NovelToon NovelToon

TAKDIR CINTA KHANSA

part 1

Pagi itu Khansa ingin mengutarakan keinginannya untuk mencari kerja di Jakarta kepada kedua orang tuanya, tapi Khansa seperti ragu takut Ibu dan Ayah tidak mengijinkan dirinya pergi jauh-jauh dari kota kelahirannya.

"Assalamualaikum ibu," sapa Khansa.

"Waalaikumsalam sayang, Anak ibu sudah bangun sarapan dulu sayang," ucap Ibu dengan lembut.

"Ia Bu, Ayah mana Bu?" tanya Khansa sambil menarik kursi langsung duduk depan meja makan.

"Ayah sudah berangkat pagi-pagi tadi Nak, ada janji sama temannya," jawab Ibu.

"Ibu apa boleh Khansa cari kerja di Jakarta?" tanya Khansa sambil menatap Ibunya.

Ibu sempat terdiam, ditatapnya Khansa anak semata wayangnya, tak berapa lama Ibu pergi kedapur, Ibu bingung kenapa tiba-tiba Khansa ingin pergi meninggalkannya.

Ibu Tika meneteskan air matanya merasa sedih, tapi segera mengusap air matanya dan berjalan ke ruang makan sambil membawa sayur.

"Apa kamu yakin Nak? tinggalkan Ibu sendiri kamu anak satu-satunya Ibu," ucap Ibu merasa sedih.

“Ibu percayalah padaku, aku sudah dewasa sudah 18 Tahun, dan sebentar lagi sudah mau 19 tahun,“ ucap Khansa untuk memastikan Ibunya.

“Jika itu menjadi keputusanmu, Ibu akan mendoakan yang terbaik buatmu Nak, nanti Ibu bicarakan sama Ayahmu," sebenarnya Ibu tak rela, tapi bagaimana lagi untuk melanjutkan keuniversitas pun Ibu dan Ayah tak ada biaya.

Kapan rencananya berangkat Nak?" tanya Ibu.

"Insha’Allah lusa, Bu,“ ucap Khansa dengan lembut sambil memakan sarapannya.

"Baiklah Ibu nanti akan hubungi kawan Ibu di Jakarta." Jawab Ibu sambil tersenyum.

...""""""""""...

Dua hari kemudian akhirnya tiba juga waktunya untuk Khansa berangkat ke Jakarta, Ibu dan Ayah mengantarkan Khansa sampai Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

"Khansa, setelah sampai jangan lupa memberi tahu Ibu dan Ayah," ucap Ibu yang begitu berat melepaskan anaknya.

"Ia Bu, nanti Khansa akan telepon Ibu, Ibu jangan sedih Khansa akan jaga diri," kata Khansa mencoba menenangkan Ibunya.

“Ibu sudah telpon teman Ibu nanti sampai Jakarta, kamu dijemput sama anak teman Ibu ya, Nak." Kata Ibu mencoba untuk tersenyum.

"Baik Bu,“ ucapnya tersenyum Khansa dengan senang.

Semoga nanti aku dapat kerjaan yang bagus, dan halal biar bisa membantu Ibu dan Ayah, sebenarnya tidak tega meninggalkan Ibu dan Ayah, tapi aku enggak mau seperti teman-temanku yang lain, lulus sma langsung menikah, kata hati Khansa.

“Ibu, Ayah Khansa berangkat ya, Ibu dan Ayah jaga kesehatan 😭," Khansa memeluk Ayah dan Ibu bergantian tak terasa air matanya menetes.

"Ia Nak, Ayah dan Ibu selalu mendoakan yang terbaik buatmu Nak, jangan lupa kalau udah sampai kabarin Ayah dan Ibu ya," kata Ayah sambil memeluk anaknya.

Sebelum masuk Bandara Khansa memeluk Ayah dan Ibunya, Ibu menangis melepaskan anak kesayangannya, Ayah memegang bahu Ibu untuk menenangkannya.

