Malam harinya di apartemen Alex, seperti biasa Alek selalu menghabiskan waktunya di ruang kerja, karena banyak berkas yang belum siap di cek di kantor tadi. Alek yang merasa haus keluar dari ruang kerja, saat mau kedapur Alek bertemu dengan Khansa.
“Malam pak Alex.” sapa Khansa dengan senyum cerianya.
“Em," Jawab Alex singkat.
“Apa pak Alex membutuhkan sesuatu? Jika tidak saya mau istirahat dulu,” melihat sikap Alex yang acuh dan dingin Khansa akhirnya pergi meninggalkan Alex, baru saja Khansa mau buka pintu kamarnya
"Gadis bodoh, besok siapkan bekal makan siang ku," kata Alek dengan ketus.
Khansa langsung membalikkan badan dan berjalan ke arah Alex.
“Pak Alex yang pintar, namaku Khansa!” dengan kesal Khansa sambil menyentakkan kakinya seperti anak umur 5 tahun yang tidak dapat mainan kesukaannya.
Alex menahan senyumnya melihat kelakuan pembantu kecilnya itu.
“Bukanya kamu mau istirahat tadi, tidurlah biar besok bisa bangun pagi," jawab Alek cuek.
Khansa hanya bisa memonyongkan bibirnya melihat kelakuan bosnya itu.
"Baiklah, tapi pak di kulkas tidak ada bahan untuk dimasak lagi?" kata Khansa.
Alex menatap Khansa, Alek baru ingat selama dua Minggu ini memang tidak belanja kebutuhan di apertemennya.
"Sekarang masih Pukul 20.00, kamu belanja dulu bahan untuk dimasak besok ya, di depan apartemen ada mini market 24 jam.
"Baiklah pak, tapi uangnya pak?” Khansa sambil mengulurkan tangannya seperti anak minta uang jajan kepada Ayahnya.
Alex hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Khansa, tak lama Alex mengeluarkan uang cash warna merah lima lembar.
"Apa itu cukup?” Alek meletakan uang 5 lembar ditelapak tangan Khansa.
"Ini lebih dari cukup Pak," Khansa menerima uang yang diberikan Alek, lalu melangkah pergi keluar sebelum Khansa buka pintu.
"Gadis kecil apa kamu berani pergi sendiri?" kata Alex tanpa merubah tatapan matanya dari TV.
"Saya berani Pak, apa yang ditakutkan?” dengan beraninya Khansa menjawab.
"Apa kamu tidak mendengar gosip di apartemen ini?” Alek sambil menatap Khansa, Khansa hanya diam dan berjalan mendekati Alex.
"Pak memang ada gosip apa?” kata Khansa sudah seperti ibu-ibu tukang gosip yang penasaran dengan gosip yang terhot😂
"Orang bunuh diri di dalam lift," jawab Alex menatap Khansa sambil senyum licik menahan senyumnya.
“Apa! pak Alex serius?" kata Khansa yang terkejut
“Ia saya seriuslah, tapi kamu berani tadi, sudah sana pergi belanja," kata Alek sambil mengulum senyumnya.
Khansa dengan ragu melangkahkan kaki keluar apartemen Alex.Tak lama Khansa memperhatikan sekelilingnya. Kenapa sepi sekali, batin Khansa sampai depan lift dan menekan tombol menuju ke lobby apartemen.
Tin pintu lift terbuka Khansa yang sudah masuk ke lift melihat tidak ada orang langsung keluar dari lift dan masuk ke apartemen Alex. Alex sedang ada di ruang kerja nya.
Tok- tok -tok
"Masuk “ jawab Alex, Khansa masuk sambil menundukkan kepalanya.
"Ada apa?" Alek menatap Khansa.
“Pak Alek," kata Khansa dengan pelan.
“Em," jawab Alek seperti biasanya.
“Apa boleh saya minta antar untuk belanja keperluan besok?“ ucap Khansa sambil memasang wajah memelasnya.
"Kenapa? bukannya tadi kamu sudah pergi belanja?" Alex langsung menatap Khansa
“Maaf Pak, saya takut di lift sendiri, kata pak Alex kan ada yang bunuh diri di lift." jawab Khansa sambil menunduk.
Alex langsung tertawa terbahak-bahak, sambil memegang perutnya. Khansa yang kesal lihat Alek tertawa diatas rasa ketakutannya hanya diam sambil memonyongkan bibir tipisnya.
"Jadi kamu takut?" Alex sambil berdiri berjalan ke arah Khansa.
"Ia Pak," Khansa hanya menganggukkan kepalanya.
"Ya sudah yuk, tak anterin," ucap Alex sambil senyum-senyum kecil.
Khansa mengikuti Alex berjalan keluar apartemen, Sampai didalam lift hanya mereka berdua, Alek pun mulai iseng ke Khansa.
"Kenapa kamu colek-colek saya," kata Alex
"Pak Alex saya enggak colek-colek bapak." Khansa yang merasa takut melihat ke arah Alex
"Barusan kamu colek saya lagi." kata Alek sambil menahan tawanya.
