Setelah makan malam, mereka bercengkrama dengan sangat akrab satu sama lain. Hanya Alexander yang seperti biasa tampak kaku, Prilly duduk di samping kakaknya, Anthony yang memangku keponakannya.
Tiba-tiba alexander berdiri dan berbicara, "Mommy, Daddy, hari ini aku akan memberitahukan kepada kalian semua sebuah berita," ia berhenti sejenak dan menghela nafas, "aku dan Prilly hari ini memutuskan untuk bercerai." Alexander menyampaikan dengan nada datar, menyembunyikan gejolak perasaan menyesal.
Semua yang berada di ruangan itu terkejut, kecuali Anthony. Anthony sudah mengetahuinga sejak Prilly meminta bantuan pengacara keluarga mereka. Dan untuk menebus kesalahan yang disesali Anthony di masa lalu karena membiarkan Prilly dinikahi oleh Alexander, sahabatnya. Maka saat Prilly menceritakan semua yang menimpa rumah tangganya kepada Anthony, dia dengan senang hati membantu Prilly untuk menyiapkan gugatan perceraiannya. Dan yang paling shock adalah Diana.
"Alex, apa-apaan kamu? Kamu mengecewakan mommy, tidak bisa menjaga Prilly dengan baik." itu kata kata Diana Johanson tanpa bertanya sebabnya dan langsung menyalahkan Alexander. Persis seperti yang Alexander duga. "Pikirkan sekali lagi, ini hanya pertengkaran kecil dalam rumah tangga, tidak perlu bercerai," lanjut Diana. Hanya Diana yang bersuara, Sandra hanya menatap Prilly dengan ekspressi penuh selidik, kenapa putrinya tidak menceritakan apapun kepadanya.
"Mommy, maafkan aku. Aku yang salah tidak bisa menjaga rumah tangga kami." Alexander menjawab dengan lemah, seolah olah dirinya yang teraniaya. Prilly mencibir dalam hatinya
"Prilly...." Diana memandang Prilly dengan tatapan sedihnya, air mata Diana sudah menetes.
"Mommy," kata Prilly sambil menghampri Diana dan memeluknya, "walaupun aku dan Alex telah bercerai, aku tetaplah putrimu. Sejak awal, aku dan Alex lebih cocok menjadi saudara," sindir Prilly. Ekor matanya melirik sinis kepada Alex. "Maka, ijinkan aku tetap memanggilmu Mommy."
"Tentu saja, Prilly. Kau adalah putri kecilku," ucap Diana. Ditangkupnya kedua pipi Prilly dengan kedua telapak tangannya.
"Baiklah, jika ini keinginan kalian berdua. Kami akan menghargai keputusan kalian. Dan aku harap ini tidak merusak hubungan keluarga kita," lanjut Diana.
Richard Johanson hanya diam. Bukankah tadi pagi Prilly datang ke kantornya dan berbicara seolah-olah tidak terjadi apa-apa, mereka mengobrol dengan sangat baik. Seribu pertanyaan mulai menyeruak di benak Richard.
"Baiklah, semoga ini yang terbaik untuk kalian." hanya itu yang di ucapkan Federick Smith, ayah Prilly. Sedangkan Sandra asik dengan lamunannya.
Setahun yang lalu, ketika Prilly berada di rumah sakit setelah melahirkan William, Sandra masuk ke dalam kamar Prillly untuk mengambil beberapa barang Prilly. Dia tidak menemukan satupun barang Alexander di kamar itu. Bukankah aneh jika sepasang suami istri tinggal satu atap tetapi tidak ada satupun barang pria itu di kamar mereka.
Sandra bermaksud menanyakan pada Prilly, tetapi dia melihat bahwa hubungan Alexander dan Prilly tampak seperti sewajarnya suami istri, jadi dia mengurungkannya dan hari ini terjawab sudah kecurigaannya.
