Cinta Tetap Milikku!

Kak Dimas!~ batinku.

"Cinta, apa kamu baik-baik saja?" tanya kak Dimas sambil hendak membantuku berdiri, namun reflek aku menepis tangan kak Dimas.

"Gue bisa sendiri," ucapku ketus.

"Cinta, aku mohon dengerin dulu penjelasanku!" ucap kak Dimas.

"Penjelasan apa lagi? Semuanya sudah sangat jelas, jadi lo gak perlu jelasin apapun lagi," sahutku dengan mata yang masih berkaca-kaca.

"Cinta!" terdengar suara Alfin memanggilku dari arah belakangku.

Sial! Kenapa gue harus berurusan sama dua cowok brengsek ini sih? ~ tanya batinku.

"Lo ngapain di sini?" tanya Alfin yang ditujukan pada Dimas.

"Emangnya ada larangan, kalau gue gak boleh ke sini untuk nemuin Cinta?" jawab kak Dimas yang balik melontarkan pertanyaan pada Alfin dengan nada dingin.

"Tapi Cinta gak mau ketemu sama, lo lagi!" jawab Alfin dengan nada tidak kalah ketus.

Aku memutar boleh jengah melihat tingkah kedua lelaki dewasa dengan sikap kekanakan di hadapanku ini.

Dengan perlahan aku memundurkan diri dan menjauh dari dua laki-laki yang terus saja berdebat itu, karena memang jujur aku sedang tidak ingin bertemu dan berbicara dengan mereka untuk saat ini, aku butuh menenangkan diriku sendiri.

"Cinta! Lo gak pa pa kan?" tanya Salsa dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Lo habis lari maraton? Sampek ngos-ngosan gitu!" bukan jawaban yang aku berikan melainkan aku balik bertanya pada Salsa.

"Gue ngos-ngosan juga karena gue ngejar lo, tau gak!" seru Salsa dengan sewotnya.

"Cinta, Alfin dimana?" tanya Rio dan Fery bersamaan.

"Tadi sih ada di depan ruang sekretariat BEM, gak tau deh sekarang," jawab ku sambil mengerdikkan bahu.

"Cinta, gue harap lo gak percaya sama omongan Felly, karena gue yakin itu bukan anaknya, Alfin," jelas Fery dengan wajah serius.

"Lo tau dari mana kalau itu bukan anaknya Alfin? Lo sahabatnya dia, udah jelas lo pasti akan belain dia," jawabku.

"Karena yang terakhir kali main sama Felly itu bukan Alfin, tapi gue," ucap Fery.

"Lo pikir, gue percaya sama omongan, lo? Jangan harap!" seruku.

"Wait, kenapa lo jadi ketus sih, Cin? Lo cemburu kalau sampai yang dikandung Felly itu anaknya Alfin?" tanya Salsa yang membuatku langsung menatapnya tajam.

Entah kenapa ucapan Salsa seperti menamparku, apaan dia? Kenapa bertanya seperti itu? ~ batinku.

"Kenapa diem? Lo beneran cemburu? Lo suka sama Alfin? Lo kecewa sama dia?" Salsa mencercaku dengan beberapa pertanyaan yang membuatku benar-benar tak bisa berkata apapun lagi.

"Ngaco! Mana ada gue suka sama Alfin!" seruku. Jujur saja dadaku terasa sesak mengatakan hal itu.

"Bro, kalian lihat Cinta?" tanya Alfin yang baru saja menghampiri kami namun sepertinya tidak melihat keberadaanku.

"Mata lo siwer apa kelilipan gajah sih? Cinta segede gitu gak keliatan di mata lo!" jawab Rio sambil menunjuk kearah, sedangkan aku langsung memalingkan wajah saat Alfin melihat ke arahku.

"Cinta gu-.."

"Stop! Jangan mendekat, gue gak mau denger apapun lagi dari lo!" ucapku memotong ucapan Alfin.

Alfin yang mencoba mendekat kearahku langsung menghentikan langkahnya saat aku menolaknya.

♥️♥️♥️

DIMAS POV

Aku mengerti jika Cinta kecewa terhadapku, karena itu memang salahku. Akan tetapi, sampai kapanpun aku tidak akan membiarkan Cinta pergi dari hidupku. Dia milikku, dan selamanya akan tetap begitu.

Aku tak akan menyerah untuk mengembalikan Cinta ke sisi ku lagi. Walaupun dia selalu menolak jika aku ingin menemuinya atau bahkan sering mengusirku saat aku berkunjung ke rumahnya, tapi hal itu tidak alan menyurutkan niatku untuk tetap memperjuangkannya, persetan degan Karin dan keluarganya karena memang aku tidak pernah sekalipun menginginkan gadis itu.

