TAKDIR CINTA KHANSA
Pagi itu Khansa ingin mengutarakan keinginannya untuk mencari kerja di Jakarta kepada kedua orang tuanya, tapi Khansa seperti ragu takut Ibu dan Ayah tidak mengijinkan dirinya pergi jauh-jauh dari kota kelahirannya.
"Assalamualaikum ibu," sapa Khansa.
"Waalaikumsalam sayang, Anak ibu sudah bangun sarapan dulu sayang," ucap Ibu dengan lembut.
"Ia Bu, Ayah mana Bu?" tanya Khansa sambil menarik kursi langsung duduk depan meja makan.
"Ayah sudah berangkat pagi-pagi tadi Nak, ada janji sama temannya," jawab Ibu.
"Ibu apa boleh Khansa cari kerja di Jakarta?" tanya Khansa sambil menatap Ibunya.
Ibu sempat terdiam, ditatapnya Khansa anak semata wayangnya, tak berapa lama Ibu pergi kedapur, Ibu bingung kenapa tiba-tiba Khansa ingin pergi meninggalkannya.
Ibu Tika meneteskan air matanya merasa sedih, tapi segera mengusap air matanya dan berjalan ke ruang makan sambil membawa sayur.
"Apa kamu yakin Nak? tinggalkan Ibu sendiri kamu anak satu-satunya Ibu," ucap Ibu merasa sedih.
“Ibu percayalah padaku, aku sudah dewasa sudah 18 Tahun, dan sebentar lagi sudah mau 19 tahun,“ ucap Khansa untuk memastikan Ibunya.
“Jika itu menjadi keputusanmu, Ibu akan mendoakan yang terbaik buatmu Nak, nanti Ibu bicarakan sama Ayahmu," sebenarnya Ibu tak rela, tapi bagaimana lagi untuk melanjutkan keuniversitas pun Ibu dan Ayah tak ada biaya.
Kapan rencananya berangkat Nak?" tanya Ibu.
"Insha’Allah lusa, Bu,“ ucap Khansa dengan lembut sambil memakan sarapannya.
"Baiklah Ibu nanti akan hubungi kawan Ibu di Jakarta." Jawab Ibu sambil tersenyum.
...""""""""""...
Dua hari kemudian akhirnya tiba juga waktunya untuk Khansa berangkat ke Jakarta, Ibu dan Ayah mengantarkan Khansa sampai Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
"Khansa, setelah sampai jangan lupa memberi tahu Ibu dan Ayah," ucap Ibu yang begitu berat melepaskan anaknya.
"Ia Bu, nanti Khansa akan telepon Ibu, Ibu jangan sedih Khansa akan jaga diri," kata Khansa mencoba menenangkan Ibunya.
“Ibu sudah telpon teman Ibu nanti sampai Jakarta, kamu dijemput sama anak teman Ibu ya, Nak." Kata Ibu mencoba untuk tersenyum.
"Baik Bu,“ ucapnya tersenyum Khansa dengan senang.
Semoga nanti aku dapat kerjaan yang bagus, dan halal biar bisa membantu Ibu dan Ayah, sebenarnya tidak tega meninggalkan Ibu dan Ayah, tapi aku enggak mau seperti teman-temanku yang lain, lulus sma langsung menikah, kata hati Khansa.
“Ibu, Ayah Khansa berangkat ya, Ibu dan Ayah jaga kesehatan 😭," Khansa memeluk Ayah dan Ibu bergantian tak terasa air matanya menetes.
"Ia Nak, Ayah dan Ibu selalu mendoakan yang terbaik buatmu Nak, jangan lupa kalau udah sampai kabarin Ayah dan Ibu ya," kata Ayah sambil memeluk anaknya.
Sebelum masuk Bandara Khansa memeluk Ayah dan Ibunya, Ibu menangis melepaskan anak kesayangannya, Ayah memegang bahu Ibu untuk menenangkannya.
Sekarang waktunya Khansa masuk kepesawat, menuju Jakarta perjalanan enam puluh menit baru sampai Bandara Sukarno-Hatta.
Karena bawaan Khansa sedikit, tidak perlu antri di bagasi. Khansa keluar mencari anak dari sahabat Ibunya, sebenarnya Khansa belum pernah bertemu dengan anak sahabat Ibunya. Tiba-tiba ponsel Khansa bergetar.
