*Episode 08*

Usai acara resepsi Arya mengajak istrinya untuk pulang ke apartemennya, ia sengaja memilih tinggal di apartemen agar rahasia tentang hubungannya dengan Raisya tak di ketahui orang tuanya.

Sebenarnya ibu Lina meminta mereka untuk

tinggal di rumah besar keluarga Wijaya namun Arya menolaknya secara halus dan sopan agar sang ibu tak tersinggung.

Ting. Pintu lift terbuka.

Arya meraih tangan sang istri membawanya masuk ke dalam apartment sambil membawa koper sang istri Raisya.

Raisya terlihat takjub berada disana.

Ini pertama kalinya ia melihat langsung sebuah apartemen mewah..yang semula hanya bisa ia lihat di tv.

Rasa penasaran Raisya akan kediaman seorang Arya Wijaya langsung terbayar lunas ketika ia menginjakkan kaki di dalam.

Raisya sudah dapat membayangkan betapa indahnya pemandangan malam kota Jakarta dari tempat ini.

“Kamu ingin kesana?” ujar Arya, menyadari rasa penasaran Raisya yang tampak jelas di wajahnya.

“apa?” jawab Raisya,

"ayo ikut aku.. " ajak Arya..dan Raisya pun mengikutinya.

“Kamu suka?” tanya Arya yang ternyata sudah berada di belakangnya,,Raisya menoleh dan menganggukkan kepala berkali-kali.

Tentu saja ternyata dari dalam apartemen itu tak hanya tersimpan sebuah pemandangan malam kota, tetapi disana terdapat taman bunga yang indah.

Ia tidak pernah membayangkan ada sebuah taman bunga di lantai 23.

Deg.

Sebuah kenyataan tiba-tiba menghentak nya.

Semua ini hanya sementara., bukannya ia tamak dan ingin memiliki semua ini selamanya.

Tapi ia sadar diri, bahwa ia tidak boleh larut dengan semua kemewahan yang dimiliki Arya.

“Kamu kenapa?” tanya Arya, begitu menyadari ekspresi istrinya yang tiba-tiba berubah.

Raisya menggelengkan kepala lalu tersenyum.

“baiklah. Kalau begitu, sekarang aku akan menunjukkan kamarmu.”

Raisya pun  mengikuti langkah Arya. Mereka menuju kamar yang ada di sebelah ruang tamu.

“Ini adalah kamar kamu dan kamarku ada di sebelah kamar ini, Ku harap kamu menyukainya,” ujar Arya dari belakang Raisya.

Raisya menoleh kepada Arya yang sedang meletakkan koper miliknya.

Raisya pun bergegas mendekat dan mengambil alih kopernya.

“Maaf pak.. Anda tidak seharusnya membawakan koper saya,” ujarnya sungkan.

“tidak apa..apa kamu menyukai kamar ini? Jika tidak, kamu bisa memilih kamar yang lain,”

“Tentu saja pak ini sudah lebih dari cukup,” jawab Raisya.

Bagi Raisya ini semua sangat istimewa, kamar itu sangat luas & komplit dengan perabotannya.

“baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu,”  ujar Arya lalu keluar dari kamar Raisya.

Pagi ini hari pertama setelah menikah.

Arya berjalan keluar kamarnya dan langsung menoleh ke arah dapur saat menghirup wangi masakan.

Benar saja wanita yang semalam resmi menjadi istrinya, istri kontraknya sedang menyiapkan sarapan untuknya..lebih tepat untuk mereka ber 2.

“Selamat pagi," ujarnya, begitu sudah tiba di dapur.

Ia menarik salah 1 kursi meja makan yang tak jauh dari tempat Raisya berdiri.

Gadis itu menoleh ke arah yang berada di balik meja di belakangnya.

“Selamat pagi.” jawab Raisya, singkat.

"mau kopi atau teh?” tanya Raisya menawarkan.

