat,putih dan bermata sipit, rambutnya panjang lebih panjang dariku yang cuma sebahu.

" Halo juga.. Aku Vina"

Balasku sembari menjabat tangannya.

kami lalu saling bercerita tentang sekolah asal.

Saat Dirga masuk, mataku beralih padanya. Kulihat Dia memilih duduk dibarisan ujung meja nomor dua, lurus dengan mejaku.

Seolah dia merasa ada yang memperhatikan nya, Dia pun menoleh kearahku. Aku terjebak olehnya sedang memandanginya.

Aku kaget bukan kepalang lalu segera mengalihkan pandanganku pada tempat lain.

Aku mengernyit kan dahi dan memejamkan mataku, sembari menggigit bibirku sendiri.

Ya Tuhan.... Betapa malu nya aku,

Namun tidak dengan Dirga, dia tetap santai seakan tak terjadi apa-apa.

Saat ada anak lain yang duduk di sebelahnya, Dia semakin terlihat menikmati harinya, Sesekali Aku meliriknya ketika Dia tengah mengobrol seru.

Tak banyak kegiatan untuk hari ini, hanya pengenalan lingkungan sekolah, dan perkenalan diri dan juga asal sekolah.

Selebihnya hanya diisi dengan permainan seru.

Waktu pulang tiba..

Tak lupa petugas Osis yang menjadi panitia mencatat kan barang apa saja yang mesti di bawa besok pagi.

Orientasi siswa ini akan berlangsung 3 hari.

Itu artinya besok adalah hari kedua.

Aku pulang dengan suka cita, berjalan bergerombol, menunggu Bis sekolah, dan ramai-ramai pulang naik Bis.

Pengalaman pertamaku yang sangat indah yang belum pernah kurasakan di masa aku SD dulu.

Hari ke 2,

Aku sedikit berlari ketika memasuki gerbang sekolah, karena agak terlambat dikarenakan mobil Papa yang tiba-tiba bannya kempes.

Sebetulnya Aku sangat ingin pulang dan pergi sekolah naik bis sekolah, karena bagiku itu adalah hal terseru yang sayang sekali untuk di lewat kan.

Akan tetapi Papa melarang, Beliau ingin Dialah yang mengantarkan Aku pergi sekolah setiap pagi.

Tak apalah... Setidaknya, pulangnya Aku bisa naik bis.

Benar saja...

Begitu memasuki halaman semua sudah sepi. Mereka sudah berada di kelas.

Aku berlari cepat menaiki anak tangga hingga tiba didepan kelas.

Kulihat panitia sedang berdiri di depan kelas.

Pintu kuketuk, semua yang ada di dalam menatapku, termasuk Dirga.

"Silahkan masuk!!"

Ucap panitia merespon ketukanku. Aku berjalan pelan menuju tempat duduk.

Namun langkahku terhenti, kala salah seorang panitia menahanku.

"Ervina ya??"

Tanyanya.

"I... iya kak" Aku gugup.

" Kenapa terlambat..??"

Tanyanya lagi.

"Mobilnya bannya kempes kak"

Jawabku mencoba menjelaskan.

"Oke..karena vina terlambat, gimana kalo kita kasih hukuman?"

Seru salah satu panitia yang setelah kulirik nama di seragamnya bernama Agung Pranata

"Setujuuuu!!!!!"

Seru seisi ruangan membuatku semakin deg degan.

"Gimana kalo vina kita suruh berkeliling minta tanda tangan semua yang ada di kelas ini?"

panitia yang satunya menimpali, lagi-lagi kulirik namanya disana tertera Ridwan.

Mereka adalah anggota Osis yang menjadi panitia orientasi siswa baru.

Aku mengangguk sembari meletakkan tas kemudian mengambil buku dan pena untuk mulai berkeliling.

Satu persatu teman kuhampiri untuk meminta tanda tangan mereka.

Tiba di depan meja Dirga.

Aku menatap sekilas mukanya, dan lagi-lagi Aku terjebak, kami beradu pandang.

Dia tersenyum dan aku membalas nya.

"Ohh..sungguh terasa getaran yang lain dihatiku"

Setelah semua selesai, Aku diperbolehkan duduk kembali.