Sekarang waktunya Khansa masuk kepesawat, menuju Jakarta perjalanan enam puluh menit baru sampai Bandara Sukarno-Hatta.

Karena bawaan Khansa sedikit, tidak perlu antri di bagasi. Khansa keluar mencari anak dari sahabat Ibunya, sebenarnya Khansa belum pernah bertemu dengan anak sahabat Ibunya. Tiba-tiba ponsel Khansa bergetar.

"Halo, maaf ini siapa? tanya Khansa.

"Aku Arif, cepat keluar saya tunggu di dekat kafe depan," jawab Arif langsung mematikan teleponnya.

"Oh baik Mas," jawab Khansa lalu berjalan keluar.

Buru-buru Khansa keluar dan mencari anak dari teman Ibunya, Khansa melihat ada pria yang memakai kaos panjang warna biru dan celana jeans, dengan potongan rambut yang rapi dan kaca mata hitam pria itu melambaikan tangannya.

"Kenapa lama sekali?" tanyanya ketus

"Maaf Mas, tadi ke toilet dulu," jawab Khansa sambil membuka pintu mobil duduk di samping Arif.

"Jangan lupa telepon Ayah dan Ibumu, kalau sudah sampai,“ kata Arif dengan datar

Tak lama mobil meluncur membelah keramaian jalan, selama perjalanan Khansa maupun Arif hanya diam, setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya Arif sampai di rumahnya. Arif turun dari mobil mengambil tas Khansa, tak lama Khansa dan Arif masuk rumah.

"Mas kenapa sepi rumahnya?" tanya Khansa sambil memperhatikan isi dalam rumah Arif.

"Mulai besok kamu kerja disini bersihin rumah dan siapin keperluanku, ini kamarmu, kamu istirahat dulu kalau perlu apa-apa panggil mbak Mynah dibelakang,“ kata Arif sambil meninggalkan Khansa.

"Baik Mas," kata Khansa sambil mengelus dadanya, ini orang kok datar banget ya, batin Khansa.

Perutku lapar sekali sebaiknya aku cari makanan di dapur.

"Maaf apa dengan mbak Mynah?" tanya Khansa sambil tersenyum.

"Ia Non, saya mbak Mynah ada yang bisa mbak bantu Non?" jawab mbak Mynah.

"Oh..ia mbak kenalin aku Khansa, jangan panggil aku Non ya, panggil Khansa saja," kata Khansa dengan lembut."

"Baik Nak Khansa,” kata mbak Mynah.

"Mbak mas Arif kemana?" tanya Khansa karena dari tadi Arif tidak kelihatan.

"Ada di kamar, den Arif nya nak Khansa," kata bik Mynah.

"Ya sudah tidak apa-apa, mbak Khansa leper, mau makan mi instan saja, cocok sama cuaca yang dingin," kata Khansa sambil tersenyum.

...____...

Sementara di kamar Arif sedang menelepon Mamanya.

“Halo Mam..anak teman Mama sudah Arif jemput sekarang lagi istirahat," kata Arif

"Arif kamu jaga baik-baik Khansa ya Nak, carikan dia kerjaan, ingat pesan Mama! Khansa itu gadis baik-baik," kata Mama Arif di ujung telepon.

"Iya Mam, tapi Arif perlu pembantu Mam, mbak Mynah mau berhenti kerja, mau pulang kampung katanya, sementara biar Khansa kerja sama Arif dulu ya Mam."

"Baiklah Nak, tapi ingat kamu,! enggak boleh bentak-bentak Khansa." kata Mama Arif mengingatkan anaknya.

"Ia Mam...Arif tahu."

Setelah selesai menelpon mamanya Arif istirahat, tak lama handphonenya bunyi, telpon dari Boss dan sekaligus sahabatnya.

“Halo ...”kata Arif dengan malas.

“Maaf Reff aku ganggu istirahatmu,"kata Alek

Arif hanya menghela nafas panjang, Arif tahu betul dengan sahabatnya itu. Ada apa?" tanya Arif

"Temani minum oke! aku lagi butuh teman," ucap Alek sambil tersenyum membayangkan wajah Arif.