“kopi saja dengan sedikit gula.” jawab Arya. dengan cepat Raisya pun membuat secangkir kopi dan menyajikannya.

Arya mengucapkan kata terima kasih dan menikmati kopinya seraya memperhatikan sang istri kontraknya yang sedang mengaduk sesuatu di atas kompor.

Tanpa disadarinya ada sebuah perasaan asing perasaan yang tidak bisa ia jelaskan yang membuat hatinya bergetar melihat kesibukan gadis itu saat sedang menyiapkan sarapan untuknya.

“Kamu sedang memasak apa?” tanya Arya.

"nasi goreng dengan telor mata sapi,” jawab Raisya singkat, lalu mematikan api, kemudian menyajikan hasil masakannya ke dalam dua buah piring.

1 untuk Arya & 1 lagi untuknya.

"maaf pak saya tak menemukan apapun di kulkas dan disini hanya ada beras dan beberapa butir telor.." ucapnya saat menyiapkan sarapan. Ia pun menarik kursi dan duduk di disisi kanan Arya.

“tidak apa apa aku lama tidak belanja karena memang jarang makan disini.." ujar Arya, seraya memakan sarapannya. Baru suapan pertama, dia berhenti.

“Kenapa pak? Apakah ada yang salah ?” tanya Raisya, khawatir.

“Ya,” Arya Menjawab singkat & membuat Raisya penasaran.

Arya mengangkat wajahnya dan melihat sang istri kontraknya yang tengah menatapnya dengan wajah penasaran menunggu jawabannya.

“Kamu mengabaikan permintaanku Raisya…”

“Permintaan?” tanya Raisya kembali dan Arya pun mengangguk.

“Kamu masih memanggilku pak” jawab Arya.

Raisya pun kaget mendengar jawabannya.

“Maaf pak, bukankah sekarang hanya ada kita berdua? Jadi tidak akan ada yang tau jika saya memanggil anda dengan sebutan bapak,” jawab Raisya dan Arya pun menggeleng.

“tapi Aku ingin kamu selalu memanggilku mas & berhenti menggunakan bahasa formal padaku.

Dimana pun, kapan pun termasuk di kantor.” tegas Arya.

“Tapi, apa kata karyawan lain jika mendengar saya bersikap non formal pada bapak ?” Arya tersenyum.

“Terserah apa kata mereka..Apa kamu lupa mulai kemarin kita sudah resmi menjadi sepasang suami istri & semua orang sudah tau itu kalau sekarang kamu adalah istriku,”jawab Arya lalu kembali memakan sarapannya.

Raisya menunduk. Kalimat terakhir pria itu berhasil menciptakan sebuah perasaan hangat di hatinya.

Memang statusnya sekarang adalah istri sah Arya Wijaya..baik di mata agama atau hukum walaupun nyatanya hanya sebuah kontrak.

“Kamu pintar memasak juga ternyata?” lanjut Arya

"saya..em aku hanya sesekali memasak & juga membantu ibu menyiapkan dagangan jadi sedikit sedikit bisa memasak.." jawab Raisya merendah.

Raisya segera mengganti kata saya menjadi aku saat mendapat lirikan peringatan dari Arya.

“Oya, hari ini aku ingin pergi ke supermarket apa mas mengijinkan?” tanya nya dengan bahasa non formal meskipun masih kaku.

“Supermarket? Untuk apa? Kita bisa meminta Leo untuk membelikan seluruh keperluan mu,” jawab Arya

“Tapi ku rasa lebih baik langsung berbelanja sendiri di supermarket."

"Hari ini libur, dan tidak ada yang bisa ku kerjakan di rumah,” jawab Raisya

“baiklah kalau begitu. Aku akan mengantarmu,” Raisya membulatkan mata ketika Arya mengatakan akan mengantarnya.

“Kenapa? Kamu keberatan?” tanya Arya

“Tidak, tentu saja tidak,” jawab Raisya cepat.