Hari ini aku berencana menemui Cinta di kampusnya, dengan langkah pasti aku mencari Cinta di kampusnya, sebenarnya tidak terlalu sulit aku mencari keberadaan Cinta karena memang aku sudah tau tempat yang biasa ia jadikan tempat nongkrong di kampus ini jika sedang tidak ada perkuliahan.

Brugh...

Seseorang menabrak ku hingga ia terjatuh dan betapa terkejut sekaligus senang melihat seseorang yang selama ini aku rindukanlah yang telah menabrakku.

Aku langsung membantunya untuk berdiri namun dengan sikap dinginnya Cinta menepis tanganku.

Rasanya begitu menyakitkan saat Cinta menolakku membantunya, terlebih saat dia memintaku untuk pergi darinya saat aku berusaha ingin menjelaskan duduk permasalahan antara aku dan Karin.

Aku tidak berusaha membantah apa yang Cinta katakan karena aku tau saat ini Cinta memang membutuhkan waktu, namun untuk melepaskannya dari sisiku, itu tidak akan pernah aku lakukan.

"Cinta!" suara seorang laki-laki memanggil Cinta yang tak lain adalah Alfin. Jujur saja aku merasa tak nyaman dengan adanya dia di dekat Cinta. Dan sepertinya Alfin juga tidak menyukai keberadaanku, terlihat saat dengan ketusnya ia menanyakan tentang keberadaanku di sini.

Aku dan Alfin sempat terlibat keributan kecil, bisa ku lihat dia menyukai Cinta, bahkan sangat, tapi aku tidak akan menyerah begitu saja dan merelakan Cinta untuknya.

Aku tau, aku egois karena telah melukai dan mengkhianati Cinta tapi masih ingin mempertahankannya. Tapi aku melakukan itu juga karena aku teramat sangat mencintai Cinta, aku benar-benar terpuruk saat jauh darinya.

Perdebatan ku dengan Alfin berakhir saat kami menyadari jika Cinta sudah tidak di sana lagi, dan dengan cepat Alfin berlari untuk mencari Cinta, dan aku yang tidak mau kalah akhirnya juga mengikuti langkah Alfin namun dengan mengambil arah lain.

Namun, langkahku terhenti saat aku melihat Cinta sedang mengobrol dengan Salsa, yang ku ketahui, gadis itu adalah sahabat karibnya Cinta. Dengan sigap aku bersembunyi di balik tiang dengan tujuan menguping apa yang sedang mereka bahas.

Sakit, ~ itulah yang aku rasakan saat Salsa menanyakan tentang perasaan Cinta pada Alfin.

Cinta memang mengatakan jika ia tidak menyukai Alfin, akan tetapi, bisa ku lihat dengan jelas binar mata Cinta mengatakan jika ia menyukai Alfin namun ada kekecewaan juga yang terpancar dari dalam matanya.

Terlihat aneh saat Cinta menolak Alfin yang ingin mendekat kepadanya, aku terus memperhatikan apa yang sebebarnya terjadi diantara mereka, setidaknya itu bisa aku jadikan senjataku untuk menjauhkan Alfin dari Cinta.

Aku benar-benar terkejut sekaligus senang saat mengetahui masalah yang terjadi antara Alfin dan Cinta. Sakit memang saat melihat kebenaran di mata Alfin dan Cinta jika memang saat ini mereka saling mencintai, entah Cinta menyadarinya atau tidak, tapi dari caranya menolak Alfin karena kebejatan Alfin yang sudah menghamili gadis lain, sepertinya Cinta menyadari perasaannya pada Alfin.

Tidak, aku tidak akan membiarkan hal itu berlanjut lebih jauh, aku akan menjauhkan Cinta dari Alfin bagaimanapun caranya, karena Cinta adalah milikku, hanya milikku, dan selamanya akan tetap milikku, aku tidak akan membiarkan siapapun mendekati Cinta, terutama Alfin.

.

.

.

.

.

ini lanjutannya dari episode sebelumnya... jadi yang kemarin itu dikit, ini lanjutannya yaa...

tapi aku jadiin 2 judul... 😄😄😄

next langsung 1 episode 1 judul... 🤗🤗🤗

tengkyu yang udah setia membaca karyaku...

don't forget to follow my instagram @fielsya_naima...

jangan lupa juga klik like, vote, dan komen yah... 🤗🤗🤗

Terpopuler

Comments

Susilowati

Susilowati

tpi bkan anak x alfin kan thor

2020-02-18

0

Devi Devi

Devi Devi

lanjut thor😍😘

2020-02-18

0

NAM

NAM

hah??? kau tega kali bang menghamili felly... 😭😭😭

2020-02-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!