"Aku lelah mau istirahat bos, ajak aja Reno pasti dia mau," kata Arif

"Reno lima belas menit lagi akan sampai di kafe Izz aku tunggu ya bro," tak lama Alek mematikan sambungan teleponnya.

Arif hanya bisa mengumpat dasar bos resek suka semaunya sendiri, Arif langsung bangun dari tidurnya dan berganti baju tak lupa memakai jaket hitamnya.

Arif keluar kamar dilihatnya lampu ruang tamu sudah mati, berarti Khansa udah tidur,

Arif mengambil kunci mobil langsung menuju lokasi tempat biasa kumpul sahabatnya.

Setelah dua puluh menit Arif sampai dan memparkirkan mobilnya di tempat yang di sediakan, Arif mendorong pintu kafe. Matanya melihat sekeliling kafe mencari sosok sahabatnya tak lama Arif melihat Reno melambaikan tangan, Arif segera mendatangi meja ujung disana sudah ada Alek dan Reno, Arif langsung duduk didepan Reno.

"Kok lama banget si Riff, kayak anak gadis saja pakai dandan,“ gerutu Reno.

Arif langsung menonyor kening Reno, Reno melotot ke Arif yang suka sekali membuat kepalanya bahan sasaran.

"Agak macet tadi, tumben ajak ngumpul, pada hal besok juga ketemu di kantor." kata Arif.

"Tuh bos resek lagi galau” Reno sambil memajukan bibirnya ke arah Alek yang sibuk menyesap minumannya.

“ Ada apa lagi? jangan bilang tante suruh cepat- cepat menikah lagi, bosan gue dengar-nya," ucap Arif. Reno langsung tertawa terbahak-bahak.

"Apa lagi yang bikin bos resek ini galau, boss mau sampai kapan nungguin Sarah, sudah tiga tahun tidak ada kabar, orang tuanya saja sudah bilang sama lo jangan ganggu Sarah lagi, itu artinya lo harus move on bro ingat umur udah berapa," kata Reno dengan mengedipkan mata ke arah Alek. Alex mengusap wajahnya dengan kasar.

"Tahulah Mama ingin cepat menimang cucu, gue heran kenapa Sarah sampai sekarang tidak pernah ngambarin, gue hanya perlu penjelasan kenapa waktu itu Sarah tidak datang ke kafe? Pada hal waktu itu gue mau melamar Sarah.” jelas Alek ke Arif dan Reno.

"Itu artinya Sarah bukan jodoh lo, eh ni bocah kagak nyadar juga," Reno merasa gemes lihat sahabatnya yang tidak bisa move on.

"Somplak lo Ren...gue bukan bocah lagi.” gerutu Alek kesal.

Arif hanya geleng-geleng melihat tingkah sahabatnya.

"Terus mau sampai kapan nunggu Sarah?" Kata Arif

"Sampai jadi bujang lapuk," jawab Reno sambil ketawa ngakak .

Alek menatap tajam Reno, yang suka mengatakan kalau dirinya sudah tua.

"Santuy ...bro," sambil nyengir.

"Riff tolong lo carikan art untuk apartemen gue ya, soalnya mbak Yati mau pulang kampung, mau jagain cucunya.

Arif hanya bisa menghela nafas panjang.

"Sebenar ada anak kawan Mama baru datang dari kampung, tapi gue juga butuh art, mbak Mynah mau pulang kampung juga.

"Buat gue aja dulu Riff apartemen gue sudah seminggu tidak ada yang bersihin.

"Nanti gue kasih tahu dulu ke Khansa mau tidak dia ." jawab Arif menatap boss reseknya, yang mau seenaknya aja.

"Bro siapa namanya? cantik enggak? masih muda kan?" Reno menatap Arif, sambil tersenyum.