Sedangkan Anthony hanya diam. Dia mengendalikan emosinya untuk tidak terbawa amarah. Ingin sekali dia memukul dan menghabisi sahabatnya yang telah menghianati adik tersayangnya. Anthony lebih baik memeluk William kecil. Mendekap pria kecil itu bisa menenangkan amarah yang berkobar di dada Anthony, hingga pria imut itu sudah terlelap tanpa memainkan sebuah drama terlebih dahulu.
Beberapa hari setelah itu, Prilly kembali ke kediaman orang tuanya. Dan Alexander tinggal di rumahnya yang lain, Prilly jelas tidak mau tahu. Dua minggu setelah itu, vonis gugatan cerainya telah resmi di setujui pengadilan. Mereka telah resmi bercerai. Dan hari itu juga, Prilly lulus dari universitasnya dengan gelar cum laude.
Segera tertulis di beberapa media, bahwa milyarder muda Alexander Johanson resmi bercerai dari Prilly Silviana Smith. Entahlah Tuhan mengujinya atau memberi berkah. Selama itu, Alexander tidak pernah menemui putranya. Tapi bukankan sudah begitu sedari awal? Sejak william ada dalam kandungan hingga william lahir, Alex hanya berada di samping William di saat-saat tertentu untuk kepentingan sandiwara rumah tangga mereka. Sesekali hanya Diana dan Richard yang selalu mengunjungi cucu mereka.
Prilly ingin sekali mencoba bekerja seperti gadis biasa, maka ia mencari pekerjaan di koran dan media elektronik. Dia memilih yang cocok sesuai bidangnya dan dia menjatuhkan pilihan pada perusahaan yang tidak terlalu besar agar dia tidak terlalu terekspose. Prilly memutuskan tinggal sendiri di apartemennya. Walaupun berat harus berpisah dengan William, putranya, namun, keinginannya untuk mencicipi hidup bebas seperti gadis seusianya tidak terelakkan lagi. Mungkin nanti, ketika merasa bosan, ia akan melepaskan semua. Sesederhana itu yang ada di pikirkan Prilly.
Setelah terhanyut dalam pusaran lamunan, akhirnya Prilly tertidur. Pagi hari, dia merasakan gerakan kecil dan hangat nafas samar-samar di telinganya. Ketika ia membuka matanya, dia lihat seorang pria kecil yang sangat manis di depan wajahnya. Tangan kecilnya membelai wajah Prilly. Prilly segera menangkap pria kecil itu dan menguncinya di dalam pelukannya, mengujaninya dengan ciuman, Prilly dan William tertawa dengan riang.
"Cintaku, apa kau sudah mandi?" tanya Prilly.
Pria kecil itu memandanginya dan mengangguk kecil
"Baiklah, apa kau sudah makan sarapanmu?" tanya Prilly lagi demgan penuh kasih sayang, pria kecil itu mengangguk senang.
Prilly melirik jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi. Ia bergegas membawa Willy keluar menyerahkan pada pengasuhnya sementara Prilly pergi mandi. Dia akan membawa William pergi ke gereja untuk melakukan ibadah pagi. Ia bertekad untuk membuat William dekat dengan Tuhan sejak dini. Ia tidak ingin William mewarisi sifat ayahnya yang menjijikan di mata Prilly sekarang ini.
Sepulang dari beribadah, Prilly berlari ke dapur dan menemukan Sandra baru saja selesai membuat beberapa red velvet cup cake. Dia mengambil dan bergegas memasukkan cup cake itu ke mulutnya. Dalam sekejap lima buah cup cake telah berada dalam perutnya. Kemudian ia menyuruh seorang pelayan memanaskan susu dan meminumnya.
"Sepertinya putriku dalam suasana hati yang sangat baik. Kau makan sangat banyak seperti ada seekor ular phyton di perutmu," ejek Sandra.
"Mommy, aku sangat lapar. Aku melewatkan sarapan pagiku. Lihat, ini hampir waktu makan siang." Prilly membela dirinya.
