*Episode 05*

Tetapi pak… saya tidak mungkin menikah sebelum Nadia dioperasi.”

"Apa?”

“Apa maksudmu,Raisya?” Lanjut Arya dengan berang.

Raisya menundukkan wajahnya, tidak berani menatap pria di depannya itu, yang tengah menatapnya tajam, seolah sedang mengulitinya.

“Maaf pak… Saya… Maksud saya…” jawab Raisya terbata. Ia tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk melanjutkan kalimatnya.

Tentu saja Raisya tidak sungguh-sungguh bermaksud mengatakan hal itu pada Arya.

Saat ini ia ia benar-benar bingung, dan tindakannya dikendalikan oleh alam bawah sadarnya.

“Baik, kalau memang itu syarat yang kamu ajukan. Saya pastikan kita akan segera menemukan donor ginjal itu, lalu kamu harus menyiapkan diri untuk pernikahan kita!” ujar Arya dengan suara dalam dan rendah, namun tegas tak terbantahkan.

“Sekarang kamu boleh pergi,” lanjutnya, datar.

...****************...

“Selamat sore ibu Widya.. Dokter Ikbal meminta Anda untuk menemuinya sekarang” ujar seorang perawat kepada ibu Widya yang sedang menunggui Nadia.

“Baik, Suster, saya akan segera ke sana,” jawab ibu Widya. Perawat itu pun menghilang di balik pintu. Ibu Widya membenarkan letak selimut Nadia yang sedang tidur, lalu meninggalkannya, menuju ruang Dokter Ikbal.

Setelah menemukan ruang Dokter Ikbal dokter senior yang menangani Nadia,Ibu Widya mengetuk pintu lalu masuk. Ternyata Dokter Ikbal telah menunggunya.

“oh Ibu Widya, Silakan masuk! Silakan duduk!” ujar Dokter Ikbal dengan sopan.

“Terima kasih” jawab Ibu Widya lalu duduk di kursi kosong yang tersedia di depan meja kerja sang dokter

“Bagaimana keadaan Nadia Putri anda?” tanya Dokter ikbal, berbasa-basi.

“cukup baik dokter.. Kalau untuk yang lain, tentu dokter yang lebih tahu,” jawab Ibu Widya dengan sopan. Dokter Ikbal mengangguk lalu tersenyum.

“Bagus kalau begitu. Begini bu saya ingin mengatakan bahwa kami telah menemukan donor ginjal untuk Nadia putri anda, jadi operasi transplantasi ginjal Nadia bisa dilaksanakan secepatnya,” jelas Dokter Ikbal..

“Benarkah? Bagaimana bisa? Siapa yang bersedia menjadi donor ginjal Nadia dokter?” tanya ibu widya dengan suara bergetar ia sangat bahagia mendengar kabar itu.

“Kami tidak tahu pasti siapa pendonor itu, karena kami mendapatkan donor ginjal itu dari rumah sakit lain,”

“Rumah sakit lain?”

“Ya. Sepertinya Anda harus berterima kasih kepada pak Arya wijaya”

“Pak Arya?”

“Ya, Pak Arya Wijaya. Rumah sakit ini milik keluarga Wijaya. Karena permintaan dan kekuasaannya, kami bisa mencari ginjal di rumah sakit lain, dan akhirnya mendapatkannya, ya, walaupun memakan waktu beberapa hari,” jelas Dokter Ikbal. Ibu widya menundukkan kepala. Berbagai pikiran berkecamuk di kepalanya.

Awalnya beliau menolak keras perjanjian Raisya dengan Arya. Ketika itu ia pikir perjanjian Raisya dengan Arya hanya sebatas perjanjian dengan imbalan uang. Ia tidak menyangka peran Arya akan sejauh ini.

“Oh ya, saya dengar putri Anda, Raisya, memiliki hubungan khusus dengan pak Arya Wijaya?” lanjut Dokter Ikbal, memulai percakapan lagi, setelah melihat ibu widya yang hanya diam mematung.