Arif geleng- geleng lihat play boy curut yang suka ganti-ganti pacar, tak lain adalah sahabatnya.

"Bro untuk Khansa gue enggak izinin lo ganggu atau lo jadikan pacar lo, Khansa itu tanggung jawab gue," kata Arif sambil menatap tajam ke arah Reno.

"Ya sudah sekarang udah larut malam, sebaiknya kita bubar sebelum di usir pemilik kafe, o.. ia Riff kalau bisa besok suruh datang ke apartemen gue ya." kata Alek

"Iya lihat besok.” Tak lama mereka bubar dan pulang ke rumah masing- masing...

Alhamdulillah bisa up lagi mohon like

part 2

Pagi hari itu Khansa bangun langsung bersih-bersih rumah, tidak lupa menyiapkan sarapan buat Arif, Khansa masak nasi goreng dan telur mata sapi.

Tidak lama Arif sudah siap dan rapi dengan pakaian kerjanya.

“Pagi mas Arif, mari sarapan.” Arif tersenyum ramah menuju meja makan

“Khansa.” Arif menatap Khansa.

“Ia Mas ada apa?” Khansa menatap Arif, yang duduk di meja makan.

“Kamu siapin lamaran kerja, nanti jam 10 kamu antar ke alamat ini, naik ojek online saja." kata Arif.

Khansa diam sesaat diambilnya kertas yang diberikan Arif.

“Mas aku hanya lulusan sma, apa pantas aku kerja di perusahaan ini?" tanya Khansa

“Kamu antar aja lamaran itu, boss ku lagi perlu art di rumahnya.” jawab Arif

“Baik Mas," enggak papa kerja apa aja yang penting halal, batin Khansa.

Jam menunjukan jam 9 Khansa sudah siap-siap untuk pergi ke perusahaan xx, segera pesan ojek online, sampai Khansa di perusahaan xx langsung masuk ke lobby.

“Maaf ada yang bisa dibantu?“ kata resepsionis

“Maaf mbak saya mau bertemu mas Arif." ucap Khansa

"Apa ibu udah ada janji sama pak Arif?

“Ia Mbak saya suruh ke sini tadi." jawab Khansa

“Baik sebentar ya," kata resepsionis

“Maaf Bu tadi siapa namanya?” Kata resepsionis lagi.

“Khansa Mbak.” jawab Khansa sambil tersenyum ramah.

Tak lama resepsionis itu menelpon Arif, Arif adalah wakil direktur perusahaan xx yang terkenal ramah, berbanding terbalik dengan direktur perusahaan yang acuh dan dingin.

“Pagi pak Arif, maaf pak ada ibu Khansa ingin bertemu.” kata resepsionis yang namanya Tika.

“Oh ia suruh tunggu di lobby saya akan segera turun.” jawab Arif

“Baik pak” Tak lama Arif turun

“Pagi mas Arif,” kata Khansa.

“Pagi Khansa, apa kamu udah siap.” jelas Arif

“Ia Mas.” jawab Khansa dengan senang.

“Ayo ikut aku," Arif mengajak Khansa keluar dari perusahaan dan naik mobil menuju apartemen Alex

“Mas kita mau kemana?" tanya Khansa

“Kita mau ke apartemen Khansa, jadi kerja kamu bersih-bersih dan menyiapkan keperluan pak Alex, selama kamu kerja sama pak Alex jangan pernah mencoba untuk merayu ya!" kata Arif sambil tersenyum.

“Maksud mas Arif?" Khansa merasa bingung.

" Pak Alex tidak suka dengan wanita genit Tapi, Mas yakin kamu tidak seperti itu.” kata Arif.

“Baik Mas Khansa mengerti,“ mobil pun sampai di parkiran apartemen Alex, Arif dan Khansa langsung masuk lift, Arif menekan lantai 17, tin lift terbuka dan Arif menuju kamar milik Alex.

Tok- tok- tok Arif mengetuk pintu, tak lama pintu terbuka.

