Cahaya Hidupku

Cahaya Hidupku

BAB I Awalnya Hidupku...

aku lahir di keluarga yang sederhana,ayahku seorang supir pribadi dan ibu yang berjualan kue di sebuah kantin kecil tidak jauh dari rumah,kehidupan kami awalnya sangat baik sampai suatu ketika ayah ku berubah,ayah sering memukul ibu sekarang, padahal dulu ayah begitu menyanyangi ku dan ibu, ayah rela melawan nenek untuk bisa menikah dengan ibu. Sampai suatu siang nenek datang kerumah kami,aku begitu gembira menyambut nenek,tapi dia tak menyentuhku sama sekali. ya, nenek tidak menyukai kami, jangan heran dengan itu karena ayah ku melawan nya dan menolak di jodohkan dengan pilihannya,nenek membawa sebuah surat dn sebuah foto.

ibuku menerima foto dan surat itu lalu menangis, "kenapa harus begini bu? kenapa ibu tega?" itulah yang ibuku ucapkan pada nenek.

"kau tahu dari awal kalau aku tidak menginginkanmu dan anakmu itu! jangan seolah olah kamu tidak tahu hal itu! " nenekku dengan sadis menjawabnya.

setelah kedatangan nenek,ayah tidak pernah pulang,ada perasaan sedih karena ayah tidak ada,namun ada perasaan senang karena tidak ada lagi yang memukuli ibu ku.

berbulan bulan ayah tidak kembali bersama kami sampai suatu pagi ayah datang dan berbicara pada ibu,aku melihat mereka berbicara tapi aku tidak dengar sama sekali apa yang mereka bicarankan.

"semua aku lakukan untuk kamu dan Gia! tidak mungkin kita hidup seperti ini terus menerus!" bentak ayah.

"memang ada apa dengan kehidupan kita? kita semua baik baik saja dengan kehidupan ini! kamu yang belum siap untuk melepas kekayaan ibumu!" ibu ku menjawab dengan pedas.

kehidupan keluarga ayahku memang cukup baik,apalagi nenek seorang pengusaha kerajinan tangan yang sudah di kenal banyak orang, entah kenapa ayah jatuh cinta pada ibu dan nenek tidak merestuinya,dengan keras kepala ayah tetap menikah dengan ibu walaupun tanpa restu dari nenek. kami tidak tahu sejak kapan ayah kembali berkomunikasi dengan nenek yang kami tahu ayah tiba tiba berubah, bukan seperti ayah yang kami kenal.

awal mereka berbicara dengan baik sampai akhirnya mereka kembali bertengkar,pertengkaran kali ini terasa lebih mencekam,tapi saat itu usia ku 3 tahun,aku sama sekali tidak paman mengapa ayah dan ibu ku bertengkar. aku melihat ayah terus memukul ibuku hingga ibu terjatuh,aku lari ingin menyelamatkan ibuku tapi ayah dengan teganya menarik bajuku hingga leherku terasa sakit,ayah mengangkatku tinggi.

"jika kau tidak mau juga, biar ku banting anakmu ini!!"

entah kekuatan dari mana yang ibu dapatkan,dia bangun dan berusaha meraihku membuat ayah semakin tinggi mengangkatku.

"baiklah... tolong turunkan anakku!" ibuku lebih memilih menyelamatkan ku di banding hubungan nya dengan ayahku.

ayah menurunkanku,saat mendengar ucapan ibu,tapi sayangnya pegangan ayah tidak begitu kuat dan membuatku jatuh, ibu berusaha menangkapku,namun ibu hanya berhasil memegang kepalaku hingga tidak terbentur dilantai,aku meringis kesakitan aku merasa sakit di bagian kakiku aku tak sanggup bangun,tulangku seperti remuk.

"gia... gia..." ibu memanggilku agar tidak tertidur.

aku terus merintih kesakitan,aku sudah tidak kuat lagi aku ingin menutup mataku. samar aku melihat ibuku mengambil pisau,dia berjalan menuju ayahku yang membelakangi kami,setelah itu aku sudah tidak tahu apa yang terjadi.

...****************...

setelah itu aku terbangun disebuah ruangan yang bernuansa putih, aku melihat ke sekeliling ku,ada oma mekky beliau adalah ibu dari mama ku.