Hari ini pun berjalan lancar meski diawal sedikit bermasalah.

Hari ke 3

Ini adalah hari terakhir orientasiku...

mereka menyebut sebagai penutupan orientasi. Itu artinya hari selanjutnya adalah hari belajar normal.

Dan kata para panitia hari ini akan ada penghargaan kepada peserta orientasi terbaik, dan itu akan diumumkan di akhir orientasi.

Sambutan dari kepala sekolah membuka acara,

dan tibalah saat yang di tunggu.

Saat ketua panitia menyebut kan nama peserta orientasi terbaik.

"Untuk siswa peserta orientasi terbaik diberikan kepada..... Dirgantara Abinata dari kelas 1.1 !!!"

Tepukan meriah dari semua siswa siswi baru meramaikan acara penutupan.

Aku tersenyum menatapnya yang malu- malu melangkah ke depan.

Sementara, seisi lapangan terlihat saling pandang menantikan kelanjutan pengumuman

tentang siapa siswi terbaik nya,

yang jelas pasti bukan Aku, karena terlambat tidak masuk dalam kategori pemilihan.

"Untuk siswi peserta orientasi terbaik diberikan kepada.... Salsadila dari kelas 1.3 !!

Aku menolehkan kepalaku mencari tau siapa orang yang di panggil untuk maju, suasana lapangan riuh, bersatu padu dengan tepuk tangan yang gemuruh.

Terlihat sosok manis dan anggun berjalan maju dengan sedikit menunduk mali-malu berdiri berdampingan dengan Dirga, terlihat mereka saling melempar senyum dan berjabat tangan.

Ada rasa yang lain di hatiku, yang belum pernah Aku rasakan sebelumnya.

Seperti kesal dan ingin marah, tapi Aku sendiri tak tau apa penyebabnya.

Bersambung**

Terpopuler

Comments

Fenti

Fenti

saku mampir kak

2023-03-06

0

Fenti

Fenti

jadi ke ingat dulu ayah belikan aku kalung 😊

2023-03-06

0

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Pengalaman aku banget thor saat baru masuk SMP 😄😄
Lanjut thor semangat 💪💪💪

