Pukul tujuh pagi, Linlin terbangun karena tangan kecil yang menepuk-nepuk pipinya. Ia membuka matanya dan melihat William menyeringai lebar di depan wajahnya, Lin Lin meraih tangan mungil itu dan mengecupnya.
"Tante Linlin," rengeknya manja "Willy haus," lanjutnya.
"Selamat pagi, Sayang, apa kau mau susu?" tanya Linlin, ia tidak pernah mengurus anak kecil tidak pernah mengurus siapa pun selain ayahnya.
Lin Lin tidak tahu di mana susu untuk Wellia. disimpan? bagaimana cara membuatnya? Lin Lin mendapat sebuah ide kemudian berbisik pada William "Sayangku, bangunkan Uncle Anthony, kemudian kita akan membuat susu untukmu."
William dengan patuh menggoyang goyangkan bahu Anthony, "Uncle bangun, Uncle bangun." setengah berteriak di dekat telinga Anthony.
Anthony yang terbangun segera meraih pria kecil itu dan membawa ke dalam dekapannya, William meronta-ronta dengan kekuatan kecilnya.
"Kau haus?" tanya Anthony saat mereka telah selesai bergumul.
"Uncle, susu." jawab William.
"Maaf, aku tidak tahu cara membuat susu jadi aku menyuruh William membangunkanmu" kata Lin Lin.
"Tidak apa, ayo kita ke dapur. Aku akan mengajarimu." dan mereka bertiga melangkah menuju dapur.
Di dapur, terlihat Mike sedang membuat sarapan. Sedangkan Prilly berdiri di belakang Mike sambil memeluk pinggang Mike dari belakang, melihat calon keluarga kecil itu datang Prilly melepaskan pelukannya dan menghampiri putranya.
"Selamat pagi, Sayang, bagaimana tidurmu?" tanya Prilly sambil mengecup pipi chubby William. " Lin Lin, maafkan aku. Tadi malam aku merasa kurang enak badan, aku meminta Mike untuk mengurusku," Prilly memasang wajah bersalah pada Linlin berharap aktingnya cukup bagus.
"Tidak masalah Prilly," jawab Linlin dengan malu-malu pada sahabatnya.
Anthony yang berdiri di belakang Linlin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Mike masih sibuk dengan spatulanya dan meletakkan beberapa pancake di atas piring sedangkan Linlin mendudukkan William di kursi, Prilly membasuh tangannya kemudian menghangatkan susu untuk William.
Anthony menyiapkan peralatan makan mereka. Mereka tampak kompak dan harmonis untuk menjadi keluarga. Setelah mencuci wajah, mereka memulai sarapan di meja makan dengan di selingi obrolan ringan.
Maria dengan cepat membukakan pintu ketika bel berbunyi, seorang wanita paruh baya yang cantik dan anggun segera muncul di dapur.
Sandra Smith siapa lagi, ia datang bersama Federick Smith suaminya yang dengan setia melingkarkan tangannya pada pinggang istrinya.
"Selamat pagi semua, ramai sekali apakah ada acara khusus?" tanya Sandre ramah, Sandra tidak tahu bahwa putrinya baru saja keluar dari rumah sakit. Mereka memang sengaja tidak memberitahu mommy mereka yang akan membuat heboh dunia.
Semua membalas sapaan Sandra dengan sopan. "Mommy, Daddy ada apa kalian kesini?" tanya Prilly. "Apa kalian mau sarapan bersama kami?" tanya Prilly.
"Tidak, kami sudah sarapan, aku ke sini ingin menjemput William. Diana ingin mengajaknya pergi berjalan-jalan," jawab Sandra.
"Mike, apa kabarmu?" sapa Federick. "Cukup lama kita tidak bertemu," lanjutnya.
"Aku baik baik saja Eric," jawab Mike. "Aku sangat sibuk akhir-akhir ini dan aku sekarang tinggal di sini, maksudku apartemen kami bersebelahan. Tempat ini lebih dekat dengan perusahaanku di banding harus tinggal di mansion orang tuaku."
"Bagus, kalian tinggal bersebelahan. Kau bisa sekalian menjaga Prilly," jawab Eric.
"Tentu saja dengan senang hati," jawab Mike senang sambil melirik Prilly. Prilly membelalakkan matanya pada Mike.