"kamu sudah bangun sayang..." sapa oma, "apa ada yanh sakit?" tanyanya lagi dan aku mengeleng, "oma panggil dokter ya,biar di periksa!" ucapnya lagi lalu oma memencet tombol yang ada di samping ranjangku.

kejadian itu membuat kaki ku pincang dan aku harus di gendong atau mengunakan kursi roda, setelah berminggu minggu lamanya,akhirnya aku di ijinkan untuk pulang,aku sempat bingung karena tidak sama sekali melihat keberadaan kedua orang tuaku,layaknya anak kecil yang tidak tahu apapun aku hanya mengikuti oma ku saja.

"hai gadis cantik..." sapa seorang pria kepadaku, "kau mengingatku?" tanyanya lagi dan aku menjawabnya dengan gelengan, "kau itu sangat persis seperti ibu mu! terlalu jujur." ucapnya lagi.

Sebenarnya aku tahu siapa pria itu, aku hanya suka mengerjai nya,dia adalah om Salman, dia adik dari ibuku,lebih tepatnya adik angkat, yang aku lihat dia begitu menyayangi ibuku.

kami pulang ke rumah oma,kata mereka untuk sementara waktu aku akan tinggal bersama dengan mereka di kota M, tampat kelahiran ibu ku,aku menyambutnya dengan senang hati, karena aku lebih merasa mereka menyayangi ku di banding keluarga ayahku.

...****************...

Bulan berganti bulan,hingga tahun berganti tahun aku tinggal bersama mereka dengan kasih sayang yang sangat melimpah, om salman dan oma selalu mengajakku jalan jalan, sehingga aku tidak ada waktu untuk menanyakan dimana orang tua ku.

sampai aku mulai bersekolah di kota M dan aku mulai kembali menanyakan kedua orang tuaku, tapi jawaban yang aku dapat dari oma dan om Salma adalah mereka berdua pergi dan tidak bisa membawaku bersama mereka.

aku mulai di olok olok temanku karena aku tidak mempunyai orang tua,aku mulai kesal dan sempat tidak ingin meneruskan sekolah, om Salman lah yang memberikan pengertiannya kepadaku hingga membuatku kembali ke sekolah.

suatu sore yang sangat cerah saat aku kembali dari bekerja kelompok di salah satu rumah temanku, aku melihat om Salman dan oma terlibat pembicaraan serius, sebenarnya aku sangat ingin tahu apa yang mereka bicarakan tapi sepertinya itu hal yang tidak sopan.

"sore oma,sore om tampan" sapa ku saat masuk ke dalam rumah.

"apa semua baik baik saja?" tanganku melihat air mata oma.

"semua baik baik saja sayang! kamu dari mana? kok pulang sekolah jam segini?"tanya om Salman.

" aku baru selesai belajar kelompok om!"

"belajar kelompok? emangnya kamu kelas berapa?"

"ih... om ini kebangetan deh! aku kelas 4 sekarang dan om lupa" ucapku dengan nada marah.

"kelas 4??? berarti ponakan om sudah besar ya?"

"iya dong..."

"kalau sudah besar, sini om mau ceritain sesuatu,pasti kamu bakalan suka sama cerita ini! tapi, sebelum itu kamu harus ganti baju dulu, oke?"

"om mah... bikin aku penasaran aja! awas aja kalau sampai gak jadi!"

Gia menganti baju nya dengan sangat cepat dan langsung kembali ke ruang makan, "gak apa apa ma... Gia harus tahu semuanya!" kalimat itu yang tanpa sengaja aku dengar saat akan menemui mereka.

"om.. aku sudah selesai,,," ucapku sambil berjalan ke arah mereka, "oma... oma kenapa??" tanya Gia pura pura tidak tahu.

"oma gak apa apa sayang..."

"sini.. cium om dulu..."

"om itu... kenapa pamrih sih! aku itu udah gede, ga bolehh cium om lagi! " ucapku tapi tetap mengecup pipi om kesayanganku.

om Salman tertawa mendengar omongan ku yang berbeda dengan apa yang ku lakukan.