2022-10-19

1

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Penerimaan siswa baru
2 bab 2 Sekolah dimulai
3 bab 3 Pemilihan ketua kelas
4 bab 4 Tugas pertama ku
5 bab 5 Salsa lagi...Salsa lagi...
6 bab 6 Gara- gara Agung...
7 bab 7 Penasaran..
8 bab 8 Icikiwir....
9 bab 9 Pergi undangan
10 bab 10 Ternyata Agung....
11 bab 11 Pengalaman pertama
12 bab 12 Panassssssss
13 Bab 13 Cemburu..
14 bab 14 Baikan
15 bab 15 curi curi pandang
16 bab 16 Ternyata....
17 bab 17 syarat dari papa.
18 bab 18 ujian kenaikan kelas
19 bab 19 Perlakuan manis
20 bab 20 coklat romantis
21 bab 21 Agung pamit
22 bab 22 Bola kertas
23 bab 23 Kertas pesan
24 bab 24 Rindu,
25 bab 25 Hanya teman
26 bab 26 Permen kopi
27 Bab 27 Kelulusan
28 Bab 28 Menemui Dirga
29 Bab 29 Jabat tanganku...
30 Bab 30 Mama benar
31 Bab 31 Waktu yang berlalu
32 Bab 32 Rindu datang
33 Bab 33 Jumpa Agung
34 Bab 34 Seharian bersama Agung
35 Bab 35 Kecewa
36 Bab 36 Ada apa dengan Daniel?
37 Bab 37 Wejangan Tari
38 Bab 38 kejujuran Nina
39 Bab 39 Agung datang lagi
40 Bab 40 Cerita tentang Daniel
41 Bab 41 Cerita Tari
42 Bab 42 Daniel yang Asyik
43 Bab 43 Tanda tanya
44 Bab 44 Melihat Dirga
45 Bab 45 Surat kedua
46 Bab 46 Nobar
47 Bab 47 Pertanyaan Agung
48 Bab 48 Pujian Agung
49 Bab 49 Kecewa kedua kali
50 Bab 50 Ngedate
51 Bab 51 Ciuman itu...
52 Bab 52 Masih Dirga..
53 Bab 53 Terbayang
54 Bab 54 Gerimis hati
55 Bab 55 Cukup hati yang berantakan... penampilan jangan
56 Bab 56 Aku menaruh hati padanya
57 Bab 57 Dia tak bersamaku lagi..
58 Bab 58 Gadis manisku yang tak lagi bertanduk
59 Bab 59 Bertemu kembali dalam putih Abu-abu
60 Bab 60 Aku cemburu,,,
61 Bab 61 Sesakit ini mencintaimu
62 Bab 62 Gagal romantis
63 Bab 63 Ini baru Agung, bagaimana jika Dirga
64 Bab 64 Berharap lebih dari teman
65 Bab 65 Elza oh No!!
66 Bab 66 Situasi yang kubenci
67 Bab 67 Aku bisa apa?
68 Bab 68 Cinta pertama tak kan pernah mati
69 Bab 69 Di halte ini
70 Bab 70 Ingin waktu berhenti
71 Bab 71 Waktu terus berlalu
72 Bab 72 Ketemu Nina
73 Bab 73 Rasa tak percaya
74 Bab 74 Melihat keharmonisan itu.
75 Bab 75 Move on
76 Bab 76 Keputusan
77 Bab 77 Kedatangan Daniel
78 Bab 78 Sambutan kafe
79 Bab 79 Pengumuman dari Agung
80 Bab 80 Sikap Daniel
81 Bab 81 Permintaan Agung
82 Bab 82 Angkasa?
83 Bab 83 Ayah anak 3
84 Bab 84 Masih bolehkah Aku rindu?
85 Bab 85 Pertemuan dengan Dirga
86 Bab 86 Napak Tilas
87 Bab 87 Dirga belum menikah?
88 Bab 88 Cinta yang terlambat
89 Bab 89 Penyesalan selalu datang belakangan
90 Bab 90 Permintaan satu pekan.
91 Bab 91 Hari pertama
92 Bab 92 Hutan pinus
93 Bab 93 Perahu bebek
94 Bab 94 Sapu tangan
95 Bab 95 TerDiga Dirga
96 Bab 96 Hari ke dua
97 Bab 97 Gemas!!!
98 Bab 98 klarifikasi masa lalu
99 Bab 99 Drama hari ke 3
100 Bab 100 Kerumah Nina
101 Bab 101 Ketemu Ayumi dan Edgar
102 Bab102 Pujangga Patah Hati
103 Bab 103 Saran Nina
104 Bab 104 Penasaran tentang Dirga
105 Bab 105 Lelah
106 Bab 106 Hari ke 4
107 Bab 107 Kebun Teh