Sandra mendekati Anthony sambil berbisik, "Apa gadis cantik itu pacar barumu?"
"Bagaimana menurutmu? Kau menyukainy?" bisik Anthony.
"Anthony, apakah gadis itu pacarmu?" tanya Sandra sengaja menyaringkan suaranya.
"Eheemmm." Anthony terbatuk. "Mommy, kau membuatnya malu," jawab Anthony dengan gaya sedikit di buat-buat.
"Maaf Tante, saya teman Prilly." Linlin dengan cepat menjawab pertanyaan Sandra. "Kenalkan nama saya Xi Lin, Tante bisa memanggil saya Linlin." Lin Lin memperkenalkan dirinya dengan sopan.
"Linlin nama yang imut, aku Sandra dan itu Federick, suamiku." Sandra menerima uluran tangan Linlin dan menggenggamnga cukup lama.
"Anthony, kapan kau akan memberikan mommy seorang menantu yang manis?" tanya Sandra. "Umurmu sebentar lagi tiga puluh tahun, kau hanya sibuk berganti-ganti teman kencan. Lalu jika kau menikah di umur empat puluh tahun, maka saat anakmu berusia sepuluh tahun, kau akan terlihat seperti kakek kakek," keluh Sandra.
Prilly tertawa penuh kemenangan, sementara Linlin tidak bisa menahan senyumnya.
"Astaga, apa yang kau katakan? Aku tidak akan menua, lihat saja nanti. Lagi pula aku akan segera mendapatkan calon menantu untukmu. Tunggu saja saatnya tiba," kata Anthony dengan senyum licik, ekor matanya melirik Linlin.
"Calon menantu seperti apa yang akan kau bawa? Dua puluh sembilan tahun lebih usiamu bahkan kau belum pernah membawa pulang pacarmu dan mengenalkan pada kami," jawab Sandra tidak mau kalah.
"Sepertinya hanya aku yang menjadi terdakwa di sini, bukankah Mike juga dua puluh sembilan tahun dan dia juga belum menikah," protes Anthony.
"Aku akan segera menikah. Aku sudah memiliki calon istri, tinggal menunggu kapan dia berkata siap untuk menikah. Aku akan segera menikahinya, bahkan kalau perlu detik ini juga," ucap Mike penuh percaya diri. Ekor matanya melirik Prilly yang pura-pura tidak melihat Mike. Ia berpura-pura sibuk mengambil piring-piring bekas mereka makan.
Sandra meninggalkan tempat itu dan membawa William bersama mereka, tidak lama kemudian Lin Lin berpamitan. Anthony juga mengekori Lin Lin meninggalkan tempat itu. Sementara Prilly dan Mike hanya menggeleng gelengkan kepala melihat tingkah Anthony yang mulai menunjukkan serangan terang-terangan pada Linlin.
Diantara foto-foto itu ada foto dirinya sedang memegang sebuah bunga yang tampak di serahkan pada Mike. "Saat itu kau bilang ingin menjadi pengantinku." Mike tersenyum menggoda Prilly.
"Kau bohong, aku berusia empat tahun, mana mungkin melamarmu," elak Prilly malu. Bagaimana mungkin ia segenit itu ketika masih balita.
"Aku berusia sebelas tahun saat itu tentu saja aku bisa mengingatnya."
"Dari mana semua foto-foto ini? Apa kak Anthony yang mengirimkan?"
"Iya setiap kau berulang tahun ia akan mengirimkan fotomu padaku, karena aku berpura-pura meminta foto ulang tahunmu."
Mike menggenggam tangan Prilly dan mulai bercerita. Awal pertemuan Mike dan Prilly adalah saat Mike di bawa kembali ke London saat usianya sebelas tahun, dikarenakan ayah Mike adalah seorang duta besar yang sering di pindah tugaskan ke berbagai negara, mereka tidak pernah menetap dalam waktu lama dan pada saat itu, Mike di bawa kembali ke London untuk merayakan libur natal dan tahun baru. Kebetulan juga ayahnya telah membeli sebuah mansion yang letaknya tak jauh dari mansion milik keluarga Smith, kemudian ia bertemu Anthony dan Prilly kecil, saat itu Prilly kecil tidak terlalu pendiam, ia gadis yang ceria seperti gadis-gadis kecil lainnya.