"karena kamu bilang kamu sudah besar, om mau memberi kabar tentang ibumu" ucap om lalu terdiam melihat reaksi ku.

aku sempat terkejut mendengar yang di katakan om Salman, pantas mereka ragu memberitahu ternyata soal ini. "oke" jawab ku berusaha tenang.

padahal aku sudah tidak pernah bertanya tentang ibu, karena setiap aku bertanya mereka selalu sedih, itu sebabnya aku tidak pernah bertanya lagi.

"ibu mu sakit gi" ucap om salman membuat ku menoleh, tapi aku tidak bertanya. karena om Salman selalu mengajarkanku untuk tidak memotong jika om atau oma sedang berbicara, "om mau menceritakan semuanya tapi berjanjilah kau tidak akan marah dengan semua yang terjadi dan aku mengagukan kepalaku.

dia menceritakan semuanya, dia bilang cerita ini dia dapet dari ibu ku,aku terkejut dengan cerita itu, aku berusaha mengingat kejadian itu tapi dia hanya ingat sampai dimana ayah memukuli ibu dan menjatuhkan ku hingga aku seperti sekarang,kesulitan untuk berjalan membuat aku mengepalkan tanganku dengan sangat kuat. kebiasaanku di saat aku sangat marah,melihat itu om Salman reflek mengenggam tangan ku agar terbuka,terakhir kali aku melakukan itu telapak tanganku luka karena kuku kuku ku menancap disana. om Salman meneruskan ceritanya hingga airmataku turun,aku baru mengetahui kenyataan kalau ternyata pertengkaran itu tidak hanya karena ayahku yang ingin menikah lagi tapi nenek dan ayahku berencana membunuh ibu dan membawaku untuk dijual.

ibuku sudah berusaha membela dirinya, tapi sia sia karena ibu tidak mempunyai bukti,pada kenyataan ibu memang membunuh ayah, walaupun itu untuk membela dirinya dan aku. saat ini ibu sakit bronkitis atau paru paru basah yang sudah cukup parah,pelan aku beranjak dari dudukku, oma sempat ingin menahanku dan ingin memelukku tapi aku lihat om Salman menahannya mereka membiarkanku masuk ke kamar.

"biarin dulu dia sendiri ma... biar dia tenang, mungkin dia malu nanggis disini! mama tahu sendiri kan, jatuh dari tqngga aja dia cuma diam ga nanggis." aku sempat mendengar om Salman mengatakan itu.

...****************...

malam menjelang,aku belum sama sekali keluar dari kamar, aku mendengar beberapa kali oma mengetuk pintu tapi aku tidak membukanya, "sayang..." kali ini om Salman memanggil dengan tegas biasanya aku akan langsung muncul tapi seperti tidak sanggup untuk bangun. aku masih bingung harus berbuat apa, saat aku sedang tengelam dalam fikiranku tiba tiba kamarku di buka secara paksa membuatku terkejut.

"kamu ga denger oma sama om panggil dari tadi?!" bentaknya. "om udah bilang sama kamu kalau jangan berfikir yang macam macam! om kasih kamu waktu bukan untuk siksa diri kamu degan tidak makan seperti itu, om mau kamu tahu kalau mama kamu tidak salah! om tahu kamu kemakan omongan orang sekitar apalagi omongan tante emy" jelas om ku.

sebenarnya aku sedikit terkejut saat om Salman mengatakan kalimat terakhirnya,karena sejujurnya aku memang sempat seperti itu karena orang yang mengatakan itu tante emy, beliau adalah kakak kandung dari ibuku.

"besok bisa bawa aku lihat ibu?" tanya ku tiba tiba membuat om Salman menoleh.

"tidak besok sayang... kamu tetap harus sekolah"

"tapi aku ingin sekali melihatnya" airmataku mulai tumpah.

spontan om salman memelukku, "om akan mengantarmu tapi tidak saat ini! akhir minggu ini kita akan ke sana karena ibu mu ada di luar kota." ucap om Salman lalu mengajakku keluar untuk ikut makan malam.

buat ku om Salman dan oma adalah segalanya,mereka yang membesarkan ku dan merawatku hingga aku seperti sekarang, walaupun aku mempunyai kekurangan tapi mereka terus berada di sampingku.

tak terasa akhir minggu datang, seperti yang om Salman telah bicarakan beberapa waktu lalu,kami akan mengunjungi ibu untuk pertama kali aku bertemu lagi dengan beliau setelah 7 tahun berpisah. "Tuhan... semoga keputusan ku menemuinya tidak salah" batinku.

sampai di rumah tahanan kami di sambut oleh salah seorang polwan cantik dengan sangat ramah,lebih tepatnya dia menyambut om Salman,raut wajahnya langsung berubah saat melihat om Salman mengenggam tanganku.