108 Bab 108 Permintaan Dirga.
109 Bab 109 Menginap di Villa
110 Bab 110 Camping
111 Bab 111 Hujan
112 Bab 112 Semua harus berakhir
113 Bab 113 Beberapa jam lagi
114 Bab 114 Perpisahan termanis
115 Bab 115 Tatapan tak biasa Agung.
116 Bab 116 Kabar dari Mama
117 Bab 117 Kehadiran Dirga
118 Bab 118 Nyanyian Dirga
119 Bab 119 Kembali masuk kerja.
120 Bab 120 Dirga Bohong!
121 Bab 121 Sikap Aneh Agung.
122 Bab 122 Ketulusan Agung
123 Bab 123 Dia mencuri hatiku
124 Bab 124 Semesta merestui
125 Bab 125 Usaha,,
126 Bab 126 Seperti mimpi.
127 Bab 127 Bucin tingkat dewa
128 Bab 128 Aku pamit
129 Bab 129 Hari-hari yang berat.
130 Bab 130 Kembali bertemu
131 Bab 131 Jangan bunuh Aku dengan cintamu
132 bab 132 Izinkan Aku memperjuangkan cinta ini
133 Bab 133 Dia kembali
134 Bab 134 Daniel si tengil!!
135 Bab 135 Terlalu percaya diri
136 Bab 136 Menangisi patah hati
137 Bab 137 Perpisahan termanis
138 Bab 138 Liburan berakhir
139 Bab 139 Aku bisa apa?
140 Bab 140 Masih debaran yang sama..
141 Bab 141 Buka hatimu untukku
142 Bab 142 Seperti Mimpi
143 Bab 143 Kita pacaran
144 Bab 144 Kejutan
145 Bab 145 Melihat Daniel dan Vina
146 Bab 146 Sebelum kepergianku
147 Bab 147 Merasa tak berarti
148 Bab 148 Vina I miss u
149 Bab 149 Mimpi
150 Bab 150 Benar-benar kejutan
151 Bab151 Tatapan Vina pada Dirga
152 Bab 152 Apa yang terjadi dibelakangku
153 Bab 153 Bimbang
154 Bab 154 Niatku
155 Bab 155 Merelakan
156 Bab 156 Maaf atas luka itu
157 Bab 157 Pernikahan Daniel Elza
158 Bab 158 Kata-kata Dirga
159 Bab 159 Cemas
160 Bab 160 kedatangan Tante Ruri
161 Bab 161 Penjelasan Agung
162 Bab 162 Kejujuranku
163 Bab 163 Merasa kehilangan
164 Bab 164 Drama lipstik
165 Bab 165 Menjadi Tamu spesial
166 Bab 166 Kamar Dirga
167 Bab 167 Dinding foto
168 Bab 168 Danau
169 Bab 169 Dirga ngambek!!
170 Bab 170 Kepastian
171 Bab 171 Terbuai
172 Bab 172 Percaya diri
173 Bab 173 Pergi undangan Agung Tari
174 Bab 174 Reuni dadakan
175 Bab 175 Kerinduan
176 Bab 176 Ada apa dengan Elza?
177 Bab 177 Restu
178 Bab 178 Pesan dari Elza.
179 Bab 179 Menemui Elza
180 Bab 180 Buku harian
181 Bab 181 Lamaran
182 Bab 182 Pengantin dilarang mandi
183 Bab 183 Raja dan Ratu sehari
184 Bab 184 Dia cinta pertamaku
185 Bab 185 Ingin lebih dekat
186 Bab 186 Terbiasa berteman sepi,,
187 Bab 187 Inikah rasanya cemburu
188 Bab 188 kesal!!!
189 Bab 189 Ketos alay rifalku
190 Bab 190 Bahagia itu karena Ervina
191 Bab 191 coklat pesan buat Vina
192 Bab 192 Pembagian rapot
193 Bab 193 Tahun ke dua
194 Bab 194 Pesan manis permen kopi
195 Bab 195 Konflik batin
196 Bab 196 The Last day
197 Bab 197 Kata yang tak terucap
198 Bab 198 Ibuk masuk rumah sakit
199 Bab 199 Seperti mimpi buruk
200 Bab 200 Ini Berat....
201 Bab 201 Lembaran baru itu dimulai..
202 Bab 202 Luka tapi tak berdarah
203 Bab 203 Hadir kembali
204 Bab 204 Bertemu
205 Bab 205 Mengulang kenangan
206 Bab 206 Penunggu sekolah
207 Bab 207 Sepakat
208 Bab 208 Malam pertama
Episodes