“ bagaimana Anda tahu?”

“Tentu saja. Kedatangannya beberapa waktu lalu menjadi topik hangat antara para pegawai di sini karena sebelumnya dia belum pernah terlihat bersama seorang wanita dan saya dengar mereka akan segera menikah? Selamat ya bu..putri ibu mendapatkan seseorang yang tepat karena mereka adalah keluarga yang baik!”

“Menikah? Saya malah tidak tahu… Kalau begitu, Saya permisi dulu. Terima kasih banyak dokter” ujar ibu widya dengan terbata, kemudian buru-buru meninggalkan ruangan itu.

...****************...

Waktu memang terasa berjalan dengan cepat ketika sedang berada dalam suasana menyenangkan, namun sebaliknya, terasa sangat lama ketika sedang berada dalam suasana yang menakutkan, mencekam. Dan hal itulah yang dirasakan ibu widya dan Raisya.

Sudah dua jam Nadia berada di ruang operasi, menjalani operasi transplantasi ginjal. Sedangkan Raisya dan ibunya, hanya duduk dengan gelisah, menunggu lampu merah yang menandakan operasi sedang berjalan menjadi warna hijau.

Drrrttt. Drrrttt. Drrrttt.

Getaran ponsel Raisya yang ia letakkan di saku celana jeansnya membuatnya tersentak kaget.

*Pak Arya*

Nama sang  pemanggil tertera di layar sentuh smartphone-nya. Segera Raisya menggeser tanda warna hijau untuk menjawabnya

“iya pak”

“Raisya, Bagaimana keadaanmu?”

“Saya? Saya baik-baik saja, pak…” jawab Raisya dengan sedikit bingung, karena Arya tiba-tiba menanyakan keadaannya.

“Lalu, bagaimana dengan operasi Nadia ? Lancar?”

“saat ini sedang berjalan pak dari dua jam yang lalu.”

“Dua jam?” Ulang Arya.

“Ya. pak”

Raisya menjawab singkat. Beberapa detik berikutnya, hening tidak ada percakapan di antara mereka.

“kamu tenang saja Raisya dokter yang menangani Nadia adalah dokter-dokter terbaik. Operasinya pasti berjalan dengan baik,” Ujar Arya sangat meyakinkan.

Raisya menghela nafas panjang. Ia tidak dapat menyembunyikan rasa khawatirnya. Tetapi mendengar kata kata yang keluar dari mulut pria itu yang selalu meyakinkannya bahwa semuanya akan baik-baik saja, ia merasa beban itu sedikit terangkat.

Karena selama ini apa yang Arya katakan, dan yang ia janjikan, itulah yang terjadi. Dan Raisya juga berharap hal yang sama saat ini.

“Ya pak, saya juga berharap begitu,”Raisya kembali menjawab pendek. Setelah itu, beberapa detik kemudian, kesunyian kembali menyelimuti.

"oiya,,Raisya besok malam saya akan kembali ke Jakarta” ujar Arya..saat ini ia sedang berada di Jepang untuk mengurus cabang bisnisnya di sana. Seharusnya ia membawa Raisya bersamanya mengingat Raisya adalah sekretarisnya yang paling mengerti pekerjaannya. Tetapi Arya memberinya kesempatan untuk menemani Nadia menjalani operasinya.

Sejenak, Raisya terdiam memikirkan maksud ucapan Arya.

“iya pak,saya mengerti berarti besok lusa saya harus kembali bekerja,” jawab Raisya polos.

"bukan itu maksud saya. Apa kamu ingin saya membawakan mu sesuatu?”

“apa?”

“maksud saya begini, saya sekarang sedang berada di Jepang..

Bagaimana kalau aku membawakan kalian sesuatu, untuk ibu mu Nadia dan… kamu sendiri, apa kira-kira yang kalian suka?”Raisya mengerutkan kening.

