Vote sebelum membaca😘
.
.
Ballroom hotel dipenuhi oleh orang-orang yang berdansa. Malia hanya bisa melihat di kursi roda, dengan tangan menggenggam tangan Norman.
"Apakah kau ingin berdansa?"
Malia terkejut. "Bagaimana kita berdansa, Norman?"
Pria itu terkekeh, dia menggendong Malia ala bridal yang mana membuat Malia terkejut setengah mati. "Norman!"
"Ayo kita berdansa," ucapnya bergabung ke tengah ballroom.
Para tamu bertepuk tangan, orkestra menggerakan tangan mereka untuk bermusik.
Malia tertawa dibuatnya, pertama kalinya dia melakukan dansa bersama seorang pria. Yang sangat dia cintai. Dia menyandarkan kepalanya di bahu Norman, bibirnya hanya berjarak beberapa senti. Malia dapat mencium aroma maskulin pria yang kini menjadi suaminya.
"Kau wangi….."
Norman hanya merespon dengan mencium puncak kepala Malia. Mereka berdansa di bawah lampu swarovski yang begitu indah, warna biru langit mendominasi.
Dan semua ini, disiapkan oleh Norman sendiri.
"Kenapa warna biru, Norman?"
"Karena tempatmu adalah di langit."
Malia terkekeh, dia mencium leher suaminya. Mengira itu adalah sebuah kalimat cinta, nyatanya, itu adalah kalimat menuju kematian Malia. Langit dalam arti Norman adalah mati, melayang di mana roh akan tersesat.
Sampai manik Norman melihat kedatangan Dania, dia segera menghentikan dansanya. "Bagaimana kalau kita makan, aku tahu kau belum makan apapun."
Malia hanya mengikuti, dia menerima semua suapan yang Norman berikan. "Kapan kita akan memakan kue itu?"
Menunjuk kue pernikahan raksasa yang membuat Malia ingin memakannya. "Aku bisa mengambilkannya untukmu, bahkan sekarang."
"Kita bisa membawanya ke Meksiko?"
"Tidak, Sayang. Aku akan memberikanmu yang baru." Norman memberikan segelas air putih untuk Malia yang duduk di kursi roda. "Aku akan menemui teman sebentar, kau tunggu di sini."
"Baiklah."
Malia mengusap dadanya, entah mengapa dia merasa Norman sedikit berbeda. Malia berdecak, "Ya, terlalu sering sendiri membuatku lebih sensitive dengan perbedaan."
Tanpa meminta bantuan orang lain, Malia menuju toilet. Meskipun minta bantuan, tidak ada yang peduli dengannya. Papanya dan orang-orang yang dikenalnya entah di mana, tempat ini terlalu luas.
Sampai di depan kamar mandi, Malia terhenti karena kalimat, "Ya, aku tidak menyangka dia akan menikah secepat ini. Aku pikir dia memaksa pria itu untuk menikahinya."
Malia kenal suara ini, itu teman-temannya saat menari ballet bersama.
"Ya, aku juga tidak percaya, aku yakin pria itu terpaksa menikahinya."
"Kau tahu bukan Papanya bangkrut? Perusahaannya akan beralih, dia tidak punya apa-apa."
"Kasihan sekali nasib Tuan Derullo menikah dengan wanita cacat. Selain cantik, apa yanh dimiliki Malia?"
"Mungkin dia hebat di atas ranjang," ucap salah satunya yang membuat Malia sesak.
"Dia lumpuh, tidak ada yang bisa diberikan. Dia tidak bisa apapun, selain minta digendong."
"Hahahaha, aku juga melihatnya. Mereka berdansa cukup aneh, aneh hanya untuk Malia maksudku."
Malia menyeka air matanya, dia segera pergi dari sana. Saat kembali memasuki ballroom, tatapannya terpaku pada Norman yang sedang bicara dengan seorang wanita.
"Aku memiliki Norman, dan semua itu cukup untukku. Aku tidak peduli pendapat orang lain, Norman melengkapiku."
****
Don tidak berhenti memegang tangan putrinya, dia bahkan menangis. Membuat Malia terkekeh dan mencium pipi Papanya. "Papa…. Sudah, aku tidak akan di sana selamanya."
Don masih diam.
"Ini hari pernikahanku, kenapa kau menangis?"
Norman yang mengawasi dari kejauhan, kedua orang itu berada di sofa depan lobi. Berpisah mengingat pesta pernikahan berakhir, dan besok Malia akan terbang ke Meksiko.
Dendamnya akan terbalaskan. Don dengan tega membunuh Mama Norman dan mengambil jantung dan hatinya untuk dijual, Don adalah mantan pengedar organ dalam manusia. Hal aneh yang membuat Norman bingung, kenapa Mamanya dulu rela meninggalkan Andrean dan memilih mengejar Don. Yang membuatnya berakhir menjadi mayat.
Setiap perkataan Marc akan kekejaman Don pada Mamanya, merobek dada dan mengambil jantung juga hatinya. Itu membuat Norman tidak sabaran ingin melakukan hal yang sama pada Malia.
"Papa…"
"Jaga dirimu baik-baik."
"Aku mengerti," ucapnya menyandarkan lagi kepalanya di bahu Don. "Papa, aku tidak akan melupakanmu. Kita bisa menelpon, atau video call."
Don masih diam.
"Kau tahu, Papa? Natti akan kembali bekerja padamu, dia akan merawatmu. Norman yang membayar, tenang saja."
"Aku tidak menginginkannya, bersamamu saja aku bahagia."
Malia menarik napas dalam.
"Bukan maksudku kau tidak boleh bahagia."
Malia mengangguk mengerti. "Aku tahu, Papa. Jangan khawatir, aku akan dijaga dengan baik."
Norman yang selesai bicara dengan resepsionis itu mendekati keduanya. "Jika kau ingin menginap, aku sudah memesankan kamar untukmu, Don."
"Tidak." Dia menarik napas. "Aku akan pulang."
"Papa… menginap saja, habiskan waktu bersamaku."
"Aku tahu kau ingin menghabiskan waktu bersama suamimu, Sayang," ucap Don sambil terkekeh. Dia mencium kening Malia lama. "Aku akan merindukanmu."
Kini tatapannya beralih pada Norman. "Jaga putriku di sana. Jika aku punya kesempatan, aku akan ke sana. Sampai saat itu, jaga Malia untuku."
"Malia Derullo, dia sudah menjadi bagian dari keluargaku, tentu aku akan menjaganya."
Tanpa Don sadari, kepergiannya membawa Malia pada neraka yang paling menyedihkan. Putri kecilnya akan menemukan kepedihan di dunia sesungguhnya, tanpa siapapun.
Dan Norman, dia sengaja membawanya ke Meksiko, mempertemukannya langsung dengan kakeknya yang gila akan balas dendam.
----
**Love,
ig : @Alzena2108**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Andi Naufal Afkarul Faith
thor ini perdana aq baca d megatoon. makasih thoorr.....
2023-06-23
0
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
aq jadi ikut deg"an bacanya
2021-11-14
0
yanti_ardiansyah
bru smpe sni aj kayanya bakal menyedihkan bngt hdup malia nanti
2021-06-30
3