"selamat malam ma pa,," sapa Arya dan Raisya saat mereka datang kerumah dan bertemu dengan orang tuanya.
Malam ini mereka makan malam di rumah keluarga Wijaya atas undangan ibu Lina sang mama.
Mereka saling bertukar salam dan berpelukan seperti biasa.
"karena kalian sudah datang kita langsung saja ke meja makan..makan malam sudah siap..ayo sayang,," ibu Lina mengajak semua untuk ke meja makan,ia pun menggandeng menantunya,raut bahagia terlihat jelas di wajah pasangan paruh baya itu.
Apalagi ibu Lina,beliau sangat menyayangi Raisya,seperti anak kandungnya.
Mereka makan sambil ngobrol dan itulah yang mendatangkan protes dari ibu Lina,mendengar anak dan suaminya membicarakan pekerjaan saat makan malam.
"kalian ini yaa,papa sama anak selalu ngomongin soal kerjaan apa gak ada obrolan yang lain,,?" protes ibu Lina,sedangkan suami dan anaknya hanya menanggapinya dengan senyuman.
"ma,papa wajar kan nanya soal kerjaan pada Arya,anak papa sendiri..?? ya gak Sya,,? " kini giliran pak Wijaya yang protes,dan menekankan pertanyaan pada Raisya,menantunya yang sedari tadi hanya diam sambil makan, mendengar obrolan keluarga Wijaya.
Raisya pun hanya tersenyum menanggapi ucapan papa mertuanya.
"lihat itu Sya,papa sama suami kamu,di manapun tempatnya selalu bahas pekerjaan,,apa Arya juga begitu kalau di apartemen,,? " Raisya sedikit bingung bagaimana menjawab ucapan mamanya kali ini,ia pun melirik Arya yang duduk di sebelahnya.
"hem..gak ma,,kalau dirumah..." ucapan Raisya terhenti saat tangan Arya tiba tiba meraih tangannya dan mencium punggung tangannya tepat di hadapan orang tuanya.
"ma,kalau di apartemen tentu saja Arya fokus sama Raisya,,lagipula kita cuma tinggal ber 2,kalau dirumah ini ada mama sama papa,ada bibik,masak kita mesra mesraan di depan kalian,,kan malu.." ucapan Arya kali ini bisa sedikit membungkam ibu Lina untuk sementara.
"alasan aja kamu ini,,kalian kan sudah menikah gak akan ada orang yang ngomongin kalian kalau kalian romantisan di depan umum..lagipula mama dan papa juga akan ikut bahagia bila melihat kalian bahagia.." ucap ibu Lina pada akhirnya sebelum mereka meninggalkan meja makan dan beralih ke ruang keluarga.
Raisya dan ibu Lina berbincang soal ibu dan adik Raisya,sedangkan para suami seperti biasa hanya pekerjaan yang ada dalam pikiran mereka.
"malam ini kalian nginap sini yaa,,sejak menikah kalian belum pernah menginap disini,,yaa mama mohon..lagipula besok kan hari minggu..." ibu Lina memohon pada anak dan menantunya agar mau bermalam di rumahnya.
Raisya bingung harus menjawab apa,ia menoleh ke arah Arya,,Arya pun mengangguk,mengiyakan permohonan sang mama.
"iya ma malam ini kita akan menginap disini.."Jawab Arya pada mamanya,dan perempuan paruh baya itu terlihat sangat bahagia mendengar jawaban anaknya.
"baiklah kalau begitu,,sayang mama akan antar kamu ke kamar Arya,yang sekarang sudah menjadi kamar kamu juga.," ibu Lina mengajak Raisya pergi ke kamar Arya yang berada di lantai 2 rumahnya meninggalkan para suami mereka yang sedang asyik ngobrol di bawah.
"nah,ini kamar Arya,maksud mama kamar kalian,," ibu Lina membuka pintu kamar Arya dan mengajak Raisya masuk.
Mereka duduk di tepi ranjang berukuran king size,kamarnya pun sangat luas,mungkin lebih luas dari kamar Arya di apartemen.
Raisya mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar.
Sungguh ia sangat kagum dan merasa sangat bersyukur bisa tidur di kamar semewah ini walaupun hanya semalam..Karena ia sadar tempatnya bukan disini.
"sayang,kamu kenapa,,? " tanya ibu Lina yang melihat Raisya melamun.
"gak apa apa ma,," jawab Raisya sambil tersenyum.