“Kenapa lama sekali?” masih dengan nada dingin Alex menatap Arif dan Khansa dingin.

“Maaf tadi kena macet, pak Alex ini Khansa yang saya ceritakan kemarin," kata Arif.

Tak lama Khansa mengulurkan tangannya hendak bersalaman dengan Alex tapi, Alex acuh bahkan tidak membalas salam tangan Khansa.

Khansa hanya tersenyum, ya ampun ini orang dari kutub mana ya kok dingin banget kayak balok es.

“Arif apa dia sudah tau apa tugas-tugasnya selama disini?" tanya Alek tanpa melihat Arif.

“Sudah pak," jawab arif

“Ok kamu sudah boleh pergi," kata Alek.

Tak lama Khansa hanya diam dan menunduk, menunggu Alex yang masih diam.

“Kamu boleh istirahat dulu, itu kamar kamu disebelah dapur," kata Alek sambil menunjukkan kamar Khansa.

“Baik pak," jawab Khansa tak lama Khansa membawa tasnya masuk kamar mulai membereskan baju-bajunya dalam lemari pakaian.

Hah, akhirnya dapat kerjaan, walau boss kayak balok es, batin Khansa sambil tertawa kecil Khansa mulai membereskan barang-barangnya yang tidak banyak .

Khansa berpikir apa aku hari ini hanya malas malasan saja ha-ha makan gaji buta dong Khansa terkekeh.

'Sebaiknya aku mulai berbenah, Khansa pun keluar kamar, matanya melihat sekeliling ruangan keriuk-keriuk, aids ini cacing udah demo, sebaiknya aku masak saja,' Khansa bicara sendiri.

Khansa menuju dapur dan membuka kulkas melihat kulkas hanya ada telur dan kentang, Khansa pun kepikiran  untuk buat perkedel kentang, setengah jam kemudian,sudah siap.

Khansa menyiapkan masakannya di meja makan, sebaiknya aku mandi sore dulu baru makan, udah gerah banget. Khansa pun masuk kamar dan bersih-bersih. waktu menunjukkan jam 6 sore.

Alex sudah sampai depan pintu apartemennya langsung buka pintu diperhatikannya ruang tamu dan sekitarnya. emmm udah bersih, kerja bagus gadis kecil, batin Alek sambil senyum-senyum tipis. Alex langsung masuk kamar dan bersih-bersih.

Khansa yang sudah siap mandi segera keluar, Karna sudah sangat lapar, Khansa tidak tau kalau Alex sudah pulang.Tiba-tiba terdengar orang berdehem

" Hemmm," Khansa yang terkejut langsung spontan bilang.

“Balok es," Khansa langsung menutup mulutnya dengan tangan.

Alex yang  mendengar langsung menatap tajam ke Khansa.

“Maaf kapan pak Alex sampai?” sambil gugup Khansa langsung berdiri dari duduknya.

“Hai gadis bodoh, apa aku harus laporan kapan aku pulang!" jawab Alek ketus.

“Maaf pak, maaf saya salah." jawab Khansa ketakutan karena Alek membentaknya.

Alex langsung duduk di kursi mau makan.

“Pak Alex?” Khansa agak ragu mau bicara sama Alek.

“Ehmm," jawab Alek singkat.

“Di kulkas hanya ada telur dan kentang jadi menunya hanya berkedal kentang, semoga pak Alex suka, silahkan makan.” kata Khansa dengan gugup.

“Baiklah ini sudah cukup, ambilkan aku nasi dan lauknya,” kata Alex dingin.

“Baik pak," aduh ini boss gini banget ya makan pun minta diambilin udah kayak sultan saja.

“Silahkan dinikmati pak," Khansa meletakan piring di depan Alex.

“Ia terimakasih," Alex menjawab dengan cueknya.Alex berpaling ke arah Khansa.

“Apa kamu sudah makan gadis bodoh,“ Khansa yang terkejut langsung lihat ke belakangnya kosong enggak ada orang apa dia memanggil ku tadi gadis bodoh huff ....sabar Khansa sabar...sambil menggusap-usap dadanya.

