Semua orang berada dalam suasana yang begitu menegangkan begitu orang tua Felly datang. Semuanya bungkam kecuali Stella yang mencoba menjelaskan keadaan Felly dan juga kandungannya. Orang tua Felly sangat shock mendengar putri mereka hamil diluar nikah, namun tak ada satupun diantara mereka yang mau mengatakan siapa laki-laki yang sudah menghamili putri mereka.
Fery yang bungkam sejak kedatangan orang tua Felly mencoba memberanikan diri mengakui segala kesalahannya dihadapan orang tua Felly karena merasa tak enak hati pada Alfin yang saat itu menjadi tertuduh, karena memang yang orang tua Felly tau, hanya Alfin laki-laki yang sering mengunjungi putri mereka.
Beruntungnya sebelum orang tua Felly memberi pelajaran pada Fery, dokter keluar dari ruang pemeriksaannya dan mengatakan bahwa Felly dan anak dalam kandungannya baik-baik saja. Hanya saja kandungan Felly dinyatakan lemah.
Mendengar hal itu, sontak saja Fery begitu terpukul dan sangat mengkhawatirkan kondisi Felly.
"Om, Tante, tolong maafkan saya, dan tolong izinkan saya bertanggung jawab atas Felly dan anak kami," ucap Fery sambil berlutut dihadapan kedua orang tua Felly.
Sesungguhnya orang tua Felly begitu geram mengingat apa yang sudah Fery lakukan. Akan tetapi, melihat ketulusan yang terpancar dari kedua mata laki-laki tampan itu, membuat hati orang tua Felly luluh dan bersedia memberikan Fery kesempatan.
"Nikahi anak saya secepatnya," hanya kalimat itu yang terlontar dari papa Felly sebelum akhirnya meninggalkan semua teman-teman putrinya dan masuk ke dalam ruang perawatan Felly.
"Lebih baik kita pulang sekarang, Sa!" ajak Cinta.
Mendengar Cinta yang hendak pulang, Alfin langsung menghampiri gadis itu dan berharap jika Alfin masih bisa mendapatkan maaf dari Cinta.
"Cinta, kita bisa bicara?" tanya Alfin. Cinta menatap mata Alfin, dan tanpa mengeluarkan suara, Cinta mengangguk pertanda menyetujui permintaan Alfin.
"Ya udah kita ngobrol di kantin yuk," ucap Alfin dengan senyum yang mengembang dari bibirnya, membuat wajah itu terlihat semakin tampan.
"Ada apa?" tanya Cinta.
"Cinta, lo udah tau yang sebenarnya, bukan gue yang menghamili Felly, jadi apa bisa kita berteman lagi?" tanya Alfin.
"Gue minta maaf sama lo karena sudah sempat salah paham dan tanpa mendengar penjelasan apapun dari lo, gue gitu aja ngejudge lo yang enggak-enggak," ucap Cinta.
"Gak masalah, gue dulu emang cowok nakal, makanya wajar aja kalau lo sulit percaya sama gue, tapi kalau sekarang lo bisa percaya sama gue, gue bersyukur dan berterima kasih banget sama lo," ucap Alfin.
"Lo mau kan jadi temen gue lagi?" tanya Alfin.
"Iya gue mau. Lagian lo kan saudara gue, mana bisa gue marah lama-lama sama lo!" seru Cinta sambil tertawa.
Melihat senyum yang terukir indah di wajah Cinta, membuat hati Alfin begitu tenang, damai. Dan detik itu juga Alfin bertekad akan selalu membuat Cinta selalu tersenyum. Walaupun nantinya Cinta akan menangis lagi, ia bertekad jika hal itu bukanlah tangis kesedihan, melainkan tangis haru dan bahagia.
"Thank you, Cinta, gue janji sama lo, gue akan berubah jadi cowok yang lebih baik lagi, demi lo," ucap Alfin sambil memegang tangan Cinta.
"Ekhm, tangan tolong dikondisikan, ini tempat umum, jadi gak boleh bermesraan," ucap Rio yang menghampiri Alfin dan Cinta di kantin rumah sakit bersama dengan Salsa.
"Bener tuh, lagian ya, kalian gak malu apa mesra-mesraan di rumah sakit?" ucap Salsa.
Pletak...