"pagi bu" sapa nya.

"selamat pagi pak, selamat pagi bu! ini anaknya mba Tina? "

"iya bu... ini anak Tina, dia mau melihat ibu nya" jawab oma pada polwan tersebut,wanita itu tersenyum manis, menoleh sekilaa pada om Salman yang masih terus mengenggam tanganku.

polwan itu membawa kami ke sebuah ruangan tempat kami akan menemui ibuku,aku merasa tidak enak karena wanita itu beberapa kali menatap tangan om Salman, aku mencoba melepaskan genggaman itu, tapi om Salman malah menatapku marah. "sepertinya om Salman tidak menyukai wanita ini." ucapku dalam hati.

20 menit berlalu muncul seorang wanita paruh baya yang sangat kurus dan berantakan, "ka..." panggil om Salman padanya, ternyata itu ibuku,beliau langsung berjalan ke arah oma dan mencium punggung tangannya,om Salman mendekatinya dan melakukan hal serupa padanya.

aku mematung aku tak tahu apa yang harus aku lakukan,om Salman mendekatiku dan membawaku ke arah ibu. "ini Gia ka..." om salman mewakili ku yang tak bisa berkata apapun.

"kamu sudah besar nak.." ucapnya memegang wajahku.

dan tiba tiba tangisan nya pecah dia memelukku,aku pun ikut menanggis dan membalas pelukkannya. aku melihat om Salman dan oma menangis,ini pertama kali melihat Om Salman menanggis.

...****************...

kegiatan akhir pekanku seketika berubah,yang biasanya jalan jalan bersama oma dan om Salman,sekarang menjadi mengunjungi ibu di rumah tahanan walau hanya bisa 2minggu sekali karena keberadaan nya yang di luar kota, disana biasa kita habiskan dengan berbincang tapi aku merasa senang dengan hal itu meskipun pergerakan kami yang terbatas.

sebulan telah berlalu,suatu malam om Salman tergesa gesa akan pergi setelah menerima telpon,aku yang terbangun karena haus bertanya. "kamu mau kemana?"

"om ada urusan sebentar,kamu di rumah saja ya..."

"oke" jawab ku singkat. aku memang dekat dengan om Salman tapi aku selalu berusaha agar tidak menganggu privasi beliau.

paginya aku terbangun karena suara tanggisan oma, "oma ada apa?" tanyaku pelan, "aku pikir oma masak untuk bekal kiya nanti... aku akan membantu oma masak hari ini" ucapku gembira karena ini hati minggu aku akan menemui ibu.

oma tidak bergeming dengan kata kata ku tatapannya kosong,masih sambil terus menangis. 'ya Tuhan... ada apa ini...' ucapku dalam hati. Tak lama ada suara ketukan pintu,aku membukanya dan mendapati om Alfian disana,om Alfian adalah sahabat terdekat om Salman.

"hai cantik... sehat?" tanya nya saat melihat aku yang membuka pintu.

"hai om, aku sehat."

"oma ada?"

"ada om... sebentar aku panggil" jawabku padanya lalu masuk ke dalam.

oma ternyata sudah berjalan kearah luar dengan membawa tas yang agak besar, "ayo sayang kita ikut om Alfian ke tempat ibu mu" ucap oma sambil menarikku.

"kita gak bawa bekel oma? nanti ibu makan apa? kita mau beli dijalan?" oma tak menjawabku, dia hanya terus menarikku ke luar lalu mengunci pintu, om Alfian mencium punggung tangan oma. "udah semua ma?"

