bab 3 Pemilihan ketua kelas

Aku dan Nina baru saja memasuki kelas.

Ternyata kelas sudah ramai, termasuk Dirga.

Sekilas Aku menatapnya, nampak Dia tengah sibuk bercerita dengan teman-teman nya.

Aku dan Nina meletakkan ransel kami di laci meja, lalu memilih keluar kelas lagi berjalan menuju taman sekolah.

Kami duduk disana, disebuah kursi batu dengan meja, diatasnya di buat payung menyerupai jamur. Tampak juga bunga dengan berbagai macam model dan warna tertata rapi di sekitar taman,di sudut sebelah kanan nya terdapat kantin sehat yang menyediakan berbagai makanan dan minuman, sungguh taman yang indah sekali disekolah ini.

Aku menikmati sekali suasananya.

Nina berdiri dan melangkah menuju kantin meninggalkanku duduk sendiri.

"Ahh..nina..tanpa Dia memberitahu, Aku sudah tau bahwasanya Dia sedang kelaparan🤭🤭"

Batinku membisik yang membuat bibirku tersungging senyum kecil.

Benar saja, tak lama kemudian Nina datang dengan sekantong penuh cemilan. Aku terkekeh melihat nya.

Dia mulai mengeluarkan satu persatu belanjaan nya, dan menyuruhku untuk ikut makan bersamanya.

Aku memperhatikan semua itu dan tanganku meraih kantong keripik kentang dan mulai mengunyahnya, belum habis makanan, tiba-tiba bell berbunyi. Nina buru-buru memasukkan semua cemilannya ke dalam kantong, dan kami pun berlari masuk ke kelas.

Setiba nya di kelas..

kami duduk rapi di tempat duduk masing- masing menunggu apa yang akan di pelajari di awal masuk smp.

Yang pasti, mata pelajaran takkan sama lagi seperti waktu di sekolah dasar.

Tak berselang lama, seorang Guru cantik memasuki ruang kelas kami.

"Selamat pagi semua..."

Sapa nya.

"Pagi Buuuuuu"

Jawab kami kompak.

Terlihat guru tersebut meraih spidol hitam menuju ke papan tulis, kemudian menulis kan namanya disana.

"Perkenalkan anak-anak, nama Ibu YENI.. "

Ujarnya.

"Ibu adalah wali kelas kalian, untuk mata pelajaran Ibu akan memegang pelajaran Biologi"

Ibu yeni terlihat memandang kami satu persatu.

"Oke, Sebelumnya Ibu akan absen kalian terlebih dahulu"

Terlihat Bu Yeni mendekati kursinya dan duduk sembari membuka buku absen siswa.

Beliau memanggil nama kami satu persatu.

Setelah selesai, Bu Yeni kembali berdiri, sepertinya akan ada yang ia sampai kan lagi.

"Hari ini kita akan mengadakan pemilihan ketua kelas serta perangkat kelas lain nya"

Adakah yang bersedia mencalonkan diri menjadi ketua kelas??"

Tanya Bu Yeni terhadap kami.

Hening beberapa saat,

Tak ada yang menyahut, semua hanya saling pandang.

5 menit menunggu akhirnya Bu Yeni memutuskan untuk memilih calon kandidatnya sendiri.

"Baik bagi kalian yang ibu tunjuk, harap kedepan"

Suasana menjadi agak tegang.

Bu yeni menunjuk 3 orang anak laki-laki.

Yang pertama Rizwar, yang kedua Hadi dan yang ketiga adalah Dirga.

Mereka telah berbaris di depan kelas, lalu Bu Yeni terlihat mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

Sebuah kertas hvs, lalu mengguntingnya kecil-kecil kemudian membagikannya ke seisi kelas kecuali 3 kandidat.

"Kelas ini berisi 28 siswa, berarti akan ada 25 suara disini"

Begitu ucapan Bu Yeni, setelah kertas selesai di bagikan.

Kami diminta untuk menuliskan 1 nama pada kertas tersebut, lalu mengumpulkannya di meja Guru.

Terlihat semua antusias menulis.

Nina nampak kebingungan untuk memilih, Dia bertanya padaku.

" Kamu milih siapa Vin?"

Aku hanya menjawab dengan senyuman dan menutup kertas kecil itu saat Nina berusaha mengintip nya.

"Iih...apa an sich? liat aja masak gak boleh?"