“Apa pak Alex panggil saya?” kata Khansa.

“Ia lah, siapa lagi!” sambil cuak dan mulai makan kembali.

“Pak nama saya Khansa bukan bodoh," sambil menatap tajam kepada Alex. Alex tetap cuek sambil mengulangi kata-katanya tadi.

“Apa kamu sudah makan," ucap Alex lagi.

"Sudah pak saya sudah kenyang." kata Khansa

Tak lama bunyi keriuk-keriuk Khansa langsung memegang perutnya, wah ini perut nggak bisa diajak kerja sama, Batin Khansa. Alex yang  mendengar hanya tertawa.

“Kamu yakin sudah kenyang? Ayo duduklah makan bersama, nanti kamu sakit kalau enggak makan." ajak Alek ke Khansa.

Khansa ikut duduk ambil nasi dan lauk perkedel yang di masak tadi, setelah makan siap Khansa langsung membereskan piring kotor, sedangkan Alex langsung masuk ruang kerja nya yang tak jauh dari ruang makan. Setelah Khansa siap bersih-bersih, langsung masuk kamar dan istirahat. Kalau ibu tau aku tinggal satu atap dengan laki-laki lajang enggak kebayang omelannya huff pasti langsung Khansa pulang!!!

Khansa geleng-geleng membayangkan  Ibunya saat tau dirinya tinggal sama bos yang lajang.

Khansa senyum-senyum sendiri membayangkan

wajah Alek, punya bos ganteng kaya tapi kok orangnya dingin lama-lama takut beku juga dekat-dekat bos dingin, untung ganteng, Khansa hanya senyum-senyum sambil bolak balik ke kanan ke kiri sambil peluk-peluk guling.

Ibu Khansa kangen, semoga Khansa betah kerjasama bos dingin ini, semoga Ayah dan Ibu selalu sehat, tak lama Khansa masuk ke alam mimpi.

bersambung

part 3

Malam harinya di apartemen Alex, seperti biasa Alek selalu menghabiskan waktunya di ruang kerja, karena banyak berkas yang belum siap di cek di kantor tadi. Alek yang merasa haus keluar dari ruang kerja, saat mau kedapur Alek bertemu dengan Khansa.

“Malam pak Alex.” sapa Khansa dengan senyum cerianya.

“Em," Jawab Alex singkat.

“Apa pak Alex membutuhkan sesuatu? Jika tidak saya mau istirahat dulu,” melihat sikap Alex yang acuh dan dingin Khansa akhirnya pergi meninggalkan Alex, baru saja Khansa mau buka pintu kamarnya

"Gadis bodoh, besok siapkan bekal makan siang ku," kata Alek dengan ketus.

Khansa langsung membalikkan badan dan berjalan ke arah Alex.

“Pak Alex yang pintar, namaku Khansa!” dengan kesal Khansa sambil menyentakkan kakinya seperti anak umur 5 tahun yang tidak dapat mainan kesukaannya.

Alex menahan senyumnya melihat kelakuan pembantu kecilnya itu.

“Bukanya kamu mau istirahat tadi, tidurlah biar besok bisa bangun pagi," jawab Alek cuek.

Khansa hanya bisa memonyongkan bibirnya melihat kelakuan bosnya itu.

"Baiklah, tapi pak di kulkas tidak ada bahan untuk dimasak lagi?" kata Khansa.

Alex menatap Khansa, Alek baru ingat selama dua Minggu ini memang tidak belanja kebutuhan di apertemennya.

"Sekarang masih Pukul 20.00, kamu belanja dulu bahan untuk dimasak besok ya, di depan apartemen ada mini market 24 jam.

"Baiklah pak, tapi uangnya pak?” Khansa sambil mengulurkan tangannya seperti anak minta uang jajan kepada Ayahnya.

Alex hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Khansa, tak lama Alex mengeluarkan uang cash warna merah lima lembar.

