Selembar Kontrak Cinta Sang Presdir

Selembar Kontrak Cinta Sang Presdir

*Episode 01*

“Bagaimana keadaannya sekarang?”

“Ya Tuhan! Segera bawa ke rumah sakit!”

“Ya ibu…. aku akan segera ke sana setelah pekerjaanku selesai!”

“Ya, minta bantuan ibu Rt. ! Segera kabari aku apapun yang terjadi!”

“Baiklah, bu!”

Raisya menutup telfonnya dengan tangan gemetar.

Adiknya Nadia yang berumur  9 tahun  masuk rumah sakit lagi.

Menurut diagnosa dokter, Nadia menderita gagal ginjal dan kondisinya semakin parah.

Ia sering kambuh akhir-akhir ini.

Jika boleh jujur, Raisya ingin segera berlari, menyusul ibunya yang pasti sedang panik membawa adiknya ke rumah sakit.

Tapi mau bagaimana ? Kini Raisya harus menunggu bosnya untuk meeting beberapa saat lagi, yang tidak mungkin ia tinggalkan.

Raisya baru resmi menjadi karyawan perusahaan itu selama sebulan dan menjabat sebagai sekretaris Direktur perusahaan tersebut, karena prestasi akademiknya yang cemerlang dan penampilannya yang menarik serta selama masa percobaan dia menunjukkan kinerja yang bagus.

Ya, secara akademik kemampuan Raisya patut diacungi jempol. Ia adalah lulusan terbaik di jurusannya dan memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik. Dari segi penampilan, jangan ditanyakan lagi.

Tubuhnya tinggi semampai bak model, wajahnya cantik alami serta rambut berwarna hitamnya yang indah. Jadi tentu saja Raisya menjadi pilihan utama sang manajer HRD ketika direkturnya membutuhkan seorang sekretaris baru untuk menggantikan sekretaris lamanya yang berhenti karena menikah dan ikut suaminya

Kriing…

Raisya tersentak begitu telepon di mejanya berdering.

"iya pak.."

"baik saya akan segera kesana "

Raisya segera mengambil berkas-berkas di mejanya dan segera berjalan ke ruangan direktur. Ia mengetuk pintu beberapa kali lalu masuk.

Ia menundukkan kepala, memberi hormat. Ia melihat manajer pemasaran dan manajer operasional juga berada di ruangan tersebut, berdiri di depan direkturnya yang dengan tenang duduk di kursi kebesarannya.

Ralat.

Raisya tidak tau apakah itu sikap tenang atau dingin. Seingatnya, direkturnya itu tidak pernah menunjukkan ekspresi lain.

“apa sudah siap semuanya..? tanya direkturnya dengan nada datar.

“Sudah, pak”

“Baiklah. Kita ke ruang meeting sekarang!”

“ya.” Raisya menjawab singkat seraya menundukkan kepala. Sang direktur berdiri, merapikan jasnya lalu berjalan mengelilingi meja, menuju pintu keluar, diikuti kedua manajernya.

Tepat di depan Raisya, ia berhenti sebentar.

“tolong jaga penampilanmu " ucap sang atasan penuh nada perintah.

Raisya terkesiap dan menundukkan  kepalanya, mengecek penampilannya. Dan segera merapikannya.

_oOo_

 

Raisya berlari di lorong rumah sakit, mencari kamar rawat adiknya. Ia segera pulang begitu jam kerja habis dan ia sudah merampungkan seluruh pekerjaannya.

Hari ini, setiap detik terasa berjalan sangat lambat. Dia sudah tidak sabar untuk pergi menemui adiknya.

Menurut kabar terakhir dari ibunya kondisi adiknya sudah membaik namun harus diopname. Tetapi ia tidak berani meminta izin untuk pulang lebih dulu.

Seperti yang sudah dikatakan tadi, dia masih pegawai baru dan hari ini bosnya memiliki banyak agenda yang notabene merupakan tugasnya untuk mengatur dan mendampingi bosnya itu.

Cklekk.

Raisya membuka pintu dan melihat tirai-tirai yang menutupi beberapa ranjang. Ia berjalan dan melihat satu demi satu penghuni ruang rawat itu. Pada tirai ketiga, ia menemukan adiknya tengah tertidur dan ibunya duduk di kursi samping ranjang.

"Bu "

“Sya, kamu sudah pulang?” tanya ibunya. Ia mengangguk, berjalan masuk lalu duduk di ranjang adiknya dengan hati-hati.

