Alek yang tau kalau Khansa tidak nyaman, segera melepaskan pelukannya di pinggang Khansa. sambil membisikkan.
"Kita harus terlihat mesra.” kata Alek dekat telinga Khansa.
"Maaf” kata Khansa." Khansa hanya tersenyum menatap Alek.
"Ma dimana papa?" tanya Alek.
Tak lama lelaki paruh baya datang keruang tengah.
"Alek kapan kau datang? kenapa enggak ngasih tau Papa,” Amran papa Alek langsung bergabung di ruang keluarga.
"Sengaja Pa mau bikin kejutan, oh.....ia Pa ini Khansa calon istri Alek, cantikkan.“ sambil mengacak rambut Khansa dengan gemes.
"Siang om," sapa Khansa kepada Amran.
"Siang nak, apa kamu di paksa Alek untuk menikah dengannya?" kata Amran dengan penuh selidik.
"Enggak om kami mau menikah Karna saling mencintai,” sambil menggenggam tangan Alek dengan kuat .
Alek yang merasa kalau Khansa tidak baik-baik saja, merasa kuwatir kalau rencananya akan gagal.
"Sayang apa kamu lelah? mau istirahat dulu.” kata Alek sambil mengusap kepala Khansa.
"Khansa sebaiknya kamu istirahat dulu nak, biar tante siapkan makan siang dulu sayang.” kata mama Lina.
"Tante apa boleh Khansa bantu?” kata Khansa sambil tersenyum.
"Tentu sayang dengan senang hati ayo." Mama Lina langsung berdiri, Khansa pun ikut berdiri dari duduknya langsung ke dapur mengikuti Lina. Di dapur Lina dan Khansa nampak terlihat akrab mereka berdua masak sambil bercerita sesekali terdengar tawa dari keduanya.
"Nak sejak kapan kamu kenal Alek,” Khansa yang mendapat pertanyaan itu merasa gugup, tapi tetap berusaha tenang biar mama Lina tidak curiga.
"Khansa kenal mas Alek lewat mas Arif tante," Khansa menjawab sambil memotong sayur.
"Oh dari Arif, ia tante kenal Arif sahabat Alek waktu kuliah.” kata mama Lina.
Khansa merasa senang karena bisa menjawab pertanyaan tante Lina, tidak menunggu lama menu makan siang sudah tersedia di meja makan, Khansa membantu tante Lina menyusun lauk dan sayur ke meja makan.
"Sayang kamu panggil Alek dan Papa, makanan siangnya sudah siap.” kata mama Lina.
"Baik tante” Khansa langsung keruangan keluarga, memberi tau Alek dan Amran, mereka pun sudah duduk berkumpul di meja makan, makan bersama-sama, hanya terdengar dentingan suara sendok.
Setelah siap makan mereka kembali lagi berkumpul di ruang keluarga, Amran menatap Alek dan beralih ke Khansa, merasa ada yang di sembunyikan anaknya, tapi berusaha menepisnya.
"Jadi kapan rencana kalian menikah? Papa sama Mama ini sudah tua Al, sudah sanggat ingin menimang cucu.” kata papa Amran.
"Insha’Allah bulan depan Pa, benarkan sayang.” sambil mengusap rambut Khansa dengan lembut tersenyum dengan mesra.
Khansa membalas senyum Alek sambil menganggukkan kepala. Khansa meremas jari-jari tangannya. Wah pak Alek ini enak aja bulan depan, pada hal ini kan hanya sandiwara,batin Khansa.
Lina datang sambil membawa buah mangga yang sudah dipotong-potong meletakan diatas meja, mama Lina duduk disamping suaminya Amran.
"Kalau menurut Mama kelamaan bulan depan sayang, gemana kalau 2 Minggu lagi?”Sambil mengunyah mangga yang di potong tadi.
Khansa makin terkejut dari bulan depan dan maju jadi 2 Minggu lagi, Khansa menatap Alek, tapi Alek yang ditatap hanya mengedipkan matanya.
Khansa langsung salah tingkah melihat Alek menggodanya, Ibu jantung ku mau lompat rasanya dasar jantung nggak berakhlak untung buatan Allah.batin Khansa.
"Papa juga setuju Ma, lebih cepat lebih baik.” sambil tersenyum menatap Khansa dan Alek.
Khansa mulai resah, bukannya tadi kata pak Alek hanya pacar bohongan, tapi kenapa tiba-tiba langsung menikah 2 Minggu lagi, ah....pak Alek gemana si? Alek yang melihat Khansa kebingungan, langsung izin pamit pulang kepada Papa dan Mamanya.
"Pa hari sudah sore sebaiknya kami pulang dulu ya." kata Alek.
"Kenapa buru-buru Al, mama masih kangen.” jawab Mama.
