Selamat membaca
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, hari yang mendebarkan bagi Alek dan Khansa. Semua sudah berkumpul ada Alek dan keluarganya, dari pihak Khansa ada ibu dan ayahnya yang udah datang, tak lupa hadir juga Reno dan Arif, ijab kabul yang sederhana sesuai keinginan Khansa.
Alek dan Khansa sudah sah menjadi sepasang suami istri, banyak ucapan selamat dari pihak keluarga dan sahabat Alek.
"Sayang istirahatlah duluan, aku yakin kamu lelah, Alek sambil mengelus kepala Khansa dengan lembut..
"Enggak papa Mas aku disini aja, lagian masih ada tamu dan sahabat mas, enggak enak kalau ditinggalin," sambil tersenyum manis kepada Alek.Alek tersenyum sambil mengecup kening Khansa, Khansa terkejut dan berteriak
"Mass.....malu dilihat banyak orang.” ucap Khansa.
“Jadi gemes sayang lihat kamu senyum manis, jadi pengin cepat-cepat ke kamar heh- eh,” Khansa hanya bisa melotot melihat tingkah Alek yang sudah resmi menjadi suaminya sekarang.
“Mas kok jadi mesum gitu sekarang," Khansa sambil mencibirkan bibirnya.
"Enggak papa sayang mesum sama istri sendiri.” ucap Alek.
"Udah ah mas, aku mau ke tempat ibu ya.” kata Khansa sambil melangkah meninggalkan Alek.
"Ia sayang, kalau lelah istirahatlah duluan.” kata Alek .
"Ia Mas” Khansa tak lama mendatangi ibu dan ayahnya yang sedang asik ngobrol dengan Arif.
“Ibu ....” kata Khansa dengan manja.
"Ia enduk...pengantin kok cemberut aja, senyum loh biar kelihatan manis," Ibu sambil tersenyum mencubit pipi anak kesayangan.
Khansa terlihat sangat manja dengan Ayah dan Ibunya, Khansa duduk disamping Ibu, dipandangnya wajah yang mulai menua itu tapi masih terlihat paling cantik bagi Khansa, Ibu maafkan anakmu ini, pada hal niat ke kota cari kerja kok malah nikah muda kata Khansa dalam hati.
Khansa menggeleng-gelengkan kepala untuk membuang rasa tidak percayanya. Pada hal dulu ingin cari kerja, cari uang yang banyak biar Ibu dan Ayahnya tidak perlu kerja lagi, tapi takdir berkata lain, manusia hanya membuat rencana tapi Allah SWT lah yang menentukan, kita sebagai manusia hanya bisa menerima, ini mungkin yang terbaik buat Khansa. Khansa tidak tau apa kata orang kampungnya nanti, bila tau kalau Khansa tiba-tiba menikah di kota. pasti akan jadi omongan tetangganya, Khansa sudah tau betul sifat tetangganya itu. harapan Khansa semoga Ibu dan Ayahnya bisa menghadapi omongan tetangganya.
"Ibu ..boleh Khansa bertanya?” kata Khansa dengan ragu.
"Ia nak, ada apa?" Ibu Khansa memperhatikan anaknya yang seperti kebingungan itu.
"Ibu apa kata tetangga kalau tau Khansa tiba-tiba menikah di kota.” ucap Khansa sambil menatap Ibunya.
Ibu tersenyum menanggapi kekhawatiran anaknya, mengenai tetangganya yang di kampung. Khansa memperhatikan ibunya yang tenang saat menatap mata Khansa.
“Waktu kedua orang tua Alek datang dengan Arif, sebelumnya Arif memberi tau ibu, kalau
keluarga pak Amran akan datang selain silaturahmi dan ingin melamar kamu buat nak Alek, Ayah kamu terkejut, kirain Ayah, kamu hamil.” Ibu sambil tersenyum melihat anaknya yang terkejut.
"Ibu Khansa Enggak hamil, Khansa masih perawan sampai sekarang, tapi enggak tau besok," ucap Khansa sambil menutup wajahnya yang merona karena malu.
"Ibu juga mikir seperti itu kemarin nak, tapi kata Ayah kita tunggu besok saja kedatangan pak Amran dan keluarga.” Ibu terkekeh melihat tingkah anak kesayangan itu.
"Maaf ya bu waktu itu kata mas Arif Khansa enggak perlu telpon Ibu, karena mas Arif akan mengaturnya semua, Khansa enggak perlu ikut." ucap Khansa.