“Jadi jam berapa kita berangkat?”

“hem, aku ingin membersihkan rumah dulu,” jawab Raisya. Arya pun tersenyum.

“Tidak usah sebentar lagi ada orang yang datang untuk membersihkan rumah.

Namanya bik Siti.

Dia datang setiap hari untuk membantu membereskan rumah."

Raisya pun mengangguk mengerti.

“tapi mas bagaimana jika bik Siti tahu kalau kita tidak sekamar?” tanya Raisya

“Maksudmu?” Arya balik bertanya.

“Bukankah pekerjaannya adalah membersihkan rumah ini? Berarti setiap kamar, termasuk kamar mas Arya dan kamar ku ?” Arya mengangguk, mengerti maksud Raisya.

"yaa, kamu benar kenapa hal ini tak terpikirkan oleh ku " jawab Arya membenarkan.

“Lalu bagaimana?”apa kamu ada ide..?"Arya berpikir sejenak.

“bagaimana jika aku saja yang membereskan kamar bapak, eum, maksudku kamar mas Arya?”

"apa itu nantinya tidak merepotkanmu ?” Raisya tersenyum sambil menggeleng.

“Baiklah kalau begitu mulai sekarang aku putuskan bahwa kamar ku sekarang sudah menjadi ruang kerjamu, tidak ada yang diijinkan masuk selain kamu, dan kamu yang bertanggung jawab memegang kuncinya,” Raisya mengangguk dan tersenyum, menyetujui keputusan Arya

...****************...

Hari ini Raisya dengan di temani sang suami berbelanja di sebuah pusat per belanjaan yang cukup besar dan terkenal di Jakarta.

Raisya memilih barang-barang yang akan ia beli dengan teliti, memperhatikan expired nya dan juga tentu harganya kemudian meletakkannya ke dalam troli yang di dorong Arya sang suami.

“Sudah cukup. Ayo ke kasir!” ujar Raisya, lalu membantu Arya mendorong troli, walaupun ia tahu suaminya itu tidak membutuhkan bantuannya. Ia hanya merasa sungkan dan tidak enak hati melihat Arya, yang notabene adalah atasannya mendorong troli annya.

“apa hanya ini yang kita butuhkan?” tanya Arya. Raisya pun menoleh.

“hemmm…” Raisya tidak menjawab.Arya akhirnya mengambil catatan belanja yang ada di tangan Raisya, kemudian mencocokkannya dengan barang-barang yang berada di dalam troli. Ternyata masih banyak barang yang tidak ada.

“bukannya masih banyak yang harus dibeli, ? ayoo” Arya memutar troli dan kembali berbelanja.

"tapi pak..." Ujar Raisya, menahan suaminya kemudian pria itu menoleh, lalu meraih tangan nya.

“mas..” ujarnya seraya tersenyum lembut, mengingatkan istrinya untuk memanggilnya Mas.

Raisya menunduk, menyembunyikan raut kemerahan di wajahnya, yang muncul ketika pria itu menggenggam tangannya dan mengingatkannya dengan lembut, hingga ia akhirnya tanpa sadar mengikuti sang suami.

Arya pun kembali mendorong troli dengan kedua tangannya. Namun, tangan kirinya berada di atas tangan kanan Raisya. menggenggam tangan istrinya yang ikut mendorong troli, karena ia enggan melepaskan tangan gadisnya itu.

Arya berhenti di setiap rak berisi barang-barang yang mereka butuhkan, dan mengambilnya tanpa memperhatikan harga. Namun,Raisya terkadang menukar barang-barang itu dengan barang sejenis namun  merk lain.

“Apakah yang itu lebih bagus?” tanya Arya saat melihat aksi istrinya itu.

“lebih hemat,” jawab Raisya dengan suara pelan. Ia menggunakan kata hemat  untuk menggantikan kata murah. Arya mengernyit, kemudian tersenyum geli setelah mengetahui maksud istrinya itu.