"Pak Alex?" Khansa langsung menggeser badannya dekat dengan Alek.
“Eh mm," Alek yang tau Khansa ketakutan hanya diam.
“Perasaan saya enggak enak.” kata Khansa sambil memegang lengan Alek.
“Kenapa?" Alek menahan senyumnya suapaya terlihat cuek.
“Saya takut pak," Khansa sambil menangis.
"Kamu kenapa?" Alex terkejut melihat gadis kecil di sampingnya menangis, Alek mentap wajah Khansa yang sudah basah karena air mata.
"Saya takut pak, saya enggak ada colek-colek pak Alex, jadi siapa yang colek pak Alex tadi?" Khansa semakin mengeratkan pelukannya lengan Alek.
"Saya hanya bercanda tadi, ternyata kamu penakut."Alex langsung tertawa terbahak-bahak.
"Pak Alex tega!" kata Khansa dengan kesal menatap tajam ke arah Alek.
"Ya sudah ayo saya masih banyak kerjaan.” Tak lama Alek dan Khansa sampai mini market.
Khansa langsung mengambil troli, dan mulai mencari bahan-bahan buat setok seminggu, sedangkan Alek mengikuti Khansa dari belakang. Alek melihat Khansa memilih-milih barang langsung mengambil alih troli dorongnya.
"Kamu pilih aja biar saya yang dorong." kata Alek, Khansa diam tak menjawab.
"Pak mau di masakin apa?" Khansa sambil sibuk memilih sayur yang nampak hijau dan segar.
"Terserah kamu saja, saya enggak milih-milih makanan," jawab Alek sambil memperhatikan Khansa.
Setelah Khansa memilih sayur, tak lupa Khansa mengambil kentang dan wortel. Khansa berjalan langsung ke arah dimana ada ayam, daging dan ikan segar.
"Pak mau ayam atau daging?” Khansa sambil menatap Alek.
"Ambil saja semua buat setok,” jawab Alek.
Khansa hanya memicingkan matanya melihat bossnya yang irit bicara. Khansa Langsung mengambil daging, ayam, dan ikan tak lupa membeli telur. Saat Khansa sampai tempat deretan mei instan, Khansa langsung berhenti, diambilnya mei kuah dan mei goreng. Alek yang melihat Khansa mengambil mei instan langsung menegur.
"Enggak baik makan yang instan.”kata Alek datar.
"Buat setok pak, ini buat saya bukan buat bapak." jawab Khansa sambil tersenyum.
"Terserah!” kata Alek acuh.
Khansa hanya memonyongkan bibirnya mendengar jawaban Alek. Setelah troli penuh Alek dan Khansa menuju kasir. Syukurlah antrian enggak panjang. giliran Khansa dan Alek, kasir itu melihat Alek sambil senyum-senyum.
"Dek belanja diantar kakaknya ya? ” sambil terus melihat Alek.
"Bukan mbak ini," belum sempat Khansa menjawab lagi ke buru di potong Alek.
"Saya suaminya," jawab Alek santai.
"Oh maaf tadi saya kira adiknya," merasa enggak enak kepada Khansa, Khansa hanya diam.
"Totalnya 2,805.000," kata Mbak kasir.
Alek langsung mengeluarkan kartu kredit nya,tak lama Alek dan Khansa langsung pulang ke apartemen. Khansa hanya diam, sampai apartemen Khansa langsung menyusun barang belanjaannya tadi sedangkan Alek langsung masuk kamar dan istirahat.Setelah siap beberes Khansa langsung masuk kamar dan membersihkan diri Karna merasa gerah, setelah selesai Khansa berbaring di kasur singlenya.
Khansa masih terngiang jawaban Alek tadi waktu di kasir, kenapa pak Alek kok bilang suaminya. Apa dia malu jalan sama pembantunya? Huff.....orang kaya ma bebas.
Tapi tadi mbak kasirnya kecentilan juga, macam tak pernah lihat cogan.Tapi memang ganteng. Khansa sambil senyum-senyum. Kata ibu hati-hati ucapanmu adalah doa.berarti ucapan pak Alek tadi adalah doa, ya Allah apa jadi nya kalau aku punya suami orang dingin kaya pak Alek yang irit bicara.
Khansa memukul-mukul kepalanya, sadar Khansa kamu hanya pembantu jangan banyak berharap, tapi kalau ia apa salahnya, Khansa masih belum bisa tidur, karena masih terngiang jawaban Alek, aduh lama-lama gila aku, mikir bos balok es bermimpi terlalu tinggi takut jatuh .
Tapi kalau di pikir-pikir mas Arif enggak kalah ganteng juga walau masih banyak es balok, akhirnya Khansa mulai ngantuk dan tak lama terlelap dalam mimpi.
Bersambung ya
Mohon kritik dan sarannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 461 Episodes
Comments
Rinjani
500 rb ma Khansa balik ngak hahah
2021-10-24
0
Elvi Nawawi
500rb..
2021-01-23
2
Fatma Kodja
lanjuttt
2020-11-02
1