5

Kursi meja makan yang ada di dapur kyai Abdullah kini terisi penuh. Kyai Abdullah meminta keluarga Handoko untuk makan bersama dirumahnya.

"Saya gak nyangka loh kalau Nak Hiko ini artis. Pantas saja dari tadi banyak santri putri dan Ibu-ibu pengajian yang heboh ngajakin foto."

Ucapan Nyai Hannah membuat Ruby hampir tersedak. Ia mencuri pandang ke arah pria yang ada didepannya. Pantas saja jika dia mempunyai paras yang rupawan, karena dia memang menjual wajahnya.

"Ehm!"

Deheman Abinya membuat Ruby seketika menunduk dan melanjutkan makannya.

"Ruby masih mau melanjutkan S2 atau mau kerja?" tanya Maria, terlihat sekali dari sorotan matanya ia sangat mengagumi Ruby.

"Saya sedang mencoba melamar pekerjaan sebagai animator di Jakarta, Bu."

"Oya? Sudah ketrima?" tanya Maria antusias.

Ruby menggeleng sambil tersenyum, "besok saya baru berangkat ke jakarta untuk wawancara, Bu," jawab

"Oya? Berangkat jam berapa? Hiko besok juga kembali ke Jakarta pakai pesawat pagi."

"Saya berangkat habis sholat subuh, Bu," jawab Ruby

"Pake pesawat apa? Barangkali bisa bareng sama Hiko." Maria melirik putranya yang sedari tadi fokus makan.

"Pakai pesawat biasa bu, saya cari yang paling murah."

Maria mengangguk saja, sudah jelas Hiko dan Ruby tidak bisa berangkat bersama. "Ibu doakan Ruby keterima kerja disana. Biar kita bisa sering ketemu."

"Aamiin. Terimakasih doanya, Bu," ujar Ruby dengan sebuah anggukan pelan dan senyum lembutnya.

Mereka semua kembali melanjutkan makan malam, percakapan antaran Kyai Abdullah dan Handoko yang menjadi dominannya.

Setelah semua selesai makan malam, Ruby membereskan semuanya sendiri. Ummi Hannah dan Kyai Abdullah sedang menemani keluarga Handoko di rumah tamu.

Setelah memastikan semua selesai dan bersih, Ruby kembali ke kamarnya untuk menlanjutkan berkemas karena besok usai sholat subuh dia harus pergi bandara.

trrrt trrrrt.

Ruby mendapati ponselnya bergetar diatas meja, ia meletakkan kembali baju yang akan ia masukkan ke dalam kopernya dan melangkah mengambil ponselnya.

"Banyak sekali?"

Jari Ruby berhenti disebuah nama, ia segera membuka pesan yang sudah masuk sekitar satu jam yang lalu.

//Assalamu'alaikum, Bagaimana kabarmu Ruby? Aku baru mendengar kabar jika kamu akan pergi ke Jakarta. Aku berharap dengan kesibukan barumu bisa mempersingkat waktu kita untuk segera bertemu.//

Ruby tersenyum senang mendapat pesan dari pemilik hatinya, Iqbal.

//Wa'alaikumsalam, Alhamdulillah Ruby sehat. Bagaimana dengan mas Iqbal? Benar mas, besok Ruby akan ke Jakarta. Mumpung ada yang nawarin kerja sesuai dengan bidang keahlian Ruby.//

Setelah membalas pesan dari Iqbal, ia melanjutkan memasukkan bajunya yang tingga beberapa lipat ke dalam koper.

"Alhamdulillah," ucap Ruby.

Ia menutup kopernya dan meletakannya di samping pintu kamar bersama tas ranselnya.

Ruby kembali meraih ponselnya dan melihat pesan masuk dari Iqbal.

//Alhamdulillah, aku juga sehat. Apa aku bisa minta satu permintaan padamu, By?//

//Maaf kalau Ruby lama membalas pesan mas Iqbal, apa itu mas? Jika Ruby sanggup pasti akan Ruby kabulkan//

//Bisakah kita saling memberi kabar setiap hari? Karena aku selalu ingin tahu apa yang sedang kau lakukan.//

Membaca pesan itu membuat Ruby tersipu malu, ia bersyukur sekali Iqbal meminta hal itu padanya.