“Raisya.. kamu tidak perlu khawatir masalah harga. Aku tidak akan bangkrut hanya dengan membeli barang-barang ini. Sekarang pilih saja barang yang paling bangus,”

“Tapi…”

“Tapi kenapa?”Raisya tidak menjawab.

“Sudahlah, pilih saja yang paling bagus,” lanjutnya, tidak ingin dibantah. Raisya menghela nafas dan menuruti kata-kata suaminya.

...****************...

"Arya..." Arya menoleh ketika ia mendengar namanya di panggil.

Kini ia sedang makan siang bersama Raisya di salah satu resto yang ada dipusat perbelanjaan tempat mereka belanja tadi.

"Sonny..."ucapnya ketika mengenali seseorang yang memanggilnya tadi.

Pria itu adalah sahabatnya saat kuliah dulu.

Selanjutnya Pria itu berjalan ke arah Arya dan Raisya.

"ayo gabung dengan kita disini.." ujar Arya mempersilakan Sonny sahabatnya untuk duduk bersama mereka..

"tidak usah terimakasih..aku kesini sedang menunggu istri ku yang sedang belanja" jawab sonny.

“oiya maaf kemarin aku tak bisa datang.. papa mertua ku sedang sakit..."

"hem iya gak apa apa..santai saja..terus gimana keadaan mertua sekarang..??" tanya Arya pada sahabatnya itu.

"sudah lebih baik..." jawabnya sambil tersenyum.

“sekali lagi ku ucapkan selamat atas pernikahanmu. Apakah wanita cantik ini nyonya Wijaya ?” tanya sonny seraya melirik ke arah Raisya yang duduk berhadapan dengan Arya .

Arya pun tersenyum lalu meletakkan tangannya di punggung tangan kanan Raisya dan membelainya dengan lembut.

“iya.. Dan kenalkan dia Raisya Istriku?..sayang kenalkan ini Sonny sahabat ku waktu kuliah dulu."

Hem istriku...Mengapa kalimat itu terdengar sangat indah di telinganya?

Raisya memperkenalkan diri seraya berjabat tangan dengan Sonny sambil tersenyum.

"memang Arya gak salah pilih..anda memang sempurna..sesempurna Arya"..ucapan sonny membuat Raisya tersipu.

"kamu ngomong apa sih Son..Aku ini biasa saja..kalau memang mungkin ada yang bilang aku sempurna,,itu karena ada Dia disamping aku.." seraya menoleh ke arah sang istri sambil tersenyum lembut.

Pandangan mereka bertemu dan perasaan asing itu muncul kembali diantara mereka.

"aku tak akan sempurna tanpa Raisya.." ucapnya kembali..

Raisya merasa melayang tinggi mendengar ucapan Arya baru saja..tapi ia sadar pria itu tak mengucapkannya dengan serius.

Sonny hanya tersenyum mendengar pujian dari sahabatnya itu untuk sang istri tercinta.

"Dasar pengantin baru romantisan terus yaa..." goda Sonny

akhirnya dan di balas dengan senyuman oleh Arya dan Raisya yang terlihat tertunduk malu.

"oiya tadi kita juga belanja di dalam tapi tak bertemu istri kamu..??" ucap Arya.

“bagaimana kamu akan melihat ke arah orang lain kalau kamu sangat sibuk dengan istri kamu..kalau begitu aku pamit dulu Istriku pasti sudah menunggu,” pamit Sonny pada Arya dan Raisya.

"dan tolong sampaikan salamku pada om dan tante juga tolong sampaikan permintaan maaf ku pada mereka karena kemarin tak bisa datang.." lanjut sonny sebelum pergi dari hadapan Arya dan Raisya.

"pasti aku sampaikan.."jawab Arya sambil tersenyum.

...****************...