"Kau meninggalkan ponselmu yang berdering sejak tadi." Sandra memberi tahu putrinya. Sejujurnya ia telah mengintip siapa pemanggil di ponsel putrinya yang bertuliskan My Man itu.
Dan tanpa sepatah katapun, putri satu-satunya itu langsung berdiri dan berlari ke kamarnya. Sandra hanya menggelengkan kepalanya.
Ada apa dengannya, batin sandra. Ia ingin tahu apa yang terjadi. Sehingga wanita setengah baya yang terlihat seperti kakaknya Prilly itu, mengendap-endap mendekati kamar putrinya. Menempelkan telinganya pada pintu kamar anak gadisnya.
"Astaga, Sayang, maafkan aku. Ponselku pada mode silent sejak dari bioskop. Aku lupa menggantinya." Sandra sayup -ayup mendengar putrinya mencari alasan. Jelas-jelas Sandra mendengar ponsel putrinya berdering. Ini tidak seperti putri kecilnya yang dulu.
Sementara di dalam kamar, Prilly melihat ke ponselnya dan ada lima panggilan tak terjawab dan beberapa pesan teks dari Mike. Segera ia memanggil kekasih barunya itu. Otaknya sibuk mencari cari alasan dan ia memasang alasan yang paling tepat. Jantungnya serasa hampir meledak karena takut kebohongannya di ketahui oleh Mike.
"Baiklah, aku memaafkanmu. Tapi kau tidak boleh melakukan hal seperti itu lagi. Aku sangat khawatir, kau tahu. Aku seperti ingin menyusulmu ke rumah orang tuamu untuk memastikan kau baik baik saja." nada suara di sebrang itu tampak benar-benar khawatir.
"Baiklah, Mike, aku berjanji."
"Sungguh?"
"Sungguh, aku berjanji. Kau bisa menghukumku. Aku akan menyeduhkan kopimu selama satu bulan."
"Apakah aku tipe pria yang akan menghukum kekasihku dan membuat tangan kekasihku menjadi kasar?"
"Baiklah, kalau begitu kau tidak perlu menghukumku."
"Kau hanya perlu menciumku besok pagi saat aku menjemputmu," goda Mike.
"Tuan Mike Bryan, Anda sangat menyebalkan," jawab Prilly. Wajahnya memerah, ia menyembunyikan wajahnya di bawah bantal seolah-olah Mike ada di hadapannya.
"Baiklah, nikmatilah waktumu bersama Willliam hari ini. Di lain waktu, maukah kau bawa William bertemu denganku?" tanya Mike lembut.
"Benarkah kau ingin bertemu dengannya?"
"Tentu saja."
"Baiklah, aku akan mengaturnya."
Setelah menyelesaikan panggilan, Prilly bermaksud keluar dari kamar. Sudah waktunya William makan siang dan perlu tidur siang. Dia akan mengurusnya hari ini, namun langkahnya terhenti ketika mendapati Sandra di depan pintu dengan posisi menguping.
"Mommy," Sandra sangat terkejut, "apa kau benar-benar seorang nenek? Kau menguping pembicaraan putrimu sendiri."
"Oh, jadi pria tampan itu bernama Mike Bryan?" Sandra menyelidiki putrinya. Mike Bryan? Jelas asandra tahu siapa pria itu.
"Mommy, kau tampak seperti ibu-ibu yang suka bergosip."
"Sepertinya Mommy akan segera mendapatkan menantu yang tampan. Oh, Mommy tidak sabar ingin segera bertemu dia. .ommy akan beritahu ayahmu." Sandra mengambil ponsel di saku bajunya bermaksud memanggil suaminya yang berada di taman belakang rumah mereka.
"Mommy, Mommy itu sangat berisik. Apa Mommy akan menggosip dengan Daddy? Liihat saja, Daddy pasti akan menyuruh Mommy untuk diam." Prilly benar-benar kesal dengan tingkah mommynya. Prilly tidak seperti Sandra yang sangat berisik, dia lebih mirip Federick, daddynya yang pendiam. Satu-satunya sifat Sandra yang Prilly warisi dari adalah membayangkan sesuatu terlalu berlebihan.