"Halo, maaf ini siapa? tanya Khansa.
"Aku Arif, cepat keluar saya tunggu di dekat kafe depan," jawab Arif langsung mematikan teleponnya.
"Oh baik Mas," jawab Khansa lalu berjalan keluar.
Buru-buru Khansa keluar dan mencari anak dari teman Ibunya, Khansa melihat ada pria yang memakai kaos panjang warna biru dan celana jeans, dengan potongan rambut yang rapi dan kaca mata hitam pria itu melambaikan tangannya.
"Kenapa lama sekali?" tanyanya ketus
"Maaf Mas, tadi ke toilet dulu," jawab Khansa sambil membuka pintu mobil duduk di samping Arif.
"Jangan lupa telepon Ayah dan Ibumu, kalau sudah sampai,“ kata Arif dengan datar
Tak lama mobil meluncur membelah keramaian jalan, selama perjalanan Khansa maupun Arif hanya diam, setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya Arif sampai di rumahnya. Arif turun dari mobil mengambil tas Khansa, tak lama Khansa dan Arif masuk rumah.
"Mas kenapa sepi rumahnya?" tanya Khansa sambil memperhatikan isi dalam rumah Arif.
"Mulai besok kamu kerja disini bersihin rumah dan siapin keperluanku, ini kamarmu, kamu istirahat dulu kalau perlu apa-apa panggil mbak Mynah dibelakang,“ kata Arif sambil meninggalkan Khansa.
"Baik Mas," kata Khansa sambil mengelus dadanya, ini orang kok datar banget ya, batin Khansa.
Perutku lapar sekali sebaiknya aku cari makanan di dapur.
"Maaf apa dengan mbak Mynah?" tanya Khansa sambil tersenyum.
"Ia Non, saya mbak Mynah ada yang bisa mbak bantu Non?" jawab mbak Mynah.
"Oh..ia mbak kenalin aku Khansa, jangan panggil aku Non ya, panggil Khansa saja," kata Khansa dengan lembut."
"Baik Nak Khansa,” kata mbak Mynah.
"Mbak mas Arif kemana?" tanya Khansa karena dari tadi Arif tidak kelihatan.
"Ada di kamar, den Arif nya nak Khansa," kata bik Mynah.
"Ya sudah tidak apa-apa, mbak Khansa leper, mau makan mi instan saja, cocok sama cuaca yang dingin," kata Khansa sambil tersenyum.
...____...
Sementara di kamar Arif sedang menelepon Mamanya.
“Halo Mam..anak teman Mama sudah Arif jemput sekarang lagi istirahat," kata Arif
"Arif kamu jaga baik-baik Khansa ya Nak, carikan dia kerjaan, ingat pesan Mama! Khansa itu gadis baik-baik," kata Mama Arif di ujung telepon.
"Iya Mam, tapi Arif perlu pembantu Mam, mbak Mynah mau berhenti kerja, mau pulang kampung katanya, sementara biar Khansa kerja sama Arif dulu ya Mam."
"Baiklah Nak, tapi ingat kamu,! enggak boleh bentak-bentak Khansa." kata Mama Arif mengingatkan anaknya.
"Ia Mam...Arif tahu."
Setelah selesai menelpon mamanya Arif istirahat, tak lama handphonenya bunyi, telpon dari Boss dan sekaligus sahabatnya.
“Halo ...”kata Arif dengan malas.
“Maaf Reff aku ganggu istirahatmu,"kata Alek
Arif hanya menghela nafas panjang, Arif tahu betul dengan sahabatnya itu. Ada apa?" tanya Arif
"Temani minum oke! aku lagi butuh teman," ucap Alek sambil tersenyum membayangkan wajah Arif.
"Aku lelah mau istirahat bos, ajak aja Reno pasti dia mau," kata Arif
"Reno lima belas menit lagi akan sampai di kafe Izz aku tunggu ya bro," tak lama Alek mematikan sambungan teleponnya.
Arif hanya bisa mengumpat dasar bos resek suka semaunya sendiri, Arif langsung bangun dari tidurnya dan berganti baju tak lupa memakai jaket hitamnya.
Arif keluar kamar dilihatnya lampu ruang tamu sudah mati, berarti Khansa udah tidur,
Arif mengambil kunci mobil langsung menuju lokasi tempat biasa kumpul sahabatnya.
