Aku dan Nina baru saja memasuki kelas.
Ternyata kelas sudah ramai, termasuk Dirga.
Sekilas Aku menatapnya, nampak Dia tengah sibuk bercerita dengan teman-teman nya.
Aku dan Nina meletakkan ransel kami di laci meja, lalu memilih keluar kelas lagi berjalan menuju taman sekolah.
Kami duduk disana, disebuah kursi batu dengan meja, diatasnya di buat payung menyerupai jamur. Tampak juga bunga dengan berbagai macam model dan warna tertata rapi di sekitar taman,di sudut sebelah kanan nya terdapat kantin sehat yang menyediakan berbagai makanan dan minuman, sungguh taman yang indah sekali disekolah ini.
Aku menikmati sekali suasananya.
Nina berdiri dan melangkah menuju kantin meninggalkanku duduk sendiri.
"Ahh..nina..tanpa Dia memberitahu, Aku sudah tau bahwasanya Dia sedang kelaparan🤭🤭"
Batinku membisik yang membuat bibirku tersungging senyum kecil.
Benar saja, tak lama kemudian Nina datang dengan sekantong penuh cemilan. Aku terkekeh melihat nya.
Dia mulai mengeluarkan satu persatu belanjaan nya, dan menyuruhku untuk ikut makan bersamanya.
Aku memperhatikan semua itu dan tanganku meraih kantong keripik kentang dan mulai mengunyahnya, belum habis makanan, tiba-tiba bell berbunyi. Nina buru-buru memasukkan semua cemilannya ke dalam kantong, dan kami pun berlari masuk ke kelas.
Setiba nya di kelas..
kami duduk rapi di tempat duduk masing- masing menunggu apa yang akan di pelajari di awal masuk smp.
Yang pasti, mata pelajaran takkan sama lagi seperti waktu di sekolah dasar.
Tak berselang lama, seorang Guru cantik memasuki ruang kelas kami.
"Selamat pagi semua..."
Sapa nya.
"Pagi Buuuuuu"
Jawab kami kompak.
Terlihat guru tersebut meraih spidol hitam menuju ke papan tulis, kemudian menulis kan namanya disana.
"Perkenalkan anak-anak, nama Ibu YENI.. "
Ujarnya.
"Ibu adalah wali kelas kalian, untuk mata pelajaran Ibu akan memegang pelajaran Biologi"
Ibu yeni terlihat memandang kami satu persatu.
"Oke, Sebelumnya Ibu akan absen kalian terlebih dahulu"
Terlihat Bu Yeni mendekati kursinya dan duduk sembari membuka buku absen siswa.
Beliau memanggil nama kami satu persatu.
Setelah selesai, Bu Yeni kembali berdiri, sepertinya akan ada yang ia sampai kan lagi.
"Hari ini kita akan mengadakan pemilihan ketua kelas serta perangkat kelas lain nya"
Adakah yang bersedia mencalonkan diri menjadi ketua kelas??"
Tanya Bu Yeni terhadap kami.
Hening beberapa saat,
Tak ada yang menyahut, semua hanya saling pandang.
5 menit menunggu akhirnya Bu Yeni memutuskan untuk memilih calon kandidatnya sendiri.
"Baik bagi kalian yang ibu tunjuk, harap kedepan"
Suasana menjadi agak tegang.
Bu yeni menunjuk 3 orang anak laki-laki.
Yang pertama Rizwar, yang kedua Hadi dan yang ketiga adalah Dirga.
Mereka telah berbaris di depan kelas, lalu Bu Yeni terlihat mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
Sebuah kertas hvs, lalu mengguntingnya kecil-kecil kemudian membagikannya ke seisi kelas kecuali 3 kandidat.
"Kelas ini berisi 28 siswa, berarti akan ada 25 suara disini"
Begitu ucapan Bu Yeni, setelah kertas selesai di bagikan.
Kami diminta untuk menuliskan 1 nama pada kertas tersebut, lalu mengumpulkannya di meja Guru.
