Satu bulan tak terasa berlalu dengan hari-hari yang damai hubungan Mike dan Prilly semakin hangat, walaupun mereka tidak pernah berkencan secara terang-terangan di depan publik.
Mereka terbiasa makan di luar bersama sama membawa William mereka dengan sengaja akan membawa Linlin, Anthony, Anne dan Adelia turut serta sehingga mereka terlihat bukan dalam suasana berkencan.
Tanpa di jelaskan, teman-teman Prilly mereka dengan mudah memahami keadaan itu, dan mereka tidak keberatan. Bahkan Anne dan Adelia sudah melupakan meminta tanda tangan kedua pria tampan itu.
Berbeda dengan Linlin dan Anthony, keduanya terjerat dalam hubungan yang ambigu.
Anthony hampir setiap hari mengantar jemput Linlin pergi dan pulang bekerja. Ia juga telah berhenti berkencan dengan gadis-gadis secara acak.
Prilly diam-diam terus memperhatikan perkembangan hubungan kakak dan sahabatnya. Setiap hari kakaknya menjemput dan mengantar Linlin, ia berharap Linlin yang akan menjadi kakak ipar di masa depan.
Hari itu Anthony meminta Lin Lin untuk menemaninya ke sebuah pesta, awalnya Linlin menolak namun Anthony terus memohon sampai gadis itu menyetujuinya. Anthony membawa Lin Lin ke butik yang cukup ternama untuk memilih gaun, Linlin kembali menolak karena harga baju di butik itu tidak masuk akal dan gaun yang di pilih Anthony terkesan sangat glamor, ia lebih menyukai hal-hal sederhana, namun Anthony terus memaksa hingga Linlin harus kembali mengalah.
Linlin mengenakan dress hitam panjang yang membuat ia tubuhnya terlihat anggun bak seorang model, rambut hitamnya di sanggul sederhana dengan beberapa anak rambut nakal yang terlepas. Ia juga mengenakan sepasang anting panjang yang menjuntai hampir ke bahunya, membuat ia semakin tampak menawan. Anthony merasa menyesal telah memilihkan gaun itu, Linlin kini nampak begitu bercahaya dan membuat semua mata lelaki kini tertuju padanya.
Anthony tidak akan melepaskan lengannya yang terus melingkar di pinggang Linlin, beberapa gadis memandang Linlin dengan tatapan benci. Merasa iri karena Anthony menolak menjadi pasangan mereka di pesta itu. Dan terlebih lagi Anthony tidak pernah memperlakukan seorangpun dari teman kencannya dengan semesra itu, ia bahkan mengenalkan pada teman-temannya bahwa Lin Lin adalah kekasihnya.
Linlin hanya tersenyum dan mengangguk ramah setiap Anthony memperkenalkan ia sebagai kekasihnya ia tak keberatan dengan kepura-puraan Anthony.
Lin Lin merasa lelah dan menarik Anthony ke sebuah kursi, ia ingin duduk setelah beberapa jam berdiri. Kepalanya juga terasa berdenyut karena ia meminum beberapa gelas anggur.
"Bisakah kita pulang sekang? Aku lelah," tanya Linlin.
"Baiklah, Sweety, kau tunggu di sini." Anthony melepaskan jasnya dan memakaikan pada Linlin. "Jangan kemana-mana dan jangan berbicara pada siapa pun, aku akan berpamitan pada pemilik acara," lanjut Anthony.
Linlin menganggukkan kepalanya. Lima belas menit kemudian Anthony, datang dan membawanya meninggalkan pesta itu. Sesampainya di dalam mobil, Linlin hendak melepas jas Anthony yang melekat di tubuhnya untuk di kembalikan. Namun Anthony menahannya dan tiba-tiba Anthony mengecup lembut bibirnya.
Bibir Anthony mendarat di bibir berwarna merah cherry milik Linlin. Tentu saja Linlin terkejut, itu adalah ciuman pertamanya. Ia bingung harus bagaimana. Ia hanya diam tak bergeming, seluruh tubuhnya membeku.
Anthony melepaskan kecupannya dan mengelus pelan bibir berwana cherry milik Linlin dengan ibu jarinya dan memandangi mata hitam Lin Lin. Entah magnet apa bibir itu seakan menarik bibir Anthony untuk mencicipinya lagi. Anthony mengecupnya kembali, Lin Lin memejamkan matanya dan menikmatinya, tangannya meremas ujung jas Anthony yang masih melekat di tubuhnya. Lidah Anthony mulai menyeruak masuk ke dalam mulut Linlin. Ia yang tidak mengerti bagaimana berciuman, ia mencoba membalas ciuman Anthony dengan kaku.
Dan ciuman Anthony mulai berubah menjadi ciuman yang lebih menuntut. Beberapa menit berlaluz Anthony melepaskan ciuman mereka dan terengah-engah seolah kehabisan oksigen. Wajah Linlin terbakar, merah merona. Ia malu dan menyesal karna berusaha membalas ciuman Anthony.