“Bagaimana Nadia?” tanya Raisya dengan suara pelan.

Ibunya menggeleng.

“Dokter mengatakan, ia harus transplantasi ginjal secepatnya. Untuk saat ini ia bisa bertahan jika menjalani cuci darah .

Jika kita tidak bisa mendapatkan donor ginjal secepatnya, maka terpaksa selama hidupnya ia harus menjalani cuci darah." jelas sang ibu seraya menahan tangis.

"ibu hanya tidak bisa membayangkan jika Nadia harus tersiksa selama hidupnya " ibunya kini tidak bisa menahannya. Tangisnya pecah. Raisya menghambur, meraih ibunya ke dalam pelukannya.

“Tenanglah bu, kita akan melakukan yang terbaik untuk Nadia Jika memang transplantasi ginjal adalah yang terbaik, maka kita akan melakukannya,”

“Tapi biayanya sangat mahal Sya…! Darimana kita mendapatkan biaya sebesar itu? Untuk biaya hari ini saja ibu meminjam pada bu Rt. Lalu bagaimana besok dan seterusnya, ??” Raisya tertunduk diam.

Sang ibu berkata benar..

Setiap hari sang ibu berjualan sayur matang keliling untuk menyambung hidup mereka sehari hari.

Hidup mereka kini bisa di bilang sangatlah minim.

Sedangkan dulu untuk kuliah, Raisya mengandalkan beasiswa dan honornya dari bekerja paruh waktu.

Sang ayah telah meninggal beberapa tahun yang lalu saat Raisya duduk di bangku SMA.

Sejak saat itu Raisya membantu berjualan sang ibu..

“Berapa biayanya?” tanya Raisya seraya melepas pelukan ibunya perlahan.

“sekitar 100 jt” Raisya tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. seratus juta rupiah? Darimana dia mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu dekat? Jumlah itu sama dengan gajinya bekerja selama setahun lebih!

“jangan khawatir Bu aku akan berusaha mendapatkan uang itu,”

“Tapi darimana kamu bisa mendapatkan uang sebanyak itu?”

“Aku… Aku akan mencoba meminjam kepada perusahaan…”

“Apakah  bisa? Kamu masih baru bekerja disana, Sya”

“Aku akan mengusahakannya, ibu bantu doa saja!”

_oOo_

“Kamu harus segera menikah. Usiamu sudah waktunya untuk menikah. Lagipula, mama hanya ingin melihat kamu bahagia Arya..lagipula setiap mama berkumpul dengan teman teman mama mereka selalu menceritakan tentang menantu dan cucu mereka sedangkan mama,apa yang mesti mama ceritakan."

“ma,,pernikahan bukanlah suatu perlombaan,mungkin kalau sebuah tender besar Arya masih bisa berjuang mendapatkannya,tapi ini soal hati dan juga takdir.." jelas Arya.

“Tapi Arya kami ini sudah tua… Kami ingin melihatmu segera menikah. Kami tidak pernah meminta apapun darimu, tapi yang satu ini… Kami mohon!” Arya terdiam. Benar. Orang tuanya tidak pernah meminta apapun darinya, baru kali ini. Orang tua yang telah merawatnya, membesarkannya dengan penuh kasih sayang.

“Baiklah,” jawab Arya singkat.

Sang ibu mengerutkan keningnya, tidak mengerti maksud sang anak

“baiklah kalau itu keinginan mama dan papa,,Aku akan segera menikah,” sang ibu terlihat kaget, sekaligus bahagia.

“Benarkah? apa Kamu sudah memiliki calon?” Arya mengangguk.

“Ya Tuhan! Mengapa kamu tidak mengatakannya? Baiklah, segera hubungi mama Kami akan bersiap menyambutnya!” ujar sang ibu dengan senyum bahagia.

“Tentu…”

...****************...

 

“seratus juta?” ulang Arya, mendengar laporan manajer keuangan.

“Ya, pak,”

“Untuk apa dia meminjam uang sebanyak itu? Lagipula dia belum lama bekerja di sini!” tanya Arya keras.

“Saya juga kurang tau. Begitu saya tiba, sekretaris anda langsung menemui saya untuk mengajukan pinjaman tersebut,” Arya mengerutkan keningnya.

“tolong panggil dia..suruh ke ruangan saya.."

”baik pak...permisi"

lelaki itu segera meninggalkan ruangan. Beberapa saat kemudian, sesosok wanita yang tengah mereka bicarakan pun datang.

“Maaf pak, apakah anda memanggil saya?”