"Sya,kamu ini anak mama juga sama seperti Arya dan Tania..jadi kalau ada apa apa jangan ragu untuk cerita ke mama ya sayang..?? " ibu Lina berbicara sambil memegang tangan Raisya,beliau sangat sayang pada Raisya,entah apa yang akan terjadi bila perempuan itu tahu yang sebenarnya.
"ma,Raisya gak apa apa,,Raisya hanya merasa ini seperti mimpi,Raisya menikah dengan mas Arya,Raisya mendapat keluarga baru seperti mama dan papa,,padahal Raisya bukan siapa siapa,Raisya hanya anak yatim yang hidup dengan ibu dan adik Raisya.."
"ini bukan mimpi sayang,ini nyata,,mama sangat bersyukur karena Tuhan mengirim kamu menjadi bagian dari keluarga ini.." Ibu Lina meraih Raisya dalam pelukannya,,mereka menangis dalam pelukan..ibu Lina menangis bahagia,namun entah bagaimana perasaan Raisya sekarang.
Ke 2 wanita itu masih menangis sambil berpelukan,,tanpa mereka sadari ada 2 pasang mata memperhatikan mereka dari tadi.
"ehem..." Raisya dan mamanya melepas pelukan mereka saat mendengar deheman seseorang yang ternyata Arya diikuti papanya di belakang.
"ma,,kenapa mama membuat istri Arya menangis,,? " Arya berjalan mendekati Raisya dan duduk di samping Raisya..
"kamu gak apa apa sayang,,??" Arya menarik Raisya dalam pelukannya..
"aku gak apa apa mas,,aku cuma ngobrol sama mama tadi.." jelas Raisya,ia pun bingung dengan sikap dan tindakan Arya yang tiba tiba meraihnya dalam pelukan.
"astaga Arya mana mungkin mama membuat Raisya sedih,mama sangat menyayanginya seperti mama menyayangi kamu..kami cuma ngobrol,dan mama meyakinkan Raisya kalau ini semua nyata,bukan mimpi.." jelas ibu Lina yang mendapat protes dari anaknya.
Padahal Arya hanya bercanda tadi,ia juga yakin mamanya tak mungkin membuat Raisya menangis sedih.
"iya ma Arya bercanda..tapi apa maksudnya tadi bukan mimpi,,siapa yang mimpi ma? " tanya Arya kembali dengan masih memeluk Raisya.
"ini tadi Raisya bilang,,semua ini seperti mimpi baginya,hadir dan menjadi bagian dari keluarga kita,dan mama bilang ini bukan mimpi,tapi ini kenyataan,,mungkin ini dulu memang salah satu mimpi mama,mendapatkan menantu seperti Raisya,dan Tuhan mengabulkannya,,mama sangat bersyukur,,"
"iya sayang mama benar,ini bukan mimpi,,sekalipun memang ini mimpi,ini adalah mimpiku,dan aku tak ingin bangun dari tidurku agar aku tetap bisa bermimpi indah bersamamu.." Arya melepas pelukannya,menangkup wajah Raisya dengan ke dua tangannya,menghapus air mata di wajah cantik istrinya,mencium keningnya,dan berakhir dengan meraih wanitanya dalam pelukannya kembali.
Sungguh jika boleh jujur ia tak ingin melepaskan Raisya,selamanya ia ingin gadis itu selalu di sisinya.
Tapi Raisya melepas pelukannya perlahan ia tak ingin terbawa perasaan yang pada akhirnya ia sendiri yang harus menanggung rasa sakit itu.
"ya sudah,ini sudah malam,kalian istirahat,," terdengar suara pak Wijaya yang dari tadi hanya menjadi pendengar setia di tengah tengah keluarganya.
"iya,,mama dan papa juga mau istirahat,oiya Sya baju kamu ada di dalam situ,mama sengaja menyiapkannya untuk kamu,jika sewaktu waktu kalian nginap di rumah ini,semoga kamu suka pilihan mama,," ucap ibu Lina sebelum meninggalkan kamar anaknya,,dan ia pun mendapat 1 pelukan lagi dari Raisya sebelum keluar.
"makasih ya ma,, untuk semuanya " ucap Raisya dalam pelukan ibu Lina.
"gak perlu makasih sayang,mama senang melakukannya,apalagi untuk kamu,anak kesayangan mama,,ya sudah sekarang kalian istirahat yaa,,mimpi indah sayang.." ibu Lina melepas pelukannya dan mencium kening Raisya dengan sayang kemudian keluar dari kamar anaknya.