Sepanjang perjalanan pulang, mereka hanya diam. Linlin tenggelam dalam ketakutannya, ia takut Anthony menganggap ia sama dengan mantan-mantan teman kencan Anthony, yang bisa sesuka hati di cicipi. Dan bodohnya ia membalas ciuman pria itu, dalam hati Linlin tak henti-hentinya merutuki kebodohannya.
Sedang Anthony merasa bersalah dan takut Lin Lin akan marah karena ia menciumnya tanpa ijin. Anthony takut Linlin menganggap dirinya disamakan dengan mantan ****** dan teman kencannya.
****
Sudah dua minggu ini, Linlin berangkat kerja dengan mengendarai mobilnya sendiri. Anthony tidak menelepon maupun mengirim pesan teks. Lin Lin merasa mungkin sekarang ia sudah di buang oleh Anthony dan dianggap hanya teman kencan sesaat. Orang-orang mungkin mengira ia termasuk salah satu teman one night stand Anthony. Ia sangat kacau beberapa hari ini. Ia bahkan tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya.
"Ada apa kau mengajakku minum?" Tanya Mike karena Anthony meminta Mike datang ke sebuah bar.
"Aku hanya sedang bosan," jawab Anthony sambil menuangkan wiskinya ke dalam gelas.
"Kau bisa memanggil para model yang menggilaimu itu untuk menemanimu, kenapa harus aku?" protes Mike kesal.
"Aku sedang tidak berminat dengan mereka."
"Adikmu akan memarahiku, aku lebih baik kembali sekarang," kata Mike sambil mengenakan jasnya.
"Kau membosankan sekarang," keluh Anthony.
"Jangan katakan kau jatuh cinta pada Lin Lin." Mike menebak sambil mengamati wajah sahabatnya.
Anthony hanya diam, matanya menatap gelas di tangannya dengan tatapan hampa. Menggoyangkan gelas minumannya, memutar-mutarnya lalu meletakkannya di meja.
"Sepertinya dia marah padaku," gumannya pelan.
"Hahaha." Mike tertawa keras.
"Hei, Dude, ini tidak lucu!" Anthony meletakkan kedua tangannya di belakang kepalanya dan bersandar di kursi.
"Jadi kau berusaha memperkosanya?" Mike menyipitkan matanya sambil mendekatkan wajahnya pada Anthony.
"Kau pikir aku kekurangan wanita?" Anthony ingin sekali rasanya meninju wajah kekasih adiknya. "Pergilah, kau membuatku semakin pusing," usir Anthony pada Mike.
"Dengan senang hati." Mike terkekeh, ia menyambar kunci mobilnya yang terletak di atas meja dan segera menghilang.
Tak lama kemudian Anthony juga menyusul Mike pergi dan kembali ke penthouse miliknya.
Di perusahaan yang Prilly pimpin, dalam waktu singkat telah banyak memenangkan proyek. Ada benarnya perkataan David, nama keluarganya banyak mempengaruhi kemajuan kariernya. Banyak mitra bisnis mereka yang dengan senang hati menawarkan proposal pada perusahaan mereka untuk bekerja sama. Prilly percaya bukan hanya karna nama Smith yang membawa kemajuan ini tapi lebih kepada kerja keras tim yang membawa kemajuan nyata.
Sore hari saat hendak memasuki mobil Mike yang telah menjemputnya, ia melihat Linlin sedang memasuki mobilnya sendiri. Ini bukan pertama kali Prilly melihatnya namun dalam minggu-minggu ini sahabatnya mengendarai mobilnya sendiri. Sepertinya ada yang tidak beres batinnya lagi, apalagi melihat ekspresi wajah Linlin yang tampak tidak biasa.
"Sayang, sepertinya kita harus membuka agen biro jodoh," kata Prilly pada Mike.
Mike terkekeh, "Siapa yang memerlukan itu?"
"Untuk Kak Anthony yang hampir kehilangan gadis itu." Prilly menunjuk mobil yang di kemudikan Lin Lin, baru saja berlalu di hadapan mobil yang mereka kendarai. "Entah kesalahan apa yang telah di lakukan kakakku yang bodoh itu," gerutu Prilly.
"Lalu untukku?"
"Sayang apa kau perlu dua orang kekasih?" Prilly bergelayut manja pada lengan Mike. Mike mengecup pucuk kepala Prilly mesra.
"Apa kau akan mengizinkanku memiliki dua?" goda Mike.
"Dalam kuburmu aku megizinkannya," jawab Prilly sambil mencubit perut Mike dengan tidak terlalu keras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Hani Ani yusril Hani
haruskah.....tapi tak apa semoga berhasil kedepannya....sang playboy menemukan apayg Inya cari selama ........
2020-08-01
2
Yona Gaga
🤣🤣🤣🤣
2020-06-24
3
Rita Jefri
semoga berhasil
2020-06-23
4