“Ya!” jawab Arya dingin.

“katakan untuk apa kamu meminjam uang sebanyak itu?” lanjutnya, to the point, tetap dengan nada dingin, yang seakan bisa  membekukan Raisya.

“Saya… Saya membutuhkan uang itu…” jawab Raisya gugup dan terputus. Arya mendengus, lalu menatap Raisya tajam.

“Maksudku, uang itu akan kamu gunakan untuk apa?” Raisya menundukkan kepalanya, diam. Kemampuan berkomunikasinya mendadak menghilang karena tatapan tajam sang bos padanya, seakan mengulitinya. Ia sama sekali tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi atasannya yang terkenal keras ini. Ia pikir, ia cukup mengajukan pinjaman ke bagian keuangan perusahaan.

“Kenapa? Kamu tidak bisa menjawab? Kamu terkejut karena saya mengetahui pengajuan pinjamanmu?”  Raisya terkejut Ternyata. Lelaki itu bisa membaca pikirannya. Raisya menunduk, meremas kedua tangannya. Sungguh, ia baru mengerti mengapa banyak sekali karyawan yang takut dengan direkturnya itu. Selain dingin dan keras, direkturnya itu seakan mampu mengintimidasi seseorang hanya dengan keberadaannya, tatapan, atau suaranya. Dan Raisya… Ya Tuhan! jika saja ada jalan lain untuk menyelamatkan adik nya ia tak akan pernah berhutang pada perusahaan tempatnya bekerja.

“Raisya lestari, Kamu mengajukan pinjaman yang sangat besar, dan kamu adalah pegawai baru, kamu adalah sekretaris saya, jadi manajer keuangan menyerahkan keputusan kepada saya. Sekali lagi saya bertanya, untuk apa uang itu?” Raisya menarik nafas seraya mengangkat wajahnya pelan.

“Untuk… Untuk pengobatan adik saya…” Raisya menjawab lirih.

“Apa?”

“Adik saya sakit…”

“Sebanyak itu?”

“Ya…”

“Apa penyakitnya?”

“Gagal ginjal. Dia harus di operasi secepatnya…” Arya mengerutkan kening. Ia memperhatikan gadis yang di hadapannya dengan seksama, berusaha melihat kebohongan di wajahnya. Namun yang ia temukan adalah sebaliknya. Raut wajah khawatir, bingung, putus asa, dan apalah itu.

Arya menghela nafas. Wajahnya sudah mulai melunak.

“Raisya!! Kamu mengajukan pinjaman yang sangat besar ke perusahaan. Sebelumnya tidak pernah ada yang mengajukan pinjaman sebesar itu. Dan kamu! Kamu masih pegawai baru di sini! Bagaimana bisa kamu mengajukan pinjaman sebesar ini? Dengan apa kau membayarnya? Kamu tau, sesuai kebijakan perusahaan, dengan memotong gaji mu, kamu baru bisa melunasi hutangmu selama  4 tahun lebih melebihi kontrak kerjamu di sini. Apakah itu masuk akal?”

“Maaf pak, saya tidak berpikir sejauh itu…” jawab Raisya, jujur.

“saya akan memikirkannya. Kamu boleh pergi.”

Dan Raisya pun pergi, dengan perasaan yang masih menggantung. Dalam hatinya ia berdoa semoga bosnya itu mau berbaik hati memberinya pinjaman.

...****************...

“Bagaimana keadaan Nadia bu?”

“Aku sedang mengusahakannya…”

“Ya… Baiklah!”

klik...sambungan telepon terputus.

Raisya menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi. Ia benar-benar bingung. Baru saja ibunya memberitahu bahwa ibunya gagal mendapatkan pinjaman dari sanak saudaranya. Mau tak mau, kini harapan satu-satunya adalah pak Arya Wijaya,bos nya. Dan ia masih menunggu keputusan darinya sampai sore ini.

Kriing..

Telponnya berdering. Raisya segera mengangkatnya..karena ia tau benar itu panggilan dari atasannya.

“Ke ruangan saya, sekarang!” dan untuk ke sekian kalinya, Raisya mendengar kalimat yang sama, nada yang sama, intonasi yang sama, setiap kali atasannya memanggilnya ke ruangan. Raisya bergegas ke ruang pimpinan yang tidak jauh dari ruangannya.

Raisya mengetuk pintu lalu membukanya perlahan.

“permisi, pak!”

“Masuklah!” Raisya menutup pintu perlahan lalu berjalan melintasi ruangan yang luas itu, dan berhenti di depan meja atasannya.