Sesampainya di apartment, Arya membantu Raisya menata barang belanjaan mereka tadi. Arya yang mengeluarkannya dari kantong belanjaan, sedangkan Raisya yang menatanya dalam kulkas.

Setelah selesai, Arya duduk di kursi meja makan menunggu sang istri yang sedang mengambilkan segelas jus jeruk untuknya.

“mas Arya nanti untuk makan malam..mas ingin makan apa? biar aku yang memasaknya,” tanya Raisya pada Arya.

“Memasak?” ulang Arya,,Raisya mengangguk.

“apa Kamu tidak capek? Kita baru saja pulang belanja…” lanjutnya.

“aku gak apa apa mas” jawab Raisya, seraya tersenyum.

“Tidak. Kita akan memesan saja. Kamu ingin makan apa? sea food? Pizza?atau apa?nanti kita bisa memesannya.." ucap Arya.

“Tidak usah mas… Aku tidak apa-apa, aku masih bisa memasak,” Arya berdecak.

“Raisya, katakan saja makanan apa yang kamu inginkan Aku akan membiarkanmu memasak, tapi tidak untuk saat ini. Semalam kamu pasti lelah karena acara kita, dan hari ini kamu bangun pagi, menyiapkan sarapan, membersihkan kamar, berbelanja, dan kamu masih ingin memasak? Raisya, kamu adalah istriku, bukan pembantuku, Aku tidak ingin kamu kelelahan lalu jatuh sakit, itu saja.” jelas Arya, panjang lebar.

Dan akhirnya Raisya memilih untuk mengalah..karena ia tau bahwa ia tak akan bisa menang berdebat melawan atasannya itu.

"baiklah…” Jawabnya pelan.

“kalau begitu kamu ingin makan apa?”

"terserah mas saja. mas pasti lebih tau,”

“bagaimana kalau pizza?” Raisya tersenyum dan mengangguk.

“oke ..Pizza.” jawabnya. Arya tersenyum lalu menekan ponselnya untuk memesan pizza menu makan malamnya

“mas Arya” panggil Raisya, setelah Arya selesai dengan ponselnya.

“ya ada apa?”

“masalah belanjaan tadi, aku akan menggantinya,” ujar Raisya.

"apa?” jawab Arya kaget.

“Barang yang kita beli tadi sangat banyak dan mahal. Aku akan menggantinya,” ulang Raisya.

Arya berdecak dan menatap tajam istrinya.

"Sya, kamu tidak perlu melakukan itu. Kamu adalah istriku, dan aku sudah berjanji untuk membiayai semua kebutuhanmu. Lagipula, barang-barang yang kamu beli tadi adalah untuk keperluan kita, untukku juga bukan?”Raisya hanya terdiam mendengar ucapan Arya suaminya.

“Jadi simpan saja uangmu untuk kebutuhan lain. Aku tidak membutuhkannya,” lanjut Arya Ia sengaja berkata seperti itu karena tidak ingin istrinya mendebatnya lagi.

Akhirnya Raisya hanya bisa menunduk. Tentu saja. Jumlah kekayaan suaminya itu tidak ternilai. Jadi ia tidak membutuhkan uang darinya yang tidak seberapa.

"adalagi yang mau kamu bicarakan..?" tanya Arya..Dan di jawab gelengan kepala oleh Raisya.

"kalau begitu aku mau ke kamar dulu...dan sebaiknya kamu juga istirahat..jangan sampai kamu kecapean dan nantinya akan jatuh sakit.." ucap Arya pada sang istri sebelum ia pergi ke kamarnya.

...****************...

Tok tok tok.

Raisya mengetuk pintu kamar Arya, namun tidak ada jawaban.

padahal ia bermaksud melaksanakan tugasnya, yakni membereskan kamar Arya.