"Apa itu cukup?” Alek meletakan uang 5 lembar ditelapak tangan Khansa.

"Ini lebih dari cukup Pak," Khansa menerima uang yang diberikan Alek, lalu melangkah pergi keluar sebelum Khansa buka pintu.

"Gadis kecil apa kamu berani pergi sendiri?" kata Alex tanpa merubah tatapan matanya dari TV.

"Saya berani Pak, apa yang ditakutkan?” dengan beraninya Khansa menjawab.

"Apa kamu tidak mendengar gosip di apartemen ini?” Alek sambil menatap Khansa, Khansa hanya diam dan berjalan mendekati Alex.

"Pak memang ada gosip apa?” kata Khansa sudah seperti ibu-ibu tukang gosip yang penasaran dengan gosip yang terhot😂

"Orang bunuh diri di dalam lift," jawab Alex menatap Khansa sambil senyum licik menahan senyumnya.

“Apa! pak Alex serius?" kata Khansa yang terkejut

“Ia saya seriuslah, tapi kamu berani tadi, sudah sana pergi belanja," kata Alek sambil mengulum senyumnya.

Khansa dengan ragu melangkahkan kaki keluar apartemen Alex.Tak lama Khansa memperhatikan sekelilingnya. Kenapa sepi sekali, batin Khansa sampai depan lift dan menekan tombol menuju ke lobby apartemen.

Tin pintu lift terbuka Khansa yang sudah masuk ke lift melihat tidak ada orang langsung keluar dari lift dan masuk ke apartemen Alex. Alex sedang ada di ruang kerja nya.

Tok- tok -tok

"Masuk “ jawab Alex, Khansa masuk sambil menundukkan kepalanya.

"Ada apa?" Alek menatap Khansa.

“Pak Alek," kata Khansa dengan pelan.

“Em," jawab Alek seperti biasanya.

“Apa boleh saya minta antar untuk belanja keperluan besok?“ ucap Khansa sambil memasang wajah memelasnya.

"Kenapa? bukannya tadi kamu sudah pergi belanja?" Alex langsung menatap Khansa

“Maaf Pak, saya takut di lift sendiri, kata pak Alex kan ada yang bunuh diri di lift." jawab Khansa sambil menunduk.

Alex langsung tertawa terbahak-bahak, sambil memegang perutnya. Khansa yang kesal lihat Alek tertawa diatas rasa ketakutannya hanya diam sambil memonyongkan bibir tipisnya.

"Jadi kamu takut?" Alex sambil berdiri berjalan ke arah Khansa.

"Ia Pak," Khansa hanya menganggukkan kepalanya.

"Ya sudah yuk, tak anterin," ucap Alex sambil senyum-senyum kecil.

Khansa mengikuti Alex berjalan keluar apartemen, Sampai didalam lift hanya mereka berdua, Alek pun mulai iseng ke Khansa.

"Kenapa kamu colek-colek saya," kata Alex

"Pak Alex saya enggak colek-colek bapak." Khansa yang merasa takut melihat ke arah Alex

"Barusan kamu colek saya lagi." kata Alek sambil menahan tawanya.

"Pak Alex?" Khansa langsung  menggeser badannya dekat dengan Alek.

“Eh mm," Alek yang tau Khansa ketakutan hanya diam.

“Perasaan saya enggak enak.” kata Khansa sambil memegang lengan Alek.

“Kenapa?" Alek menahan senyumnya suapaya terlihat cuek.

“Saya takut pak," Khansa sambil menangis.

"Kamu kenapa?" Alex terkejut melihat gadis kecil di sampingnya menangis, Alek mentap wajah Khansa yang sudah basah karena air mata.

"Saya takut pak, saya enggak ada colek-colek pak Alex, jadi siapa yang colek pak Alex tadi?" Khansa semakin mengeratkan pelukannya lengan Alek.

"Saya hanya bercanda tadi, ternyata  kamu penakut."Alex langsung tertawa terbahak-bahak.