Terlihat semua antusias menulis.
Nina nampak kebingungan untuk memilih, Dia bertanya padaku.
" Kamu milih siapa Vin?"
Aku hanya menjawab dengan senyuman dan menutup kertas kecil itu saat Nina berusaha mengintip nya.
"Iih...apa an sich? liat aja masak gak boleh?"
Jawab nina dengan mendengus kesal terhadapku.
"Kamu pasti milih Dirga kan...??"
Sambungnya seraya mentoel pipi ku, Aku tersentak mendengar ucapannya barusan.
"Dari mana Nina tau kalau aku akan memilih Dirga??"
Muka ku bersemu merah jambu, lalu tersenyum malu-malu.
Satu persatu siswa mulai maju kedepan untuk mengumpulkan pilihannya pada Bu Yeni, termasuk Aku dan Nina.
Setelah semua terkumpul..
"Tolong kalian berdua bisa bantu Ibu?"
Lagi-lagi aku di buat kaget ketika Bu Yeni menyuruhku dan Nina kedepan.
Kami di minta untuk menghitung suara. Aku bertugas menuliskan dan Nina akan membaca.
Satu persatu nama dibaca dan Aku menuliskan hasilnya di papan tulis.
Ku lihat perolehan suara Dirga ada 9, Rizwar 11, dan Hadi hanya memperoleh 2 suara, tersisa 3 suara lagi.
Aku melirik ke arah 3 kandidat, mereka nampak sangat tenang. Berbeda dengan teman-teman yang memilih, malah terlihat tegang.
"Selanjut nya..DIRGA !! DIRGA LAGI... DANNN YANG TERAKHIR... DIRGA LAGIII"
Semua bertepuk tangan..
Aku menghitung, dan dapat di pastikan Dirga terpilih menjadi ketua kelasnya.
Ibu Yeni bangkit, dari tempat duduknya dan mendekati 3 kandidat.
"Oke, berarti sudah deal ya, ketua kelas kita adalah Dirga dan Rizwar adalah wakil nya, untuk Hadi silahkan duduk."
Ibu yeni lalu meminta Dirga untuk memilih sendiri perangkat kelasnya yang terdiri dari sekretaris, bendahara dan keamanan kelas.
Tak berpikir lama, Dirga tiba-tiba menunjukku untuk jadi sekretaris kelas,
sorakan dari teman- teman tak dapat di hindari.
Aku dengan tampang yang bingung sekaligus gembira tak dapat menyembunyikan raut muka malu-maluku. Disusul Adisti sebagai bendahara dan Adit sebagai keamanan.
Setelah Dirga memilih, Ibu Yeni kemudian bertanya,
"Dirga, kenapa kamu yakin memilih mereka sebagai perangkat? tolong kamu berikan alasan nya pada ibu''
"Baik bu!"
Dengan lantang Dirga memberitahu alasan nya..
"Untuk sekretaris, Saya memilih Ervina. karena menurut Saya, Dia pantas, Saya melihat dari cara dan penampilannya yang rapi, Dia cocok menjadi sekretaris.
Aku terperangah mendengar alasan nya??masih antara bingung dan bangga..aku tak menyangka dia ternyata memperhatikan penampilanku.
"Cieeeeee cieee....."
se isi kelas menyorakiku, beruntung Bu Yeni dapat mengendalikan suasana agar kembali tenang.
Namun tidak dengan Nina, yang terus-terusan menggodaku, mulai dari menatapku seraya memainkan alis dan mata sipit nya, menyenggolkan bahunya ketubuhku, mentoelkan jarinya ke daguku dan masih banyak lagi.
Aku berkali-kali menghindar dan meletakkan jari telunjuk di depan bibir, isyarat untuk menyuruhnya agar tidak berisik, namun itu sia-sia.