Jawab nina dengan mendengus kesal terhadapku.

"Kamu pasti milih Dirga kan...??"

Sambungnya seraya mentoel pipi ku, Aku tersentak mendengar ucapannya barusan.

"Dari mana Nina tau kalau aku akan memilih Dirga??"

Muka ku bersemu merah jambu, lalu tersenyum malu-malu.

Satu persatu siswa mulai maju kedepan untuk mengumpulkan pilihannya pada Bu Yeni, termasuk Aku dan Nina.

Setelah semua terkumpul..

"Tolong kalian berdua bisa bantu Ibu?"

Lagi-lagi aku di buat kaget ketika Bu Yeni menyuruhku dan Nina kedepan.

Kami di minta untuk menghitung suara. Aku bertugas menuliskan dan Nina akan membaca.

Satu persatu nama dibaca dan Aku menuliskan hasilnya di papan tulis.

Ku lihat perolehan suara Dirga ada 9, Rizwar 11, dan Hadi hanya memperoleh 2 suara, tersisa 3 suara lagi.

Aku melirik ke arah 3 kandidat, mereka nampak sangat tenang. Berbeda dengan teman-teman yang memilih, malah terlihat tegang.

"Selanjut nya..DIRGA !! DIRGA LAGI... DANNN YANG TERAKHIR... DIRGA LAGIII"

Semua bertepuk tangan..

Aku menghitung, dan dapat di pastikan Dirga terpilih menjadi ketua kelasnya.

Ibu Yeni bangkit, dari tempat duduknya dan mendekati 3 kandidat.

"Oke, berarti sudah deal ya, ketua kelas kita adalah Dirga dan Rizwar adalah wakil nya, untuk Hadi silahkan duduk."

Ibu yeni lalu meminta Dirga untuk memilih sendiri perangkat kelasnya yang terdiri dari sekretaris, bendahara dan keamanan kelas.

Tak berpikir lama, Dirga tiba-tiba menunjukku untuk jadi sekretaris kelas,

sorakan dari teman- teman tak dapat di hindari.

Aku dengan tampang yang bingung sekaligus gembira tak dapat menyembunyikan raut muka malu-maluku. Disusul Adisti sebagai bendahara dan Adit sebagai keamanan.

Setelah Dirga memilih, Ibu Yeni kemudian bertanya,

"Dirga, kenapa kamu yakin memilih mereka sebagai perangkat? tolong kamu berikan alasan nya pada ibu''

"Baik bu!"

Dengan lantang Dirga memberitahu alasan nya..

"Untuk sekretaris, Saya memilih Ervina. karena menurut Saya, Dia pantas, Saya melihat dari cara dan penampilannya yang rapi, Dia cocok menjadi sekretaris.

Aku terperangah mendengar alasan nya??masih antara bingung dan bangga..aku tak menyangka dia ternyata memperhatikan penampilanku.

"Cieeeeee cieee....."

se isi kelas menyorakiku, beruntung Bu Yeni dapat mengendalikan suasana agar kembali tenang.

Namun tidak dengan Nina, yang terus-terusan menggodaku, mulai dari menatapku seraya memainkan alis dan mata sipit nya, menyenggolkan bahunya ketubuhku, mentoelkan jarinya ke daguku dan masih banyak lagi.

Aku berkali-kali menghindar dan meletakkan jari telunjuk di depan bibir, isyarat untuk menyuruhnya agar tidak berisik, namun itu sia-sia.

"Untuk bendahara, Saya memilih Adisti, karena menurut Saya Adisti cermat dalam hitungan dan pengelolaan keuangan, Dia juga sangat teliti terlihat bagaimana Dia setiap hari selalu membuat pembukuan setiap ada pengeluaran uang dari dompet nya."

Seketika se isi kelas ramai, semua tertawa mendengar penjelasan Dirga.

Termasuk Adisti yang tersipu malu sambil tertawa menutup mulut nya.

"Astagaaaa... Aku tak pernah menyangka Seorang Dirga bisa sedetil itu memperhatikan orang- orang disekitar nya."

Aku membatin serasa tak percaya.

"Lalu untuk Adit, Saya melihatnya sebagai keamanan karena orang nya sangat mampu mengendalikan keadaan kelas terlihat saat dia menyuruh teman- teman diam untuk memperhatikannya ketika Dia ingin berbicara."

"Sekian penjelasan dari Saya, Saya berharap teman-teman dapat bekerjasama."

