ALFIN POV
Mungkin hari ini sudah saatnya memang harus terbongkar semuanya. Aku memang sudah mengetahui semuanya, saat aku merasa Cinta sangatlah berbeda dari perempuan lain yang kebanyakan hanya mau dekat denganku karena alasan tertentu, aku mulai mencari tau semua tentang Cinta. Dan aku memang sedikit terkejut setelah mengetahui jika Cinta adalah anak dari laki-laki yang telah dengan tega merebut kebahagiaan keluargaku, mengambil mama ku dan juga hidupku. Akan tetapi, melihat Cinta yang ternyata juga terpuruk karena ulah mamaku, aku memutuskan untuk melindunginya dan bersumpah pada diriku sendiri bahwa tidak akan ada yang bisa menyakiti Cinta lagi.
Di satu sisi aku sangat bahagia karena akhirnya sekarang Cinta mengetahui kebusukan orang-orang di sekitarnya termasuk Dimas. Akan tetapi dilain sisi aku juga sangat terluka melihat Cinta dalam kondisi seperti ini, begitu banyak luka dan kesedihan yang terpancar dari tatapan matanya.
Seandainya lo tau saat ini gue pengen banget meluk lo, Cinta. Membuat lo berbagi kesedihan bareng gue. ~ batinku.
Saat kami semua berada dalam ruangan papa, suasana di sana langsung memanas karena Karin yang merasa tak terima akan ucapan Cinta karena telah mengatai mamanya yang sialnya juga adalah mamaku adalah seorang jalang yang hanya menginginkan uang laki-laki kaya.
Sebenarnya aku tidak keberatan atas ucapan Cinta karena aku tau memang begitulah mamaku. Dia memilih pergi dengan laki-laki yang lebih mapan disaat papaku sedang mengalami kebangkrutan. Akan tetapi ucapan Cinta yang mengatakan bahwa dia juga sangat membenciku karena ulah mamaku, itu yang tak bisa aku terima.
"Apa lo gak bisa rasain apa yang gue rasakan? Lo pikir di sini gue gak terluka? Lo pikir gue seneng mama gue pergi dengan laki-laki lain yang ternyata itu adalah bokap lo?" sentakku membuat Cinta menatapku sambil menyipitkan matanya.
"Lo udah tau semua, dan lo gak ngasih tau gue! Itu yang buat gue benci sama lo!" ucap Cinta dengan nada suara yang semakin lama semakin tinggi.
"Lo bisa gak, peka dikit sama perasaan gue? Lo pikir gue gak sakit hati saat tau ternyata mama gue ninggalin gue dan papa demi papa lo, hah? Di sini yang sakit bukan cuma lo, Cinta! Tapi gue juga. Ken-...."
"Sudah, sudah, Alfin, Cinta, kalian tidak perlu berdebat lagi. Di sini saya yang salah karena sudah masuk dalam perangkap Kartika hingga melupakan anak dan istri saya. Tolong maaf kan saya, dosa saya di masa lalu begitu besar saya tidak berharap apapun lagi kecuali pengampunan dari kalian terutama kamu, Cinta," ucap pak Ilham yang sudah berderai air mata sambil mengatupkan kedua tangannya kearah kami.
"Nak, tolong maafkan papa. Papa benar-benar menyesal, sudah lebih dari tujuh belas tahun lalu masalah ini berlalu namun, tak sedikitpun papa merasakan kebahagiaan dan ketenangan seperti saat masih bersama kamu dan mamamu," lanjut pak Ilham yang kini sudah berlutut dihadapan Cinta.
"Jangan minta maaf kepada saya, minta maaflah pada mama saya, dan juga mereka," ucap Cinta dengan nada dingin sambil menunjuk kearahku dan papa.
"Cinta, om sudah memaafkan papamu. Bahkan jauh sebelum hari ini. Om sudah ikhlas dengan apa yang terjadi pada om dan juga Alfin. Sekarang giliran kamu yang harus memaafkan papamu," ucap papaku lembut, memberi pengertian pada Cinta.
"Maaf om, Cinta belum siap menghadapi ini semua," sahut Cinta dan sambil hendak pergi ke luar dari ruangan papa sampai akhirnya Dimas menahannya untuk tidak pergi. Namun, sungguh mengejutkan reaksi yang Cinta tunjukkan.