“Maksud bapak, oleh-oleh?”

“Ya, bisa semacam itulah,” Raisya terdiam.

“Raisya?” Arya memanggil Raisya yang masih terdiam.

“saya rasa bapak tidak perlu repot membawakan kami oleh oleh.

Pak Arya sudah banyak membantu kami..kami akan merasa sangat keterlaluan bila terlalu banyak menutut ..Kami sangat berterima kasih pada bapak,” jawab Raisya, sopan. Beberapa detik kemudian, Arya baru menjawab,

“hem begitu,” jawab Arya. tak tahu mengapa seakan ada rasa kekecewaan dari nada bicaranya.

“Baiklah ,kalau begitu sampaikan salam saya pada ibu dan Nadia Semoga operasinya berjalan lancar. Selamat malam,” lanjutnya kemudian.

“Baik pak nanti akan saya sampaikan, selamat malam,” dan flip, percakapan terputus.

...****************...

Suara ketukan pintu diiringi pintu terbuka membuat Raisya, Nadia dan ibunya  menoleh. Sesaat kemudian sosok pria yang sudah sangat mereka kenal masuk. Siapa lagi kalau bukan Arya Wijaya.

“selamat sore semuanya!” ujarnya, memberi salam.

“selamat sore ” jawab Raisya dan Nadia kompak sedangkan ibu Widya hanya diam.

"selamat sore Tante." salam Arya pada ibu Widya.

“Selamat sore,” jawab ibu widya, pelan. Arya melangkah ke sisi ranjang dimana Raisya berada, lalu berdiri di sampingnya.

“Nadia bagaimana keadaanmu?” tanyanya pada Nadia yang sedang berbaring di ranjang.

Nadia tersenyum lalu menjawab, “Baik, pak” Nadia teringat apa kata sang ibu jika Arya adalah bos kakaknya dan harus panggil pak

“Baguslah kalau begitu. kakak harap kondisimu cepat pulih, jadi kamu bisa segera pulang,” ujar Arya dan 1 lagi panggil saja saya mas atau kakak, lalu melirik pada Raisya.

Raisya menundukkan kepala menerima lirikan Arya.

“Oya tante, hari ini orang tua saya juga datang kemari untuk menjenguk Nadia.

Tetapi di depan tadi masih berbincang dengan kepala rumah sakit,” lanjutnya. Raisya dan ibunya menoleh kaget.

“Tante Lina dan om Ridwan?” ulang Raisya yang di jawab dengan anggukan oleh Arya.

“maaf aku tidak sempat memberitahu kamu dulu. Nah, itu pasti mereka!” jawab Arya, lalu berjalan ke pintu setelah mendengar ketukan pintu.

Ternyata benar. kedua orangtuanya masuk dengan membawa sebuah keranjang berukuran sedang yang berisikan berbagai macam buah..kemudian mereka memberi salam.

Raisya menoleh pada ibunya dengan rasa khawatir. Ia tidak menyangka Arya akan membawa orang tuanya menjenguk adiknya tanpa memberitahunya terlebih dulu.

Raisya sangat khawatir akan reaksi ibunya. Namun melihat ibunya yang terlihat diam, dan sepertinya mengikuti permainan ini Raisya sedikit bisa merasa tenang.

“Nadia, bagaimana kabarmu,sayang ?” sapa ibu Lina pada Nadia.

Selanjutnya, mereka mulai bercakap-cakap ringan mengenai keadaan Raisya, sekolahnya, alamat rumah mereka, serta obrolan ringan lainnya.

Beruntung Ibu Widya bisa menanggapinya dengan baik.

Raisya hanya menanggapinya sesekali, begitu pun dengan Arya, yang dari tadi berdiri dengan setia di sampingnya.

"oiya bu Widya, jika diijinkan, kami ingin mengajak Raisya berlibur ke rumah kakek Arya di jogya akhir minggu ini. Mereka sudah berkali-kali menghubungi kami, meminta kami berkunjung kesana.