Ia mencoba lagi sampai tiga kali, tetapi tetap tidak ada jawaban. Akhirnya ia memberanikan diri membukanya, melongok ke dalam, dan tidak menemukan suaminya. Ia pun masuk ke kamar Arya yang sangat luas. Kamar Arya terletak tepat di sebelah kamarnya, berisi satu set sofa, LED TV, ranjang king size,kulkas dan, beberapa barang mewah lainnya..disana juga ada sebuah pintu,,mungkin wardrobe..dan memiliki balkon.

“Raisya?”

“ya.. maaf pak!” ujar Raisya kaget ketika mendengar suara Arya memanggilnya. Ia pun menoleh, dan melihat sang suami keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang terlilit di pinggangnya.Ia segera menunduk malu, dan Arya pun tersenyum melihat tingkah Raisya.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” ujar Arya seraya berjalan ke arahnya.

"maaf.., saya masuk tanpa permisi. Saya hanya ingin membersihkan kamar pak Arya” tanpa sadar, Raisya kembali menggunakan kalimat formal, karena kaget akan kehadiran

suaminya itu, dan kini pria itu berdiri tepat di hadapannya.

“Maaf, bila pak Arya keberatan saya akan pergi sekarang,” ucap nya kemudian berbalik, namun Arya menahan tangannya.

"tidak apa apa. Aku hanya keberatan karena kamu kembali menggunakan bahasa formal padaku,”

“Maaf,” jawab Raisya masih menunduk, tidak berani melihat Arya.

Dan Arya pun tersenyum.

“Lanjutkan saja, aku ganti baju dulu,” ujarnya lalu berjalan menuju sebuah ruangan mungkin wardrobe..

Beberapa saat kemudian, Arya keluar dengan mengenakan kemeja putih dan celana biru tua, dengan dasi yang menggantung di lehernya. Ketika ia baru saja keluar, ponselnya berdering, dan ia pun menjawabnya.

"iya ma” ucap Arya, menjawab telfon yang ternyata dari ibunya

Arya mencoba memasang dasi dengan sebelah tangannya, namun ia tak berhasil.

Raisya yang saat itu telah selesai membereskan tempat tidur Arya, berjalan mendekat lalu membantu suaminya itu memasang dasinya.

“Raisya? dia bersamaku sekarang,” ujarnya, seraya mengangguk dan tersenyum. Padahal ibunya di seberang sana tidak akan bisa melihatnya.

“mama  ingin bicara dengannya?”

“baiklah,” Arya kemudian menyerahkan ponselnya pada Raisya.

Raisya pun menerimanya, dan berbicara dengan ibu mertuanya.

“Ya ma ” jawabnya pelan dan sopan.

"maaf ma mungkin ketinggalan di kamar.. , maksudku di luar, dan tidak mendengarnya tadi”

***

"maaf ma kalau hari ini Raisya gak bisa..hari ini mas Arya ada meeting penting dengan klien..mungkin lain kali Raisya bisa.."

***

“iya ma, sekali lagi Raisya minta maaf...ya sampai jumpa...”

Raisya menutup telfonnya dan mengembalikannya pada Arya, yang kini telah selesai memasang dasinya.

“mama ngomong apa?”

“Ehm mama mengajakku berbelanja,”

“Lalu?”

“Aku menolaknya, karena kemarin kita sudah berbelanja, dan hari ini mas Arya ada meeting penting di kantor yang kemaren sempat tertunda,” jawab Raisya dan mendapat anggukan dari Arya.

Memang hari ini ada jadwal meeting dengan klien penting yang tak bisa di tunda lagi..apalagi seharusnya sudah di lakukan beberapa hari yang lalu..berhubung kemarin Arya dan Raisya sibuk menyiapkan pernikahannya jadi baru terealisasikan hari ini.

"baiklah semua sudah siap aku akan tunggu Mas untuk sarapan,” ucap Raisya, seraya melangkah menuju pintu.

“Tunggu.” panggil Arya. Dan Raisya pun berhenti kemudian berbalik.

“ya?” jawab Raisya singkat.