“Duduk!” perintah Arya. Dan sekali lagi, Raisya hanya menurut.

“Kamu sudah memikirkan masalah pinjamanmu?”

“iya pak?” Raisya balik bertanya, tidak mengerti maksud atasannya. Bukankah tadi ia mengatakan bahwa ia yang akan memikirkannya?

“Apa kamu sudah menemukan solusi untuk masalah pinjamanmu?” Raisya menunduk. Tentu saja tidak ! Bahkan kini harapan satu-satunya ada di tangan bos dingin di depannya ini.

“Belum, pak…” Arya menghela nafas, lalu menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi dengan gaya yang khas, sangat berkelas dan berwibawa.

“Raisya, kamu tau pengajuan pinjamanmu tidak masuk akal. Kamu mengajukan pinjaman yang baru bisa kau lunasi setelah bekerja 4 tahun lebih, sedangkan kontrakmu sendiri hanya selama setahun. Lagipula, kami juga tidak dapat memastikan apakah kami akan melanjutkan kontrak denganmu atau tidak…” Arya menjelaskan dengan tenang. Berbeda dengan Raisya. Jantung gadis itu berdebar kencang menunggu setiap kalimat yang keluar dari mulut bosnya.

“Jadi, tanpa saya jelaskan kamu pasti sudah tau jawaban dari perusahaan…” Raisya meremas kedua tangannya menahan air mata yang sudah berada di sudut matanya.

“Tapi pak, tidak bisakah Anda mempertimbangkannya kembali?” Tanya Raisya dengan suara bergetar.

“saya?” Arya tersenyum tipis.

“Baiklah. saya ada sebuah penawaran untukmu…” Raisya mengangkat wajahnya.

“Penawaran?” Arya tersenyum dingin melihat ekspresi dari gadis uang kini berhadapan dengannya.

“Menikahlah denganku!” Raisya terkejut.

“Menikah?” ulang Raisya.

“Ya, bisa di bilang… kawin kontrak. Aku ingin kau menjadi istriku selama 1 tahun. Setelah itu kita bercerai,” jelas Arya.

Sejak melihat Raisya tadi pagi, tiba-tiba saja Arya mendapatkan ide cemerlang untuk masalahnya, dan sepertinya, wanita itu adalah kandidat yang utama. Selain cantik,gadis itu juga pintar, beretika, walaupun ia berasal dari keluarga menengah ke bawah, namun melihat usaha gadis itu untuk keluarganya, menjadi sebuah nilai plus baginya. Selain itu, begitu Raisya keluar dari ruangannya, atasannya itu segera mengumpulkan berbagai informasi mengenai gadis itu.

Bukannya Arya memanfaatkan keadaan dan kesulitan Raisya,,tapi yang ada dipikirannya adalah cara membahagiakan kedua orang tuanya,dengan cara segera menikah.

“Kawin kontrak? Tapi pak…”

“saya tidak menawarkannya dua kali, Raisya” Gadis itu terdiam,mencoba mencerna dengan baik tawaran atasannya itu.

Tapi Ia sudah tidak punya cara lain lagi. Adiknya berada di ranjang pesakitan, menanti bantuannya, sedangkan tidak ada jalan lain lagi yang terlintas di benaknya.

Dan seperti gadis lainnya, perasaan emosionalnya berjalan lebih cepat dari logikanya.

“Maaf pak, mungkin saya lancang. Tetapi, apakah bapak akan memberikan pinjaman sebanyak itu kepada saya ? Maksud saya, sebanyak 100 juta?”

“Kamu meragukan saya?”

“Tidak pak saya tidak bermaksud begitu…” Arya tersenyum tipis.

“Raisya, jika kamu menikah dengan saya , saya tidak hanya akan memberikanmu pinjaman sebesar yang kamu ajukan tapi aku akan membiayai seluruh biaya RS nya sampai sembuh, dan biaya hidup keluargamu…” Raisya terkesiap.

“Benarkah?”

“Tentu!” Raisya menundukkan kepala. Dalam hatinya berbisik Ambil saja, Raisya! Darimana lagi kamu mendapatkan uang sebanyak itu,? Keluargamu juga tidak memberinya, bukan?

apa kamu tega melihat adikmu tersiksa terus dengan penyakitnya? "

“Baik, pak saya menerima penawaran itu…” Jawab Raisya dengan bergetar.