Betul- betul luar biasa menurutku.

kami kembali memberikannya tepuk tangan, atas penjelasannya yang masuk akal.

Lalu Bu Yeni menyuruh nya untuk duduk kembali.

"Oke, karena pemilihan telah selesai maka kita akan memulai pelajaran."

Bu yeni mulai mencatatkan beberapa ringkasan, lalu menyuruh kami menyalin nya kemudian beliau menjelaskan.

Tak terasa 3 jam berjalan, saat bell di bunyikan. Itu tandanya saat istirahat telah tiba. Ruang kelas terdengar riuh.

Ibu Yeni yang masih berada di mejanya berdiri lalu meninggalkan kami yang sebelum nya telah mempersilahkan kami beristirahat.

Belum sempat aku dan Nina meninggalkan meja kami, Dirga telah lebih dulu menghampiri..

Deg!!

Tiba- tiba jantungku berdegup tak beraturan, telapak tangan kurasakan basah dan dingin. Dirga pasti melihat mukaku yang gugup.

Terlebih ketika Nina memilih meninggalkanku.

" Vin, Aku duluan ya ketempat tadi, nanti kamu nyusul"

ujar nya cempreng sambil membawa bungkusan yang tadi pagi di belinya.

Aku hanya mengangguk yang entah apakah Nina melihatku atau telah berlalu.

"Vin, nanti kamu coba buat struktur perangkat kelas ya,bisakan??"

Tanya nya padaku.

"Bi..bisa kok"

jawabku gugup.

"Iya nanti besok kasih ke Aku."

Balas nya lagi.

Dia mengucapkan terimakasih sebelum akhir nya berlalu, kemudian kulihat Dia menemui Adisti, sekilas aku mendengar mereka membahas iuran.

Aku meninggalkan kelas menuju taman tempat Nina menungguku.

Nampak dari kejauhan tubuh bulat seorang yang sangat ku kenal, tengah memegang makanan di kedua tangan nya. Setelah lebih dekat baru Aku mengetahui, jika tangan kirinya tengah memegang teh kotak dan tangan kanan nya tengah memegang roti coklat.

Sesekali terlihat Dia menyodorkan roti ke mulut nya. Aku tersenyum menyaksikan sahabatku itu.

Nina yang menyadari kedatangan ku, menggeser duduknya, memberi isyarat agar Aku segera duduk.

Dia belum bisa berkata karena mulut nya tengah penuh dengan roti yang tersumpal.

Setelah dia menelan nya, dan minum teh kotak di tangannya.

Nampak dia menunggu penjelasan dari ku tentang yang terjadi barusan di kelas.

Aku menggeleng, sambil tersenyum penuh rahasia.

Nina cemberut lalu mendarat kan cubitan di lengan ku.

Aku tertawa..