"Kau bisa meminta menantu dari Kak Anthony. Dia sudah hampir tiga puluh tahun. Tapi dia hanya berganti-ganti pacar."
"Tidak, Sayang, dia tidak bisa di harapkan. Aku lebih suka mendapat menantu pria yang tampan," goda Sandra.
"Hei, Mommy, kau mencari menantu atau selingkuhan?" Prilly benar-benar kehabisan akal.
Siang hari setelah menidurkan William, Prilly menghampiri Sandra yang sedang duduk di dapur. Sandra menyiapkan makan siang mereka saat akhir pekan. Sandra selalu memasak sendiri untuk keluarganya. Para pelayan akan berlibur pada akhir pekan, dia akan mengurus rumah suami dan anak-anaknya dan hari ini suaminya, Eric meminta Sandra membuatkan pasta dan sandwich. Prilly memperhatikan ibunya yang sibuk dengan alat-alat dapurnya kemudian menyapa mommynya.
"Mommy, apa kau perlu bantuanku?"
"Hei, apa tinggal sendiri di apartemen membuatmu bisa memasak dalam beberapa bulan?"
"Aku baru ingin mulai mencobanya."
"Baiklah, pertama-tama, kau bisa membantu mommy menyiapakan alat-alat makan kita." Sandra memberikan opsi termudah. Ia tidak akan membiarkan putrinya mengacaukan dapurnya.
Putrinya bahkan tidak pernah memasuki dapur apalagi menawarkan bantuannya. Ini pasti ada hubungannya dengan pria yang di panggilnya Mike Bryan. Ini pertama kalinya ia melihat wajah putrinya teramat berbinar, sikapnya menunjukkan ia sedang jatuh cinta dan ia makan sangat banyak, biasanya putrinya akan makan sangat banyak saat suasana hatinya dalam keadaan baik.
Anthony datang sekitar jam satu siang dan memulai makan siang mereka di sertai obrolan hangat dan sangat santai, keluarga mereka adalah contoh keluarga bahagia yang banyak di impikan setiap orang, saling mengasihi, dan anak-anak mereka bahkan hampir tidak pernah bertengkar sejak mereka kecil.
Setelah selesai makan, Prilly membantu mommynya membersihkan meja makan dan mulai mencuci piring piring. Antony dan Federick hanya saling memandang dengan heran dan Sandra mengedipkan matanya dengan erat memberi kode kepada mereka agar tidak memberikan komentar apapun kepada Prilly, ia takut Prilly akan merasa malu.
Sore hari, mereka duduk di halaman belakang di samping kolam renang keluarga. Mereka minum kopi dengan sangat santai, Anthony bermain dengan William di meja yang lain karena pria kecil itu mengangkut beberapa mainan dan menaruhnya di meja. Anthony sangat menyayangi pria kecil itu dan berfikir seandainya dia tidak menikah, itu bukan masalah besar karena dia sudah cukup memiliki william kecil dalam hidupnya.
Ketika Erick menghampiri cucu dan putranya dan mulai bercengkrama bersama mereka, Prilly segera mengarahkan kamera depannya dan berselfie dengan back ground tiga pria berbeda generasi dan mengunggahnya ke akun instagramnya dengan caption tanda emotikon love berwana biru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
fifi
ceritanya bagus aku uda ulang 2X
2022-04-22
0
💘tiara💞
awal nya suka banget sama alex tapi setelah tau sebajat itu kelakuan alex aku lebih suka prilly sama.mike dan jgn pertemukan lg dgn alex manusia bejat itu
2020-11-30
2
Ichigara koyoto
Jangan sampai sama alex.. gue gak rela.. enak²an dianya mainan cewe gak kasian apa sama istrinya..
2020-10-03
16