Arya mengangguk, mengisyaratkan istrinya untuk mendekat. Lalu ia mengambil sebuah amplop dari lacinya, dan menyerahkannya pada Raisya.

“Ini kartu kredit untuk kamu.."

“apa?” Raisya mengangkat wajahnya memandang suaminya dengan tatapan bertanya.

“Ambillah, kamu bisa menggunakannya berbelanja apapun yang kamu mau. Kartu ini unlimited,” ucap Arya.

"tapi maaf mas aku tidak terlalu membutuhkannya,maksudku aku masih memiliki gaji…” tolak Raisya.

“Apa kamu pikir dengan gajimu itu bisa memenuhi seluruh kebutuhanmu? Memenuhi kebutuhan kita? Raisya, aku tidak akan selalu bisa menemanimu berbelanja.

Jika aku tidak bersamamu, apa kamu bisa membayar barang-barang belanjaan mu itu? Maksudku, jika saja kau berbelanja keperluan rumah tangga seperti kemarin, apa bisa?” Raisya terdiam.

Suaminya itu benar, gajinya memang tidak cukup untuk memenuhi segala kebutuhannya, ditambah lagi dia masih harus memberikan sebagian uangnya untuk ibu dan adiknya.

“Baiklah mas. Terima kasih banyak.” jawab Raisya, lalu mengambil amplop yang diberikan Suaminya itu.

Walaupun kini ia menerima kartu kredit unlimited dari Arya bukan berarti ia setuju untuk berbelanja sesuka hatinya, belanja apapun yang ia mau. Ia berjanji, ia akan menggunakan kartu ini hanya untuk berbelanja kebutuhan rumah tangga mereka.

...****************...

Hari pertama ke kantor sebagai pasangan suami istri, sukses menimbulkan kehebohan di seluruh isi kantor.

Arya yang biasanya selalu datang ke kantor dengan Leo di sampingnya, kini berubah menjadi seorang wanita cantik, istrinya Raisya sedangkan sang asisten berjalan di belakang mereka.

Memang, para karyawan itu sering kali melihat mereka pergi bersama, namun saat itu Raisya masih menjadi sekretaris bosnya itu. Tetapi sekarang?

Setelah baru sekitar 2 bulan bekerja, Raisya tidak hanya menjadi seorang sekretaris, tetapi NYONYA DIREKTUR. Dan predikat itu seakan ditegaskan oleh Arya dengan sikap protektifnya kepada Raisya. Lelaki itu membantu Raisya keluar dari mobil, melingkarkan tangannya di pinggang Raisya ketika mereka melewati tangga, dan enggan melepas tangan Raisya dari genggamannya ketika sedang berbicara dengan salah satu karyawan, dan menjawab ucapan dari para karyawan.

to be continued 👉👉👉

 

Terpopuler

Comments

Marlyn

Marlyn

.baper aku

2021-07-21

0

Sasuke(f.nme)

Sasuke(f.nme)