bersambung**

Terpopuler

Comments

Aruna Maharani

Aruna Maharani

haloo kak, mampir yuk . aku sudah mampirnnih 😘

2022-09-11

1

makdasteran

makdasteran

gemes2 gmn gitu ya nih cerita

2022-08-08

0

Rasnantara

Rasnantara

ingat jaman ingusan😃😃

2022-03-27

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Penerimaan siswa baru
2 bab 2 Sekolah dimulai
3 bab 3 Pemilihan ketua kelas
4 bab 4 Tugas pertama ku
5 bab 5 Salsa lagi...Salsa lagi...
6 bab 6 Gara- gara Agung...
7 bab 7 Penasaran..
8 bab 8 Icikiwir....
9 bab 9 Pergi undangan
10 bab 10 Ternyata Agung....
11 bab 11 Pengalaman pertama
12 bab 12 Panassssssss
13 Bab 13 Cemburu..
14 bab 14 Baikan
15 bab 15 curi curi pandang
16 bab 16 Ternyata....
17 bab 17 syarat dari papa.
18 bab 18 ujian kenaikan kelas
19 bab 19 Perlakuan manis
20 bab 20 coklat romantis
21 bab 21 Agung pamit
22 bab 22 Bola kertas
23 bab 23 Kertas pesan
24 bab 24 Rindu,
25 bab 25 Hanya teman
26 bab 26 Permen kopi
27 Bab 27 Kelulusan
28 Bab 28 Menemui Dirga
29 Bab 29 Jabat tanganku...
30 Bab 30 Mama benar
31 Bab 31 Waktu yang berlalu
32 Bab 32 Rindu datang
33 Bab 33 Jumpa Agung
34 Bab 34 Seharian bersama Agung
35 Bab 35 Kecewa
36 Bab 36 Ada apa dengan Daniel?
37 Bab 37 Wejangan Tari
38 Bab 38 kejujuran Nina
39 Bab 39 Agung datang lagi
40 Bab 40 Cerita tentang Daniel
41 Bab 41 Cerita Tari
42 Bab 42 Daniel yang Asyik
43 Bab 43 Tanda tanya
44 Bab 44 Melihat Dirga
45 Bab 45 Surat kedua
46 Bab 46 Nobar
47 Bab 47 Pertanyaan Agung
48 Bab 48 Pujian Agung
49 Bab 49 Kecewa kedua kali
50 Bab 50 Ngedate
51 Bab 51 Ciuman itu...
52 Bab 52 Masih Dirga..
53 Bab 53 Terbayang
54 Bab 54 Gerimis hati
55 Bab 55 Cukup hati yang berantakan... penampilan jangan
56 Bab 56 Aku menaruh hati padanya
57 Bab 57 Dia tak bersamaku lagi..
58 Bab 58 Gadis manisku yang tak lagi bertanduk
59 Bab 59 Bertemu kembali dalam putih Abu-abu
60 Bab 60 Aku cemburu,,,
61 Bab 61 Sesakit ini mencintaimu
62 Bab 62 Gagal romantis
63 Bab 63 Ini baru Agung, bagaimana jika Dirga
64 Bab 64 Berharap lebih dari teman
65 Bab 65 Elza oh No!!
66 Bab 66 Situasi yang kubenci
67 Bab 67 Aku bisa apa?
68 Bab 68 Cinta pertama tak kan pernah mati
69 Bab 69 Di halte ini
70 Bab 70 Ingin waktu berhenti
71 Bab 71 Waktu terus berlalu
72 Bab 72 Ketemu Nina
73 Bab 73 Rasa tak percaya
74 Bab 74 Melihat keharmonisan itu.
75 Bab 75 Move on
76 Bab 76 Keputusan
77 Bab 77 Kedatangan Daniel
78 Bab 78 Sambutan kafe
79 Bab 79 Pengumuman dari Agung
80 Bab 80 Sikap Daniel
81 Bab 81 Permintaan Agung
82 Bab 82 Angkasa?
83 Bab 83 Ayah anak 3
84 Bab 84 Masih bolehkah Aku rindu?
85 Bab 85 Pertemuan dengan Dirga
86 Bab 86 Napak Tilas
87 Bab 87 Dirga belum menikah?
88 Bab 88 Cinta yang terlambat
89 Bab 89 Penyesalan selalu datang belakangan
90 Bab 90 Permintaan satu pekan.
91 Bab 91 Hari pertama
92 Bab 92 Hutan pinus
93 Bab 93 Perahu bebek
94 Bab 94 Sapu tangan
95 Bab 95 TerDiga Dirga
96 Bab 96 Hari ke dua
97 Bab 97 Gemas!!!
98 Bab 98 klarifikasi masa lalu
99 Bab 99 Drama hari ke 3
100 Bab 100 Kerumah Nina
101 Bab 101 Ketemu Ayumi dan Edgar
102 Bab102 Pujangga Patah Hati
