Penantian Alfin tidak sia-sia karena akhirnya gadis yang ia tunggu datang juga bersama Salsa sesuai dengan yang ia rencanakan. Untuk menghindari agar gadis itu tidak pergi, Alfin memilih bersembunyi agar Cinta tetap merasa nyaman dan tidak kabur sebelum semuanya beres.
Tak berselang lama, Felly pun datang bersama Stella dan membuat keadaan di sana menjadi panas. Beruntungnya Rio bisa mengatasi ketegangan yang terjadi diantara empat gadis cantik itu.
"Mana Alfin?" tanya Felly.
"Ada, udah lo tunggu aja," jawab Rio. Mendengar Alfin juga akan datang ke sana, membuat Cinta ingin secepatnya pergi dari tempat itu.
"Lo mau kemana Cinta?" tanya Salsa saat melihat Cinta beranjak.
"Gue balik duluan, lagian gak ada urusan apapun gue disini," jawab Cinta.
"Tunggu Cinta, lo gak bisa pergi gitu aja, karena kita ngumpul di sini juga untuk menyelesaikan kesalah pahaman antara lo, Alfin, Felly, dan juga gue," ucap Fery yang keluar dari persembunyiannya. Namun tidak dengan Alfin yang masih enggan untuk keluar dan membiarkan Fery menyelesaikan masalah yang sahabatnya itu buat sehingga menimbulkan kekacauan seperti ini.
Sontak saja ucapan Fery tersebut membuat semua orang yang ada di sana mengernyitkan dahi karena memang tak paham apa yang sebenarnya telah terjadi kecuali Rio yang memang sudah mengetahui tujuan berkumpulnya mereka di sini.
"Maksud, lo apa?" tanya Felly bingung.
"Cinta, mending lo duduk dulu biar gue jelasin semuanya," ucap Fery.
"Gue gak ada urusan sama kalian, gue ke sini cuma mau nemenin Salsa," ucap Cinta dengan nada dingin.
"Sa, kalau lo masih mau di sini, biar gue pulang sendiri," lanjut Cinta dan beranjak kearah pintu. Sialnya pintu itu terkunci dengan password dan membuat Cinta kesusahan untuk membuka pintu apartemen tersebut.
"Lo gak bisa keluar apa lagi pulang sebelum masalah ini selesai Cinta, please dengerin dulu apa yang mau Fery jelasin, setelah itu terserah, lo mau pergi atau gak," ucap Rio. Cinta mendengus kesal pada kekasih sahabatnya itu. Bisa-bisanya dia menjebak Cinta dalam situasi seperti ini, sungguh Cinta benar-benar ingin mengumpat sejadi-jadinya pada Rio, namun jika itu ia lakukan dia tidak hanya akan berurusan dengan Rio, tapi juga dengan Stella si wanita barbar yang tak segan menyerang siapapun yang berani memgatai Rio apa lagi sampai mendekati laki-laki itu.
"Ya udah, jelasin sekarang apa yang mau lo jelasin karena gue udah males lama-lama ada di sini," ucap Cinta yang terpaksa kembali duduk di tempatnya semula.
Karena desakan Cinta dan juga Felly, tanpa basa-basi Fery pun menceritakan kejadian di malam saat dirinya bersama dengan Felly memadu kasih.
Apa yang Fery ucapkan langsung mendapat tentangan keras dari Felly, perempuan cantik itu menyangkal dan tidak percaya akan apa yang Fery ungkapkan karena Felly yakin betul jika saat itu yang bersamanya adalah Alfin.
Felly memang tidak mendapatkan siapapun saat itu setelah dia bangun. Namun, dia yakin betul malam itu dirinya bersama dengan Alfin, terlebih Felly tau apartemen itu adalah milik Alfin.
Felly yang terus menyangkal dan tak percaya pada apa yang Fery ungkapkan, membuat Alfin geram dan memutuskan untuk keluar dari tempatnya bersembunyi.
Melihat Alfin, Felly langsung berhambur dalam pelukan Alfin dengan keadaan sudah terisak, namun tak sedikitpun membuat Alfin iba dan membalas pelukan perempuan cantik itu.
Cinta yang melihat adegan itupun merasakan sesak yang luar biasa di dadanya, ingin sekali Cinta pergi dari tempat itu jika saja pintu apartemen itu tidak terkunci atau Cinta tau passwordnya.