"Ia Ma, maaf kapan-kapan kami main ke sini lagi.” jelas Alek, Alek dan Khansa pun pamit meninggalkan rumah Amran di perjalanan Khansa langsung berbicara pada Alex.
"Pak Alex? kata Khansa dengan kesal dengan bosnya.
“Ehe mm." jawab Alek datar seperti biasa.
“Maksud pak Alek apa? Bukannya kemarin hanya jadi pacar bohongan, tapi kenapa tiba-tiba jadi menikah 2 Minggu lagi,” Khansa merasa kesal Karena Alek memutuskan sesuatu tanpa bertanya dulu kepadanya.
"Pak Alek kenapa diam saja?” kata Khansa menatap Alek yang sedang fokus mengemudi.
"Khansa apa kamu tidak mau menikah dengan ku?" kata Alek dengan datar
"Pak Alek menikah itu harus saling mencintai, tanpa unsur paksaan, saya juga punya mimpi menikah dengan orang yang saya cintai.” kata Khansa yang mulai jengah dengan bos galaknya.
"Apa kamu enggak mencintai ku Khansa? di luar sana banyak gadis sangat ingin menikah denganku.”kata Alek penuh percaya diri.
"Kenapa pak Alek tidak menikahi mereka saja, yang dengan suka rela ingin menikah dengan pak Alek.”Khansa menatap Alek dengan tajam, seakan lupa kalau Alek itu adalah majikannya .
"Khansa saya mau menikahnya hanya sama kamu, kalau masalah mencintai, kita mulai dari awal ya, pelan-pelan kamu buka hati kamu untuk saya.”Alek menatap Khansa sekilas, habis itu fokus kembali lagi ke depan.
Deg-deg jantung Khansa berdetak kencang seperti gendang, apa pak Alek salah minum obat ya? kok ngomong gitu? batin Khansa, Khansa menatap Alek, dan mengulurkan tangannya menyentuh kening Alek, Alek yang di sentuh terkejut langsung menepikan mobilnya.Khansa tersenyum, ternyata tidak demam, tapi kenapa? lagi-lagi Khansa penasaran.
"Khansa lagi mikir apa sih? kamu pikir aku sakit?Khansa dengar baik-baik, saya tidak akan mengulanginya." Alek yang mulai mendekat, Alek memegang bahu Khansa.
cup ....
cup...
Tiba-tiba Alek mengecup bibir Khansa sekilas dan mengecup kening Khansa. Khansa seketika menegang karena ciuman pertama nya diambil Alek.
"Khansa saya ingin menikah denganmu karena saya ingin kamu menjadi ibu dari anak-anakku nanti," cusssss berasa terbang kelangit ke tuju saat mendengar kata-kata Alek.😆
"Ta tapi pak ,”Khansa terbata-bata menjawabnya.
cup ....
Alek sekali lagi mengecup bibir Khansa yang terasa manis baginya. Khansa makin kaget dengan serangan tiba-tiba.
(babbang Alek, author mau juga dicium😘😘)
"Pak Alek! kenapa pak Alek mengambil ciuman saya yang pertama dan kedua," dengan polos nya Khansa menjawab.
Alex tersenyum penuh kemenangan, karena dia laki-laki pertama yang mengecup bibir manis Khansa, Khansa hanya memonyongkan bibirnya. Alek tersenyum merasa bahagia.
"Tapi enggak usah cium-cium pak,"pada hal dalam hati mau-mau-mau.
"Maaf saya mencium bibir mu tanpa izin.” Alek sambil mengelus pipi Khansa.
Khansa yang diperlakukan untuk pertama kali merasa senang tapi ada keraguan di hatinya.
"Pak bapak yakin? Khansa menatap mata Alek sangat intens mencari kebohongan di mata Alek.
Alek langsung memeluk Khansa.
"Jangan pernah ragu padaku Khansa, walau kita belum saling mencintai tapi aku nyaman bila sedang berada di dekatmu.” Alek merenggangkan pelukannya, ditatapnya mata Khansa.
"Apa kamu masih ragu? tanya Alek.
"Apa bapak tidak akan mempermainkan saya, kita baru kenal, dan tiba-tiba bapak mengajak saya mau menikah." jawab Khansa.
“Khansa sayang, saya enggak pernah main-main dengan perkataan saya.” Alek menjawab dengan tegas.
Khansa merasa lega, apa yang menganjal di dadanya dari tadi sudah terungkap.
wah ...bersambung deh...
yuk makin penasaran kisah Khansa dan Alek
Tinggalkan like dan commend nya ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 461 Episodes
Comments
farisss sofyan
lanjuut
2022-01-27
0
Rinjani
next....Khansa aduh berbunga2
2021-10-24
0
Siti Nur Dianti
bagus cerita nya
2021-05-11
0