"sudah nak"

sepanjang perjalanan tidak ada pembicaraan apapun hingga sampai di kota J tempat ibuku dan aku dahulu tinggal bersama almarhum ayahku. masuk ke sana kami tidak di bawa ke tempat biasa kami berbincang kami di bawa ke tempat paling belakang lagi. aku terkejut saat memasuki sebuah ruangan putih dan ada beberapa lilin di sana dan yang lebih mengejutkan lagi ada om Salman berdiri di saping sebuah peti mati. "ada apa ini?" tanyaku dalam hati, "Tuhan ku mohon Tuhan jangan... jangan terjadi apapun,aku mohon...."

om Salman langsung menghampiriku,dia memelukku dengan sangat erat, "sabar sayang... ibu mu sudah tiada" ucapnya pelan tapi sangat membuatku terkejut.

Bruk... bruk... aku dan oma jatuh di waktu yang bersamaan om Salman yang baru saja memelukku langsung menangkapku, sedangkan oma langsung ditahan om Alfian.

...****************...

aku sadar ketika kami sudah sampai di sebuah rumah yang tidak terlalu besar namun terawat, saat aku keluar kamar aku kembali mendapati peti mati yang tadi ku lihat, kali ini ada oma dan tante emy di sampingnya yang bersalaman dengan para tamu yamg datang.

om salman yang sadar dengan kehadiranku langsung mendekatiku,dia kembali memelukku "kamu harus kuat sayang! aku yakin kamu kuat hadapi ini, semangat!!" ucapnya menyemangati,aku mendekat ke arah peti itu, aku melihat ibuku di sana, dia sangat cantik dan dia tersenyum. aku pun tersenyum melihatnya, aku tidak tanya pada mereka tetang kematian ibuku, yang aku yakini ibuku sudah ikhlas karena dia tersenyum dengan sangat tulus.

Acara pemakaman di warnai haru karena om Salman yang tiba tiba menahan turunnya peti itu, "kakak... kakak... jangan pergi ka!" tahan om Salman yang membuatku juga sangat terharu.

Setelah acara pemakaman dan lainnya kami kembali berkumpul di tempat tante Retno,beliau adalah sahabat almarhumah ibuku, yang kediamannya kami pakai untuk menaruh ibu yang ternyata cukup banyak temannya dikota J yang melihat ibu untuk terakhir kalinya, bahkan saat pemakaman banyak sekali yang mengantar ibu. ternyata ada amanah yang di tinggalkan ibu ku untuk kami yang di titipkan pada tante Retno yang suaminya berprofesi sebagai pengacara.

"selamat malam semuanya... saya Jimmy nababan,suami dari Retno nababan yang telah di titipkan oleh ibu Tina beberapa amanah yang harus saudara saudari ketahui." om Jimmy memberikan sapaannya dan membuka pembicaraan tentang amanah dari ibuku.

"sebelumnya saya minta maaf kepada kalian semuanya karena langsung mengumpulkan kalian seperti ini disaat suasana masih berkabung,tapi amanah yang telah Tina titipkan harus segera saya sampaikan sebelum kalian malah tahu dari orang lain." kali ini tante Retno yang bicara, "saya punya sebuah rekeman video yang di ambil sehari setelah dokter menyatakan kalau paru paru beliau sudah cukup parah untuk berfungsi dan pihak rumah sakit menyatakan tidak akan bisa sembuh. tante Retno dan om Jimmy kemudian mengeluarkan laptopnya dan memplay video nya.

"hai semua nya... saat kalian menonton video ini pasti aku sudah kembali bersama Tuhan. untuk mama aku menitipkan perhiasanku untuk mama, jika mama punya hutang atau apapun karena mengurus anakku aku juga punya sedikit tabungan untuk mama pakai bayar semua itu. untuk Salman kakak menitipkan mama untuk kamu jaga, jaga juga ponakan kamu dua hal itu amanah kakak yang paling penting, kakak juga nitip sesuatu untuk kamu,nanti mereka akan memberikannya padamu. dan untuk ka Emy aku memberikan 4 usaha ku kepadamu tapi dengan syarat, bantu mama rawat anak ku dengan baik,jika kau mulai merawatnya dana dari 4 usaha itu akan masuk ke rekeningmu sesuai perintah ku kepada Jimmy dan Retno. yang terakhir untuk Gia, sayang... terima kasih kau masih mau menemaniku yang telah membunuh ayahmu ibu menitipkan semua aset yang tersisa utukmu,jaga dirimu baik baik nak,ibu sayang padamu,nurut sama om dan tantemu serta oma mu."

video mati, lalu om Jimmy dan tante Retno mengambil beberapa map yang harus kami tanda tangani, sebelum kami tanda tangani mereka meminta kami membacanya. tiba tiba tante Emy marah karena tahu kalau om Salman mendapatkan sebuah rumah dari ibuku.