Updated 208 Episodes

1
bab 1 Penerimaan siswa baru
2
bab 2 Sekolah dimulai
3
bab 3 Pemilihan ketua kelas
4
bab 4 Tugas pertama ku
5
bab 5 Salsa lagi...Salsa lagi...
6
bab 6 Gara- gara Agung...
7
bab 7 Penasaran..
8
bab 8 Icikiwir....
9
bab 9 Pergi undangan
10
bab 10 Ternyata Agung....
11
bab 11 Pengalaman pertama
12
bab 12 Panassssssss
13
Bab 13 Cemburu..
14
bab 14 Baikan
15
bab 15 curi curi pandang
16
bab 16 Ternyata....
17
bab 17 syarat dari papa.
18
bab 18 ujian kenaikan kelas
19
bab 19 Perlakuan manis
20
bab 20 coklat romantis
21
bab 21 Agung pamit
22
bab 22 Bola kertas
23
bab 23 Kertas pesan
24
bab 24 Rindu,
25
bab 25 Hanya teman
26
bab 26 Permen kopi
27
Bab 27 Kelulusan
28
Bab 28 Menemui Dirga
29
Bab 29 Jabat tanganku...
30
Bab 30 Mama benar
31
Bab 31 Waktu yang berlalu
32
Bab 32 Rindu datang
33
Bab 33 Jumpa Agung
34
Bab 34 Seharian bersama Agung
35
Bab 35 Kecewa
36
Bab 36 Ada apa dengan Daniel?
37
Bab 37 Wejangan Tari
38
Bab 38 kejujuran Nina
39
Bab 39 Agung datang lagi
40
Bab 40 Cerita tentang Daniel
41
Bab 41 Cerita Tari
42
Bab 42 Daniel yang Asyik
43
Bab 43 Tanda tanya
44
Bab 44 Melihat Dirga
45
Bab 45 Surat kedua
46
Bab 46 Nobar
47
Bab 47 Pertanyaan Agung
48
Bab 48 Pujian Agung
49
Bab 49 Kecewa kedua kali
50
Bab 50 Ngedate
51
Bab 51 Ciuman itu...
52
Bab 52 Masih Dirga..
53
Bab 53 Terbayang
54
Bab 54 Gerimis hati
55
Bab 55 Cukup hati yang berantakan... penampilan jangan
56
Bab 56 Aku menaruh hati padanya
57
Bab 57 Dia tak bersamaku lagi..
58
Bab 58 Gadis manisku yang tak lagi bertanduk
59
Bab 59 Bertemu kembali dalam putih Abu-abu
60
Bab 60 Aku cemburu,,,
61
Bab 61 Sesakit ini mencintaimu
62
Bab 62 Gagal romantis
63
Bab 63 Ini baru Agung, bagaimana jika Dirga
64
Bab 64 Berharap lebih dari teman
65
Bab 65 Elza oh No!!
66
Bab 66 Situasi yang kubenci
67
Bab 67 Aku bisa apa?
68
Bab 68 Cinta pertama tak kan pernah mati
69
Bab 69 Di halte ini
70
Bab 70 Ingin waktu berhenti
71
Bab 71 Waktu terus berlalu
72
Bab 72 Ketemu Nina
73
Bab 73 Rasa tak percaya
74
Bab 74 Melihat keharmonisan itu.
75
Bab 75 Move on
76
Bab 76 Keputusan
77
Bab 77 Kedatangan Daniel
78
Bab 78 Sambutan kafe
79
Bab 79 Pengumuman dari Agung
80
Bab 80 Sikap Daniel
81
Bab 81 Permintaan Agung
82
Bab 82 Angkasa?
83
Bab 83 Ayah anak 3
84
Bab 84 Masih bolehkah Aku rindu?
85
Bab 85 Pertemuan dengan Dirga
86
Bab 86 Napak Tilas
87
Bab 87 Dirga belum menikah?
88
Bab 88 Cinta yang terlambat
89
Bab 89 Penyesalan selalu datang belakangan
90
Bab 90 Permintaan satu pekan.
91
Bab 91 Hari pertama
92
Bab 92 Hutan pinus
93
Bab 93 Perahu bebek
94
Bab 94 Sapu tangan
95
Bab 95 TerDiga Dirga
96
Bab 96 Hari ke dua
97
Bab 97 Gemas!!!
98
Bab 98 klarifikasi masa lalu
99
Bab 99 Drama hari ke 3
100
Bab 100 Kerumah Nina
101
Bab 101 Ketemu Ayumi dan Edgar
102
Bab102 Pujangga Patah Hati
103
Bab 103 Saran Nina
104
Bab 104 Penasaran tentang Dirga
105
Bab 105 Lelah
106
Bab 106 Hari ke 4
107
Bab 107 Kebun Teh
108
Bab 108 Permintaan Dirga.
109