//Ya, Mas. Ruby dengan senang hati akan memberi kabar mas, Iqbal. Ruby harap mas Iqbal juga melakukan hal yang sama.//

//Ya, By. Aku akan melakukannya. Sekarang istirahatlah, kamu akan berpergian jauh besok. Assalamu'alaikum, Ruby.//

//Wa'alaikumsalam, Mas Iqbal.//

Ini yang paling Ruby sukai. Ia tahu chat dengan Iqbal memang sangatlah singkat, namun efek dari chat itu bisa menjadi moodboster untuk  hari-harinya .

Ruby tak menyangka sesenang inikah rasanya bisa berkomunikasi dengan orang yang ia sukai. Padahal selama ini hanya dengan mendengar seseorang menyebut nama Iqbal saja sudah membuat hatinya berdegub kencang tak karuan.

Kyai Abdullah dan Kyai Marzuki memang sudah membicarakan perjodohan anak-anak mereka sejak Iqbal mencari Ilmu di pesantren kyai Abdullah. Saat itu Iqbal yang lebih tua tiga tahun dari Ruby sudah berada di Yaman memutuskan untuk melakukan ta'aruf dengan Ruby karena Ruby sudah lulus dari Madrasah Aliyah.

Memang sedari awal Ruby sudah mengagumi Iqbal, ia tidak berfikir dua kali untuk menerima tawaran taaruf dari Iqbal.

Hingga akhirnya Iqbal memutuskan untuk mengkhitbah Ruby ketika Ruby masih berada di Jepang. Setelah hampir tiga tahun Ruby tidak bertemu Iqbal, Akhirnya ia mendapat kesempatan kembali ke Indonesia untuk bertemu dengan calon Imamnya itu.

Pertemuan itu hanya singkat, bahkan Ruby tak mempunyai kesempatan untuk menanyakan bagaimana kabar pria yang sudah lama menjadi pemilik hatinya itu. Waktu dan keadaan hanya memberi kesempatan mereka sebatas saling mencuri pandang dari kejauhan.

Namun kini ia merasa lega mengetahui Iqbal akan mengiriminya pesan setiap hari. Ia sudah bisa merasakan harumnya bunga mawar akan kalah dengan bunga-bunga yang sedang mengembang dihatinya.

**********

Ruby sudah masuk ke dalam pasawat. Perlahan ia jalan mencari-cari nomer bangku pesawatnya, dengan hati-hati Ruby melewati beberapa penumpang yang sedang sibuk menaikkan barang bawaan mereka kedalam kabin pesawat sehingga membuat jalan semakin sempit.

BRUG!

Ruby merasakan sesorang menahan barang jatuh yang akan mengenaiknya. Ia melihat sebuah tas Ransel besar hampir saja jatuh diatas kepalanya jika saja orang dibelakangnya tidak menangkapnya.

Ruby melihat seorang bertubuh tinggi dengan memakai masker diwajahnya sudah berdiri dibelakangnya.

"Terimakasih," ucap Ruby

Pria itu mengangguk lalu meletakkan kembali tas yang ia tangkap tadi kedalam kabin pesawat dengan benar.

Ruby mengurungkan langkahnya dan kembali melihat pria dibelakangnya itu. Ia kenal dengan sorot mata itu dan lagi, masker yang dikenakannya adalah masker yang Ruby beli dari Jepang, ada tanda khusus disana.

"Lo akan buat orang-orang dibelakang gue marah."

Ruby kembali melangkah mencari nomor tempat duduknya. Ia bersyukur segera mendapatkannya dan lekas duduk di dekat jendela.

Ruby masih memperhatikan pria yang menolongnya tadi sedang memasukkan tasnya ke dalam kabin tak jauh di depannya.

"Bukannya dia artis? Kenapa dia malah naik pesawat murah, kelas ekonomi pula?" batin Ruby terheran-heran.