"saya tidak terima dengan ini! dia itu bukan siapa siapa kami! bisa bisa nya Tina memberikan nya sebanyaj itu"

"sudahlah Emy jangan bikin malu" ucap omaku saat tante Emy marah.

"mama juga! dia kan bukan siapa siapanya mama, kenapa sih di bela terus." ucap tante Emy setengah membentak membuat oma terkejut.

"ka... jangan kaya gitu, kasian mama!" om Salman menegurnya pelan.

"tidak usah panggil aku ka! aku ga kenal sama kamu! "

om Salman ingin bangun tapi tanganku lebih dulu mengenggam telapak tangannya membuat dirinya tahu kalau aku sedang takut karena tanganku gemetar.

om jimmy dan tante Retno menegahi pertengkaran tante Emy dan om Salman, mereka mengatakan itu semua sudah keputusan ibu ku sendiri tanpa hasutan ataupun paksaan dari pihak mana pun. mereka juga sudah menanyakan alasan tentang hal itu karena om Jimmy sebagai pengacara sudah tahu betul bahwa hal itu akan jadi bahan pertengkaran dan jawaban ibu ku memang cukup mengejutkan, dia bilang karena sejauh ini om Salmanlah yang membantu oma menjaga ku,sebenarnya aku sangat menyetujui alasan yang di berikan ibu, selama ini memang om Salman yang membanting tulang untuk kehidupanku dan oma. untuk meyakinkan mereka om Jimmy memutarkan sebuah video dimana ibu mengatakan hal itu jadi tante Emy tidak lagi bisa berkutik,om Jimmy juga menjelaskan kalau amanah dari ibuku akan turun ke tante Emy jika aku tinggal dan dirawat oleh beliau.

dengan spontan tante Emy mengatakan mulai sekarang aku akan tinggal bersamanya,aku mengenggam tangan om Salman lebih kuat,sejujurnya aku tidak mau bersamanya.

"tidak seperti itu bu..." ucap om Jimmy saat tante Emy mengatakan itu, "yang di maksud tinggal bersama adalah keinginan dari Gia sendiri atau jika oma sudah tiada, anda sebagai kerabat terdekat akan mengurus Gia hingga dia kuliah nanti." ucap om Jimmy lagi.

"jadi selama itu belum terjadi,semua keuntungan itu kemana?" tanya tante Emy.

"Akan ada di dalam rekening bu,ibu Tina sudah membuatkan rekening terpisah untuk menghindari hal seperti ini,seleuruh pendapatan akan ada laporannya, dari mana saja yang ibu dapatkan" ucap om Jimmy mulai ketus.

"bisa saya mendapatkan rekap data walaupun ponakan saya masih tinggal bersama ibu saya?"

"tentu bu... nanti akan ada orang saya yang membawa laporannya pada anda"

"baiklah.. kalau begitu saya pamit" tante Emy pergi tanpa pamit pada oma maupun om Salman.

kami menginap di sana hingga hari ke tujuh kepergian ibu,lalu kami kembali ke kota M karena aku masih harus sekolah. aku dan om Salman berusaha menghibur oma yang begitu terpukul dengan kepergian ibu, sebenarnya kami merasa hal yang sama, walaupun aku baru sebentar bertemu tapi aku merasakan jika dia begitu menyayangi ku, kami berusaha tegar agar oma tidak drop karena selama di kota J oma tidak sama sekali mengeluarkan suaranya.