Salsa mengaduh kesakitan saat satu jitakan Cinta layangkan tepat di kening sahabat cantiknya itu. "Pikiran lo kejauhan! Lo lupa kalau gue dan Alfin itu saudara tiri?" tanya Cinta dengan sedikit kesal.
"Hahahaa, kya siapa tau kan kalian jodoh, terus tuhan buat nyokap bokap lo cerai, jadi kan kalian bisa bersatu, kita gak pernah tau takdir Tuhan itu seperti apa, Cinta," saut Rio. Mendengar pernyataan Rio membuat Alfin tersenyum, seolah Rio mengerti apa yang Alfin harapkan.
"Senyam senyum lo kayak orang gila," cibir Rio yang melihat teman baiknya itu bertingkah seperti orang yang kurang waras.
"Sembarangan aja kalau ngomong, gue masih waras ya, gak gila, kalau tergila-gila sama orang sih, iya," ucap Alfin yang tanpa sadar ia ucapkan.
"Hah, tergila-gila sama siapa?" tanya Cinta yang merasa penasaran.
"Ah, gak, bukan sama siapa-siapa kok," ucap Alfin gelagapan. Alfin benar-benar tidak sadar apa yang sudah ia ucapkan hingga pertanyaan Cinta menyadarkannya.
"Lo jadi cewek gak peka sih, Cinta! Alfin itu tergila-gila sama lo lah, sama siapa lagi coba? Kan cuma lo yang selalu dicurhatin Alfin ke Rio, iya kan, sayang?" ucap Salsa yang memang sengaja membongkar semuanya.
Salsa begitu yakin jika Cinta juga memiliki perasaan yang sama kepada Alfin, namun sayangnya Cinta masih enggan untuk mengakuinya. Oleh karena itulah Salsa sengaja membongkar rahasia tentang perasaan Alfin, berharap sang sahabat juga menyambut dengan baik perasaab laki-laki tampan yang sangat mencintai sahabatnya tersebut.
Mendengar ucapan Salsa, sebenarnya hati Cinta merasa begitu senang, namun jujur saja Cinta sendiri masih belum memahami apa yang sedang ia rasakan terhadap Alfin. Cinta hanya merasa nyaman dan bahagia saat dirinya berada di dekat Alfin dan begitu sakit saat Alfin bersama dengan perempuan lain. Apakah Cinta sudah mencintai Alfin? Entahlah, Cinta juga belum berani untuk membahas soal cinta lagi, karena dirinya juga baru saja merasakan bagaimana sakitnya karena pengkhianatan yang dilakukan oleh Dimas.
"Gak usah ngaco deh, Sa, gue sama Alfin itu cuma saudara tiri, mana mungkin Alfin tergila-gila sama, gue? Lagian gue itu bukan tipenya Alfin yang cantik, seksi, dan modis," ucap Cinta yang entah kenapa rasanya begitu sesak di dadanya saat Cinta mengucapkan hal itu.
Tidak jauh berbeda dengan Cinta, Alfin juga merasakan sesak yang luar biasa di dadanya. Hatinya bergemuruh seolah ingin membantah apa yang Cinta ucapkan. Alfin sangat ingin mengatakan jika apa yang Cinta ucapkan itu salah, dan ingin mengakui jika apa yang Salsa dan Rio ucapkan itu adalah benar adanya. Ya, Alfin mencintai, sangat mencintai Cinta, gadis itu memang telah membuat Alfin tergila-gila dibuatnya.
Entah keistimewaan apa yang Cinta miliki, karena apa yang Cinta ucapkan itu memang benar, Cinta bukanlah gadis yang cantik, seksi dan modis seperti gadis-gadis lain yang mendekati Alfin. Akan tetapi, Cinta mampu dengan sekejap meluluhkan hati Alfin, tidak hanya meluluhkan hati, Cinta juga berhasil merubah Alfin yang dulu suka mempermainkan perasaan seorang perempuan, menjadi laki-laki yang sangat menghargai perempuan. Bahkan Alfin yang dulu suka keluar masuk club malam, kini tak pernah lagi menginjakkan kakinya lagi di tempat terkutuk itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
kyo
Semngat lanjutkan thor
2020-03-09
0
Khanza
next lagi,
semngat fiels
2020-03-09
1
Parasitisme
up dong thorrr
2020-03-07
1