Bab 109 Menginap di Villa
110
Bab 110 Camping
111
Bab 111 Hujan
112
Bab 112 Semua harus berakhir
113
Bab 113 Beberapa jam lagi
114
Bab 114 Perpisahan termanis
115
Bab 115 Tatapan tak biasa Agung.
116
Bab 116 Kabar dari Mama
117
Bab 117 Kehadiran Dirga
118
Bab 118 Nyanyian Dirga
119
Bab 119 Kembali masuk kerja.
120
Bab 120 Dirga Bohong!
121
Bab 121 Sikap Aneh Agung.
122
Bab 122 Ketulusan Agung
123
Bab 123 Dia mencuri hatiku
124
Bab 124 Semesta merestui
125
Bab 125 Usaha,,
126
Bab 126 Seperti mimpi.
127
Bab 127 Bucin tingkat dewa
128
Bab 128 Aku pamit
129
Bab 129 Hari-hari yang berat.
130
Bab 130 Kembali bertemu
131
Bab 131 Jangan bunuh Aku dengan cintamu
132
bab 132 Izinkan Aku memperjuangkan cinta ini
133
Bab 133 Dia kembali
134
Bab 134 Daniel si tengil!!
135
Bab 135 Terlalu percaya diri
136
Bab 136 Menangisi patah hati
137
Bab 137 Perpisahan termanis
138
Bab 138 Liburan berakhir
139
Bab 139 Aku bisa apa?
140
Bab 140 Masih debaran yang sama..
141
Bab 141 Buka hatimu untukku
142
Bab 142 Seperti Mimpi
143
Bab 143 Kita pacaran
144
Bab 144 Kejutan
145
Bab 145 Melihat Daniel dan Vina
146
Bab 146 Sebelum kepergianku
147
Bab 147 Merasa tak berarti
148
Bab 148 Vina I miss u
149
Bab 149 Mimpi
150
Bab 150 Benar-benar kejutan
151
Bab151 Tatapan Vina pada Dirga
152
Bab 152 Apa yang terjadi dibelakangku
153
Bab 153 Bimbang
154
Bab 154 Niatku
155
Bab 155 Merelakan
156
Bab 156 Maaf atas luka itu
157
Bab 157 Pernikahan Daniel Elza
158
Bab 158 Kata-kata Dirga
159
Bab 159 Cemas
160
Bab 160 kedatangan Tante Ruri
161
Bab 161 Penjelasan Agung
162
Bab 162 Kejujuranku
163
Bab 163 Merasa kehilangan
164
Bab 164 Drama lipstik
165
Bab 165 Menjadi Tamu spesial
166
Bab 166 Kamar Dirga
167
Bab 167 Dinding foto
168
Bab 168 Danau
169
Bab 169 Dirga ngambek!!
170
Bab 170 Kepastian
171
Bab 171 Terbuai
172
Bab 172 Percaya diri
173
Bab 173 Pergi undangan Agung Tari
174
Bab 174 Reuni dadakan
175
Bab 175 Kerinduan
176
Bab 176 Ada apa dengan Elza?
177
Bab 177 Restu
178
Bab 178 Pesan dari Elza.
179
Bab 179 Menemui Elza
180
Bab 180 Buku harian
181
Bab 181 Lamaran
182
Bab 182 Pengantin dilarang mandi
183
Bab 183 Raja dan Ratu sehari
184
Bab 184 Dia cinta pertamaku
185
Bab 185 Ingin lebih dekat
186
Bab 186 Terbiasa berteman sepi,,
187
Bab 187 Inikah rasanya cemburu
188
Bab 188 kesal!!!
189
Bab 189 Ketos alay rifalku
190
Bab 190 Bahagia itu karena Ervina
191
Bab 191 coklat pesan buat Vina
192
Bab 192 Pembagian rapot
193
Bab 193 Tahun ke dua
194
Bab 194 Pesan manis permen kopi
195
Bab 195 Konflik batin
196
Bab 196 The Last day
197
Bab 197 Kata yang tak terucap
198
Bab 198 Ibuk masuk rumah sakit
199
Bab 199 Seperti mimpi buruk
200
Bab 200 Ini Berat....
201
Bab 201 Lembaran baru itu dimulai..
202
Bab 202 Luka tapi tak berdarah
203
Bab 203 Hadir kembali
204
Bab 204 Bertemu
205
Bab 205 Mengulang kenangan
206
Bab 206 Penunggu sekolah
207
Bab 207 Sepakat
208
Bab 208 Malam pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!