...****************...

sudah lebih dari sebulan kepergian ibu, oma sudah mulai melakukan aktivitas seperti biasa, hanya saja beliau lebih sering mengeluh pusing dan sakit kepala,beberapa kali om Salman mengajaknya bicara hingga akhirnya oma bisa seperti sekarang. om Salman memang hebat, sifatnya yang layaknya benar benar anak kandung membuat oma merasa masih memiliki anak.

om Salman benar benar terlihat kuat,dia sama sekali tidak menunjukkan keterpurukkan,itu yang membuat ku termotivasi,tapi ternyata itu hanya topeng yang dia pasang agar aku dan oma tidak larut dalam kesedihan itu. suatu malam aku menemukannya sedang menanggis tanpa suara, dia pun terkejut melihatku.

"maaf... aku gak maksud" ucapnya menghapus air mata.

"gak apa apa aku ngerti om pasti terpukul banget,om jauh lebih dulu kenal beliau di banding aku"

"om cuma lagi kangen aja sama ibu..."

aku tak menjawab,aku hanya membalasnya dengan senyuman. "aku juga merindukannya om... hanya saja aku tidak paham cara mengungkapkannya." batinku.

semenjak malam itu, aku jadi tahu bagaimana terpukulnya om Salman dan bagaimana hancur hatinya,karena malam itu dia menceritakan semuanya, bagaimana dia masuk keluarga ini dan seperti apa perlakuan yang di berikan oleh semua anggota keluarga ini,semuanya menerimanya kecuali tante Emy tapi penyebabnya om Salman tidak memberitahuku katanya belum saatnya aku tahu.

kalian paham kan anak kelas 4 SD menuju kelas 5 dengan keadaan pincang,memikul beban yang seperti ini, berusaha menjadi jauh lebih dewasa,berusaha membuat orang sekitarku bahagia melihatku. semua airmata ku tahan, semua kecewa ku telan sendiri,karena aku tahu mereka memikul beban yang sama,bahkan kadang makanan yang ku makan terasa hambar karena menelan semua rasa pahit dan tidak ingin membuat orang sekitar khawatir.

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

ijin nebak y thor... ayah sdh wafat dan ibu dbui

2024-05-27

0

penakluk hati

penakluk hati

semangat thor

2022-11-06

2

maulana ya_manna

maulana ya_manna

mampir thor....

2022-06-16

1

lihat semua
Episodes
1 BAB I Awalnya Hidupku...
2 Bab 2 PERUBAHAN DALAM HIDUP
3 BAB 3 KEPERGIANNYA MENGHANCURKAN
4 BAB 4 KEPERGIAN YANG MENGHANCURKAN 2
5 BAB 5 pergilah... dan lupakan....
6 BAB 6 Tempat baru dan kehidupan baru... menghancurkanku
7 BAB 7 Hadirnya seorang malaikat
8 BAB 8 Perkerjaan Gia dan teman baru Risa.
9 BAB 9 ka Risa jatuh hati..
10 BAB 10 Ka Anton (pergilah... )
11 BAB 11 perceraian Anton
12 BAB 12 perceraian Anton 2 (flashback)
13 BAB 13 Status Baru
14 BAB 14 aku kembali
15 BAB 15 aku kembali #2
16 BAB 16. kembali bersama
17 17. Melamarmu!
18 18. mendekati mu (persiapan hari H)
19 19. HARI H (wedding day)
20 mengejar Gia 1
21 Mengejar Gia 2
22 masa lalu yang kembali
23 caraku melindungi mu
24 MAAF AKU BARU MULAI DAN BARU BELAJAR
25 cara ku melindungimu 2
26 Hati ini memilihmu
27 bertemu calon mertua
28 BERLIBUR + HONEYMOON #1
29 BERLIBUR DAN HONEYMOON #2
30 penganggu #1
31 PENGANGGU#2
32 malam panjang membuka kisah lalu
33 membuka kisah lalu 1#
34 membuka kisah lalu 2#
35 kisah lalu 1# (RISA)
36 kisah lalu #2 (masih Risa)
37 kisah masa lalu #3 (END)
38 Mengejarmu (Rian)
39 Mendapatkan mu
40 Caraku Menemukanmu
41 KAMU (Rian&Gia)
42 Langkah Awal
43 Langkah kedua
44 RINDU
45 RINDU 2
46 Awal yang baik
47 awal yang baik #2
48 apakah aku jatuh cinta? #1 (Rian)
49 apakah aku jatuh cinta #2 (Gia)
50 menemani mu #1
51 menemanimu #2
52 bab 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83 THE DAY
84 84 THE DAY part 2
85 85. pertengkaran part 1
86 86. pertengkaran part 2
87 87. kembali pada rutinitas
88 88. kecemburuan
89 89. kecemburuan 2
90 90. SAKIT
91 91. HAMPIR TERJADI!!
92 92. pergi bulan madu
93 93. Dinner dan bulan madu sungguhan.
94 94. bisa kau melakukannya lagi??
95 95. semakin mencintai
96 96. ayo kembali
97 97. rutinitas baru
98 98. RAHASIA sang kakak (BAGUS)
99 99. tetap bersama ku
100 100. Hamil (LAGI!?!!)
101 101 Gangguan 1
102 102. Ganguan 2
103 103. masih gangguan
104 104. maaf... aku akan membagi cintaku
105 105. Aku akan menjaga kalian
106 106. kabar gembira untuk kita semua
107 107. mencari jodoh untuk Awan
108 108.masih mencari jodoh Awan
Episodes