Dan ketika kami menceritakan tentang Raisya dan juga kalian, mereka juga memaksa kami membawa kalian semua. Tidak lama, hanya semalam,” ujar Ibu Lina dan berhasil membuat Raisya dan ibunya terperangah.

Ibu Widya melirik ke arah putrinya Raisya sedangkan Raisya hanya bisa menunduk diam.

“Saya tidak berhak memutuskan, semua terserah Raisya. Jika dia ingin berangkat, saya tidak akan melarang,” jawab ibu Widya.

Tentu saja Raisya sudah terikat kontrak dengan Arya, dan mau tidak mau Raisya harus mengikuti apa yang Arya katakan. Dan Arya pasti akan meminta Raisya ikut dengan mereka.

“Bagaiman ,Raisya?” Tanya ibu Lina.

“Saya…” Raisya menghentikan kalimatnya, lalu melirik Arya.

Tapi pria tidak bereaksi apa-apa, bahkan malah menatap Raisya, menanti jawaban.

“Saya…, jika mas Arya mengijinkan saya untuk ikut, saya akan ikut,” Arya mengerutkan keningnya ketika Raisya malah melemparkan keputusan padanya.

Pak Ridwan hanya tersenyum mendengar jawaban Raisya.

“Pasti dia mengijinkannya Raisya. Kalau tidak, pasti sejak awal ketika kami memberitahunya bahwa kami ingin mengajakmu, dia sudah menyampaikan berbagai alasan,” jelas pak Ridwan, seraya mengedipkan mata menggoda putranya dan hal itu berhasil membuat seorang Arya malu.

“Benar Raisya! Bahkan ketika dia baru saja tiba dirumah pagi tadi, hal yang pertama dia lakukan adalah mengajak kami segera kesini,” tambah Ibu Lina.

“mama…” protes Arya, sedang kan ke 2 orang tuanya malah terkekeh karena mereka berhasil mejahili putra kesayangan mereka.

“dan sepertinya, kami sudah cukup lama disini. Sekarang waktunya kami pamit,” ujar ibu Lina.

"tapi mohon maaf bu Lina untuk acara berlibur biarlah Raisya saja yang ikut..mungkin di lain kesempatan saya dan nadia bisa ikut..bukan kami menolak..tapi kondisi Nadia yang tidak mungkin melakukan perjalanan jauh pasca operasi.." jelas ibu widya pada ibu Lina.

"tidak apa apa bu kami mengerti..pasti kakek dan nenek Arya juga akan mengerti.."

Setelah itu mereka pun berpamitan, dan memberi beberapa nasihat dan doa untuk Nadia, agar segera sembuh. Namun, ketika mereka mulai keluar ruangan, ibu widya tiba-tiba memanggil Arya.

"iya tante ” jawab Arya dengan sopan. Kedua orang tua Arya pun ikut berhenti, dan berdiri di belakang Arya.

ibu Lina berjalan dan berhenti tepat di depan Arya. Raisya yang khawatir akan apa yang akan ibunya lakukan segera datang menyusul.

Ibu Widya berdiri tepat di depan ARYA, dan menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya, dan menunduk,

“Terima kasih banyak, Pak Arya! Terima kasih banyak atas bantuan Anda! Jika tanpa bantuan Anda,kami tidak tahu apa yang akan terjadi pada Nadia.

Terima kasih banyak pak!” ujar Ibu widya dengan suara bergetar.

Tindakan ibu widya itu tak ayal membuat Arya terkejut.

Tak pernah ia menyangka akan mendapatkan ucapan terima kasih yang tulus dari ibu Widya. Jujur ada sudut di dalam hatinya yang merasa bersalah. Seandainya ibu widya tau hal yang sebenarnya tentang… perjanjianku da****n Raisya...

“Bu.." seruan Raisya membuat Arya tersentak. Ketika ia sadar, Raisya sudah ada di depannya, memeluk ibunya.