Ia bahkan mengatakan menyukai Mike karena mata birunya dan ingin menjadi pengantin Mike sambil menyerahkan sekuntum bunga plastik yang ia cabut dari vas bunga milik Sandra, semua orang tentu tertawa dengan kata-kata anak sekecil itu dan menganggapnya gurauan.
Mike dan Alexander telah mengenal sejak kecil karena mereka adalah keluarga, sedang persahabatan Mike dan Anthony mulai terjalin sejak usia mereka sebelas tahun, setiap libur natal dan tahun baru, Mike dan Anthony bertemu untuk saling berbagi kisah. Mereka juga aktif berkomunikasi melalui surat elektronic. Itulah sebabnya persahabatan mereka terjalin erat meskipun jarak memisahkan mereka. Lalu pada usia tujuh belas tahun, Mike memutuskan untuk kuliah di New York. Ia mulai merasa lelah mengikuti kedua orang tuanya berpindah pindah negara.
Terakhir Mike bertemu Prilly saat pesta barbeque dan gadis kecil itu berubah menjadi lebih pendiam. Ia jarang berbicara dengan orang asing dan ia hanya bersembunyi di balik punggung Anthony dan Alexander. Seolah-olah dunianya hanya ada Alexander dan Anthony. Bahkan saat Mike mengajaknya berbicara, Prilly kecil akan menyembunyikan wajahnya di punggung Anthony dan itu membuat Alexander menjauhkan Prilly dari Mike karena mengira bahwa Prilly takut pada Mike. Alexander tidak ingin siapapun mendekati Prilly termasuk Mike, sepupunya sendiri. Apalagi Alexander beranggapan jika Mike sepupunya telah menakut-nakuti Prilly.
Lalu tiba saatnya Mike harus pergi ke New York, Anthony melepas kepergian Mike di bandara ia membawa serta Prilly kecil yang berusia sepuluh tahun, Mike memandangi Prilly yang bersembunyi di balik punggung Anthony, sejak meninggalkan London, saat itu Mike merasa tertarik pada gadis kecil itu bahkan bertekad akan menunggunya menjadi dewasa untuk kemudian menikahinya.
Mike telah berusaha menepis perasaan aneh yang menyukai Prilly kecil, bukankah aneh jika remaja seusianya menyukai anak kecil berumur sepuluh tahun? Ia berulang kali mengira ada yang salah dengan dirinya, itulah sebabnya Mike memilih tidak kembali ke London hingga tujuh tahun lamanya, ia takut bertemu Prilly kecil.
Mike telah berusaha sepenuhnya untuk melupakan Prilly kecil dengan cara membunuh semua waktunya untuk belajar, namun setiap kali Anthony mengirimkan surat elektronik padanya dan menceritakan kelucuan adiknya. Mike semakin tidak bisa berhenti memikirkannya dan menginginkan agar waktu segera berlalu dan Prilly tumbuh menjadi gadis dewasa.
Ia belajar dengan sungguh-sungguh, ketika ia menyelesaikan studynya. Ia mendirikan sebuah perusahaan yang ia rintis dari nol di bantu teman-temannya. Tentu saja orang tuanya meminjaminya modal yang tidak sedikit, saat usia Prilly tujuh belas tahun, Mike telah berusia 24 tahun di mana Glamour Enterprise telah berdiri dan mulai diperhitungkan keberadaannya. Ia kembali ke London. Ia berniat menemui Prilly dan berencana melakukan pendekatan karna usia Prilly telah menginjak dewasa tentunya.
Namun harapannya kandas, ia tidak memiliki kesempatan sedikit pun karena sesampai di London ia melihat Alexander selalu berada di samping Prilly, bulan hanya itu Mike juga tidak memiliki nyali untuk bertemu Prilly. Mike sempat geram melihat Alexander yang seolah-olah tidak ada pekerjaan lain selain mengikuti Prilly, dan Prilly tampak nyaman bersama Alexander. Ia merasa menjadi pengecut tidak berani menemui Prilly saat itu. Mike tak berani meminta bantuan Anthony karena saat itu ia takut Anthony akan melarangnya.