Updated 108 Episodes

1
BAB I Awalnya Hidupku...
2
Bab 2 PERUBAHAN DALAM HIDUP
3
BAB 3 KEPERGIANNYA MENGHANCURKAN
4
BAB 4 KEPERGIAN YANG MENGHANCURKAN 2
5
BAB 5 pergilah... dan lupakan....
6
BAB 6 Tempat baru dan kehidupan baru... menghancurkanku
7
BAB 7 Hadirnya seorang malaikat
8
BAB 8 Perkerjaan Gia dan teman baru Risa.
9
BAB 9 ka Risa jatuh hati..
10
BAB 10 Ka Anton (pergilah... )
11
BAB 11 perceraian Anton
12
BAB 12 perceraian Anton 2 (flashback)
13
BAB 13 Status Baru
14
BAB 14 aku kembali
15
BAB 15 aku kembali #2
16
BAB 16. kembali bersama
17
17. Melamarmu!
18
18. mendekati mu (persiapan hari H)
19
19. HARI H (wedding day)
20
mengejar Gia 1
21
Mengejar Gia 2
22
masa lalu yang kembali
23
caraku melindungi mu
24
MAAF AKU BARU MULAI DAN BARU BELAJAR
25
cara ku melindungimu 2
26
Hati ini memilihmu
27
bertemu calon mertua
28
BERLIBUR + HONEYMOON #1
29
BERLIBUR DAN HONEYMOON #2
30
penganggu #1
31
PENGANGGU#2
32
malam panjang membuka kisah lalu
33
membuka kisah lalu 1#
34
membuka kisah lalu 2#
35
kisah lalu 1# (RISA)
36
kisah lalu #2 (masih Risa)
37
kisah masa lalu #3 (END)
38
Mengejarmu (Rian)
39
Mendapatkan mu
40
Caraku Menemukanmu
41
KAMU (Rian&Gia)
42
Langkah Awal
43
Langkah kedua
44
RINDU
45
RINDU 2
46
Awal yang baik
47
awal yang baik #2
48
apakah aku jatuh cinta? #1 (Rian)
49
apakah aku jatuh cinta #2 (Gia)
50
menemani mu #1
51
menemanimu #2
52
bab 52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83 THE DAY
84
84 THE DAY part 2
85
85. pertengkaran part 1
86
86. pertengkaran part 2
87
87. kembali pada rutinitas
88
88. kecemburuan
89
89. kecemburuan 2
90
90. SAKIT
91
91. HAMPIR TERJADI!!
92
92. pergi bulan madu
93
93. Dinner dan bulan madu sungguhan.
94
94. bisa kau melakukannya lagi??
95
95. semakin mencintai
96
96. ayo kembali
97
97. rutinitas baru
98
98. RAHASIA sang kakak (BAGUS)
99
99. tetap bersama ku
100
100. Hamil (LAGI!?!!)
101
101 Gangguan 1
102
102. Ganguan 2
103
103. masih gangguan
104
104. maaf... aku akan membagi cintaku
105
105. Aku akan menjaga kalian
106
106. kabar gembira untuk kita semua
107
107. mencari jodoh untuk Awan
108
108.masih mencari jodoh Awan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!