103 Bab 103 Saran Nina
104 Bab 104 Penasaran tentang Dirga
105 Bab 105 Lelah
106 Bab 106 Hari ke 4
107 Bab 107 Kebun Teh
108 Bab 108 Permintaan Dirga.
109 Bab 109 Menginap di Villa
110 Bab 110 Camping
111 Bab 111 Hujan
112 Bab 112 Semua harus berakhir
113 Bab 113 Beberapa jam lagi
114 Bab 114 Perpisahan termanis
115 Bab 115 Tatapan tak biasa Agung.
116 Bab 116 Kabar dari Mama
117 Bab 117 Kehadiran Dirga
118 Bab 118 Nyanyian Dirga
119 Bab 119 Kembali masuk kerja.
120 Bab 120 Dirga Bohong!
121 Bab 121 Sikap Aneh Agung.
122 Bab 122 Ketulusan Agung
123 Bab 123 Dia mencuri hatiku
124 Bab 124 Semesta merestui
125 Bab 125 Usaha,,
126 Bab 126 Seperti mimpi.
127 Bab 127 Bucin tingkat dewa
128 Bab 128 Aku pamit
129 Bab 129 Hari-hari yang berat.
130 Bab 130 Kembali bertemu
131 Bab 131 Jangan bunuh Aku dengan cintamu
132 bab 132 Izinkan Aku memperjuangkan cinta ini
133 Bab 133 Dia kembali
134 Bab 134 Daniel si tengil!!
135 Bab 135 Terlalu percaya diri
136 Bab 136 Menangisi patah hati
137 Bab 137 Perpisahan termanis
138 Bab 138 Liburan berakhir
139 Bab 139 Aku bisa apa?
140 Bab 140 Masih debaran yang sama..
141 Bab 141 Buka hatimu untukku
142 Bab 142 Seperti Mimpi
143 Bab 143 Kita pacaran
144 Bab 144 Kejutan
145 Bab 145 Melihat Daniel dan Vina
146 Bab 146 Sebelum kepergianku
147 Bab 147 Merasa tak berarti
148 Bab 148 Vina I miss u
149 Bab 149 Mimpi
150 Bab 150 Benar-benar kejutan
151 Bab151 Tatapan Vina pada Dirga
152 Bab 152 Apa yang terjadi dibelakangku
153 Bab 153 Bimbang
154 Bab 154 Niatku
155 Bab 155 Merelakan
156 Bab 156 Maaf atas luka itu
157 Bab 157 Pernikahan Daniel Elza
158 Bab 158 Kata-kata Dirga
159 Bab 159 Cemas
160 Bab 160 kedatangan Tante Ruri
161 Bab 161 Penjelasan Agung
162 Bab 162 Kejujuranku
163 Bab 163 Merasa kehilangan
164 Bab 164 Drama lipstik
165 Bab 165 Menjadi Tamu spesial
166 Bab 166 Kamar Dirga
167 Bab 167 Dinding foto
168 Bab 168 Danau
169 Bab 169 Dirga ngambek!!
170 Bab 170 Kepastian
171 Bab 171 Terbuai
172 Bab 172 Percaya diri
173 Bab 173 Pergi undangan Agung Tari
174 Bab 174 Reuni dadakan
175 Bab 175 Kerinduan
176 Bab 176 Ada apa dengan Elza?
177 Bab 177 Restu
178 Bab 178 Pesan dari Elza.
179 Bab 179 Menemui Elza
180 Bab 180 Buku harian
181 Bab 181 Lamaran
182 Bab 182 Pengantin dilarang mandi
183 Bab 183 Raja dan Ratu sehari
184 Bab 184 Dia cinta pertamaku
185 Bab 185 Ingin lebih dekat
186 Bab 186 Terbiasa berteman sepi,,
187 Bab 187 Inikah rasanya cemburu
188 Bab 188 kesal!!!
189 Bab 189 Ketos alay rifalku
190 Bab 190 Bahagia itu karena Ervina
191 Bab 191 coklat pesan buat Vina
192 Bab 192 Pembagian rapot
193 Bab 193 Tahun ke dua
194 Bab 194 Pesan manis permen kopi
195 Bab 195 Konflik batin
196 Bab 196 The Last day
197 Bab 197 Kata yang tak terucap
198 Bab 198 Ibuk masuk rumah sakit
199 Bab 199 Seperti mimpi buruk
200 Bab 200 Ini Berat....
201 Bab 201 Lembaran baru itu dimulai..
202 Bab 202 Luka tapi tak berdarah
203 Bab 203 Hadir kembali
204 Bab 204 Bertemu
205 Bab 205 Mengulang kenangan
206 Bab 206 Penunggu sekolah
207 Bab 207 Sepakat
208 Bab 208 Malam pertama
Episodes