Cinta menatap Dimas dengan tatapan kebenciannya dan dengan sekali hentakan, tangan Dimas yang beberapa detik lalu berhasil menahan Cinta, langsung terlepas begitu saja.
"Jangan sentuh gue dengan tangan kotor lo itu," ucap Cinta dingin.
"Sayang, ki-..."
Belum sempat Dimas melanjutkan kalimatnya tiba-tiba saja Cinta memotong kalimat Dimas, "Jangan panggil gue dengan sebutan menjijikkan itu! Lo dan papa gue sama aja. Brengsek!" ucap Cinta dengan penuh penekanan disetiap katanya.
"Mulai detik ini juga kita putus! Dan lo jangan pernah temuin gue lagi. Gue gak sudi kenal sama pengkhianat kayak lo," lanjut Cinta yang kemudian langsung pergi begitu saja dari ruangan papa, meninggalkan Dimas yang masih bungkam dan seolah sedang mencerna setiap kata yang Cinta ucapkan.
"Apa maksud dari perkataan Cinta, Dimas? Tolong jelaskan sama saya sekarang juga!" tanya pak Ilham.
"Nanti saya akan menjelaskannya, tapi saat ini penting untuk saya mengejar Cinta. Maaf!" ucap Dimas.
"Gak perlu! Biar gue yang ngejar Cinta. Mending lo di sini jelasin semuanya tentang lo dan Cinta ke calon istri dan calon mertua lo," ucapku dengan penuh penekanan dan kemudian aku langsung bergegas mengejar Cinta setelah sebelumnya aku berpamitan pada papa terlebih dulu dan papapun menyetujuinya.
Aku berlari sesegera mungkin untuk mengejar Cinta, namun sayangnya aku tidak dapat menemukannya dimanapun, beruntungnya security melihatnya pergi dari hotel ini menggunakan taxi.
Dengan segera aku berlari menuju mobilku dan mengendarainya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Cinta. Aku yakin saat ini hanya tante Santi lah yang mampu membuat gadis itu tenang.
Sekitar 45 menit akhirnya aku sampai di depan rumah Cinta, namun rumah itu terlihat kosong, aku tetap turun dan mengecek keberadaan Cinta di rumah itu. Namun, belum sempat aku mengetuk pintu, tante Santi keluar dan sedikit membuatku kaget.
"Alfin? Ada apa?" tanya tante Santi.
"Eee tante, gak ada apa-apa kok. Cuma cari Cinta. Cintanya ada?" jawabku yang kemudian langsung menanyakan soal Cinta.
"Tante juga belum tau sih, karena tante juga baru datang dari toko. Tante cek ke dalam dulu ya," ucap tante Santi lembut dan tak lupa tersenyum ramah kepadaku.
Selang beberapa menit, tiba-tiba tante Santi keluar lagi namun kali ini dengan raut wajah yang seperti orang kebingungan. Beliau menceritakan tentang kondisi Cinta saat ini, hal itu tentu saja membuatku juga merasakan sesak. Ya memang benar jika aku menginginkan Cinta mengetahui semuanya, tapi tidak dengan cara seperti ini. Aku tau ini sangat menyakitkan untuk Cinta, tapi aku juga tidak tau harus berbuat apa untuk mengurangi rasa sakit yang tengah gadisku itu rasakan.
Gadisku? Hahahaaa, ya mungkin mulai saat ini aku akan mengklaim Cinta adalah gadisku, gadis yang aku cintai.
Aku yang juga merasa tidak tega mendengar kondisi Cinta dan melihat kekhawatiran di mata tante Santi, akhirnya menceritakan apa yang telah terjadi hari ini di kantor, di mulai dari pertemuan Cinta dengan papanya dan juga Karin, tentang aku yang merupakan anak dari mama Kartika, perempuan yang sudah dengan kejamnya merusak dan merampas kebahagiaan tante Santi dan Cinta, hingga pengkhianatan yang Dimas lakukan pada Cinta.
Mendengar ceritaku, tante Santi terlihat begitu shock, namun sepertinya tante Santi lebih bisa menerima kenyataan dan dengan wajah yang tetap menampilkan senyum, tante Santi mengatakan jika beliau telah memaafkan mamaku, dan masih mau menerimaku sebagai temannya Cinta, atau lebih tepatnya saudara tiri Cinta saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Zuii AuLiera Chiedliey
kpn up Thor??
2020-02-05
0
vikacu
yeee....🤩🤩🤩
2020-01-29
0