"Untuk bendahara, Saya memilih Adisti, karena menurut Saya Adisti cermat dalam hitungan dan pengelolaan keuangan, Dia juga sangat teliti terlihat bagaimana Dia setiap hari selalu membuat pembukuan setiap ada pengeluaran uang dari dompet nya."
Seketika se isi kelas ramai, semua tertawa mendengar penjelasan Dirga.
Termasuk Adisti yang tersipu malu sambil tertawa menutup mulut nya.
"Astagaaaa... Aku tak pernah menyangka Seorang Dirga bisa sedetil itu memperhatikan orang- orang disekitar nya."
Aku membatin serasa tak percaya.
"Lalu untuk Adit, Saya melihatnya sebagai keamanan karena orang nya sangat mampu mengendalikan keadaan kelas terlihat saat dia menyuruh teman- teman diam untuk memperhatikannya ketika Dia ingin berbicara."
"Sekian penjelasan dari Saya, Saya berharap teman-teman dapat bekerjasama."
Betul- betul luar biasa menurutku.
kami kembali memberikannya tepuk tangan, atas penjelasannya yang masuk akal.
Lalu Bu Yeni menyuruh nya untuk duduk kembali.
"Oke, karena pemilihan telah selesai maka kita akan memulai pelajaran."
Bu yeni mulai mencatatkan beberapa ringkasan, lalu menyuruh kami menyalin nya kemudian beliau menjelaskan.
Tak terasa 3 jam berjalan, saat bell di bunyikan. Itu tandanya saat istirahat telah tiba. Ruang kelas terdengar riuh.
Ibu Yeni yang masih berada di mejanya berdiri lalu meninggalkan kami yang sebelum nya telah mempersilahkan kami beristirahat.
Belum sempat aku dan Nina meninggalkan meja kami, Dirga telah lebih dulu menghampiri..
Deg!!
Tiba- tiba jantungku berdegup tak beraturan, telapak tangan kurasakan basah dan dingin. Dirga pasti melihat mukaku yang gugup.
Terlebih ketika Nina memilih meninggalkanku.
" Vin, Aku duluan ya ketempat tadi, nanti kamu nyusul"
ujar nya cempreng sambil membawa bungkusan yang tadi pagi di belinya.
Aku hanya mengangguk yang entah apakah Nina melihatku atau telah berlalu.
"Vin, nanti kamu coba buat struktur perangkat kelas ya,bisakan??"
Tanya nya padaku.
"Bi..bisa kok"
jawabku gugup.
"Iya nanti besok kasih ke Aku."
Balas nya lagi.
Dia mengucapkan terimakasih sebelum akhir nya berlalu, kemudian kulihat Dia menemui Adisti, sekilas aku mendengar mereka membahas iuran.
Aku meninggalkan kelas menuju taman tempat Nina menungguku.
Nampak dari kejauhan tubuh bulat seorang yang sangat ku kenal, tengah memegang makanan di kedua tangan nya. Setelah lebih dekat baru Aku mengetahui, jika tangan kirinya tengah memegang teh kotak dan tangan kanan nya tengah memegang roti coklat.
Sesekali terlihat Dia menyodorkan roti ke mulut nya. Aku tersenyum menyaksikan sahabatku itu.
Nina yang menyadari kedatangan ku, menggeser duduknya, memberi isyarat agar Aku segera duduk.
Dia belum bisa berkata karena mulut nya tengah penuh dengan roti yang tersumpal.
Setelah dia menelan nya, dan minum teh kotak di tangannya.
Nampak dia menunggu penjelasan dari ku tentang yang terjadi barusan di kelas.
Aku menggeleng, sambil tersenyum penuh rahasia.
Nina cemberut lalu mendarat kan cubitan di lengan ku.
Aku tertawa..
bersambung**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Aruna Maharani
haloo kak, mampir yuk . aku sudah mampirnnih 😘
2022-09-11
1
makdasteran
gemes2 gmn gitu ya nih cerita
2022-08-08
0
Rasnantara
ingat jaman ingusan😃😃
2022-03-27
0