Updated 208 Episodes

1
bab 1 Penerimaan siswa baru
2
bab 2 Sekolah dimulai
3
bab 3 Pemilihan ketua kelas
4
bab 4 Tugas pertama ku
5
bab 5 Salsa lagi...Salsa lagi...
6
bab 6 Gara- gara Agung...
7
bab 7 Penasaran..
8
bab 8 Icikiwir....
9
bab 9 Pergi undangan
10
bab 10 Ternyata Agung....
11
bab 11 Pengalaman pertama
12
bab 12 Panassssssss
13
Bab 13 Cemburu..
14
bab 14 Baikan
15
bab 15 curi curi pandang
16
bab 16 Ternyata....
17
bab 17 syarat dari papa.
18
bab 18 ujian kenaikan kelas
19
bab 19 Perlakuan manis
20
bab 20 coklat romantis
21
bab 21 Agung pamit
22
bab 22 Bola kertas
23
bab 23 Kertas pesan
24
bab 24 Rindu,
25
bab 25 Hanya teman
26
bab 26 Permen kopi
27
Bab 27 Kelulusan
28
Bab 28 Menemui Dirga
29
Bab 29 Jabat tanganku...
30
Bab 30 Mama benar
31
Bab 31 Waktu yang berlalu
32
Bab 32 Rindu datang
33
Bab 33 Jumpa Agung
34
Bab 34 Seharian bersama Agung
35
Bab 35 Kecewa
36
Bab 36 Ada apa dengan Daniel?
37
Bab 37 Wejangan Tari
38
Bab 38 kejujuran Nina
39
Bab 39 Agung datang lagi
40
Bab 40 Cerita tentang Daniel
41
Bab 41 Cerita Tari
42
Bab 42 Daniel yang Asyik
43
Bab 43 Tanda tanya
44
Bab 44 Melihat Dirga
45
Bab 45 Surat kedua
46
Bab 46 Nobar
47
Bab 47 Pertanyaan Agung
48
Bab 48 Pujian Agung
49
Bab 49 Kecewa kedua kali
50
Bab 50 Ngedate
51
Bab 51 Ciuman itu...
52
Bab 52 Masih Dirga..
53
Bab 53 Terbayang
54
Bab 54 Gerimis hati
55
Bab 55 Cukup hati yang berantakan... penampilan jangan
56
Bab 56 Aku menaruh hati padanya
57
Bab 57 Dia tak bersamaku lagi..
58
Bab 58 Gadis manisku yang tak lagi bertanduk
59
Bab 59 Bertemu kembali dalam putih Abu-abu
60
Bab 60 Aku cemburu,,,
61
Bab 61 Sesakit ini mencintaimu
62
Bab 62 Gagal romantis
63
Bab 63 Ini baru Agung, bagaimana jika Dirga
64
Bab 64 Berharap lebih dari teman
65
Bab 65 Elza oh No!!
66
Bab 66 Situasi yang kubenci
67
Bab 67 Aku bisa apa?
68
Bab 68 Cinta pertama tak kan pernah mati
69
Bab 69 Di halte ini
70
Bab 70 Ingin waktu berhenti
71
Bab 71 Waktu terus berlalu
72
Bab 72 Ketemu Nina
73
Bab 73 Rasa tak percaya
74
Bab 74 Melihat keharmonisan itu.
75
Bab 75 Move on
76
Bab 76 Keputusan
77
Bab 77 Kedatangan Daniel
78
Bab 78 Sambutan kafe
79
Bab 79 Pengumuman dari Agung
80
Bab 80 Sikap Daniel
81
Bab 81 Permintaan Agung
82
Bab 82 Angkasa?
83
Bab 83 Ayah anak 3
84
Bab 84 Masih bolehkah Aku rindu?
85
Bab 85 Pertemuan dengan Dirga
86
Bab 86 Napak Tilas
87
Bab 87 Dirga belum menikah?
88
Bab 88 Cinta yang terlambat
89
Bab 89 Penyesalan selalu datang belakangan
90
Bab 90 Permintaan satu pekan.
91
Bab 91 Hari pertama
92
Bab 92 Hutan pinus
93
Bab 93 Perahu bebek
94
Bab 94 Sapu tangan
95
Bab 95 TerDiga Dirga
96
Bab 96 Hari ke dua
97
Bab 97 Gemas!!!
98
Bab 98 klarifikasi masa lalu
99
Bab 99 Drama hari ke 3
100
Bab 100 Kerumah Nina
101
Bab 101 Ketemu Ayumi dan Edgar
102
Bab102 Pujangga Patah Hati
103
Bab 103 Saran Nina
104
Bab 104 Penasaran tentang Dirga
105
Bab 105 Lelah
106
Bab 106 Hari ke 4
107
Bab 107 Kebun Teh
108
Bab 108 Permintaan Dirga.
109