“Kamu gadis yang sangat berani, Raisya..Tetapi saya tidak mau kamu membuat keputusan dalam keadaan tidak tidak tenang seperti sekarang.

Aku akan segera mengirim draft perjanjian kita. Kau bisa mempelajarinya dulu. Jika kamu mau, segera hubungi saya. Semakin cepat kamu menandatanganinya, semakin cepat pula kamu mendapatkan uang itu " Arya berhenti sejenak, lalu menatap Raisya dengan menunjukkan senyumannya yang mengintimidasi.

“Tapi seperti yang saya katakan tadi, saya hanya menawarkannya… sekali!” lanjutnya, dengan menekankan kata “sekali”.

“Ya, saya mengerti… pak”

“Baiklah, kalau begitu, kamu boleh pergi,” Raisya bangkit, menunduk sebentar, lalu meninggalkan ruangan itu dengan pikiran yang tidak menentu.

...****************...

Bagaimana?

Sebuah pertanyaan yang cukup membuat Raisya pusing dengan keadaannya kini. Satu kalimat tanya yang jika di uraikan, jawabannya mungkin bisa menjadi berlembar-lembar.

Pertanyaan itu terus terlintas di benaknya, sejak ia meninggalkan kantor tadi, hingga kini ia berada di rumah sakit, menjenguk adiknya.

Bagaimana bisa ia menyetujui penawaran gila atasannya?

Bagaimana bisa ia seceroboh itu?

Bagaimana nanti dia menjelaskan pada ibunya?

Mengapa atasannya membuat penawaran semacam itu?

Ya, pertanyaan terakhir adalah pertanyaan yang paling membuatnya penasaran.

Atasannya,Arya wijaya, direktur muda yang berhasil, pewaris  kerajaan bisnis Wijaya Utama Group,  menawarkan sebuah pernikahan kontrak kepadanya? Apa alasannya?

Jika dilihat dari keluarga, jangan ditanya lagi! Keluarganya sangat terkenal di kalangan para pebisnis.

Harta? hanya orang bodoh yang menanyakan kekayaan seorang Direktur sekaligus pewaris perusahaan tersebut!  Lalu penampilan fisik?! Ya Tuhan! Raisya sangat yakin jika saja lelaki itu tidak menjadi seorang Direktur, ia pasti sudah menjadi seorang superstar terkenal! Badannya tinggi tegap, dadanya bidang, dan wajahnya… seandainya kebekuan di wajahnya diganti dengan senyuman tulus, tidak diragukan lagi, dia pasti adalah seorang malaikat yang turun dari surga!

ting!

Ponsel Raisya berbunyi, menandakan sebuah pesan masuk.

Dari: pak Arya

                Cek emailmu! saya sudah mengirim draft perjanjian itu.

 

Pesan yang singkat, padat, jelas!

Raisya segera membuka email melalui smartphone-nya, dan mengunduh lampiran draft perjanjiannya. Begitu berkas selesai diunduh, Raisya membukanya. Lembar pertama berisi tentang identitas dan kesepakatan, sedangkan lembar selanjutnya berisi peraturan yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak. Raisya membacanya dengan seksama.

Raisya menghembuskan nafas berat.Ia merasa peraturan yang di buat atasannya ini berat sebelah. Begitu banyak peraturan yang harus ia lakukan. Harus menjaga sikap, bersikap baik, menyiapkan segala keperluan dan kebutuhannya, bahkan mematuhi setiap perkataan atasannya. Ya Tuhan! Apakah aku bisa memenuhinya? Sedangkan di perjanjian itu tertulis, “Bagi pihak yang melanggar perjanjian ini, harus membayar denda sebesar " seratus juta rupiah ”? mungkin bagi seorang direktur perusahaan besar seperti dia jumlah sekian sangatlah mudah.

Sedangkan baginya? darimana lagi ia mendapatkan uang sebanyak itu.??....