Penuh kekecewaan pada dirinya yang pengecut ia mulai menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan sampai ia melupakan bahwa tiga tahun telah terlewati, ia mengatakan pada Anthony rencananya untuk kembali ke London bulan depan, lagi-lagi untuk menemui Prilly, cintanya.
Namun seminggu setelah ia mengungkapkan niatnya pada Anthony untuk kembali ke London, tiba-tiba ia mendengar kabar yang membuatnya terpukul, saat itu ia berada di Shanghai untuk memproduseri sebuah film laga dan ia menerima kabar dari ibunya bahwa Prilly akan menikah. Ibunya memberinya kabar sehari sebelum upacara pernikahan itu berlangsung, di mana walaupun Mike berencana menculik Prilly sekalipun, ia tidak akan mempunyai waktu yang cukup untuk bergerak, ia semakin frustrasi dan menenggelamkan diri pada pekerjaan. Ia sama sekali tidak ingin membuka hatinya untuk cinta.
Di dunia ini, hanya Veronica, ibunya yang tahu tentang cintanya kepada Prilly. Namun ibunya, juga membiarkan gadis incarannya di ambil sepupunya sendiri. Sebenarnya satu-satunya alasan Veronica Johanson tidak memberi tahu Mike lebih awal adalah wanita itu tidak ingin membuat perselisihan di antara keluarga Johanson hanya karena seorang gadis.
Sampai dua tahun kemudian, Tuhan berbaik hati padanya , ia mendengar kabar bahwa Prilly telah bercerai dari Alexander, ia segera menghubungi Anthony dan menanyakan kabar Prily lalu menceritakan seluruh isi hatinya pada sahabatnya. Menceritakan betapa pengecutnya ia. Anthony mengatakan Prilly akan pindah ke apartemen, Mike segera membeli unit unit apartemen tepat di samping apartemen yang akan di tinggali Prilly. Meskipun itu ada yang menempati bagaimanapun caranya, berapapun harganya Mike harus mendapatkannya.
Air mata Prilly mengalir mendengar semua cerita Mike, ia sangat bahagia bahwa cintanya yang ia pendam dalam hati sejak ia kecil ternyata tidak bertepuk sebelah tangan.
Ia memeluk Mike dengan perasaan haru, antara bahagia dan sedih karena terlambat bertemu pria yang begitu tulus mencintainya. Pria bermata biru yang selalu ada dalam angannya akhirnya menjadi kekasihnya. Mike menguatkan pelukannya, air matanya juga tak terasa mengalir.
Prilly sangat bahagia, meskipun terlambat, namun, Tuhan begitu baik. Ia diijinkan bersama wanita yang di idam-idamkan selama dua belas tahun, tak henti-hentinya ia mengucapkan syukur dalam hatinya. Ia akan mengungkapkan cinta yang ia rasakan sejak kecil juga pada Mike nanti. Ketika saatnya tepat menurut Prilly. Untuk saat ini ia ingin melihat sejauh mana keseriusan pria itu terlebih dahulu. Ia takut meskipun Mike adalah pria yang ia cintai dan juga mencintainya, namun masih ada ketakutan dalam diri Prilly. Prilly berpikir hati orang siapa tahu? Hati manusia seperti gelombang di lautan dapat berubah-ubah setiap saat.
"Jadi, katakan padaku kapan kau siap menjadi pengantinku?" tanya Mike sambil menyeka air mata Prilly.
"Bisakah kau bersabar menunggu sampai usia William dua tahun?" bisik Prilly
"Kenapa?" tanya Mike.
"Aku baru bercerai enam bulan yang lalu dan aku ingin menikmati masa pacaran kita." Prilly mencoba memberikan alasan setepat mungkin. Sebenarnya ia ingin mengenal sifat Mike lebih dalam lagi.
"Baiklah, aku akan bersabar sedikit lagi." Mike mengecup lembut bibir Prilly. Prilly membalas kecupan itu dengan mesra. Tidak ada gairah, hanya ada cinta yang menyala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Amelia Putri
ku harap mike tetap ma prilly thor...kasihan perjalanan cinta mike
2021-03-21
0
Tutik Indahwati
😍😍
2020-11-26
1
Khairina Ulfa
visualnya dong thor
2020-10-02
3