thor knpa crta bgus bgeto bkin baperrr😍

2021-05-10

2

HePi_Alwy's😍😘

HePi_Alwy's😍😘

iiiiiiiikh ceritanya bkin bapeeeeeerrrrrrr🥰🥰😍😍

2021-04-02

6

lihat semua
Episodes
1 *Episode 01*
2 *Episode 02*
3 *Episode 03*
4 *Episode 04*
5 *Episode 05*
6 *Episode 06*
7 *Episode 07*
8 *Episode 08*
9 *Episode.09*
10 *Episode 10*
11 Episode 11*
12 *Episode 12*
13 *Episode 13*
14 *Episode 14*
15 *Episode 15*
16 *Episode 16*
17 *Episode 17*
18 *Episode18*
19 *Episode 19*
20 *Episode 20*
21 *Episode 21*
22 *Episode 22*
23 *Episode 23*
24 *Episode 24*
25 *Episode 25*
26 * Episode 26 *
27 * Episode 27 *
28 * Episode 28 *
29 *Episode 29*
30 "Episode 30*
31 *Episode 31*
32 *Episode 32*
33 *Episode 33**
34 *Episode 34*
35 *Episode 35*
36 *Episode 36*
37 *Episode 37*
38 *Episode 38*
39 *Episode 39*
40 *Episode 40*
41 *Episode 41*
42 *Episode 42*
43 *Episode 43*
44 *Episode 44*
45 *Episode 45*
46 *Episode 46*
47 *Episode 47*
48 *Episode 48*
49 *Episode 49*
50 *Episode 50*
51 *Episode 51*
52 *Episode 52*
53 *Episode 53*
54 *Episode 54*
55 *Episode 55*
56 *Episode 56*
57 *Episode 57*
58 *Episode 58*
59 *Episode 59*
60 *Episode 60*
61 *Episode 61*
62 *Episode 62*
63 *Episode 63*
64 Episode 64*
65 Episode 65*
66 Episode 66*
67 Episode 67*
68 Episode.68*
69 Episode 69*
70 Episode 70*
71 Episode 71*
72 Episode 72*
73 Episode 73*
74 Episode 74*
75 Episode 75*
76 Episode 76*
77 Episode 77*
78 Episode 78*
79 Episode 79*
80 Episode 80*
81 Episode 81
82 Episode 82*
83 Episode 83
84 Episode 84*
85 Episode 85*
86 Episode 86*
87 Episode 87*
88 Episode 88*
89 Episode 89*
90 Episode 90*
91 Episode 91*
92 Episode 92*
93 Episode 93*
94 Episode 94*
Episodes

Updated 94 Episodes

1
*Episode 01*
2
*Episode 02*
3
*Episode 03*
4
*Episode 04*
5
*Episode 05*
6
*Episode 06*
7
*Episode 07*
8
*Episode 08*
9
*Episode.09*
10
*Episode 10*
11
Episode 11*
12
*Episode 12*
13
*Episode 13*
14
*Episode 14*
15
*Episode 15*
16
*Episode 16*
17
*Episode 17*
18
*Episode18*
19
*Episode 19*
20
*Episode 20*
21
*Episode 21*
22
*Episode 22*
23
*Episode 23*
24
*Episode 24*
25
*Episode 25*
26
* Episode 26 *
27
* Episode 27 *
28
* Episode 28 *
29
*Episode 29*
30
"Episode 30*
31
*Episode 31*
32
*Episode 32*
33
*Episode 33**
34
*Episode 34*
35
*Episode 35*
36
*Episode 36*
37
*Episode 37*
38
*Episode 38*
39
*Episode 39*
40
*Episode 40*
41
*Episode 41*
42
*Episode 42*
43
*Episode 43*
44
*Episode 44*
45
*Episode 45*
46
*Episode 46*
47
*Episode 47*
48
*Episode 48*
49
*Episode 49*
50
*Episode 50*
51
*Episode 51*
52
*Episode 52*
53
*Episode 53*
54
*Episode 54*
55
*Episode 55*
56
*Episode 56*
57
*Episode 57*
58
*Episode 58*
59
*Episode 59*
60
*Episode 60*
61
*Episode 61*
62
*Episode 62*
63
*Episode 63*
64
Episode 64*
65
Episode 65*
66
Episode 66*
67
Episode 67*
68
Episode.68*
69
Episode 69*
70
Episode 70*
71
Episode 71*
72
Episode 72*
73
Episode 73*
74
Episode 74*
75
Episode 75*
76
Episode 76*
77
Episode 77*
78
Episode 78*
79
Episode 79*
80
Episode 80*
81
Episode 81
82
Episode 82*
83
Episode 83
84
Episode 84*
85
Episode 85*
86
Episode 86*
87
Episode 87*
88
Episode 88*
89
Episode 89*
90
Episode 90*
91
Episode 91*
92
Episode 92*
93
Episode 93*
94
Episode 94*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!