“Maaf, Maafkan kelancangan kami!” ujar Raisya, seraya menundukan kepalanya

“Kenapa, Raisya? ibu hanya menyampaikan ucapan terima kasih padanya. Jika bukan karenanya, kita tidak akan punya cukup uang, dan ginjal itu…”

"Ibu” Raisya menekan suaranya, berusaha menghentikan kalimat ibunya . Arya pun seakan mengerti apa yang harus ia lakukan.

“tante.., Raisya, kami pamit dulu,” ujarnya, lalu berbalik. Ia memutar mata ketika melihat raut kebingungan orang tuanya, pasti karena adegan tadi. Arya pun melingkarkan tangannya di bahu papa dan mamanya, lalu menariknya pergi.

“Arya,,, apa maksud ibunya Raisya tadi?” selidik sang ibu..ketika mereka sudah berada di koridor rumah sakit.

“Yang mana ma?”

“Tadi, bantuanmu? Uang itu?” Arya berpikir sebentar.

“Arya?” panggil sang ibu.

“ooh itu… Aku meminjamkan mereka uang untuk biaya pengobatan Nadia.”

“Pinjaman?” ulang sang ibu. Arya pun mengangguk.

“Ya Tuhan Arya ,,Kamu ini memiliki pundi-pundi uang yang terus mengalir, Nak! kenapa kamu membuatnya sebagai pinjaman Kepada calon istrimu sendiri? mama tak menyangka." protes ibu Lina mamanya,, dan mendapat anggukan dari suaminya.

Arya sedikit kaget dan bingung mendengar protes ibunya. Bagaimana bisa orang tuanya sangat percaya bahwa Raisya benar benar akan menjadi istrinya? Bagaimana orang tuanya bisa sangat menerima Raisya?

“Tenang saja ma pa..Arya meminjamkannya uang

dengan jaminan Raisya..jadi dia tak akan pernah kabur dari Arya dan setelah kami menikah nanti pinjaman mereka akan lunas.” ujarnya.

“Maksudmu?” Tanya ibu Lina bingung..

“karena Ketika Raisya resmi menjadi istri Arya ia akan memiliki cukup uang untuk melunasi hutangnya,” lanjut Arya.

“Ckkk, dasar kau!” ujar ibu Lina lalu memukul lengan Arya gemas. Arya hanya tersenyum.

Apa yang dikatakan Arya pada orang tuanya itu sebenarnya fakta ia memberikan Raisya pinjaman dengan jaminan gadis itu untuk di jadikan istri kontraknya selama kurang lebih 1 tahun ke depan.

Ddrrtt… drrrtt..

Tiba-tiba ponsel Arya bergetar. Ia pun mengeceknya. Sebuah pesan dari Raisya.

Yang isinya permintaan maaf nya atas tindakan sang ibu tadi di RS.

Arya mengetik pesan balasan.

"tak apa apa...tapi apakah ibumu tahu tentang perjanjian kita.."tanyanya kembali setelah beberapa waktu yang lalu ia menanyakan hal yang sama pada Raisya..

Dan jawabannya tetap sama yaitu,,TIDAK.

Arya mengangguk setelah mendapat jawaban dari Raisya selanjutnya ia memasukkan kembali ponselnya ke saku.

...****************...

“Hanya ini barang bawaanmu ?” Tanya Arya ketika ia berdiri di depan Raisya.

Arya menjemput Raisya yang hari ini akan ikut berlibur ke rumah kakek dan nenek Arya di jogya

“Iya, pak.." jawab Raisya singkat.

Arya mengangguk walaupun sedikit heran. Biasanya seorang wanita yang akan pergi berlibur akan membawa koper yang terisi penuh walaupun hanya untuk menginap semalam. Tapi Raisya? Ia hanya membawa sebuah tas travel berukuran sedang!