to be continued

Terpopuler

Comments

Anhi Asriani

Anhi Asriani

semangat

2021-04-20

1

Silvy Almer Herdy

Silvy Almer Herdy

visual ny thor

2021-02-03

1

@✿€𝙈ᴀᴋ hiat dulu⦅🏚€ᵐᵃᵏ⦆🎯™

@✿€𝙈ᴀᴋ hiat dulu⦅🏚€ᵐᵃᵏ⦆🎯™

semanga terus up nya 💪💪💪

2020-11-22

1

lihat semua
Episodes
1 *Episode 01*
2 *Episode 02*
3 *Episode 03*
4 *Episode 04*
5 *Episode 05*
6 *Episode 06*
7 *Episode 07*
8 *Episode 08*
9 *Episode.09*
10 *Episode 10*
11 Episode 11*
12 *Episode 12*
13 *Episode 13*
14 *Episode 14*
15 *Episode 15*
16 *Episode 16*
17 *Episode 17*
18 *Episode18*
19 *Episode 19*
20 *Episode 20*
21 *Episode 21*
22 *Episode 22*
23 *Episode 23*
24 *Episode 24*
25 *Episode 25*
26 * Episode 26 *
27 * Episode 27 *
28 * Episode 28 *
29 *Episode 29*
30 "Episode 30*
31 *Episode 31*
32 *Episode 32*
33 *Episode 33**
34 *Episode 34*
35 *Episode 35*
36 *Episode 36*
37 *Episode 37*
38 *Episode 38*
39 *Episode 39*
40 *Episode 40*
41 *Episode 41*
42 *Episode 42*
43 *Episode 43*
44 *Episode 44*
45 *Episode 45*
46 *Episode 46*
47 *Episode 47*
48 *Episode 48*
49 *Episode 49*
50 *Episode 50*
51 *Episode 51*
52 *Episode 52*
53 *Episode 53*
54 *Episode 54*
55 *Episode 55*
56 *Episode 56*
57 *Episode 57*
58 *Episode 58*
59 *Episode 59*
60 *Episode 60*
61 *Episode 61*
62 *Episode 62*
63 *Episode 63*
64 Episode 64*
65 Episode 65*
66 Episode 66*
67 Episode 67*
68 Episode.68*
69 Episode 69*
70 Episode 70*
71 Episode 71*
72 Episode 72*
73 Episode 73*
74 Episode 74*
75 Episode 75*
76 Episode 76*
77 Episode 77*
78 Episode 78*
79 Episode 79*
80 Episode 80*
81 Episode 81
82 Episode 82*
83 Episode 83
84 Episode 84*
85 Episode 85*
86 Episode 86*
87 Episode 87*
88 Episode 88*
89 Episode 89*
90 Episode 90*
91 Episode 91*
92 Episode 92*
93 Episode 93*
94 Episode 94*
Episodes

Updated 94 Episodes

1
*Episode 01*
2
*Episode 02*
3
*Episode 03*
4
*Episode 04*
5
*Episode 05*
6
*Episode 06*
7
*Episode 07*
8
*Episode 08*
9
*Episode.09*
10
*Episode 10*
11
Episode 11*
12
*Episode 12*
13
*Episode 13*
14
*Episode 14*
15
*Episode 15*
16
*Episode 16*
17
*Episode 17*
18
*Episode18*
19
*Episode 19*
20
*Episode 20*
21
*Episode 21*
22
*Episode 22*
23
*Episode 23*
24
*Episode 24*
25
*Episode 25*
26
* Episode 26 *
27
* Episode 27 *
28
* Episode 28 *
29
*Episode 29*
30
"Episode 30*
31
*Episode 31*
32
*Episode 32*
33
*Episode 33**
34
*Episode 34*
35
*Episode 35*
36
*Episode 36*
37
*Episode 37*
38
*Episode 38*
39
*Episode 39*
40
*Episode 40*
41
*Episode 41*
42
*Episode 42*
43
*Episode 43*
44
*Episode 44*
45
*Episode 45*
46
*Episode 46*
47
*Episode 47*
48
*Episode 48*
49
*Episode 49*
50
*Episode 50*
51
*Episode 51*
52
*Episode 52*
53
*Episode 53*
54
*Episode 54*
55
*Episode 55*
56
*Episode 56*
57
*Episode 57*
58
*Episode 58*
59
*Episode 59*
60
*Episode 60*
61
*Episode 61*
62
*Episode 62*
63
*Episode 63*
64
Episode 64*
65
Episode 65*
66
Episode 66*
67
Episode 67*
68
Episode.68*
69
Episode 69*
70
Episode 70*
71
Episode 71*
72
Episode 72*
73
Episode 73*
74
Episode 74*
75
Episode 75*
76
Episode 76*
77
Episode 77*
78
Episode 78*
79
Episode 79*
80
Episode 80*
81
Episode 81
82
Episode 82*
83
Episode 83
84
Episode 84*
85
Episode 85*
86
Episode 86*
87
Episode 87*
88
Episode 88*
89
Episode 89*
90
Episode 90*
91
Episode 91*
92
Episode 92*
93
Episode 93*
94
Episode 94*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!