Tak mau ambil pusing, Ruby mengeluarkan tablet dan stylus pen-nya dari dalam tas. Ia ingin mengisi waktunya dengan melanjutkan mewarnai beberapa episode komiknya.

Jika sudah sibuk dengan komiknya, Ruby sudah tidak akan memikirkan hal lain. Ia hanya akan konsentrasi dan sibuk di dalam dunia imajinasinya.

Menempuh perjalanan hampir satu jam sudah membuat ruby menyelesaikan hampir setengah episodenya. Ia segera memasukkan barang-barangnya kembali ke dalam tas ranselnya sambil menunggu antrian penumpang yang akan turun. Setelah terlihat senggang barulah ia turun keluar dari pesawat.

Turun dari pesawat Ruby langsung menuju ke pengambilan bagasi. Ia juga melihat Hiko disana. Mereka saling berpandangan lalu saling mengacuhkan. Menurut Ruby tak ada alasan khusus untuknya menyapa Hiko.

Hiko mendapatkan koper kecilnya lebih dulu, sedangkan Ruby masih menunggu miliknya.

Trrrt trrrrt

Ia merasakan ponselny bergetar dari dalam saku gamisnya.

"Assalamu'alaikum, Azizah. Udah di Bandara?" sapa Ruby.

"Wa'alaikumsalam, Mbak Ruby. Iya, ini aku sudah di bandara."

"Tunggu ya, aku masih nunggu koperku keluar," kata Ruby

"Iya, Mbak. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Tepat setelah Ruby menutup sambungan telponnya, ia melihat Kopernya sudah terlihat. Ruby langsung mengambil kopernya ketika sampai didepannya dan segera pergi ke pintu keluar.

Langkah Ruby tergesa-gesa mencari Azizah -sepupunya- yang katanya sudah menunggunya.

"Awas Mbak!"

Teriakan seseorang membuat Ruby menoleh ke belakang. Sebuah tumpukan Troley bandara sudah hampir menabraknya. Beruntung seseorang menarik tasnya hingga ia terhindar dari kecelakaan kecil itu.

Ruby menoleh ke belakang, ia melihat Hiko adalah orang yang sudah menyelamatkannya.

"Mas ngikutin saya?" tanya Ruby sambil menarik diri dan tasnya agar menjauh dari pria itu.

-Bersambung-

.

.

.

.

.

.

.

.

.

/Jangan lupa selalu tinggalkan Like, Coment, Vote dan bintang lima untuk novel ini sebagai dukungan untuk author/

Terpopuler

Comments

Kamaleea Sae Riche

Kamaleea Sae Riche

hiko mah jual mahal, padahal aslinya dah suka pada pandangan pertama

2024-01-11

0

Etih Istikomah

Etih Istikomah

Hiko diam² ngikutin Ruby ato gmna itu 🙈

2023-11-28

1

Wayan Raningsih

Wayan Raningsih

Apakah Hiko diam² mengikuti Ruby,ataukah Bu Maria meminta Hiko menjaga Ruby di perjalanan?

2023-08-28

1

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 NOVEL KE 3
127 PENGUMUMAN
128 Bonchap 1-1
129 Bonchap 1-2
130 Bonchap 2-1
131 Bonchap 2-2
132 Bonchap 3-1
133 Bonchap 3-2
134 Bonchap 4-1
135 Bonchap 4-2
136 Bonchap 5-1
137 Bonchap 5-2
138 Bonchap 6-1
139 Bonchap 7-1
140 Bonchap 7-2
141 VERSI CETAK SUDAH TERBIT
142 Novel Baru
Episodes

Updated 142 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
NOVEL KE 3
127
PENGUMUMAN
128
Bonchap 1-1
129
Bonchap 1-2
130
Bonchap 2-1
131
Bonchap 2-2
132
Bonchap 3-1
133
Bonchap 3-2
134
Bonchap 4-1
135
Bonchap 4-2
136
Bonchap 5-1
137
Bonchap 5-2
138
Bonchap 6-1
139
Bonchap 7-1
140
Bonchap 7-2
141
VERSI CETAK SUDAH TERBIT
142
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!