Menyadari ekspresi berbeda yang terlihat di wajah Cinta, membuat Alfin berusaha melepaskan pelukan Felly, walaupun Felly berusaha menahannya namun kekuatan Alfin yang memang tak sebanding dengannya, membuat perempuan cantik yang tengah hamil muda itu terlempar ke atas sofa.
"Aawww, perut aku," pekik Felly yang merasakan sakit dibagian perutnya setelah Alfin mendorongnya begitu kuat.
"Fel, kamu gak pa pa?" tanya Fery yang merasa cemas pada Felly.
"Al, lo bisa kan lembut dikit, Felly lagi hamil," lanjut Fery menegur Alfin.
"Apa sih, lo gak usah deh sok perhatian sama gue! Gue gak butuh perhatian dari lo! Karena ini bukan anak, lo!" seru Felly yang merasa jengah pada Fery.
"Udah deh kalian gak usah berdebat, mending sekarang kita bawa Felly ke rumah sakit, kasihan itu si Felly kesakitan!" ucap Cinta mencoba menghentikan perdebatan di hadapannya.
Semua orang menoleh kearah Cinta tak terkecuali Felly yang sambil memegang perutnya yang sedang sakit.
"Tapi Cinta, gue harus jelasin ke lo kal-.."
"Gue percaya sama, lo! Nanti kita ngobrol lagi. Lebih penting sekarang kita bawa Felly ke rumah sakit," ucap Cinta serius.
Tanpa pikir panjang, semua orang langsung berangkat ke rumah sakit dengan Felly yang berada dalam gendongan Fery. Awalnya memang Felly menolak saat Fery hendak menggendong dirinya, namun sakit yang ia rasa semakin menjadi membuatnya tak punya pilihan, apa lagi Alfin yang ia harapkan sama sekali tak memperdulikannya.
Sesampainya di rumah sakit, semua orang terlihat cemas akan keadaan Felly yang sempat tak sadarkan diri dalam perjalanan, terutama Fery. Laki-laki itu terlihat sangat kacau.
Tak dapat dipungkiri jika memang Fery tidak ingin menikah dalam waktu dekat, apa lagi dia adalah tulang punggung keluarganya setelah papanya terkena stroke, belum lagi kuliahnya yang baru menginjak semester 6. Namun rasa sayangnya terhadap Felly dan juga anak yang ada dalam kandungan Felly nyata adanya.
"Fer, sorry, gue gak ada maksud nyelakain Felly ataupun anak, lo," ucap Alfin yang merasa tak enak hati pada Alfin karena sudah mendorong Felly yang mungkin terlalu keras.
"Lo gak salah, gue yang salah, gara-gara gue, Felly jadi gini, gue cinta sama Felly, tapi gue terlalu pengecut untuk nyatain perasaan gue ke dia dari dulu," ucap Fery yang tanpa sadar mengungkapkan perasaannya untuk Felly.
Mendengar hal itu membuat Rio tersenyum tipis, berbeda dengan stella, sahabat baik Felly yang cukup kaget mendengar pernyataan Fery.
"Lo serius cinta sama Felly? Dan serius juga itu anak, lo?" tanya Stella dan Fery pun mengiyakannya.
Stella cukup shock mendengar cerita Fery, dia tak menyangka sebesar itu cinta Fery terhadap sahabatnya. Diakui memang apa yang Fery lakukan memang salah, namun rasa bersalah yang ditunjukkan Fery juga tidak bisa dihiraukan begitu saja.
Jujur saja Stella mendukung hubungan Felly dan Alfin. Namun jika Alfin memang tak menginginkan Felly seperti Felly yang begitu terobsesi pada Alfin, Stella juga tidak rela jika sahabatnya itu hanya dijadikan sebagai pemuas nafsu saja.
Melihat ketulusan Fery yang benar-benar menyayangi Felly dan juga anak yang ia kandung, meluluhkan hati Stella dan membuat perempuan cantik berwajah blasteran itu memutuskan untuk mendekatkan Felly dengan Fery. Hal itu demi kebaikan semuanya, terutama kebaikan Felly dan juga anak yang ada dalam kandungannya.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Khanza
semngat thor
2020-02-26
0
Akira
Makin jauh dr alur sbnerx. gw bngung hrs bangga sama lue ato hrs nimpuk lue krn crtax brat bgt. sbrt nasi sepiring.🙈
2020-02-25
1