Kali ini Arya menjemput Raisya di rumahnya yang kecil di tengah pemukiman padat penduduk yang membuatnya harus rela berjalan kaki untuk menuju rumah Raisya karena jalan masuk gang yang tak bisa dilalui mobil..

Sebenarnya Raisya sudah melarangnya untuk menjemputnya di rumah tapi pria itu memaksa sekalian minta ijin sekali lagi dan pamit pada ibunya Raisya.

Setelah berpamitan pada ibu widya..Arya dan Raisya berangkat menuju mobil Arya yang terparkir di ujung jalan sana.

Arya membawakan tas travel milik Raisya untuk di bawa ke mobilnya..hal itu membuat Raisya tak enak hati melihat atasannya membawakan tas miliknya padahal biasanya kemanapun bos nya itu pergi selalu ada pengawal atau asisten yang bertugas membawa barang barangnya..tapi kini pria itu malah memaksa membawakan barang barang nya.

Setelah mereka sudah duduk di mobil, Arya pun melajukan mobilnya.

“Bagaimana kabar Nadia aku tak melihatnya tadi?” Tanya Arya.

“Baik,pak tadi nadia sedang beristirahat di kamar setelah minum obat dari dokter” jawab Raisya..

“Syukurlah kalau begitu,” Arya menjawab singkat.

“oiya pak, kami sangat berterima kasih karena bapak telah membantu kami mendapatkan donor ginjal..terima kasih banyak pak!” ujar Raisya.

“Sudahlah, tidak usah dibahas lagi..dan aku akan lebih senang lagi kalau kamu tidak memanggil saya pak.."

Raisya terkejut dengan ucapan Arya.

"tapi pak.." ucapan Raisya terhenti..

"kamu tau apa yang akan keluarga ku katakan kalau kamu tetep memanggil ku dengan sebutan pak..itu akan membuat mereka curiga..jadi bisakah mulai saat ini kamu memanggil ku Mas..atau mungkin cukup dengan ARYA saja.."

"Tapi pak..."

"cukup Raisya jangan membantah lagi lakukan saja apa yang kuperintahkan.." tegas Arya.

"baik pak..."

"Raisya..apa kamu tidak dengar apa yang baru saja ku katakan..???"

"tapi pak tak ada siapa siapa disini hanya ada saya dan bapak.."

"sekali lagi aku katakan ikuti saja perintahku..." tegas Arya yang seketika bisa membuat Raisya terdiam..

“oh iya karena Nadia sudah di operasi dan kesehatannya mulai membaik jadi kita bisa mengadakan pertemuan keluarga secara resmi.." kata kata Arya kali ini sungguh membuat Raisya yang tengah duduk disampingnya terkejut..kemudian melihat kearah nya..

“Ya..mama dan papa sudah memaksa untuk segera membicarakan hubungan kita,” jawab Arya, tanpa mengalihkan pandangan dari jalanan di depannya.

Raisya menggigit bibir dan perlahan menunduk. Ada rasa bersalah menusuk di hatinya.

Bagaimana bisa dia ikut dalam permainan ini? Membohongi orang tua yang sangat baik, yang sangat menyayangi anak-anaknya, hanya demi uang?