"Pak Alex tega!" kata Khansa dengan kesal menatap tajam ke arah Alek.

"Ya sudah ayo saya masih banyak kerjaan.” Tak lama Alek dan Khansa sampai mini market.

Khansa langsung mengambil troli, dan mulai mencari bahan-bahan buat setok seminggu, sedangkan Alek mengikuti Khansa dari belakang. Alek melihat Khansa memilih-milih barang langsung mengambil alih troli dorongnya.

"Kamu pilih aja biar saya yang dorong." kata Alek, Khansa diam tak menjawab.

"Pak mau di masakin apa?" Khansa sambil sibuk memilih sayur yang nampak hijau dan segar.

"Terserah kamu saja, saya enggak milih-milih makanan," jawab Alek sambil memperhatikan Khansa.

Setelah Khansa memilih sayur, tak lupa Khansa mengambil kentang dan wortel. Khansa berjalan langsung ke arah dimana ada ayam, daging dan ikan segar.

"Pak mau ayam atau daging?” Khansa sambil menatap Alek.

"Ambil saja semua buat setok,” jawab Alek.

Khansa hanya memicingkan matanya melihat bossnya yang irit bicara. Khansa Langsung mengambil daging, ayam, dan ikan tak lupa membeli telur. Saat Khansa sampai tempat deretan mei instan, Khansa langsung berhenti, diambilnya mei kuah dan mei goreng. Alek yang melihat Khansa mengambil mei instan langsung menegur.

"Enggak baik makan yang instan.”kata Alek datar.

"Buat setok pak, ini buat saya bukan buat bapak." jawab Khansa sambil tersenyum.

"Terserah!” kata Alek acuh.

Khansa hanya memonyongkan bibirnya mendengar jawaban Alek. Setelah troli penuh Alek dan Khansa menuju kasir. Syukurlah antrian enggak panjang. giliran Khansa dan Alek, kasir itu melihat Alek sambil senyum-senyum.

"Dek belanja diantar kakaknya ya? ” sambil terus melihat Alek.

"Bukan mbak ini," belum sempat Khansa menjawab lagi ke buru di potong Alek.

"Saya suaminya," jawab Alek santai.

"Oh maaf tadi saya kira adiknya,"  merasa enggak enak kepada Khansa, Khansa hanya diam.

"Totalnya 2,805.000," kata Mbak kasir.

Alek langsung mengeluarkan kartu kredit nya,tak lama Alek dan Khansa langsung pulang ke apartemen. Khansa hanya diam, sampai apartemen Khansa langsung menyusun barang belanjaannya tadi sedangkan Alek langsung masuk kamar dan istirahat.Setelah siap beberes Khansa langsung masuk kamar dan membersihkan diri Karna merasa gerah, setelah selesai Khansa berbaring di kasur singlenya.

Khansa masih terngiang jawaban Alek tadi waktu di kasir, kenapa pak Alek kok bilang suaminya. Apa dia malu jalan sama pembantunya? Huff.....orang kaya ma bebas.

Tapi tadi mbak kasirnya kecentilan juga, macam tak pernah lihat cogan.Tapi memang ganteng. Khansa sambil senyum-senyum. Kata ibu hati-hati ucapanmu adalah doa.berarti ucapan pak Alek tadi adalah doa, ya Allah apa jadi nya kalau aku punya suami orang dingin kaya pak Alek yang irit bicara.

Khansa memukul-mukul kepalanya, sadar Khansa kamu hanya pembantu jangan banyak berharap, tapi kalau ia apa salahnya, Khansa masih belum bisa tidur, karena masih terngiang jawaban Alek, aduh lama-lama gila aku, mikir bos balok es bermimpi terlalu tinggi takut jatuh .

Tapi kalau di pikir-pikir mas Arif enggak kalah ganteng juga walau masih banyak es balok, akhirnya Khansa mulai ngantuk dan tak lama terlelap dalam mimpi.

Bersambung ya

Mohon kritik dan sarannya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!