Setelah pak Wijaya dan ibu Lina keluar,Raisya pergi ke kamar mandi untuk melakukan ritualnya sebelum tidur,sementara itu di kamar,Arya mendapat 1 pesan lewat WhatsApp dari Leo soal Dimas Adi Putra.
Ternyata laki laki itu bukan orang sembarangan,ia salah 1 pengusaha properti yang namanya cukup di pertimbangkan di Jakarta dan sekitarnya.
Namun untuk masalah pribadinya Leo belum mendapatkan informasi,yang ia tahu memang laki laki itu 1 kampus dan seangkatan sama Raisya.
Ia pun berpikir sejenak tentang seberapa dekat laki laki itu dengan Raisya.
Lamunannya buyar saat mendengar pintu kamar mandi terbuka dan Raisya muncul dari sana.
"kamu sudah selesai? " tanya Arya saat melihat Raisya berjalan keluar dari kamar mandi.
Dan gadis itupun menanggapinya dengan senyuman sekilas.
"baiklah kalau begitu,sekarang giliran aku ke kamar mandi.." Arya bangkit dari duduknya dan berjalan kearah kamar mandi meninggalkan Istrinya di kamar.
Raisya mencoba membuka wardrobe yang ada di dalam kamar Arya,mengingat ibu mertuanya yang sudah menyiapkan bajunya disana.
Ia melangkahkan kakinya kesana,membuka pintunya,daaaannnnn disana sudah tersedia baju baju yang telah disediakan mertuanya.
Mulai dari baju tidur sampai gaun pesta.Semua lengkap dan tertata rapi disana bersandingan dengan milik Arya.
Raisya pun mengambil salah 1 baju tidur untuk mengganti pakaiannya saat ini.
Setelah selesai ia kembali ke kamar.
Dan ternyata Arya sudah ada di atas ranjang sambil memainkan smartphone nya.
Arya hanya tersenyum saat melihat kekakuan Raisya yang kini ada dalam kamar yang sama dengannya.
"Kamu istirahat saja,ini sudah malam,," ucap Arya pada Raisya yang sudah beberapa menit berdiri diam di dekat sofa.
"mas,Aku boleh pinjam bantalnya satu.." ucap Raisya terbata,tak mungkin ia tidur seranjang dengan Arya.
Biarpun mereka berstatus suami istri,tapi hubungan mereka tak sama dengan pasangan yang lain.
Arya mengerutkan keningnya bingung mendengar ucapan Raisya.
Tapi ia pun mengambil 1 bantal untuk Raisya.
"ini,,tapi untuk apa,,? " tanya Arya seraya menyerahkan bantal pada Raisya.
"aku,mau tidur di sofa mas,," Arya bingung dan sedikit terkejut dengan jawaban Raisya,tapi akhirnya ia mengerti.
"hem,biar aku aja yang tidur di sofa,kamu tidur di ranjang,," Arya bangkit dari duduknya berniat mengambil bantal yang kini di tangan Raisya tapi Raisya enggan memberikannya.
Raisya merasa tak sopan bila Arya yang tidur di sofa sementara dirinya tidur di ranjang.
"gak mas,biar aku aja yang di sofa,ini kamar mas.."
"Raisya,ini dirumah mama,bukan di apartemen,disini memang banyak kamar,tapi apa kata mama sama papa kalau kita pisah kamar.." Arya mencoba menjelaskan Raisya tentang status mereka jika berada dirumah mamanya.
"Baiklah,kalau begitu kita sama sama tidur di ranjang,aku janji gak akan berbuat di luar batas..disini ada guling buat jarak kita,jadi kamu gak usah khawatir.." Arya mengajak Raisya untuk 1 ranjang dengannya bukan berniat macam macam tapi ia tak tega sebagai seorang laki laki membiarkan seorang wanita yang notabene adalah istrinya tidur di sofa sementara ia tidur nyaman di ranjang.
"kemarilah,tidur disini,.." Arya memberikan tempat di sebelah nya untuk Raisya dengan memakai guling sebagai pembatas.
Raisya pun hanya bisa menurut.
Ia mengambil tempat yang di tunjuk oleh Arya di ranjang.
Dan ia pun berbaring miring memunggungi Arya setelah sebelumnya mengucap selamat malam pada Arya yang masih duduk bersandar kepala ranjang sambil memainkan smartphone nya.
Arya pun hanya tersenyum melihat Raisya yang tidur membelakanginya.
Tak lama ia pun meletakkan smartphonenya di atas nakas.
Dan berbaring di samping Raisya kemudian tertidur.
to be continued👉👉👉👉👉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Saja Ah
lanjut
2021-07-23
1