"Ia nak Arif juga bilang kamu enggak bisa ikut, Arif udah anggap kamu seperti adiknya sendiri, makanya semua Arif yang mengatur acara pertemuan keluarga." kata Ibu sambil mengelus bahu Khansa.
"Khansa ibu harap setelah ibu pulang nanti, Khansa jadi istri yang mengerti kebutuhan suami, Khansa lihatkan bagaimana Ibu melayani Ayah.” kata Ibu.
"Ia bu Khansa akan belajar." ucap Khansa.
Ibu Khansa kembali memeluk anak gadisnya itu sambil meneteskan air mata kebahagiaan, dulu masih kecil sekarang enggak ke rasa akan menjadi istri dari laki-laki yang ternyata majikannya sendiri. Khansa yang mendengar isak ibunya langsung melepas pelukan nya, dilihatnya wajah ibunya.
"Ibu jangan menangis, Khansa enggak papa, Khansa InshaAllah bahagia bu." ucap Khansa meyakinkan Ibunya.
"Ibu juga bahagia nak," ibu kembali memeluk Khansa dan keduanya menangis bersama.
Ayah yang melihat kedua wanita yang amat disayanginya itu hanya bisa menghela nafas panjang, tak terasa air matanya menetes, mengingat Khansa yang dulu sering di gendong sekarang sudah menikah. Akhirnya Ayah mendekati Khansa dan ibunya, mereka kembali berpelukan tangis Khansa makin terisak. Ibu mulai menenangkan Khansa dengan mengelus lembut bahu Khansa.
"Ibu Khansa masih kangen, Ayah jangan pulang dulu ya, temani Khansa dulu.” ucap Khansa.
"Enduk ingat pesan Ayah dan Ibu ya, patuh pada suami dan layani suamimu dengan ikhlas, InshaAllah nanti jadi pahala, sayang." pesan Ayah Khansa hanya senyum melihat Khansa yang masih manja.
"Ia ayah Khansa mengerti, tapi malam ini Khansa ingin tidur sama Ibu dan Ayah,” kata Khansa dengan polosnya.Tak lama terdengar suara tertawa ayah, ibu dan Arif. Khansa bingung dengan mereka bertiga.
"Ayah, Ibu, mas Arif kenapa tertawa?” kata Khansa dengan bingung karena tidak menyadari ucapannya tadi.
"Khansa kamu enggak berubah ya masih polos aja,” Arif sambil senyum melihat Khansa.
"Enduk kamu kan udah nikah, jadi kamu tidur sama suamimu sayang, nanti kalau tidur sama Ibu dan Ayah kasihan nak Alek.” ibu sambil geleng-geleng lihat ke polosan anaknya.
"Tapi bu,” Khansa tak jadi melanjutkan kata-katanya karena malu, sebenarnya Khansa takut apa yang akan terjadi nanti malam kalau tidur sama Alek.
"Tapi kenapa enduk?" ucap Ibu.
"Enggak jadi Ibu, Khansa hanya belum siap aja kalau mas Alek minta haknya,” ucap Khansa sambil bergidik ngeri.
"Enduk itu nanti bisa kamu bicarakan sama nak Alek, tapi seorang istri sudah ke wajibannya melayani suaminya, nanti lama-lama kamu paham enduk." Ibu, ayah dan Arif hanya bisa geleng-geleng lagi.
“Ia bu nanti Khansa bilang ke mas Alek,” setelah selesai mengobrol dengan Ayah dan Ibunya, Khansa izin untuk istirahat masuk ke kamarnya, sampai di kamar saat Khansa buka pintu terkejut. Melihat kamar Alek yang sudah rapi dan di hiasi dengan indah, ada kelopak bunga mawar yang harum diatas ranjang yang dibentuk hati.
"Indah sekali kapan mas Alek menyiapkannya. apa ini yang dibilang kamar pengantin," batin Khansa. Ya Allah apa Khansa siap nanti malam kok jadi dek-dekan ya, sebaik nya aku bersih-bersih dulu aja, sudah gerah banget, aduh tapi kenapa bajuku enggak bisa dibuka ritsletingnya, aduh kayanya ada yang menyangkut ini, akhirnya Khansa hanya diam saja karena sudah lelah.
Alhamdulillah bisa lanjut lagi ya
mohon like dan
komentar nya biar makin semangat lanjutan episodenya
salam manis semanis gula
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 461 Episodes
Comments
Umi Arshyla Milagros
semangat lanjut thour 💪💪
2021-05-01
0