to be continued👉👉👉👉👉

Episodes
1 *Episode 01*
2 *Episode 02*
3 *Episode 03*
4 *Episode 04*
5 *Episode 05*
6 *Episode 06*
7 *Episode 07*
8 *Episode 08*
9 *Episode.09*
10 *Episode 10*
11 Episode 11*
12 *Episode 12*
13 *Episode 13*
14 *Episode 14*
15 *Episode 15*
16 *Episode 16*
17 *Episode 17*
18 *Episode18*
19 *Episode 19*
20 *Episode 20*
21 *Episode 21*
22 *Episode 22*
23 *Episode 23*
24 *Episode 24*
25 *Episode 25*
26 * Episode 26 *
27 * Episode 27 *
28 * Episode 28 *
29 *Episode 29*
30 "Episode 30*
31 *Episode 31*
32 *Episode 32*
33 *Episode 33**
34 *Episode 34*
35 *Episode 35*
36 *Episode 36*
37 *Episode 37*
38 *Episode 38*
39 *Episode 39*
40 *Episode 40*
41 *Episode 41*
42 *Episode 42*
43 *Episode 43*
44 *Episode 44*
45 *Episode 45*
46 *Episode 46*
47 *Episode 47*
48 *Episode 48*
49 *Episode 49*
50 *Episode 50*
51 *Episode 51*
52 *Episode 52*
53 *Episode 53*
54 *Episode 54*
55 *Episode 55*
56 *Episode 56*
57 *Episode 57*
58 *Episode 58*
59 *Episode 59*
60 *Episode 60*
61 *Episode 61*
62 *Episode 62*
63 *Episode 63*
64 Episode 64*
65 Episode 65*
66 Episode 66*
67 Episode 67*
68 Episode.68*
69 Episode 69*
70 Episode 70*
71 Episode 71*
72 Episode 72*
73 Episode 73*
74 Episode 74*
75 Episode 75*
76 Episode 76*
77 Episode 77*
78 Episode 78*
79 Episode 79*
80 Episode 80*
81 Episode 81
82 Episode 82*
83 Episode 83
84 Episode 84*
85 Episode 85*
86 Episode 86*
87 Episode 87*
88 Episode 88*
89 Episode 89*
90 Episode 90*
91 Episode 91*
92 Episode 92*
93 Episode 93*
94 Episode 94*
Episodes

Updated 94 Episodes

1
*Episode 01*
2
*Episode 02*
3
*Episode 03*
4
*Episode 04*
5
*Episode 05*
6
*Episode 06*
7
*Episode 07*
8
*Episode 08*
9
*Episode.09*
10
*Episode 10*
11
Episode 11*
12
*Episode 12*
13
*Episode 13*
14
*Episode 14*
15
*Episode 15*
16
*Episode 16*
17
*Episode 17*
18
*Episode18*
19
*Episode 19*
20
*Episode 20*
21
*Episode 21*
22
*Episode 22*
23
*Episode 23*
24
*Episode 24*
25
*Episode 25*
26
* Episode 26 *
27
* Episode 27 *
28
* Episode 28 *
29
*Episode 29*
30
"Episode 30*
31
*Episode 31*
32
*Episode 32*
33
*Episode 33**
34
*Episode 34*
35
*Episode 35*
36
*Episode 36*
37
*Episode 37*
38
*Episode 38*
39
*Episode 39*
40
*Episode 40*
41
*Episode 41*
42
*Episode 42*
43
*Episode 43*
44
*Episode 44*
45
*Episode 45*
46
*Episode 46*
47
*Episode 47*
48
*Episode 48*
49
*Episode 49*
50
*Episode 50*
51
*Episode 51*
52
*Episode 52*
53
*Episode 53*
54
*Episode 54*
55
*Episode 55*
56
*Episode 56*
57
*Episode 57*
58
*Episode 58*
59
*Episode 59*
60
*Episode 60*
61
*Episode 61*
62
*Episode 62*
63
*Episode 63*
64
Episode 64*
65
Episode 65*
66
Episode 66*
67
Episode 67*
68
Episode.68*
69
Episode 69*
70
Episode 70*
71
Episode 71*
72
Episode 72*
73
Episode 73*
74
Episode 74*
75
Episode 75*
76
Episode 76*
77
Episode 77*
78
Episode 78*
79
Episode 79*
80
Episode 80*
81
Episode 81
82
Episode 82*
83
Episode 83
84
Episode 84*
85
Episode 85*
86
Episode 86*
87
Episode 87*
88
Episode 88*
89
Episode 89*
90
Episode 90*
91
Episode 91*
92
Episode 92*
93
Episode 93*
94
Episode 94*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!