Bab 109 Menginap di Villa
110
Bab 110 Camping
111
Bab 111 Hujan
112
Bab 112 Semua harus berakhir
113
Bab 113 Beberapa jam lagi
114
Bab 114 Perpisahan termanis
115
Bab 115 Tatapan tak biasa Agung.
116
Bab 116 Kabar dari Mama
117
Bab 117 Kehadiran Dirga
118
Bab 118 Nyanyian Dirga
119
Bab 119 Kembali masuk kerja.
120
Bab 120 Dirga Bohong!
121
Bab 121 Sikap Aneh Agung.
122
Bab 122 Ketulusan Agung
123
Bab 123 Dia mencuri hatiku
124
Bab 124 Semesta merestui
125
Bab 125 Usaha,,
126
Bab 126 Seperti mimpi.
127
Bab 127 Bucin tingkat dewa
128
Bab 128 Aku pamit
129
Bab 129 Hari-hari yang berat.
130
Bab 130 Kembali bertemu
131
Bab 131 Jangan bunuh Aku dengan cintamu
132
bab 132 Izinkan Aku memperjuangkan cinta ini
133
Bab 133 Dia kembali
134
Bab 134 Daniel si tengil!!
135
Bab 135 Terlalu percaya diri
136
Bab 136 Menangisi patah hati
137
Bab 137 Perpisahan termanis
138
Bab 138 Liburan berakhir
139
Bab 139 Aku bisa apa?
140
Bab 140 Masih debaran yang sama..
141
Bab 141 Buka hatimu untukku
142
Bab 142 Seperti Mimpi
143
Bab 143 Kita pacaran
144
Bab 144 Kejutan
145
Bab 145 Melihat Daniel dan Vina
146
Bab 146 Sebelum kepergianku
147
Bab 147 Merasa tak berarti
148
Bab 148 Vina I miss u
149
Bab 149 Mimpi
150
Bab 150 Benar-benar kejutan
151
Bab151 Tatapan Vina pada Dirga
152
Bab 152 Apa yang terjadi dibelakangku
153
Bab 153 Bimbang
154
Bab 154 Niatku
155
Bab 155 Merelakan
156
Bab 156 Maaf atas luka itu
157
Bab 157 Pernikahan Daniel Elza
158
Bab 158 Kata-kata Dirga
159
Bab 159 Cemas
160
Bab 160 kedatangan Tante Ruri
161
Bab 161 Penjelasan Agung
162
Bab 162 Kejujuranku
163
Bab 163 Merasa kehilangan
164
Bab 164 Drama lipstik
165
Bab 165 Menjadi Tamu spesial
166
Bab 166 Kamar Dirga
167
Bab 167 Dinding foto
168
Bab 168 Danau
169
Bab 169 Dirga ngambek!!
170
Bab 170 Kepastian
171
Bab 171 Terbuai
172
Bab 172 Percaya diri
173
Bab 173 Pergi undangan Agung Tari
174
Bab 174 Reuni dadakan
175
Bab 175 Kerinduan
176
Bab 176 Ada apa dengan Elza?
177
Bab 177 Restu
178
Bab 178 Pesan dari Elza.
179
Bab 179 Menemui Elza
180
Bab 180 Buku harian
181
Bab 181 Lamaran
182
Bab 182 Pengantin dilarang mandi
183
Bab 183 Raja dan Ratu sehari
184
Bab 184 Dia cinta pertamaku
185
Bab 185 Ingin lebih dekat
186
Bab 186 Terbiasa berteman sepi,,
187
Bab 187 Inikah rasanya cemburu
188
Bab 188 kesal!!!
189
Bab 189 Ketos alay rifalku
190
Bab 190 Bahagia itu karena Ervina
191
Bab 191 coklat pesan buat Vina
192
Bab 192 Pembagian rapot
193
Bab 193 Tahun ke dua
194
Bab 194 Pesan manis permen kopi
195
Bab 195 Konflik batin
196
Bab 196 The Last day
197
Bab 197 Kata yang tak terucap
198
Bab 198 Ibuk masuk rumah sakit
199
Bab 199 Seperti mimpi buruk
200
Bab 200 Ini Berat....
201
Bab 201 Lembaran baru itu dimulai..
202
Bab 202 Luka tapi tak berdarah
203
Bab 203 Hadir kembali
204
Bab 204 Bertemu
205
Bab 205 Mengulang kenangan
206
Bab 206 Penunggu sekolah
207
Bab 207 Sepakat
208
Bab 208 Malam pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!