Setelah dua puluh menit Arif sampai dan memparkirkan mobilnya di tempat yang di sediakan, Arif mendorong pintu kafe. Matanya melihat sekeliling kafe mencari sosok sahabatnya tak lama Arif melihat Reno melambaikan tangan, Arif segera mendatangi meja ujung disana sudah ada Alek dan Reno, Arif langsung duduk didepan Reno.
"Kok lama banget si Riff, kayak anak gadis saja pakai dandan,“ gerutu Reno.
Arif langsung menonyor kening Reno, Reno melotot ke Arif yang suka sekali membuat kepalanya bahan sasaran.
"Agak macet tadi, tumben ajak ngumpul, pada hal besok juga ketemu di kantor." kata Arif.
"Tuh bos resek lagi galau” Reno sambil memajukan bibirnya ke arah Alek yang sibuk menyesap minumannya.
“ Ada apa lagi? jangan bilang tante suruh cepat- cepat menikah lagi, bosan gue dengar-nya," ucap Arif. Reno langsung tertawa terbahak-bahak.
"Apa lagi yang bikin bos resek ini galau, boss mau sampai kapan nungguin Sarah, sudah tiga tahun tidak ada kabar, orang tuanya saja sudah bilang sama lo jangan ganggu Sarah lagi, itu artinya lo harus move on bro ingat umur udah berapa," kata Reno dengan mengedipkan mata ke arah Alek. Alex mengusap wajahnya dengan kasar.
"Tahulah Mama ingin cepat menimang cucu, gue heran kenapa Sarah sampai sekarang tidak pernah ngambarin, gue hanya perlu penjelasan kenapa waktu itu Sarah tidak datang ke kafe? Pada hal waktu itu gue mau melamar Sarah.” jelas Alek ke Arif dan Reno.
"Itu artinya Sarah bukan jodoh lo, eh ni bocah kagak nyadar juga," Reno merasa gemes lihat sahabatnya yang tidak bisa move on.
"Somplak lo Ren...gue bukan bocah lagi.” gerutu Alek kesal.
Arif hanya geleng-geleng melihat tingkah sahabatnya.
"Terus mau sampai kapan nunggu Sarah?" Kata Arif
"Sampai jadi bujang lapuk," jawab Reno sambil ketawa ngakak .
Alek menatap tajam Reno, yang suka mengatakan kalau dirinya sudah tua.
"Santuy ...bro," sambil nyengir.
"Riff tolong lo carikan art untuk apartemen gue ya, soalnya mbak Yati mau pulang kampung, mau jagain cucunya.
Arif hanya bisa menghela nafas panjang.
"Sebenar ada anak kawan Mama baru datang dari kampung, tapi gue juga butuh art, mbak Mynah mau pulang kampung juga.
"Buat gue aja dulu Riff apartemen gue sudah seminggu tidak ada yang bersihin.
"Nanti gue kasih tahu dulu ke Khansa mau tidak dia ." jawab Arif menatap boss reseknya, yang mau seenaknya aja.
"Bro siapa namanya? cantik enggak? masih muda kan?" Reno menatap Arif, sambil tersenyum.
Arif geleng- geleng lihat play boy curut yang suka ganti-ganti pacar, tak lain adalah sahabatnya.
"Bro untuk Khansa gue enggak izinin lo ganggu atau lo jadikan pacar lo, Khansa itu tanggung jawab gue," kata Arif sambil menatap tajam ke arah Reno.
"Ya sudah sekarang udah larut malam, sebaiknya kita bubar sebelum di usir pemilik kafe, o.. ia Riff kalau bisa besok suruh datang ke apartemen gue ya." kata Alek
"Iya lihat besok.” Tak lama mereka bubar dan pulang ke rumah masing- masing...
Alhamdulillah bisa up lagi mohon like
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 461 Episodes
Comments
Fe
kak di tetap ingin aja namanya ALEX apa ALEK.. biar tambah enak ka bacanya..
2023-12-04
0
Samsudin Din Ambo
mampir Thor🙏🙏
2022-02-17
0
Kanjeng Netizzen
Gw kira Khansa dan Alex yg itu ternyata beda nm peran utamanya sm sih
2021-04-01
0